Musnajam 213-222 PDF
Musnajam 213-222 PDF
Musnajam1
1
Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas 19 November Kolaka, Sulawesi Tenggara
Masuk: 8 Nopember 2011, revisi masuk : 3 Januari 2012, diterima: 25 Februari 2012
ABSTRACT
Nickel ore is in the region Pomalaa, including the type formed by lateritic
weathering of ultramafic rocks (peridotite, serpentine) mineral-rich olivine ((Mg, Fe)
2SiO4) and piroksin (AB Si2O6), The study was conducted to determine the handling and
utilization of low grade nickel ore is carried out by PT Antam Tbk. UBPN Southeast
Sulawesi. From the research, found that the amount of tonnage of low grade nickel ore
(COG <1.8% Ni) compared with high-grade nickel ore (COG> 1.8% Ni). It requires
handling as well as on the optimal utilization of low grade nickel ore, which in turn will
support the survival of the company.
INTISARI
Bijih nikel yang berada pada daerah Pomalaa termasuk dalam jenis laterit yang
terbentuk akibat pelapukan batuan ultramafik (peridotite,serpentine) yang kaya akan
mineral olivin ((Mg,Fe)2SiO4) dan piroksin (AB Si2O6), Penelitian dilakukan untuk
mengetahui penanganan dan pemanfaatan bijih nikel kadar rendah yang dilakukan oleh
PT ANTAM, Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa
jumlah tonase bijih nikel kadar rendah (COG < 1,8 % Ni) lebih banyak dibandingkan
dengan bijih nikel kadar tinggi (COG > 1,8 % Ni). Hal ini membutuhkan penanganan serta
pemanfaatan yang optimal pada bijih nikel kadar rendah yang pada akhirnya akan
mendukung survive dari perusahaan.
214
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
Penggalian bijih nikel oleh back hoe Pemuatan bijih nikel keatas Dump truck
Penimbunan bijih nikel pada Transito Pengangkutan bijih nikel oleh Dump truck
215
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
Pengambilan Sampel
216
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
217
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
overburden dan bijih kadar rendah, galian yang bersifat non renewable.
pengupasan material ini juga Salah satu usaha yang dilakukan untuk
memerlukan biaya yang tidak sedikit mengelolah bijih dengan kadar Ni
oleh karena itu selayaknya material – dibawah 1,80 % ialah dengan
material ini ditangani dengan baik melakukan blending atau juga dengan
sebab akan dimanfaatkan pada masa menurunkan nilai COG bijih nikel
mendatang salah satunya untuk mentupi kebutuhan pabrik pengolahan dari 1,8
sebagian biaya yang telah dikeluarkan. %. Hal ini tentunya membutuhkan
Khususnya bijih kadar rendah (bijih sebuah proses pengolahan bijih nikel
dengan kadar dibawah COG), dapat yang tidak terlalu membebani, dimana
dimanfaatkan dalam proses pengolahan biaya terbesar yang dikeluarkan dalam
apakah dengan blending atau juga proses pengolahan bijih nikel menjadi
dengan langsung dikelolah pada pabrik logam feronikel adalah pada
jika hal itu memungkinkan. penggunaan listrik (±35 % dari semua
Penanganan bijih nikel kadar biaya pengolahan). Oleh karena itu, cara
rendah masih kurang efektif jika hanya lain agar dapat mengelolah bijih nikel
dilakukan dengan dipadatkan dengan kadar rendah adalah dengan
menggunakan bulldozer untuk menyediakan pembangkit listrik yang
mengurangi kondis loose tumpukan bijih mampu menopang kebutuhan power
tersebut, sebab ini akan sangat pada pabrik pengolahan, yang dapat
berdampak pada curah hujan yang mengelolah bijih nikel kadar rendah
tinggi dimana akan menyebabkan (kadar Ni < 1,80 %). Karena elerctric
banyaknya material loose yang akan tanur (dapur listrik) yang digunakan,
terbawa oleh air hujan sehingga akan maka panas yang dihasilkan digunakan
menyebabkan kondisi sedimentasi yang untuk melebur oksida-oksida menjadi
tidak pada tempatnya, yang pada slag dan memisahkannya dengan
akhirnya menyebabkan kerusakan konsentrat (metal).
lingkungan sekitar, apalagi jika stock Metode metalurgi yang digunakan
yard berada dekat pantai, dapat untuk mendapatkan logam Feronikel
dibayangkan betapa besarnya adalah Proses Pyrometallurgy dimana
kerusakan yang akan ditimbulkan pada temperatur yang digunakan lebih tinggi,
ekosistem pantai. Penanganan bijih diandaikan persentase perolehan Ni 95
nikel kadar rendah selain dipadatkan % dengan kadar Ni dalam bijih 1,80 %
dengan menggunakan bulldozer dan patokan kebutuhan tenaga listrik
sebaiknya diberi penutup pada bagian 530 Kwh/ton bijih kering, maka jumlah
atas tumpukan bijih apakah dengan tenaga listrik yang digunakan dapat
menggunakan atap atau menggunakan dihitung sebagai berikut :
terpal atau jika dianggap tumpukan 1000
tersebut masih lama dalam = x 530 Kwh/ton
pemanfaatannya maka sebaiknya 0,95 x 0,018
ditanami dengan rerumputan jalar. = 30.994.166 Kwh/t Ni
Dari data tumpukan ore pada
stock yard Pomalaa yang menunjukkan Nilai ini akan lebih tinggi jika COG
bahwa jumlah bijih nikel dengan kadar yang ditetapkan lebih rendah dari 1,80
dibawah COG (kadar rendah) lebih %. Dimanana kandungan Ni pada Crude
banyak dibandingkan kadar diatas COG metal tergantung dari perbandingan
(kadar tinggi), oleh karena itu Fe/Ni dari bijih yang masuk pada pabrik
dibutuhkan suatu usaha untuk pengolahan.
memanfaatkan bijih nikel dibawah COG Pada PT. Aneka Tambang,Tbk
yang telah ditentukan oleh perusahaan, Sulawesi Tenggara, proses kegiatan
hal ini dilakukan untuk mendukung penambangan bijih nikel dilakukan untuk
penyediaan bijih yang menjadi umpan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pabrik
pada pabrik pengolahan yang pada pengolahan dalam menghasilkan Crude
akhirnya mendukung survive dari suatu Ferronikel. Bijih nikel yang masuk pada
perusahaan yang mengelola bahan pabrik pengolahan tidak hanya dilihat
218
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
dari kandungan unsur Ni nya tetapi magnesia brick (Gambar 6). Dalam
terdapat beberapa unsur – unsur yang kondisi seperti ini akan dilakuakan
menjadi pertimbangan, sebab secara penambahan CaO yang bersifat basa,
genesa bijih nikel oksida (laterit) di alam biasanya digunakan lime stone. Jika
terbentuk melalui proses pelapukan tidak maka umur dari dinding tidak akan
batuan ultramafik jenis peridotit, dimana bertahan lama (harus diganti), dan ini
batuan ini disusun oleh mineral-mineral membutuhkan biaya dan waktu yang
utama seperti Olivin ((Mg,Fe)2SiO4) dan tidak sedikit.
Piroksin ((Ca,Na,Mg, Fe -2) (Mg,Fe+3, Al)
Sio2). (Waheed Ahmad,2001). Oleh
karena itu bijih yang masuk pada pabrik
pengolahan haruslah sesuai dengan Ore
Spesifik yang telah ditentukan bagi
pabrik pengolahan, sebab unsur-unsur
pada bijih sangat berpengaruh pada
Furnance (tanur peleburan).
Untuk mencari keseimbangan
unsur-unsur yang dikandung dari
tumpukan bijih, yang akan dijadikan
umpan pabrik pengolahan maka,
dilakukan blending yaitu pencampuran
antara material yang sama dengan Gambar 6. Foto Batu tahan api jenis
kualitas (kadar unsur-unsur pada bijih) magnesia (MgO brick) yang digunakan
dan kuantitas (jumlah/tonase tumpukan lining pada Tanur listrik
bijih) yang berbeda. Dengan kata lain
proses blending dilakukan sesuai Sebaliknya bila jumlah SiO2
kebutuhan bijih pada pabrik pengolahan terlalu sedikit ada kemungkinan
Terdapat beberapa faktor yang terbentuk 2MgO,SiO2. Sehingga titik
perlu diperhatikan dalam melakukan lebur akan semakin tinggi (1890 oC),
blending pada bijih nikel yaitu : yang menyebabkan slag akan menjadi
Kandungan Bacisity / Tingkat Kebasaan susah cair, sehingga akan terbentuknya
dan S/M, Nilai Fe/Ni, nomor blending, klinker (melekatnya slag pada dinding
tonase, ratio, dan kadar unsur dapur), ini menyebabkan unsur untuk
Nilai Kandungan Bacisity / Tingkat mencairkan slag akan menjadi lebih
Kebasaan diperoleh dari perbandingan tinggi, fluiditas semakin jelek dan akan
antara unsur-unsur oksida yang bersifat mempersulit operasi peleburan.
basa (Mgo, FeO, CaO, MnO, NiO) dan Oleh karena itu, nilai 0,6 – 0,7
oksida-oksida yang bersifat asam dari tingkat kebasaan dianggap ideal
(SiO2). Dalam pelaksanaan peleburan bagi proses peleburan feronikel yang
NiO dan MnO jumlahnya sangat sedikit menggunakan tanur listrik dengan lining
dalam slag, kadar FeO dalam slag dapat batu tahan api jenis magnesia. Formula
dianggap constant karena adanya yang digunakan untuk menghitung nilai
pembatasan kadar Fe dalam bijih untuk bacisity bijih yang akan masuk pada
menjaga kadar Feronikel. pabrik pengolahan adalah sebagai
Tanur listrik yang digunakan pada berikut :
peleburan Feronikel dilapisi (lining) % MgO + % CaO
dengan batu tahan api jenis magnesia BC=
(MgO brick). Jika tingkat kebasaan SiO2
dalam slag jauh menyimpang dari Nilai Fe/Ni diperoleh dari hasil
keseimbangan komponen – komponen perbandingan antara kandungan unsur
diatas misalnya menurun (tingginya Fe dan Ni yang terdapat pada tumpukan
kandungan SiO2), maka akan terjadi bijih, nilai COG 1,8 % dari kandungan
pengrusakan (pengikisan) terhadap unsur Ni pada bijih dianggap sebagai
lapisan batu tahan api, hal ini nilai terendah dalam menetapkan kadar
disebabkan SiO2 bereaksi denagn unsur Ni pada bijih yang akan masuk
219
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
pada pabrik pengolahan, sebab suatu 2 kali dimuat menggunakan back hoe
perusahaan dalam mengusahakan atau wheel loader menuju SOM
bahan galian logam, penentuan COG sedangkan tumpukkan TR 89 dimuat
tergantung dari seberapa besar biaya hanya 1 kali. Dalam hal ini operator
yang dikeluarkan dalam proses excavator harus memperhatikan betul
penambangan dan pengolahan bahan rasio pada saat melakukan pemuatan
galian tersebut serta nilai jual dari logam bijih ke SOM, sebab rasio ini sangat
yang dihasilkan. menentukan variasi kadar dari unsur-
Dari hasil Simulasi blending unsur yang dikandung bijih hasil
yang dilakukan, berdasarkan data bijih blending.
nikel kadar dibawah COG (kadar Kadar Unsur, sangat berpengaruh
rendah), dengan bantuan sistem pada kandungan bijih adalah nilai Ni,Fe
komputasi excel dan dengan merujuk yang akan berdampak pada
pada data kadar yang berasal dari perbandingan Fe dan Ni (Fe/ Ni) yang
satker Quality Control, menghasilkan dikandung bijih hasil blending.
nilai kadar tertentu pada kandungan Kandungan Ni,Fe akan berpengaruh
unsur-unsur bijih hasil blending. Adapun pada kualitas logam ferronikel yang
hal-hal yang berpengruh dan harus dihasilkan pada pabrik pengolahan.
diperhatikan pada proses blending Selain itu kandungan zat asam (SiO2)
(Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3) adalah dam zat basa (MgO, CaO) dalam bijih
Nomor Blending, Tonase dan ratio. sangat berpengaruh terhadap tingkat
Nomor Blending akan bacisity bijih yang masuk pada pabrik
menunjukkan jenis tumpukan bijih pada pengolahan, oleh karena itu nilai bacisity
stock yard/transito tertentu, misalnya bijih harus tetap terjaga kestabilannya
pada simulasi Tabel 2 Blending I dan terkadang dalam proses blending
menunjukkan kode MNG.1 ini berarti nilai bacisity bijih tergantung dari kondisi
bahwa tumpukkan bijih tersebut dinding tanur pada saat itu. Sebab
merupakan bijih yang berasal dari proses blending dilakukan sesuai
tambang maniang yang tumpukannya kebutuhan pabrik pengolahan. Sehingga
terletak pada stock yard/transito untuk mengetahui kadar rata-rata
pelabuhan. blending dapat dibuat rumus :
Tonase, menunjukkan jumlah K = (Ratio B1 x Kadar unsur B1) +
tonase dari tumpukan bijih yang akan (Ratio B2 x Kadar unsur B2) +
dijadikan sebagai bahan blending. Ini ……/Jumlah Ratio
juga harus diperhatikan sebab akan
berdampak pada rasio dalam melakukan Misalnya untuk mencari kadar rata-rata
blending, dimana tumpukan bijih yang untuk unsur Ni pada simulasi blending :
memiliki jumlah tonase yang lebih besar
tentunya memiliki rasio blending lebih K=((Ratio TR 130 x Kadar Ni) + (Ratio
besar pula. TRS. CF x Kadar Ni) + (Ratio TR 3
Ratio, menunjukkan tingkat x Kadar Ni)) / Jumlah Ratio
perbandingan pemuatan bijih ke SOM, = ((1 x 2,11% Ni ) + (2 x 1,74% Ni) + (1
misalnya tumpukkan TR 130 dengan x 1,78% Ni)) / 4
Ratio 2 dan tumpukkan TR 89 dengan =1,84 % Ni
Ratio 1. Ini berarti ; tumpukkan TR 130
220
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
221
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
222