Disusun oleh:
NIM : 181040400111
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena Rahmat dan KaruniaNya penulis
bisa menyusun makalah berjudul “Sejarah Perkembangan Farmasi Di China” ini dengan tepat
waktu, guna memenuhi tugas individu mata kuliah Farmasetika Dasar, Stikes Kharisma
Persada (STIKes MASDA) Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat
hambatan. Rasa terima kasih penulis tidak terkirakan kepada yang terhormat Ibu Andriyani
R.F., s.Farm.,M.Farm selaku dosen pembimbing materi dalam pembuatan makalah ini, serta
semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Harapan penulis bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang Sejarah perkembangan Farmasi di China.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang
penulis miliki. Kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan tangan terbuka
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
i
Daftar isi
Kata pengantar....................................................................i
Daftar isi..............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................1
1. 2 Rumusan masalah...........................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................4
ii
Sejarah Perkembangan Ilmu Farmasi
Kata FARMASI berasal dari kata(Pharma). Farmasi merupakan istilah yang dipakai pada
tahun 1400-1600an. Farmasi dalam bahasa inggris adalah pharmacy, bahasa yunani adalah
pharmacon, yang artinya adalah obat. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu professional
kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika, dan ilmu kimia. Yang
mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang
lingkup farmasi sangatlah luas termasuk penelitian, pembuatan, peracikan, penyediaan
sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat.
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum
dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang “Dokter” yang mendignosis penyakit, juga
sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Buku tentang bahan obat
obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735SM, kemudian sekitar tahun 400SM berdirilah
sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang
menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu
farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa.
Seiring berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan obat semakin rumit, baik
formula maupun cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri.
Pada tahun 1240M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara
Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Maklumat yang
dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing masing ahli ilmu
mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang
berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah
baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Dari sejarah ini, satu hal
yang perlu digaris bawahi adalah akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang
berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya
“ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya.
Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris,
Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di
Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama
Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi
dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas di universitas.
Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi.
Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun
internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan
nama “The Pharmaceutical Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat
menyusul 11 tahun kemudian dengan nama “American Pharmaceutical
Association”. Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan
nama “Federation International Pharmaceutical”.
Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara
menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra
hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama
Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia,
yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada
Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat
TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri & pendidikannya) terus berkembang dengan
didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi.
Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan
ilmu, kalau boleh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri
obat pertama berdiri).
Profesi farmasi di Indonesia sebenarnya masih relatif masih muda dan baru dapat
berkembang setelah masa kemerdekaan. Tenaga apoteker pada masa penjajahan
umumnya berasal dari Denmark, Austria, Jerman dan Belanda. Perubahan
mendasar dalam profesi kefarmasian dapat dibagi dalam beberapa periode, yaitu :