Zoospore
berflagela dua Zoospore Pembelahan
dan Spora berflagela hipoteka dan
fragmentasi haploid banyak Zoospore epiteka
Reproduks Persatuan sel
1. spermatium Persatuan sel Persatuan sel
aseksual dan sperma dan sperma dan
2. Seksual Isogami/oogami karpogonium ovum Konjugasi ovum
Alga Merah termasuk filum Rhodophyta, Istilah Rhodophyta berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang
berarti ‘merah’. Jadi, Rhodophyta berarti alga merah (red algae). Alga merah disebut juga sebagai
ganggang merah, berbeda dengan Filum lainnya, Filum ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus
hidupnya. Anggota Filum ini mempunyai pigmen fotosintetik berupa fi kobilin yang terdiri dari fikoeritrin
(pigmen merah) dan fikosianin (pigmen biru). Fikoeritrin merupakan pigmen yang paling dominan
sehingga menyebabkan warna talus alga ini menjadi merah. Meskipun demikian, tidak semua alga ini
berwarna merah. Di laut dalam, alga ini mempunyai warna ungu hampir hitam. Pada kedalaman sedang
berwarna merah cerah, sedangkan pada air yang sangat dangkal, berwarna agak kehijauan.
Ganggang merah merupakan makhluk hidup bersel banyak. Berwarna merah tua karena selain
mengandung klorofil, juga mengandung zat warna merah (fikoeritrin). Ganggang ini hidup di laut,
memiliki bentuk seperti rumput maka sering disebut rumput laut (sea weed) dan bersel banyak (berbentuk
seperti lembaran). Berkembang biak secara seksual dengan peleburan sperma dan ovum yang
menghasilkan zigot.
Sebagian besar ganggang merah adalah multiseluler. Bentuk talusnya berupa helaian atau berbentuk
seperti pohon. Tubuhnya ditutupi kalsium karbonat (CaCO3). Dinding sel ganggang merah terdiri atas
komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari myofibril, sedangkan sel sebelah
luar tersusun dari zat lendir. Adapun cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung floridean. Alga
merah dapat bereproduksi secara vegetatif dan secara generatif.
Reproduksi secara generatif dilakukan dengan peleburan antara gamet jantan yang tidak memiliki alat
gerak (spermatium) dan ovum. Gamet jantan tersebut dibentuk dalam spermatangium, sedangkan gamet
betina dibentuk dalam karpogonium. Zigot hasil pembuahan selanjutnya akan tumbuh menjadi alga merah
yag diploid. Adapun reproduksi secara aseksual (vegetatif ) terjadi dengan membentuk
spora. Spora yang terbentuk berasal dari talus alga yang diploid. Selanjutnya spora akan tumbuh menjadi
alga baru.
Contoh alga merah atau anggota Rhodophyta antara lain Eucheuma spinosum yang digunakan
sebagai bahan agar-agar, Gracilaria, Gellidium, dan Gigartina mamilosa
Agar lebih jelas mengenai alga merah mari lihat gambar berikut:
Beberapa anggota Filum Rhodophyta (a) Eucheuma spinosum, (b) Gracilaria sp, (c) Gellidium sp, (d) Gigartina
mamilos
Alga Merah mempunyai pigmen berwarna merah (fikoeritrin) yang sangat banyak. Umumnya, Alga
Merah multiseluler, namun terdapat juga alga merah yang uniseluler. Alga merah multiseluler umumnya
makroskopis dan struktur tubuhnya menyerupai tumbuhan (talus). Talus pada Rhodophyta berupa helaian
atau seperti tumbuhan. Siklus hidup alga merah berbeda satu sama lain. Tidak seperti alga lainnya, alga
merah tidak memiliki fase berflagel dalam siklus hidupnya. Untuk kawin, gamet bergantung pada arus air.
Banyak anggota Rhodophyta tubuhnya dilapisi kalsium karbonat, misalnya Coralina.
RHODOPHYCEAE
A.Deskripsi Umum
Alga merah mempunyai habitat yang kosmopolitan tetapi paling banyak ditemukan didaerah
tropis. Alga merah berada di bagian yang paling tinggi dari zone antar pasang hingga kedalaman
yang lebih daripada alga-alga yang lain dikebanyakan tempat. Rhodophyceae kurang lebih memiliki
400 genus dan 2500 spesies. Kelompok ini hampir semuanya hidup di laut dan hanya kira-kira 12
genus dan kurang dari 100 spesies yang hidup di air tawar. (McConnaughey, 1983).Sejumlah alga
merah mempunyai arti ekonomi yang penting baik sebagai makanan langsung bagi manusia maupun
sebagai sumber ekstrak phycocolloid Sebagian besar anggotanya hidup di laut, hanya tiga jenis yang
ada di air tawar, yang umumnya ditemukan di sungai mengalir, meskipun sebagian kecil yang
uniselluler terdapat di tanah. Bentuk yang terdapat di laut mempunyai habitat yang bervariasi mulai
dari intertidal sampai laut yang dalam (Dawes, 1981)
Ciri-ciri alga merah yang lain menurut Aslan (1998) adalah sebagai berikut.
a. Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk.
b. Reproduksi seksualnya dengan karpogonia dan spermatia.
c. Pertumbuhannya bersifat uniaksial (satu sel di ujung thallus) dan multi aksial (banyak sel di ujung
thallus).
d. Alat pelekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel tunggal atau sel banyak.
e. Memiliki pigmen fikobilin, yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna
biru).
f. Bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai
kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli, seperti: merah tua,
merah muda, pirang, coklat, kuning, dan hijau.
g. Mempunyai persediaan makanan berupa kanji (floridean starch).
h. Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carrageenan, porpiran, dan furselaran.
Rhodophyta dibagi menjadi satu kelas yaitu rhodophyceae. Kromatofornya mengandung klorofil
a, karoten dan xanthophyl; mempunyai ficoerithrine dan fikosianin yang menyebabkan warna
merah, cadangan makanan berupa tepung florida (Vashita, 1984)
Rhodophyta dibagi menjadi dua subkelas yaitu florideae dan bangioideae. Florideae mempunyai sel
yang berhubungan satu sama lain yang dihubungkan oleh benang-benang sitoplasma, sedang
bangioideae tidak demikian. Bangioideae mempunyai tubuh berbentuk filamen atau lembaran, sel
yang banyak, terdiri dari satu bangsa (bangiales) dan marga poryphyra (Pandey, 1995).
B.Beberapa contoh Rhodophyceae
1. Amphiroa sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Cryptonemiales
Familiy : Corallinaceae
Genus : Amphiroa
b. Deskripsi
Spesies ini berwarna merah dan mempunyai banyak cabang yang terdiri dari axis (cabang
utama), primary branch dan secondary branch. Thallus berkapur mengandung Ca. Thallus
membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ini melimpah di zona intertidal atas yang terisolasi
atau tempat terbuka dan pada teluk kecil kedalaman 7 m, tumbuh menempel pada dasar pasir atau
menempel pada substrat dasar lainnya di dasar lamun. Persebarannya banyak terdapat di daerah
tropis, saeprti di Indonesia. Dalam dunia kesehatan banyak dimanfaatkan sebagai bahan anti
mikrobia (Anonim, 2005b)
Alga ini mengandung zat kapur pada thalli yang berbentuk silindris. Thallusnya berbuku-buku
dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus (ruas). Alga ini hidup dilaut, terutama dalam
lapisan-lapisan air dalam yang hanya dapat dicapai oleh gelombang pendek. Hidup alga ini sebagai
bentos yang melekat erat pada substrat (Anonim,2005a).
2. Gigartina sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Gigartinales
Familiy : Gigartinaceae
Genus : Gigartina
b. Deskripsi
Spesies ini memiliki substansi thalli lunak seperti gel dan tipis dengan warna ungu. Thalli-nya
membentuk lembaran (disebut lamina atau blade) dengan percabangan yang rimbun, simple (biasa)
atau dicotonus. Di permukaan thalli terdapat cystocarp yang jelas kelihatan berupa bintilan dan
spermatongia-nya mengumpul pada ujung percabangan thalli(Anonim,2005a)
Spesies ini biasanya tumbuh menempel di rataan batu pada terumbu, terutama di tempat-
tempat yang masih tergenang air pada saat air surut rendah. Alga ini dimanfaatkan sebagai sumber
agar-agar, carragenan, bahan anti bakteri dan bahan anti tumor. Alga ini juga kaya akan asam folat
dan asam folinat (Anonim, 2005b).
3. Gelidium sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Gelidiales
Familiy : Gelidiaceae
Genus : Gelidium
b.Deskripsi
Gelidium sp. merupakan salah satu spesies dari famili gelidiaceae. Spesies ini memiliki warna
merah kecoklatan (pirang), bentuk tubuh seperti rumput atau semak, batang utama tegak dan
mempunyai cabang-cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary branch dan secondary
branch. Sepanjang tubuhnya ditumbuhi bagian yang seperti duri. Di ujung cabang terdapat spical pit
yang berbentuk bulat yang merupakan titik tumbuh. Alga ini memiliki holdfast yang berfungsi
sebagai tempat melekat pada terumbu karang sehingga dapat beradaptasi dengan gerakan ombak
pada zona pasang-surut (Anonim, 2005a).
Alga ini termasuk dalam kelompok Rhodophyceae dan tergolong ke dalam carragenophyt, yaitu
kelompok penghasil carragenan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pasta, bahan
pembuat cream jelly, agar-agar dan roti. Selain itu Gelidium sp. memiliki kadar protein yang tinggi
dan berbagai macam vitamin yang penting. Persebaran alga ini dipengaruhi oleh alam seperti
substrat, salinitas, ombak, arus, dan pasang surut. Alga ini muncul di permukaan laut pada saat surut
dan mengalami kekeringan
4. Laurencia sp.
a,Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Familiy : Laurencieae
Genus : Laurencia
b.Deskripsi
Laurencia sp. mempunyai warna thallus hijau tua sampai merah kecoklatan karena adanya
pigmen fikoeritrin. Axis pada spesies ini terkesan rebah dan memiliki holdfast untuk melekatkan diri
pada substrat. Di percabangan axis terdapat primary branch yang pada ujungnya terdapat spical pit.
Pertumbuhan di spical pit lebih cepat daripada bagian thallus lainnya. Alga ini termasuk alga
tetrasporofik yang sel auxilary-nya akan terbentuk setelah melakukan fertilisasi dan tumbuh di atas
sel pendukung karpogonium (Anonim, 2005a)
Spesies ini memiliki tubuh yang berbentuk silindrik atau memipih, berwarna merah kecoklatan
dan mempunyai cabang-cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary branch dan secondary
branch. Alga ini merupakan bahan makanan sebagai bahan pembuat agar-agar karena kandungan
serat dan karbohidratnya yang tinggi. Alga ini paling banyak digunakan sebagai hidrokoloid,
terutama pada pangan, farmasi, kosmetik dan sebagai anti jamur/anti fungal. (Anonim, 2005b).
5. Acanthopora sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Ceramiales
Genus : Acanthopora
b. Deskripsi
Thallus silindris, berduri lonjong runcing dan rapat yang terdapat di hamper seluruh permukaan
thali. Percabangan tidak teratur, gembal merimpun di bagian atas rumpun dengan warna coklat tua.
Rumpunnya dapat mencapai tinggi sekitar 15 cm. Alga ini berwarna coklat tua, dengan warna thali
coklat kehijauan sampai ungu. Tubuhnya silindris, berdiri tegak dan sedikit bercabang. Thalli-nya
berbentuk seperti jarum yang bertindak sebgai assimilator yang berperan dalam proses fotosintesis.
Alga ini diolah oleh manusia sebagai bahan makanan, yaitu sebagai bahan pembuat agar-agar dan
merupakan sumber karageenan untuk pasta (Anonim, 2005b).
Organ seksual secara tipikal muncul di atas tricoblast yaitu cabang eksogenus yang dihasilkan
dari sel sub apical sebelum sel pericentral dipotong atu di putus dari sel axial. Spermatangia berasal
dari berbagai cara, hal ini tergantung dari genus partikularnya. Spermatangia lebih sering muncul
diatas tricoblast. Spermatangia membentuk kelompok, yaitu suatu himpunan yang berbentuk
silindrik. Pericarp muncul pada saat sebelum fertilisasi tetrasporongium diproduksi oleh sel
pericentral.
Sel ini dibagi secara longitudinal, dengan memotong dua pelindung sel dan land memotong
transporangium secara distal dan menyisakan sel yang bentuknya menyerupai batang.
Tetrasporangia akan selalu terbagi secara tetrahedral (Romihartono, 2001).
1.Karagenan
Alga merah yang mengandung banyak karagenan tertentu yang disebut dengan Pseudomonas
Carragenivora. Beberapa jenis alga merah yang mengandung karagenan adalah dari jenis Chondrus,
Euchema, Hypnea, Gigartina, dan Iridaea (Boot E, 1975). Sampai saat ini ada lima jenis karagenan
dalam tanaman alga merah yaitu kappa, lamda, iota, Mu, dan Nu karagenan. Dalam industri kue dan
roti , kombinasi antara garam natrium dan lamda karagenan dapat meningkatkan mutu adonan.pada
produk makanan yang berasal dari susu, karagenan telah banyak dikenal dengan sebagai bahan
aditif yang penting.Penambahan karagenan 0,01-0,05% pada es krim sebagai stabilisator yang baik,
seadng penambahan karagenan 0,02-0,03% pada susu coklat dapat mencegah pengendapan coklat
dan pemisahan es krim serta meningkatkan kekentalan lemak. Bila dikombinasikan denagn garam
kalsium, maka lamda karagenan akan sangat efektif sebagai gel pengikat atau gel pelapis produk
daging. Dalam bidang industri farmasi karagenan dapat dipakai untuk memperbaiki sifat suspense
dan emulsi produk, sedang dalam industri pasta gigi penambahan karagenan 0,8-12 % akan
memperhalus tekstur dan memperbaiki sifat busanya. Dalam bidang bioteknologi karagenan juga
digunakan sebagai amobilisasi enzim, terutama jenis kappa karagenan.
2.Agar-Agar
Agar-agar banyak diperoleh dari alga merah jenis tertentu yang disebut Pseudomonas atlantica.
Beberapa jenis alga merah yang telah dilaporkan sebagais penghasil agar-agar adalah dari jenis
Gelidium, Gracillaria, Pterocladia sp., Acanthopeltis japonica, Ahnfeltia plicata. Agar-agar adalah
produk kering tak berbentuk yang mempunyai sifat gelatin. Molekul dari agar-agar terdiri dari rantai
linear galaktan yaitu polier dari galaktosa dengan ikatan a-1,3 dan b1,4. Dalam menyusun senyawa
agar-agar, galaktan dapat berupa rantai linear yang netral ataupun yang sudah tersubstitusi dengan
metil atau asam.Fungsi utama agar-agar adalah sebagai bahan pamantap, pengemulsi, bahan
pengental, bahan pengisi, dan bahan pembuatan gel. Penggunaan agar–agar terutama dalam
terutama dalam bidang makanan terutama dalam pembuatan roti , sup, saus, es krem, jelly, permen.
Dalam industri farmasi agar-agar bermanfaat sebagai bahan obat pencahar atau peluntur dan
pembungkus obat antibiotik. Dalam industry kosmetik agar-agar digunakan untuk aditif dalam
pembuatan salep, lotion, krem, lipstick, dan sabun. Dalam industri kulit agar-agar digunakan untuk
sebagai bahan pemantap permukaan yang kaku dan penghalus, serta sebagai campuran pembuatan
pelekat polywood. Agar-agar juga banyak digunakan dama pembuatan pelat film, pasta gigi, semir
sepatu, dan sebagainya.
Sumber ;
Anonim. 2005a. Petunjuk Praktikum Biologi Laut. Jurusan Perikanan. UGM. Yogyakarta
Anonim. 2005b. Alga Hijau, Alga Merah, Alga Coklat (http://www.iptek.net.id/biola/Pi -
New York.
Dodge, J. D. 1973. The Fine Structure of Algae Cells. Academic Press. London.
Kasijan Romimohtarto, Sri Juwana. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengantar Tentang Biologi
Gramedia. Jakarta.
Mc Counnaughey, B. H. Dan Zottoli. 1983. Introduction Marine Biology.. The C. V.
Company Ltd.
Zottoli, Robert dan McConnaughey, Bayard H. 1983. Pengantar Biologi Laut. Cetakan