Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415

Vol. 4 No. 2 Februari 2012 


 
 

OPTIMALISASI PEMANFAATAN BIJIH NIKEL KADAR RENDAH DENGAN


METODE BLENDING DI PT. ANTAM Tbk. UBPN SULTRA

Musnajam1
1
Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas 19 November Kolaka, Sulawesi Tenggara

Masuk: 8 Nopember 2011, revisi masuk : 3 Januari 2012, diterima: 25 Februari 2012

ABSTRACT
Nickel ore is in the region Pomalaa, including the type formed by lateritic
weathering of ultramafic rocks (peridotite, serpentine) mineral-rich olivine ((Mg, Fe)
2SiO4) and piroksin (AB Si2O6), The study was conducted to determine the handling and
utilization of low grade nickel ore is carried out by PT Antam Tbk. UBPN Southeast
Sulawesi. From the research, found that the amount of tonnage of low grade nickel ore
(COG <1.8% Ni) compared with high-grade nickel ore (COG> 1.8% Ni). It requires
handling as well as on the optimal utilization of low grade nickel ore, which in turn will
support the survival of the company.

Keyword : Nickel ore, blending, processing, Cut Of Grade

INTISARI
Bijih nikel yang berada pada daerah Pomalaa termasuk dalam jenis laterit yang
terbentuk akibat pelapukan batuan ultramafik (peridotite,serpentine) yang kaya akan
mineral olivin ((Mg,Fe)2SiO4) dan piroksin (AB Si2O6), Penelitian dilakukan untuk
mengetahui penanganan dan pemanfaatan bijih nikel kadar rendah yang dilakukan oleh
PT ANTAM, Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa
jumlah tonase bijih nikel kadar rendah (COG < 1,8 % Ni) lebih banyak dibandingkan
dengan bijih nikel kadar tinggi (COG > 1,8 % Ni). Hal ini membutuhkan penanganan serta
pemanfaatan yang optimal pada bijih nikel kadar rendah yang pada akhirnya akan
mendukung survive dari perusahaan.

Kata Kunci : Bijih Nikel, blending, pengolahan,Cut Of Grade

PENDAHULUAN Tenggara, merupakan salah satu


Sumber daya mineral memiliki perusahaan yang mengelola bijih nikell
sifat khusus dibandingkan dengan laterit menjadi produk ferronickel (FeNi),
sumber daya yang lain, yaitu wasting dengan menetapkan kadar batas
assets atau non renewable resources terendah (COG) 1,80% Ni dari bijih nikel
yang artinya apabila bahan galian yang dapat dikelola pada pabrik
tersebut ditambang disuatu tempat maka pengolahan.
bahan galian tersebut tidak akan Untuk menjaga kesinambungan
terbaruhi kembali atau dengan kata lain bijih nikel yang akan diolah pada pabrik
industri pertambangan adalah industri pengolahan, maka PT. Antam Tbk UBPN
besar tanpa daur. Oleh karena itu dalam Sulawesi Tenggara melakukan proses
mengusahakan industri pertambangan blending. Blending adalah proses
selalu berhadapan dengan sesuatu yang pencampuran antara material dengan
serba terbatas, baik lokasi, jumlah, jenis kualitas dan kuantitas yang berbeda
maupun mutu materialnya. sehingga untuk diperoleh hasil campuran yang
dibutuhkan suatu usaha-usaha untuk sesuai. Dalam proses pencampuran
memanfaatkan sumber daya mineral (blending) harus memenuhi ore spesifik
yang melimpah dan memiliki sifat yang kebutuhan pabrik pengolahan.
terbatas secara optimal. Sebelum penelitian yang
PT ANTAM Tbk. UBPN Sulawesi dilakukan ini, ada beberapa penelitian
1
musnajam@gmail.com
213
 
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012 
 
 

terdahulu yang telah mengkaji daerah PT.Antam Pomalaa, dengan berdasarkan


penelitian, diantaranya adalah Musnajam parameter operasi Electric Smelting
(2011), Penelitian dilakukan lebih Furnace-3. Kemudian penelitian yang
menekankan pada aspek mineralisasi dilakukan Safriatna Anas (2008),
dan karakteristik geokimia pada endapan menghasilkan Recycle Slag Desulfurisasi
nikel laterit khususnya di daerah untuk peningkatan kapasitas Pabrik Feni
Tambang Tengah, bukit TLA2. 2, PT Antam Tbk UBP Nikel Pomalaa.
PT.Antam. Penelitian yang dilakukan Penelitian ini, lebih menekankan pada
Suwito Hadi (1992), dalam penelitiannya pemanfaatan bijih nikel kadar rendah (<
tentang pembentukan nikel laterit di 1,8 % Ni),dengan metode blending.
daerah Pomalaa dan Soroako, yang
menyatakan di daerah Pomalaa METODE
lateritnya termasuk tipe silikat yang Penelitian ini dilakukan dengan
merupakan perkembangan dari batuan tujuan untuk mengetahui rangkaian
peridotit yang terserpentinisasi lemah. kegiatan yang dilakukan perusahaan
Nikel dengan tipe silica ini umumnya dalam penanganan bijih nikel kadar
memiliki kadar nikel yang cukup tinggi rendah, dan untuk mengetahui proses
yang dapat mencapai lebih dari 1,5%. blending yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukantersebut lebih Lokasi penelitian dilakukan pada
kearah genesa pembentukan endapan PT ANTAM Tbk. UBPN Operasi Sulawesi
nikel laterit daerah Pomalaa secara Tenggara, Kecamatan Pomala,
umum. Selain itu penelitian yang Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi
dilakukan oleh Putra D R.,Riko (2008), Tenggara. Dimana secara geografis
penelitian yang telah dilakukan untuk wilayah Pomalaa berada pada posisi
menentukan karakteristik bijih nikel untuk 3o30`- 4o30` LS dan 120o – 122o BT
kebutuhan umpan pada Pabrik Feni 3 (Gambar 1).

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

214
 
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012 
 
 

PEMBAHASAN merupakan alat mekanis yang umum


Rangkaian kegiatan proses digunakan untuk pengangkutan bijih dari
penambangan pada PT. ANTAM Tbk. front penambangan sampai ke tempat
UBPN Sulawesi Tenggara, meliputi penimbunan (stock yard). Proses
proses penggalian, pemuatan, Penimbunan, tempat penimbunan
pengangkutan, penimbunan, transito material dapat dibagi menjadi dua, yaitu
dan stock yard (Gambar 2). transito dan stock yard. Transito adalah
Proses Penggalian, pada suatu daerah yang digunakan untuk
penggalian bijih nikel dilakukan dengan menampung sementara bijih dari front
menggunakan alat-alat mekanis seperti penambangan guna merichek ulang
misalnya excavator jenis back hoe. kadar bijih tersebut sebelum dilakukan
Proses Pemuatan, pemuatan bijih nikel klasifikasi tumpukannya pada Stock
hasil penggalian dilakukan oleh yard. Stock yard digunakan untuk
excavator yaitu back hoe. Disamping itu menyimpan material yang akan
digunakan wheel loader sebagai alat digunakan pada saat yang akan datang.
muat dengan berbagai kapasitas Seperti bijih kadar tinggi yang akan
mangkok. Bijih nikel yang telah ditumpuk dijadikan umpan pada pabrik
oleh alat gali dekat front penambangan pengolahan dan bijih kadar rendah yang
dan telah diuji kadarnya. akan dimuat ke dapat diproses pada saat yang akan
alat angkut (dump truck). Pengangkutan datang.
merupakan proses Dump truck

               
Penggalian bijih nikel oleh back hoe Pemuatan bijih nikel keatas Dump truck

                
Penimbunan bijih nikel pada Transito Pengangkutan bijih nikel oleh Dump truck

Gambar 2. Foto rangkaian kegiatan penambangan pada PT ANTAM Tbk. UBPN


Sul-Tra

Masalah penanganan bijih nikel penambangan, hal ini dilakukan agar


kadar rendah, jika hasil analisa tidak mengganggu beberapa kegiatan
laboratorium menyatakan bahwa sampel pengambilan bijih dengan kadar diatas
selective mining yang diperoleh pada COG. Selain itu agar tidak mudah
lokasi penambagan memiliki kadar terbawa oleh air hujan, maka tumpukan
dibawah COG, maka blok dari bijih bijih yang berbentuk loose tersebut akan
tersebut akan ditangani dengan proses dipadatkan dengan menggunakan
penggusuran menggunakan alat Bulldozer. Selain itu disekitar tumpukan
mekanis Bulldozer pada suatu tempat akan dibuat sistem drainase, untuk
yang jaraknya tidak jauh dari front mengalirkan air hujan.

215
 
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012 
 
 

Hal ini hampir sama dengan Pengawasan kualitas bijih nikel


penanganan bijih pada transito dimana terdiri dari beberapa bagian unit, yaitu
jika hasil analisa sampel recheck bagian persiapan sampel dan
menunjukkan kadar bijih dibawah COG pengambilan sampel. Tugas utama
maka bijih akan disatukan pada bagian persiapan sampel adalah
tumpukan dengan kadar yang sama melakukan pengambilan sampel dan
kemudian untuk menghindari longsor preparasi sampel. Pengambilan sampel
terhadap tumpukan, akan dipadatkan dilakukan pada beberapa lokasi yaitu
dengan menggunakan bulldozer dan pengambilan sampel pada front
disekeliling tumpukan akan dibuat penambangan disebut dengan sampel
sistem drainase, untuk mengalirkan air Selective Mining (SM) dilakukan
yang masuk pada tumpukan tersebut sebelum melakukan penambangan bijih
(Gambar 3). dan pengambilan sampel pada transito
disebut dengan sampel recheck (Rc)
dilakukan pada tumpukan bijih yang
berada pada transito/stock yard hasil
dari penambangan.
Preparasi sampel adalah
pekerjaan untuk mempersiapkan sampel
sebelum sampel tersebut dikirim ke
laboraturium untuk dianalisa kadarnya.
Sampel yang akan dianalisa kadarnya,
dimasukkan ke bagian preparasi sampel
terlebih dahulu dengan tujuan untuk
diproses baik jumlah maupun ukuran
butiran dari sampel tersebut, sehingga
Gambar 3 Foto Pemadatan Bijih Nikel didapatkan sampel yang homogen
Kadar Rendah pada stock yard (Gambar 4).

                      
Pengambilan Sampel

                                  


        Pengantongan Sampel

Gambar 4. Foto Kegiatan Pengambilan sampel

Proses yang dilakukan pada terkandung dalam sampel. jenis sampel


bagian laboratorium instrument yaitu yang dianalsia meliputi Ni ore, mtal
menganalisa unsur–unsur kimia yang Ferronikel, lime stone, dan batu bara.

216
 
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012 
 
 

Alat-alat yang digunakan untuk wheel loader menuju shake out


menganalisa sampel adalah : X-Ray machine (SOM) dengan Ratio yang
dan Infra Red Matic (Gambar 5). sesuai dengan hasil analisis (dapat
dilihat pada tabel blending diatas)
misalkan tumpukkan TR 130 dengan
Ratio 2 dan tumpukkan TR 89 dengan
Ratio 1. ini berarti ; tumpukkan TR 130
2 kali diangkut menggunakan back hoe
atau wheel loader menuju SOM
sedangkan tumpukkan TR 89
angkutannya hanya 1 kali.
Pada Tabel 1 menunjukkan
beberapa sampel blending antara
beberapa tumpukan bijih dengan
kandungan unsur yang spesifik, yang
Gambar 5. Foto tahap analisa kadar dilakukan di PT.ANTAM,Tbk UBPN
unsur dengan Sinar X pada Axios Sulawesi Tenggara. Pada tabel tersebut
Panalytical. menunjukkan beberapa unsur-unsur
yang menjadi pertimbangan dalam
Proses-proses yang dikerjakan proses blending, yang mengikuti Ore
di bagian laboratorium kimia meliputi Spesifikasi kebutuhan pabrik
analisa unsur–unsur yang terkandung pengolahan.
dalam sampel secara volumetris Terdapat ketentuan khusus dari
(analisa wet). Prinsip dasar analisa wet bijih yang akan diolah pada pabrik
adalah sampel yang akan dianalisa, pengolahan dimana tidak hanya
dilarutkan dengan pelarut tertentu, yang mempertimbangkan nilai Ni yang
biasa digunakan adalah asam kuat ; dikandung bijih, sebab hal ini akan
asam nitrat, asam sulfat, asam berdampak pada proses yang akan
perkhlorat dan asam klordia. Melarutkan berlangsung serta produk akhir
sampel dimaksudkan agar reaksi antara pengolahan yaitu logam Feronikel
unsur yang dianalisa dengan pereaksi
dapat bereaksi lebih sempurna. Tabel 1 Kandungan Unsur yang menjadi
Blending adalah proses Spesifikasi bijih nikel untuk kebutuhan
pencampuran antara material dengan pabrik pengolahan
kualitas dan kuantitas yang berbeda
untuk diperoleh hasil campuran yang Kandungan Unsur Kadar (%)
sesuai. Dalam proses pencampuran Ni > 1,80 %
(blending) harus memenuhi ore spesifik Fe > 14 %
kebutuhan pabrik pengolahan. Adapun BC ≥ 0,48 %
tata cara dalam proses blending yang S/M < 2,2 %
dilakukan adalah meliputi tahap-tahap : SiO2 ≥ 3,8 %
tumpukan bijih nikel pada tranisito akan
dianalisis dengan bantuan data kualitas Penambangan bijih nikel
dan kuantitas unsur tumpukan bijih yang merupakan sebuah kegiatan yang
berasal dari Satker Quality Control, banyak memerlukan biaya dimana
tumpukan bijih manakah yang layak melibatkan para pekerja serta alat-alat
untuk dijadikan bahan blending. mekanis, oleh karena itu dibutuhkan
Kemudian tumpukan bijih nikel pada suatu usaha dalam mengatur sebuah
tranisito yang layak akan diangkut kegiatan penambangan untuk
menggunakan dump truck menuju stock mencegah terjadinya kerugian dari
yard pabrik dan ditumpuk sesuai no. kegiatan tersebut. Untuk memperoleh
tumpukannya. Tahap terakhir tumpukan bijih nikel diatas COG yang telah
bijih nikel stock yard pabrik, saat akan ditentukan oleh perusahaan, maka
diolah pada pabrik pengolahan akan terdapat beberapa material yang harus
diangkut menggunakan back hoe atau dikupas diantaranya; Top Soil,

217
 
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012 
 
 

overburden dan bijih kadar rendah, galian yang bersifat non renewable.
pengupasan material ini juga Salah satu usaha yang dilakukan untuk
memerlukan biaya yang tidak sedikit mengelolah bijih dengan kadar Ni
oleh karena itu selayaknya material – dibawah 1,80 % ialah dengan
material ini ditangani dengan baik melakukan blending atau juga dengan
sebab akan dimanfaatkan pada masa menurunkan nilai COG bijih nikel
mendatang salah satunya untuk mentupi kebutuhan pabrik pengolahan dari 1,8
sebagian biaya yang telah dikeluarkan. %. Hal ini tentunya membutuhkan
Khususnya bijih kadar rendah (bijih sebuah proses pengolahan bijih nikel
dengan kadar dibawah COG), dapat yang tidak terlalu membebani, dimana
dimanfaatkan dalam proses pengolahan biaya terbesar yang dikeluarkan dalam
apakah dengan blending atau juga proses pengolahan bijih nikel menjadi
dengan langsung dikelolah pada pabrik logam feronikel adalah pada
jika hal itu memungkinkan. penggunaan listrik (±35 % dari semua
Penanganan bijih nikel kadar biaya pengolahan). Oleh karena itu, cara
rendah masih kurang efektif jika hanya lain agar dapat mengelolah bijih nikel
dilakukan dengan dipadatkan dengan kadar rendah adalah dengan
menggunakan bulldozer untuk menyediakan pembangkit listrik yang
mengurangi kondis loose tumpukan bijih mampu menopang kebutuhan power
tersebut, sebab ini akan sangat pada pabrik pengolahan, yang dapat
berdampak pada curah hujan yang mengelolah bijih nikel kadar rendah
tinggi dimana akan menyebabkan (kadar Ni < 1,80 %). Karena elerctric
banyaknya material loose yang akan tanur (dapur listrik) yang digunakan,
terbawa oleh air hujan sehingga akan maka panas yang dihasilkan digunakan
menyebabkan kondisi sedimentasi yang untuk melebur oksida-oksida menjadi
tidak pada tempatnya, yang pada slag dan memisahkannya dengan
akhirnya menyebabkan kerusakan konsentrat (metal).
lingkungan sekitar, apalagi jika stock Metode metalurgi yang digunakan
yard berada dekat pantai, dapat untuk mendapatkan logam Feronikel
dibayangkan betapa besarnya adalah Proses Pyrometallurgy dimana
kerusakan yang akan ditimbulkan pada temperatur yang digunakan lebih tinggi,
ekosistem pantai. Penanganan bijih diandaikan persentase perolehan Ni 95
nikel kadar rendah selain dipadatkan % dengan kadar Ni dalam bijih 1,80 %
dengan menggunakan bulldozer dan patokan kebutuhan tenaga listrik
sebaiknya diberi penutup pada bagian 530 Kwh/ton bijih kering, maka jumlah
atas tumpukan bijih apakah dengan tenaga listrik yang digunakan dapat
menggunakan atap atau menggunakan dihitung sebagai berikut :
terpal atau jika dianggap tumpukan 1000
tersebut masih lama dalam = x 530 Kwh/ton
pemanfaatannya maka sebaiknya 0,95 x 0,018
ditanami dengan rerumputan jalar. = 30.994.166 Kwh/t Ni
Dari data tumpukan ore pada
stock yard Pomalaa yang menunjukkan Nilai ini akan lebih tinggi jika COG
bahwa jumlah bijih nikel dengan kadar yang ditetapkan lebih rendah dari 1,80
dibawah COG (kadar rendah) lebih %. Dimanana kandungan Ni pada Crude
banyak dibandingkan kadar diatas COG metal tergantung dari perbandingan
(kadar tinggi), oleh karena itu Fe/Ni dari bijih yang masuk pada pabrik
dibutuhkan suatu usaha untuk pengolahan.
memanfaatkan bijih nikel dibawah COG Pada PT. Aneka Tambang,Tbk
yang telah ditentukan oleh perusahaan, Sulawesi Tenggara, proses kegiatan
hal ini dilakukan untuk mendukung penambangan bijih nikel dilakukan untuk
penyediaan bijih yang menjadi umpan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pabrik
pada pabrik pengolahan yang pada pengolahan dalam menghasilkan Crude
akhirnya mendukung survive dari suatu Ferronikel. Bijih nikel yang masuk pada
perusahaan yang mengelola bahan pabrik pengolahan tidak hanya dilihat

218
 
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012 
 
 

dari kandungan unsur Ni nya tetapi magnesia brick (Gambar 6). Dalam
terdapat beberapa unsur – unsur yang kondisi seperti ini akan dilakuakan
menjadi pertimbangan, sebab secara penambahan CaO yang bersifat basa,
genesa bijih nikel oksida (laterit) di alam biasanya digunakan lime stone. Jika
terbentuk melalui proses pelapukan tidak maka umur dari dinding tidak akan
batuan ultramafik jenis peridotit, dimana bertahan lama (harus diganti), dan ini
batuan ini disusun oleh mineral-mineral membutuhkan biaya dan waktu yang
utama seperti Olivin ((Mg,Fe)2SiO4) dan tidak sedikit.
Piroksin ((Ca,Na,Mg, Fe -2) (Mg,Fe+3, Al)
Sio2). (Waheed Ahmad,2001). Oleh
karena itu bijih yang masuk pada pabrik
pengolahan haruslah sesuai dengan Ore
Spesifik yang telah ditentukan bagi
pabrik pengolahan, sebab unsur-unsur
pada bijih sangat berpengaruh pada
Furnance (tanur peleburan).
Untuk mencari keseimbangan
unsur-unsur yang dikandung dari
tumpukan bijih, yang akan dijadikan
umpan pabrik pengolahan maka,
dilakukan blending yaitu pencampuran
antara material yang sama dengan Gambar 6. Foto Batu tahan api jenis
kualitas (kadar unsur-unsur pada bijih) magnesia (MgO brick) yang digunakan
dan kuantitas (jumlah/tonase tumpukan lining pada Tanur listrik
bijih) yang berbeda. Dengan kata lain
proses blending dilakukan sesuai Sebaliknya bila jumlah SiO2
kebutuhan bijih pada pabrik pengolahan terlalu sedikit ada kemungkinan
Terdapat beberapa faktor yang terbentuk 2MgO,SiO2. Sehingga titik
perlu diperhatikan dalam melakukan lebur akan semakin tinggi (1890 oC),
blending pada bijih nikel yaitu : yang menyebabkan slag akan menjadi
Kandungan Bacisity / Tingkat Kebasaan susah cair, sehingga akan terbentuknya
dan S/M, Nilai Fe/Ni, nomor blending, klinker (melekatnya slag pada dinding
tonase, ratio, dan kadar unsur dapur), ini menyebabkan unsur untuk
Nilai Kandungan Bacisity / Tingkat mencairkan slag akan menjadi lebih
Kebasaan diperoleh dari perbandingan tinggi, fluiditas semakin jelek dan akan
antara unsur-unsur oksida yang bersifat mempersulit operasi peleburan.
basa (Mgo, FeO, CaO, MnO, NiO) dan Oleh karena itu, nilai 0,6 – 0,7
oksida-oksida yang bersifat asam dari tingkat kebasaan dianggap ideal
(SiO2). Dalam pelaksanaan peleburan bagi proses peleburan feronikel yang
NiO dan MnO jumlahnya sangat sedikit menggunakan tanur listrik dengan lining
dalam slag, kadar FeO dalam slag dapat batu tahan api jenis magnesia. Formula
dianggap constant karena adanya yang digunakan untuk menghitung nilai
pembatasan kadar Fe dalam bijih untuk bacisity bijih yang akan masuk pada
menjaga kadar Feronikel. pabrik pengolahan adalah sebagai
Tanur listrik yang digunakan pada berikut :
peleburan Feronikel dilapisi (lining) % MgO + % CaO
dengan batu tahan api jenis magnesia BC=
(MgO brick). Jika tingkat kebasaan SiO2
dalam slag jauh menyimpang dari Nilai Fe/Ni diperoleh dari hasil
keseimbangan komponen – komponen perbandingan antara kandungan unsur
diatas misalnya menurun (tingginya Fe dan Ni yang terdapat pada tumpukan
kandungan SiO2), maka akan terjadi bijih, nilai COG 1,8 % dari kandungan
pengrusakan (pengikisan) terhadap unsur Ni pada bijih dianggap sebagai
lapisan batu tahan api, hal ini nilai terendah dalam menetapkan kadar
disebabkan SiO2 bereaksi denagn unsur Ni pada bijih yang akan masuk

219
 
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012 
 
 

pada pabrik pengolahan, sebab suatu 2 kali dimuat menggunakan back hoe
perusahaan dalam mengusahakan atau wheel loader menuju SOM
bahan galian logam, penentuan COG sedangkan tumpukkan TR 89 dimuat
tergantung dari seberapa besar biaya hanya 1 kali. Dalam hal ini operator
yang dikeluarkan dalam proses excavator harus memperhatikan betul
penambangan dan pengolahan bahan rasio pada saat melakukan pemuatan
galian tersebut serta nilai jual dari logam bijih ke SOM, sebab rasio ini sangat
yang dihasilkan. menentukan variasi kadar dari unsur-
Dari hasil Simulasi blending unsur yang dikandung bijih hasil
yang dilakukan, berdasarkan data bijih blending.
nikel kadar dibawah COG (kadar Kadar Unsur, sangat berpengaruh
rendah), dengan bantuan sistem pada kandungan bijih adalah nilai Ni,Fe
komputasi excel dan dengan merujuk yang akan berdampak pada
pada data kadar yang berasal dari perbandingan Fe dan Ni (Fe/ Ni) yang
satker Quality Control, menghasilkan dikandung bijih hasil blending.
nilai kadar tertentu pada kandungan Kandungan Ni,Fe akan berpengaruh
unsur-unsur bijih hasil blending. Adapun pada kualitas logam ferronikel yang
hal-hal yang berpengruh dan harus dihasilkan pada pabrik pengolahan.
diperhatikan pada proses blending Selain itu kandungan zat asam (SiO2)
(Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3) adalah dam zat basa (MgO, CaO) dalam bijih
Nomor Blending, Tonase dan ratio. sangat berpengaruh terhadap tingkat
Nomor Blending akan bacisity bijih yang masuk pada pabrik
menunjukkan jenis tumpukan bijih pada pengolahan, oleh karena itu nilai bacisity
stock yard/transito tertentu, misalnya bijih harus tetap terjaga kestabilannya
pada simulasi Tabel 2 Blending I dan terkadang dalam proses blending
menunjukkan kode MNG.1 ini berarti nilai bacisity bijih tergantung dari kondisi
bahwa tumpukkan bijih tersebut dinding tanur pada saat itu. Sebab
merupakan bijih yang berasal dari proses blending dilakukan sesuai
tambang maniang yang tumpukannya kebutuhan pabrik pengolahan. Sehingga
terletak pada stock yard/transito untuk mengetahui kadar rata-rata
pelabuhan. blending dapat dibuat rumus :
Tonase, menunjukkan jumlah K = (Ratio B1 x Kadar unsur B1) +
tonase dari tumpukan bijih yang akan (Ratio B2 x Kadar unsur B2) +
dijadikan sebagai bahan blending. Ini ……/Jumlah Ratio
juga harus diperhatikan sebab akan
berdampak pada rasio dalam melakukan Misalnya untuk mencari kadar rata-rata
blending, dimana tumpukan bijih yang untuk unsur Ni pada simulasi blending :
memiliki jumlah tonase yang lebih besar
tentunya memiliki rasio blending lebih K=((Ratio TR 130 x Kadar Ni) + (Ratio
besar pula. TRS. CF x Kadar Ni) + (Ratio TR 3
Ratio, menunjukkan tingkat x Kadar Ni)) / Jumlah Ratio
perbandingan pemuatan bijih ke SOM, = ((1 x 2,11% Ni ) + (2 x 1,74% Ni) + (1
misalnya tumpukkan TR 130 dengan x 1,78% Ni)) / 4
Ratio 2 dan tumpukkan TR 89 dengan =1,84 % Ni
Ratio 1. Ini berarti ; tumpukkan TR 130

Tabel 2 Simulasi Blending I


NO
NO TON Ratio Ni Fe/Ni BC SiO2 MgO S/M CaO
BLENDING
1 MNG.1 22,14 2 1.76 10.1 0.9 33.9 31.0 1.0 0.84
2 DC 51 9,439 1 2.2 5.03 0.6 42.8 25.0 1.7 1.1
KADAR RATA – 31,582 3 1.91 8.13 0.81 36.89 29.04 1.27 0.93
RATA

220
 
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012 
 
 

Tabel 3 Simulasi Blending II

NO NO BLENDING TON Ratio Ni Fe/Ni BC SiO2 MgO S/M CaO

1 TR 130 7,830 1 2.11 5.67 0.62 46.42 20.99 2.21 1.32


2 TRS. CF3 14,847 2 1.74 5.67 0.49 50.05 23.87 2.10 0.96
3 TR 3 10,689 1 1.78 7.80 0.43 44.50 18.38 2.42 1.34
KADAR RATA –
33,366 4 1.84 6.18 0.47 47.76 21.78 2.19 1.15
RATA

Tabel 4 Simulasi Blending III

NO NO BLENDING TON Ratio Ni Fe/Ni BC SiO2 MgO S/M CaO


1 TR 130 15,239 2 1.46 19.68 0.61 23.43 14.00 1.67 0.54
2 TR 89 7,224 1 2.10 7.52 0.46 39.47 17.12 2.31 1.21
3 TRB 5 10,206 1 2.17 7.93 0.44 38.26 16.11 2.37 1.08
KADAR RATA –
32,669 4 1.80 12.58 0.51 31.15 15.31 2.03 0.84
RATA
yang akan masuk pada pabrik
Keterangan : pengolahan. Pada ore spesific, terdapat
No Blending : Kode tumpukan bijih pada beberapa unsur yang menjadi
stock yard yang dijadikan bahan pertimbangan dari bijih yang akan
blending. masuk pada pabrik pengolahan, yaitu :
Ton : Jumlah tonase tumpukan bacisity, Ni, Fe, SiO2.
Ratio : Tingkat perbandingan blending
setiap tumpukan bijih yang pada
saat melakukan blending. DAFTAR PUSTAKA
Ni,SiO2,MgO :% Kandungan unsur Ni, PT Antam, Tbk. UBPN Sul-Tra, 1988,
SiO2,MgO pada tumpukan bijih Laporan Hasil Orientasi Di
Fe/Ni : Nilai % yang diperoleh dari Lingkungan Produksi dan
perbandingan Kandungan unsur Pengawasan Produksi pada PT.
Ni dan Fe pada tumpukan bijih. Antam Tbk UBPN Sulawesi
BC : Nilai bacisity atau tingkat Tenggara, Pomalaa.
kebasaan yang dikandungan PT Antam, Tbk. UBPN Sul-Tra,
tumpukan bijih Peleburan Ferro-Nickel Menurut
S/M : Tingkat asam – basa pada Metoda PAMCO-ELKEM,
tumpukan bijih yang dihasilkan Pomalaa.
dari perbandingan kandungan Musnajam, 2011 (a)., Karakteristik
SiO2 dan MgO Mineralogi Endapan Nikel Laterit
Daerah Tambang Tengah (bukit
TLA2) PT. Antam Tbk. UBP Nikel
KESIMPULAN Pomalaa Sultra, Publikasi jurnal
Hasil data kadar yang diperoleh Teknologi Technoscientia,
di lapangan, menunjukkan bahwa jumla Yogyakarta
tonnage bijih nikel dengan kadar Ni < Musnajam, 2011 (b)., Analisa
1,80% lebih banyak dibandingkan perbandingan tonase SSp
dengan jumlah bijih nikel dengan kadar dengan Tonase Reject Stasiun
Ni > 1,80%. Untuk memanfaatkan bijh Penyaringan di PT.Inco Tbk.
nikel kadar Ni < 1,80%, maka dilakukan Sulsel, publikasi jurnal ilmiah
blending dengan kadar Ni > 1,80%. Aktualita kopertis wil.IX
Proses blending yang dilakukan Sulawesi, Makassar
mengikuti persyaratan dari ore spesifik

221
 
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012 
 
 

Putra D R.,Riko, 2008., Penentuan


karakteristik bijih nikel untuk
umpan pabrik feni 3
berdasarkan parameter operasi
electric smelting furnace-3, PT
Antam Tbk UBP Nikel Pomalaa,
publikasi makalah TPT XVII
PERHAPI, Palembang.
Safriatna Anas, 2008., Peningkatan
Kapasitas Pabrik Feni 2 Recycle
Slag Desulfurisasi, PT Antam
Tbk UBP Nikel Pomalaa,
publikasi makalah TPT XVII
PERHAPI, Palembang
Simon And Schuster’s, 1977, Guide To
Rock And Mineral, The
American Museum Of Natural,
New York.
Soewito Hadi, 1992, lmu Pengetahuan
Logam, Divisi Pengembangan
Bahan Belajar PPPG Teknologi
Bandung, Bandung.

222
 

Anda mungkin juga menyukai