Anda di halaman 1dari 34

Pengaruh Nutrisi Pada

Pasien PPOK

Dr. N. Putu Putra Sp. P

SMF Ilmu Penyakit Paru


RSSA Malang
Sistim Respirasi

• Sistim respirasi meliputi :


Saluran napas, bronkus, alveoli,
pembuluh darah paru.
• Rongga toraks
• Sistim saraf sentral dan perifer
• Mekanisme pertahanan seluler
• Aktivitas metabolisme paru
Komponen Respirasi

• Mekanisme kontrol di sistim saraf pusat

• Sistim pompa (otot-otot respirasi)

• Sistim organ untuk pertukaran gas


(paru)
Kontrol pernapasan

• Ritme pernapasan diatur di


pontomedulary brainstem.

• Rangsangan pusat otak mempengaruhi


ritme, kecepatan dan dalamnya respirasi.

• Faktor utama pengaturan pernapasan :


respon pusat kemoreseptor thd
perubahan PaCO2 dan PH darah arteri
Epidemiologi

WHO memperkirakan 1,1 milyar


penduduk dunia perokok
Di Negara berkembang jumlah perokok
sekitar 800 juta orang
Setiap thn perokok naik sekitar 2,1 %
Resiko PPOK meningkat : pada perokok
kretek, menghisap rokok secara dalam
PPOK definisi :
Penyakit Paru kronik ditandai dengan
hambatan aliran udara di saluran nafas
yang tidak sepenuhnya reversibel.
Hambatan aliran udara ini bersifat
progresif dan berhubungan dengan
respons inflamasi paru terhadap partikel
atau gas yang beracun / berbahaya
(GOLD, 2005)
PPOK
penyakit
obstruksi
kronik
progresif jalan
nafas akibat
bronkitis
kronik,
emfisema atau
keduanya
Bronkitis kronik
Kelainan sal. napas
ditandai batuk
berdahak minim 3 bln
setahunnya,
sekurangnya 2 thn
berturutan, tak sebab
penyakit lain.
Emfisema
Kelainan anatomis
paru luas ditandai
pelebaran rongga
udara distal
bronkiolus terminal,
dng kerusakan ddg
alveoli.
FAKTOR - FAKTOR RESIKO (1)

• Merokok : Berhenti merokok


memperbaiki FEV1

• Polusi udara : debu anorganik


menimbulkan radang. Paparan
debu menimbulkan resiko
bronkitis kronik
FAKTOR - FAKTOR RESIKO (2)
• Defisiensi alfa 1-antitripsin (AAT) :
Mekanisme melawan protease dilakukan
AAT. Menurunnya AAT menyebabkan
peleburan dinding alveolus. Defisiensi AAT
dapat herediter
FAKTOR - FAKTOR RESIKO (3)

• Sosial ekonomi : banyak


pada sosio-ekonomi rendah.
• Ras : Kulit putih lebih
banyak.
• Sex : Pria lebih banyak.
• Infeksi saluran nafas
Radiologis

emfisema
volume membesar,
sela iga lebar dan
datar, diafragma
rendah dan datar,
hiperaerasi,
vaskular menipis,
jantung panjang
dan sempit.
Bronkitis
Efek PPOK Terhadap Status Nutrisi

• Terdapat insiden tinggi kasus malnutrisi pada


penderita PPOK.

• Berhubungan dengan lama hidup penderita

• Etiologi terjadinya malnutrisi belum jelas

• Sesak napas mempengaruhi intake kalori,


distres gastrointestinal.
• PPOK terjadi penurunan non spesifik
nafsu makan.

• Malnutrisi, penurunan berat badan,


status nutrisi tidak optimal sering
didapatkan

• Pelepasan TNF α serta sitokin, ekskresi


neuroleptin Æ tjd kaheksia.
Efek Malutrisi Pada Fungsi Respirasi

• Terdapat hubungan antara berat badan


dan otot diafragma.
• Malnutrisi mengakibatkan penurunan
berat otot diafragma
• Tjd penurunan kekuatan otot diafragma
37%, VC 63%, FEV1 42%.
• Terjadi Myopathy ok malnutrisi.
Efek Malnutrisi Pada Fungsi Ventilasi

• Beberapa penelitian Æ diperlukan energi


minimum untuk ventilasi normal.

• Pemberian protein 1000 Kcal pada orang


normal terjadi peningkatan PO2.

• Pengembalian nutrisi memperbaiki fungsi


ventilasi.
Efek Malnutrisi Pada Daya Tahan
Tubuh (1)
• Malnutrisi Æ defisiensi kalori dan protein
• Didapatkan gangguan pertahanan sistim
respirasi.
• Penelitian menunjukkan :
ŠJumlah T limfosit menurun
ŠFungsi alveolar makrofag menurun
ŠJumlah netrofil dependen alvolar
makrofag menurun
Efek Malnutrisi Pada Daya Tahan
Tubuh (2)
• Terjadi gangguan keseimbangan sintesa
dan kerusakan surfaktan.

• Penurunan tegangan permukaan intra


alveoler.

• Gangguan sintesa protein paru.


Respon Metabolik pada Infeksi Paru

• Infeksi mengakibatkan keseimbangan


nitrogen menjadi negatif.

• Terjadi proses katabolik dan


penggunaan asam amino.

• Intake nitrogen dari luar berkurang oleh


karena terjadi anoreksia.
Respon Metabolik Pada PPOK (1)

• Pada PPOK terjadi peningkatan


kebutuhan energi untuk respirasi .
• Penelitian di dapatkan peningkatan
tenaga untuk pernapasan
• Berakibat kebutuhan energi meningkat.
• Terjadi hipermetabolisme dan penurunan
berat badan secara progresif
Respon Metabolik Pada PPOK (2)

• Terjadi hipermetabolisme dan penurunan


berat badan secara progresif.

• Pelepasan sitokin dan TNF α meningkat


berakibat terjadi kaheksia.

• Hasil akhir terjadi malnutrisi.


Nutrisi Pada PPOK

• Pemberian nutrisi berguna:

Memberi intake nutrisi yang cukup.


Mempertahankan keseimbangan cairan.
Mempertahankan berat badan dan fungsi
paru
Mencegah defisiensi nutrisi
Komposisi Makanan /Substrat

• Disesuaikan keadaan klinis


• Hasil CO2 rendah saat oksidasi
• Diet rendah karbohidrat sangat
dianjurkan
• Diberikan lemak sebagai penghasil kalori
• Komposisi makanan yang baik akan
meningkatkan kekuatan otot-otot
pernafasan, mencegah terjadinya
malnutrisi
• Angelilo et al Æ pasien PPOK diberikan
diet rendah karbohidrat 28%, lemak
55% selam 5 hr menghasilkan PCO2 yg
rendah
• Suharsono Æ 15 sampel pasien PPOK dgn
diet karbohidrat 30%, lemak 55% dan
protein 25 % selama 1 minggu
didapatkan penurunan PCO2
• Brown dan Light menghitung kebutuhan
pasien PPOK antara 430 – 720 Kcal /hari
Kebutuhan Energi Pada PPOK

• Kalkulasi Energi Yang diperlukan adalah:

Mengalikan BMR dengan koefisien


aktivitas

Ditambah koefisien penyakit

DEE = BMR x (AC+DC)


• AC : activity coeficient
Koefficient bed rest = 1,3
Koeficient sedentary = 1,5
Koeficient aktif = 1,7

• DC :Desease coeficient
• DC (Desease Coefficient)
Normal fungsi paru
FEV1 ≥ 80% = 0,0
Moderate lung function
FEV1 40%-79% prediksi = 0,2
Severe lung disease
FEV1 < 40% prediksi = 0,3
Very severe lung disease
FEV1 < 40% =0,4-0,5
Pemberian Nutrisi pada penyakit
paru
• Pasien dgn kegagalan napas akut
pemberian nutrisi menyediakan energi
dan membatasi kelelahan otot respirasi
• Pasien PPOK dengan malnutrisi Æ nutrisi
untuk menyediakan kalori dan mengganti
kalori tanpa kelebihan kalori
• Pasien PPOK harus dimonitor untuk
menjaga kelebihan CO2 akibat
pemberian nutrisi
• Pasien dgn ventilalator nutrisi diberikan
pada hari pertama untuk memenuhi
kebutuhan kalori.
• Pemberian mineral seperti Na, K, Ca dan
posfor untuk mempertahankan fungsi
otot.
• Pasien dengan gangguan oksigenasi berat
pemberian formula lipid melalui infus
dgn total dosis tidak melebihi 1
gr/kg/hr/24 jam
Kesimpulan
• Status nutrisi penting pada pasien paru akut
maupun kronis
• Terdapat hubungan yang komplek antara
nutrisi dan sistim respirasi.
• Penyakit paru kronik dapat mengakibatkan
pasien menjadi malnutrisi.
• Malnutrisi dapat mengakibatkan perubahan
sistim respirasi.
• Pemberian nutrisi dapat berakibat positif
maupun negatif pada ventilasi maupun
gambaran oksigenasi

Anda mungkin juga menyukai