Isomer Geometri
Isomer Geometri
I. Tujuan
1. Menentukan titik leleh dan bentuk kristal dari asam maleat dan
asam fumarat
2. Menentukan massa asam maleat dan asam fumarat yang terbentuk
3. Menentukan % rendemen asam maleat dan asam fumarat
4. Mengubah asam maleat menjadi asam fumarat
1
linier, trigonal planar atau tetrahedral, tetapi umumnya terdapat pada
kompleks planar segiempat dan octahedral.
Kompleks yang mempunyai isomer hanya kompleks-kompleks
yang bereaksi sangat lambat dan kompleks inert. Ini disebabkan karena
komplek-kompleks yang bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks
yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil.
Pada beberapa senyawa kompleks koordinasi, ikatan kovalen
menimbulkan kemungkinan terbentuknya senyawa-senyawa isomer,
karena ligan terikat dalam ruangan sekitar ion logam pusat. Yang
dimaksud dengan senyawa isomer adalah molekul-molekul atau ion-ion
yang mempunyai susunan atom yang sama sehingga bangun dan sifat-
sifatnya berbeda. Ada dua keisomeran yang lazim dijumpai pada senyawa
kompleks koordinasi yaitu keisomeran cis-trans dan keisomeran optic.
(Tim kimia anorganik I, 2014)
Dua gugus yang terletak pada satu sisi ikatan pi disebut cis (latin,
“pada sisi yang sama”). Gugus-gugus yang terletak pada sisi yang
berlawanan disebut trans (latin, “bersebrangan”). Perhatikan bagaimana
kata cis dan trans ini digabungkan ke dalam nama.
Cl Cl Cl H
C=C C=C
H H H Cl
Cis-1,2-dikloroetana trans-1,2-dikloroetena
t.d. 60oC t.d. 48oC
Sifat-sifat fisik (seperti titik didih) cis- dan trans-1,2-dikloroetena
berbeda; memang mereka senyawa yang berlainan. Tetapi kedua senyawa
ini bukanlah isomer-isomer struktur karena urutan ikatan atom-atom dan
lokasi ikatan rangkapnya sama. Pasangan isomer ini termasuk dalam
kategori umum stereoisomer; senyawa berlainan mempunyai struktur yang
sama, berbeda hanya dalam penataan atom-atom dalam ruangan. Lebih
lanjut pasangan isomer ini termasuk dalam kategori yang lebih spesifik :
2
isomer geometri (juga disebut isomer cis-trans) ; stereoisomer-
stereoisomer yang berbea karena gugus-gugus berada pada satu sisi atau
pada sisi-sisi yang berlawanan terhadap letak ketegaran molekul.
(Fessenden, 1997)
3
III. Prosedur Percobaan
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Erlenmeyer 125 mL
b. Pembakar Bunsen
c. Corong Buchner
d. Labu bulat 400 mL
e. Alat penentuan titik leleh
2. Bahan
a. Kertas saring
b. Anhidrat maleat
c. HCl pekat
B. Skema Kerja
20 mL aquades
Dididihkan dalam Erlenmeyer 125 mL
Ditambahkan 15 gr anhidrat meleat
Didinginkan labu dibawah pancuran air keran
Dikumpulkan asam meleat diatas corong Buchner
Dikeringkan dan ditentukan titik leleh
Hasil
Filtrate
Dimasukkan ke dalam labu bundar 100 mL
Ditambahkan 15 mL HCl pekat selama 10 menit
Didinginkan pada suhu kamar
Dikumpulkan asam fumarat dalam corong
Hasil
4
IV. Pembahasan
Pada percobaan keisomeran geometri dilakukan pengubahan asam
maleat menjadi asam fumarat. Dalam hal ini senyawa yang berisomer cis
dan trans adalah asam maleat dan asam fumarat. Prinsip dari percobaan ini
adalah reaksi adisi-eliminsi, yaitu memutuskan ikatan phi dengan reaksi
adisi dan kemudian membentuk kembali dengan menggunakan reaksi
eliminasi. Metode yang digunakan yaitu metode refluks (yaitu Proses
pendidihan atau pendestilasian dengan kolom fraksionasi sehingga uap
yang terbentuk berkondensasi dan mengalir lagi kebawah akibatnya terjadi
proses alir balik dan proses ini berlaku kontinyu), selain itu juga
menggunakan metode kristalisasi (pemisahan endapan dari larutan
berdasarkan perbedaan kelarutan), dan metode rekristalisasi (pemurnian
Kristal dari larutan pengotor).
Asam maleat dan asam fumarat memiliki rumus molekul yang
sama, yaitu HOOCCHHCHCOOH tetapi memiliki susunan yang berbeda
dalam ruang. Isomer geometri adalah isomer yang diakibatkan oleh
ketegaran dalam molekul dan hanya dijumpai dalam dua kelas senyawa,
yaitu alkena dan senyawa siklik. Asam-asam maleat mempunyai struktur
cis sedangkan asam fumarat mempunyai struktur trans.
Mula-mula dilakukan pembuatan asam maleat terlebih dahulu
dengan menggunakan 3 g anhidrida maleat yang ditambahkan dengan 4 ml
aquades yang telah dididihkan. Pada saat pendidihan aquades dalam
erlenmeyer, erlenmeyer yang digunakan ditutup aluminium foil agar air
yang menguap tidak habis keluar, sehingga air tidak cepat habis saat
dididihkan. Proses pendidihan aquades berfungsi agar anhidrida maleat
dapat cepat larut. Ketika penambahan anhidrida maleat ke dalam air
mendidih dalam erlenmeyer dilakukan dengan cepat sehingga air yang
mendidih tadi tidak banyak menguap. Penggunaan aquades berfungsi
sebagai pelarut sehingga mempermudah terjadi pembukaan ikatan pada
senyawa siklik dari anhidrida maleat dan terbentuknya karbokation.
Setelah penambahan anhidrida maleat pada air mendidih, larutan
tersebut tetap dididihkan sampai larutannya tidak berwarna. Larutan tidak
5
berwarna menandakan bahwa anhidrida maleat larut semua dalam air.
Kemudian erlenmeyer yang berisi larutan tersebut didinginkan di dalam air
agar terbentuk kristal. Pembentukan kristal pada proses ini harus terbentuk
sebagian, artinya sebagian larutan terbentuk kristal dan sebagian lagi
masih dalam keadaan cair (filtrat). Kristal yang terbentuk disaring dengan
menggunakan kertas saring agar kristal dan filtratnya terpisah. Setelah
kristal yang tersaring kering, kristal tersebut ditimbang dan diperoleh berat
untuk kristal asam maleat, sehingga dapat dicari % rendemen asam maleat
dengan menggunakan rumus :
6
diperoleh berat asam fumarat, sehingga dapat dicari % rendemen asam
fumarat dengan menggunakan rumus :
7
fumarat. Mekanisme reaksi pengubahan asam maleat menjadi asam
fumarat sebagai berikut:
8
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. % rendemen dapat dicari dengaqn menggunakan rumus :
% rendemen = berat Kristal murni × 100%
berat kotor
2. Besar kecilnya % rendemen tergantuk Kristal murni yang
didapat
3. Titik leleh asam maleat lebih rendah dari pada asam fumarat
karena pada asam maleat, hal ini menandakan adanya
perbedaan sifat fisik antara senyawa berisomer cis dan trans
B. Saran
Percobaan isomer geometri ini tidak dilakukan percobaan.
Hal ini dikarenakan kemungkinan alat yang digunakan tidak cukup
atau bahan yang digunakan tidak ada. Sehingga praktikan hanya
mencari di literature mengenai percobaan isomer geometri ini.
Untuk itu praktikan menyarankan agar menyediakan bahan dan alat
yang akan digunakan sehingga perobaan dapat dilakukan