Gambaran Family Supportive Suppervision Behaviors (FSSB) Karyawan Jawa Timur Park 01
Gambaran Family Supportive Suppervision Behaviors (FSSB) Karyawan Jawa Timur Park 01
Disusun oleh :
Dity Anggraeni
NIM. 115120305111006
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA
Disusun oleh :
Dity Anggraeni
NIM. 115120305111006
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas Program Studi Psikologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang berdasarkan data yang
diperoleh selama melaksanakan Praktek Kerja Nyata di Jawa Timur Park 01 selama
tersebut diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan penyebaran angket pada
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian laporan PKN ini, yaitu
kepada :
1. Bapak Yoyon Supriyono, S.Psi, M.Psi selaku Ketua Program Studi Psikologi
3. Selly Dian Widyasari, S.Psi, M.Psi selaku dosen penguji, atas masukan dan
sarannya.
4. Ibu Nur Asmeidaranie selaku Manager HRD Jawa Timur Park 01 yang sudah
iii
6. Seluruh karyawan Jawa Timur Park 01 atas bimbingan, kerja sama, serta
7. Orang tua, teman-teman psikologi, serta semua pihak yang turut membantu
selama ini.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
semua pihak. Saran dan kritik penulis harapkan sehingga dapat dijadikan sebagai
Dity Anggraeni
iv
DAFTAR ISI
v
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
harus dikelola dengan baik oleh perusahaan agar dapat memberikan kontribusi yang
optimal dan masimal dalam mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Salah satu hal
mengelola motivasi pegawai dalam bekerja agar selalu bekerja secara maksimal dan
sangatlah penting karena motivasi yang mendasari setiap individu untuk bertindak
dan melakukan sesuatu. Dalam membahas motivasi penting untuk ingat bahwa
motivasi tidak dapat dipaksakan, motivasi harus datang dari diri sendiri, bersifat
individual dalam arti bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga
motivasinya sendiri, Timpe (2002). Secara garis besar dapat dikatakan berdaarkan
definisi dari motivasi diatas adanya dukungan motivasi internal dan juga eksternal
motivasi pada karyawan yaitu motivasi internal dan juga motivasi dari eksternal.
Motivasi eksternal meliputi kekuatan yang ada di luar diri individu seperti halnya
1
motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri dan biasanya bersifat lebih kekal,
positif seperti lingkungan kerja yang nyaman, kepedulian dari sesama karyawan
dan komunikasi yang baik antar karyawan. Lokasi kerja yang nyaman dan rekan
kerja yang dapat bekerjasama dapat menjadi motivasi bagi karyawan. Kedua hal
tersebut dapat membuat seorang karyawan merasa nyaman dalam bekerja, sehingga
Selain itu kepedulian dari sesama karyawan dan atasan kepada bawahannya
juga dapat memotivasi karyawan dalam bekerja. Membantu sesama karyawan yang
bahwa kepedulian merupakan suatu tindakan atau upaya untuk mengenali pribadi
orang lain dan keinginan untuk membantu orang lain yang sedang dalam keadaan
susah. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa definisi umum dari kepedulian
adalah bagaimana individu mau tahu akan kesulitan yang dialami orang lain dan
motivasi karyawan juga dibutuhkan adanya komunikasi yang baik antar karyawan
begitu juga atasan dengan bawahan. Komunikasi merupakan suatu proses dua arah
merupakan suatu kebutuhan pada individu karena tanpa adanya komunikasi atau
interaksi antara atasan dan bawahan maka informasi yang akan disampaikan tidak
2
Komunikasi yang berlaku dalam organisasi erat kaitannya dengan tujuan dan
pencapaian target sebuah organisasi. Selain itu komunikasi juga dapat dilakukan
secara informal. Dimana tidak membahas hal-hal mengenai pekerjaan atau target
berbincang atau bertukar pengalaman dengan karyawan lain atau dengan atasan
dengan tujuan mengenal satu sama lain. Jika ada komunikasi yang baik antar
karyawan, maka akan ada kedekatan satu sama lain. Begitu juga apabila atasan juga
dihadapi bawahannya, maka bawahannya akan semakin nyaman dan semakin giat
dalam bekerja.
(2012).
tidak produktif maka tujuan organisasi akan sulit atau bahkan tidak tercapai.
3
Apabila atasan dapat berperilaku proaktif dan peduli kepada bawahanya maka dapat
meningkatkan motivasi kerja bagi para karyawan juga. Ketika karyawan memiliki
motivasi yang tinggi dalam bekerja maka produktivitas kerja karyawan akan
meningkat. Jika produktivitas yang diberikan tinggi maka untuk mencapai tujuan
Penulis memilih untuk melakukan Praktik Kerja Nyata (PKN) di Jawa Timur
Park 01. Salah satu alasan penulis memilih lokasi Jawa Timur Park 01 karena
melihat jadwal operasional di Jawa Timur Park 01 yang buka setiap hari. Otomatis
jadwal kerja para karyawan di Jawa Timur Park 01 juga mengikuti jadwal buka
Jawa Timur Park 01 karena para karyawan yang harus tetap melayani pengunjung
di setiap harinya. Intensitas waktu karyawan bersama keluarga pada saat hari libur
kehidupan keluarga (work life balance). Karyawan dituntut agar dapat membagi
waktu anatara kerja dan keluarga terutama karyawan yang sudah berkeluarga.
karena padatnya jadwal kerja yang mana konflik keluarga tersebut akan
konflik keluarga yang belum terselesaikan karena jadwal kerja yang padat akan
dapat dikerjakan secara maksimal. Dalam hal ini dibutuhkannya dukungan serta
kepedulian dari sesama karyawan dan juga dari atasan untuk mau menanyakan dan
memberi saran-saran untuk masalah yang dihadapi rekan kerjanya atau dengan
4
Work Family Balance pada Wanita yang Bekerja” menunjukkan bahwa koofisien
work familiy balance pada wanita yang bekerja. Semakin tinggi tingkat family
diperoleh wanita yang bekerja semakin tinggi pula tingkat work family balance.
Jika dilihat dari hasil penelitian tersebut, atasan diharapkan dapat lebih
support, role moddelling behavior dan creative work family management kepada
sebuah perusahaan, maka penulis melakukan Praktik Kerja Nyata dengan tema
Praktik Kerja Nyata (PKN) yang dilakukan berfokus pada perilaku seorang
5
a) Menerapkan secara praktis apa yang telah didapat oleh mahasiswa selama
Organisasi
6
terkait.
Universitas Brawijaya.
Behaviors (FSSB)
7
BAB II
HASIL KEGIATAN
2
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
Jawa Timur dan kota Batu khususnya telah memproklamirkan diri sebagai
daerah tujuan wisata tetapi tidak dapat disangkal apabila obyek wisatanya tidak
tersedot ke Bali dan Yogyakarta, sementara Jawa Timur tidak kalah menariknya
maka Bapak Paul Sastro Sandjojo membeli lahan yang dulunya merupakan
perkebunan apel dan jeruk milik penduduk. Di atas lahan tersebut kemudian
dibangun sarana rekreasi yang mempunyai konsep yang berbeda dengan yang ada
di kota Batu pada umumnya dengan mengusung tema belajar dan rekreasi. Wilayah
yang dipilih adalah Jawa Timur maka sarana belajar dan rekreasi tersebut diberi
nama, “JAWA TIMUR PARK 01”. Menggunakan konsep taman belajar dan
Adapun visi dari Jawa Timur Park 01, yaitu, “menjadikan kota Batu
ilmu pengetahuan bagi para pengunjung”. Misi Jawa Timur Park 01 yaitu;
8
Sesuai dengan visi dan misi Jawa Timur Park 01, maka tujuan dari Jawa
Timur Park 01
untuk masa tertentu kepada 135 pelaku bisnis dari berbagai pelosok
propinsi sebagai daerah tujuan wisata dengan salah satu obyek wisata yang
Lokasi Jawa Timur Park terletak di jalan Kartika No. 02 Kota Batu, Jawa
Timur. Terletak di lereng gunung panderman yang berdiri kokoh diantara gunung
kawi dan gunung arjuna. Kedua gunung ini menjadi background yang turut
memperindah landscape Jawa Timur Park. Jawa Timur Park dibangun pada lahan
9
seluas kurang lebih 11 hektar dengan ketinggian 850 meter di atas permukaan laut.
Pada ketinggian tersebut tersaji pemandangan yang indah dan akan membuat semua
orang terpesona bagi siapa saja yang memandangnya. Kota Batu dipilih karena
udaranya sejuk sepanjang tahun dan suasananya yang tenang akan membuat orang
yang datang merasa rileks dan segar kembali, sehingga lokasi ini sangat cocok
kelurahan sisir.
c. Sebelah barat berbatasan dengan hotel klub bunga butik resort, kelurahan
Jawa Timur Park 01 memiliki slogan yaitu, “ Taman Belajar dan Rekreasi”,
yang berarti Jawa Timur Park 01 merupakan tempat rekreasi yang langsung
yang selain digunakan untuk tempat rekreasi juga untuk tempat bermain.
10
menggambarkan identitas dan fasilitas yang ada di Jawa Timur Park 01. Logo
tersebut berupa,
Yaitu mewakili semua fasilitas yang disediakan dan ada di Jawa Timur Park.
2. Monyet
Jawa Timur Park 01. Dimana dalam melakukan banyak inovasi terhadap
11
Yaitu berarti tempat rekreasi yang menyatu dengan alam yang memiliki bentuk
taman yang sangat luas dengan berbagai macam fasilitas yang ada. Suasana
alam yang digabung dengan tempat wisata dan belajar di Jawa Timur Park 01
Yaitu Jawa Timur Park 01 bukan hanya untuk tempat bersenang-senang atau
administrasi. Struktur organisasi yang dimiliki, mempunyai bentuk lini atau garis,
dimana wewenang dan tanggung jawab mengalir dalam satu garis dari bagian top
manager kepada bawahan, dan berikut adalah struktur organisasi Jawa Timur Park
01.
12
13
Gambar 2. Struktur Organisasi
Pembagian Tugas
administrasi kepersonalia.
tersebut.
14
area entrance.
10) Captain Parkir, bertanggung jawab terhadap keamanan kendaraan yang ada di
11) Supervisor Pasar Wisata, bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang ada
12) Supervisor Food and Beverage, bertanggung jawab terhadap segala sesuatu
diberikan.
areanya.
14) Supervisor Taman Belajar I, bertugas untuk menjaga segala sesuatu yang ada
di area Taman Belajar I, antara lain : Fish Park, Bird Park, dan Reptile Park.
15) Supervisor Taman Belajar II, bertugas untuk menjaga segala sesuatu yang ada
di area Taman Belajar II, antara lain : Galeri Nusantara, Science Center, dan
Taman Sejarah.
15
16) Supervisor Dufan I, bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang ada di
area Dufan I, antara lain : Rumah Pipa, Arena Ketangkasan, dan Games Room.
17) Supervisor Dufan II, bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang ada di
area Dufan II, antara lain : Gokart, Mocil, Mini Jet, Rumah Hantu, dan Rimah
Misteri 3D.
Komposisi karyawan Jawa Timur Park 01, yaitu untuk karyawan tetap
tetap memiliki tingkat pendidikan SMA kebawah yaitu sebesar 70%. Dengan
kualifikasi yang begitu ketat dalam menerima karyawan yang bekerja pada bagian
lokasi perusahaan. Dan tentunya hal ini menjadi salah satu bentuk program CSR
memberikan gaji dan fasilitas dalam membantu kerja karyawan tetap. Sedangkan
untuk karyawan yang tidak tetap, kompensasi juga tetap diberikan kepada mereka
kedatangan anda. Artinya adalah para pengunjung yang datang ke Jawa Timur Park
akan disambut dengan keramahan dan senyuman dari seluruh karyawan Jawa
16
Timur Park yang lebih mengutamakan pada kesenangan, kebahagiaan dan kepuasan
bagi para pengunjung. Sedangkan waktu dan jam kerja di Jawa Timur Park 01,
adalah 6 hari selama seminggu atau dalam kurun waktu seminggu hanya terdapat 1
hari libur yang mana dapat ditentukan sendiri oleh karyawan yang bersangkutan
terkecuali pada hari sabtu, minggu dan hari libur nasional. Karyawan juga
mempunyai hak cuti akan tetapi hak tersebut akan diberikan jika karyawan benar-
benar membutuhkan hak cuti, misalnya 3 bulan bagi wanita hamil dan keperluan
penulis mengajukan kepada pihak Jawa Timur Park 01 selama 6 minggu untuk
melakukan PKN (Praktek Kerja Nyata) di Jawa Timur Park 01. Pihak HRD
meliputi : Galeri Etnik Nusantara (GEN), KimBio, science center, taman buah dan
diadakan rolling area dengan OJT (On the Job Training) yang lain. Penulis di
Jawa Timur Park 01 dan juga pihak HRD juga ingin penulis bisa membantu dalam
KimBio, science center, taman buah dan sayur, taman sejarah dan keraton). Setelah
berjalan selama 4 minggu melakukan kegiatan PKN (Praktek Kerja Nyata) di area
17
ke area informasi dalam selama satu minggu dengan harapan dapat membantu di
area informasi pada saat High Season . Ketika High Season area informasi sangat
ramai didatangi pengunjung untuk bertanya sekitar lokasi Jawa Timur Park 01,
semua area untuk melakukan penyebaran angket dan melengkapi data yang masih
kurang.
Selama kurang lebih satu bulan melaksanakan Praktik Kerja Nyata (PKN)
di Jawa Timur Park 01, kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Nyata
18
19
sebelumnya tidak pernah saya dapatkan. Para karyawan yang ada di Jawa Timur
Park sangat ramah dan sabar dalam mengajarkan segala sesuatunya kepada penulis.
Para karyawan di Jawa Timur Park 01 sangat membantu dalam pengambilan data
yang dibutuhkan penulis. Sangat terbuka dan membantu dengan senang hati ketika
Keramahan para karyawan Jawa Timur Park 01 membuat penulis dengan mudah
20
2.3.1 Angket
Skala yang digunakan dalam Praktik Kerja Nyata (PKN) ini adalah skala
yang dibuat oleh Larasati Ayuningtyas dan Berlian Gressy Septarini (2013), dari
Psikologi Industri dan Organisasi Universitas Airlangga. Skala ini mencakup empat
a. Emotional Support
b. Instrumental Support
21
dan keluarga. Kirby dan Krone (Hammer, Kossek, Yragui, & Bodner, 2011)
perilaku.
Skala ini menggunakan skala 4 likert, dalam skala ini terdapat 4 macam
kemungkinan jawaban Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis skala likert. Format skala ini adalah masing-masing pernyataan yang
adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Pada skala ini, peneliti sebelumnya meniadakan alternatif jawaban
netral (N) dengan tujuan untuk mengurangi kecenderungan tendensi sentral pada
22
(unvavourable). Point untuk skala ini dibedakan antara item favorable dan item
nonfavorable.
Kategori Aitem
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Hasil uji dari alat ukur Family Supportive Supervision Behavior (FSSB)
penelitian sebelumnya terdapat 12 aitem yang gugur dan 11 aitem yang tidak
gugur.
Nyata ini, penulis tidak menyusun alat ukur sendiri tetapi menggunakan skala
yang dibuat oleh Larasati Ayuningtyas dan Berlian Gressy Septarini. Peneliti
Penulis menggunakan 23 aitem dari blue print dengan alasan penulis ingin
menguji kembali aitem-aitem yang ada. Penulis juga memiliki asumsi bahwa
23
sampling adalah metode pengambilan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga
mengambil sample orang-orang yang dipilih oleh penulis menurut ciri-ciri spesifik
130 karyawan dengan ketentuan sudah bekerja di Jawa Timur Park 01 lebih
dari 2 tahun. Penulis berasumsi karyawan yang sudah bekerja selama 2 tahun
mengetahui lingkungan dan kondisi lingkungan jawa timur park 01, sudah
memiliki kedekatan dengan atasan atau supervisor. Jika karyawan baru yang
24
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa ada 13 aitem yang dinyatakan lolos dan
10 aitem yang dinyatakan gugur. Terdapat 10 aitem yang dinyatakan gugur, tetapi
Uji reliabilitas adalah tingkat seberapa besar suatu alat ukur mengukur
,779 13
Dari hasil uji reliabilitas aitem pada skala Family Supportive Suppervision
hitung < r tabel, maka aitem tersebut gugur. Walaupun terdapat 10 aitem yang
dinyatakan gugur, tetapi aitem yang lainnya masih dapat mewakili dari tiap-tiap
dimensi dari alat ukur tersebut. Hasil reliabilitas alpha sebesar 0,779, sehingga alat
25
Uji validitias dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi
merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian isi angket dengan analisis
rasional atau lewat professional judgement. Validitas isi yang digunakan yaitu
validitas muka (face validity). Validitas muka merupakan tipe validitas yang
didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan tes. Apabila penampilan tes
hendak diukur, maka dapat dikatakan bahwa face validity telah terpenuhi (Azwar,
2013). Dalam uji validitas yang menjadi profesional judgement adalah dosen
bahwa sudah meyakinkan dan dapat mengungkap atribut-atribut yang akan diukur.
Dari hasil pengumpulan data telah diperoleh kemudian diolah dalam bentuk
yang lebih sederhana dan sistematis sehingga mudah untuk dipahami dan
diinterpretasikan.
26
dari FSSB yang ada yaitu emotional support, instrumental support, role modelling
Rendah X < (µ - σ)
Sedang (µ - σ) ≤ X < (µ + σ)
Tinggi (µ + σ) ≤ X
27
sedang, dan tinggi. Analisis tingkatan dilakukan untuk mengetahui lebih detail pada
Park 01.
mean hipotetik (μ) – standar deviasi (σ) = 32,5 – 6,5 = 26 , dan mean hipotetik (μ)
+ standar deviasi (σ) = 32,5 + 6,5 = 39 Untuk dimensi emotional support nilai mean
hipotetik (μ) – standar deviasi (σ) = 10 – 2 = 8 , dan mean hipotetik (μ) + standar
deviasi (σ) = 10 + 2 = 12. Untuk dimensi instrumental support nilai mean hipotetik
(μ) – standar deviasi (σ) = 7,5 – 1,5 = 6, dan mean hipotetik (μ) + standar deviasi
(σ) = 7,5 + 1,5 = 9. Untuk dimensi role modelling nilai mean hipotetik (μ) – standar
deviasi (σ) = 7,5 – 1,5 = 6, dan mean hipotetik (μ) + standar deviasi (σ) = 7,5 + 1,5
= 9. Untuk dimensi creative work familly management nilai mean hipotetik (μ) –
standar deviasi (σ) = 7,5 – 1,5 = 6, dan mean hipotetik (μ) + standar deviasi (σ) =
7,5 + 1,5 = 9. Kemudian hasil dari skor yang diperoleh dikategorikan ke dalam
28
yang sedang, 31,7% atau 19 subjek menyatakan tingkat dukungan yang diberikan
supervisor terhadap keluarga bawahan berada dalam kategori tinggi, dan sebesar
0% atau tidak ada subjek yang menyatakan tingkat family supportive suppervision
terdapat dukungan kepedulian keluarga yang diberikan oleh atasan kepada bawahan
sebesar 38,3% atau 23 subjek menyatakan bahwa emotional support berada pada
kategori tinggi, dan sebesar 61,7% atau 37 subjek menyatakan emotional support
berada pada kategori sedang. Artinya sebagian dari karyawan menganggap terdapat
dukungan secara emosional yang baik diberikan oleh atasan yang berupa rasa
29
bahwa instrumental support berada pada kategori sedang, dan sebesar 23,3% atau
Pada dimensi role modelling sebesar 78,3% atau 47 subjek menyatakan bahwa
role modelling berada pada kategori sedang, dan 21,7% atau 13 subjek menyatakan
rolle modelling berada pada kategori tinggi. Artinya karyawan menganggap bahwa
Pada dimensi creative work family management sebesar 78,3% atau 47 subjek
menyatakan bahwa dimensi creative work family management berada pada kategori
sedang, dan sebesar 21,7% atau 13 subjek menyatakan bahwa creative work family
pekerjaan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa tidak ada yang masuk dalam kategori
rendah, dan sebagian besar berada dalam kategori sedang sebanyak 68,3% atau 41
subjek. Tetapi terdapat dukungan emosional yang baik berupa rasa peduli,
30
memberikan contoh perilaku yang baik dalam pekerjaan dan keluarga, karena
dimensi yang memiliki skor terendah adalah dimensi role modelling behavior dan
teori-teori psikologi di dalam dunia kerja. Termasuk aplikasi dari tema penulis
Kapten dan pelaksana memiliki penempatan area yang sama dan beban tugas
yang sama yaitu melayani pengunjung dan menjaga kebersihan sekitar area
mereka hanya saja kapten disuatu area menjadi pusat informasi di area mereka.
Ketika ada hal-hal yang penting yang akan diinfokan atau ditanyakan kepada
karyawan pelaksana maka info akan diberikan dengan alur yang sudah
ditentukan yaitu melalui supervisor kemudian kapten setalah itu kapten baru
31
diantara terlihat ketika ada suatu masalah di area mereka. Ada kerusakan alat
peraga dan juga gangguan listrik di area pembelajaran science center dengan
dengan karyawan yang ada di area dan juga mendiskusikan dengan kapten
mereka pula. Untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, mencari solusi
menyelesaikan dengan memperbaiki alat peraga yang rusak oleh para karyawan
yang ada di lokasi science center temasuk juga dengan kapten yang ada di lokasi
science center. Ketika para karyawan beserta kapten yang ada dilokasi
kesulitan yang ada di area science center. Selain di area science center di area
pembelajaran yang lain kimia biologi, taman buah dan sayur, galeri etnik
nusantara dan taman sejarahpun juga sama. ketika menghadapi sebuah masalah
yang tejadi di tiap area maka karyawan akan mengkomunikasikan dengan kapten
dan para karyawan lain yang ada di area untuk mencari solusi bersama. Jika
masih mengalami kesulitan, maka kapten yang ada di area tersebut akan
menghubungi departemen lain yang sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
peralatan yang dibutuhkan di suatu area, seperti cat tembok, lampu, tisu, polybag
saja peralatan yang dibutuhkan kemudian kapten akan menuliskan di form order
32
peralatan dan jumlah yang dibutuhkan secara rinci. Selanjutnya, kapten melapor
menandatangani form order dan kemudian kapten membawa form order tersebut
ke gudang untuk diproses dan diorderkan barang atau perlatan sesuai dengan
yang ada di form order. Sehingga, dapat dilihat pula hubungan antar departemen
yang sama dalam mengambil kesempatan libur yaitu satu hari dalam seminggu
selain hari minggu dan libur nasional. Dalam penentuan hari libur setiap
karyawan dapat menentukan jadwal libur mereka sendiri dengan syarat tidak di
hari minggu dan libur nasional. Pada saat memilih jadwal libur sangat fleksibel
minggunya dalam mengatur jadwal libur mereka sehingga tidak ada yang
bertabrakan dalam mengambil kesempatan libur di setiap area. Jika ada yang
berdiskusi dengan pihak yang bersangkutan dan mengambil jalan tengah dengan
mendahulukan karyawan yang memiliki urusan penting pada saat itu dan pihak
satunya mengganti jadwal libur yang lain. Selain kesempatan libur tiap minggu
karyawan juga memiliki kesempatan untuk mengajukan cuti dan juga DP dalam
satu tahun karyawan mendapatkan kesempatan cuti 12 kali dan ada juga cuti
hamil selama 3 bulan bagi wanita yang melahirkan. DP (Day Pay) adalah
kesempatan libur yang diberikan kepada karyawan ketika dalam satu tahun ada
33
kesempatan libur mingguan tetapi itu tetap dihitung hari libur karyawan yang
dapat diambil dilain hari selain minggu dan libur nasional. Jika dalam satu bulan
ada 5 hari libur nasional (tanggal merah), maka karyawan memiliki kesempatan
libur 5 hari yang dapat diambil lain hari secara fleksibel tetapi tetap dengan
berdiskusi dengan karyawan lain yang ada di departemen yang sama agar tidak
terjadi tabrakan dalam mengambil hari libur. Jika para karyawan sudah
yang sudah fix dalam lembar schedule dan kemudian di berikan kepada HRD
masing-masing dengan tujuan agar disetiap area saling mengetahui jadwal libur
34
mendadak dan mendesak yang dituliskan di form surat izin yang sudah
ditandatangani pihak yang bersangkutan dan kemudian form surat izin dibawa
diberikan kepada pihak HRD untuk data dan lebar satunya diberikan kepada
35
sama lain. Sesama karyawan maupun antara kapten dengan pelaksana atau
supervisor dengan kapten dan pelaksana disaat waktu lenga atau pada saat
istirahat untuk mengenal lebih dekat rekan kerja masing-masing. Selain itu juga
untuk mengurangi rasa jenuh yang karyawan hadapi. Terutama pada saat
untuk berbincang, bergurau dan sharing dengan karyawan yang ada di area untuk
tentang keluarga masing-masing atau bercerita hal lain. Pada saat itu ada
Para karyawan memiliki empati yang tinggi dengan karyawan lain sehingga mau
mendengarkan cerita dari rekan kerjanya bahkan tidak jarang saling memberi
1. Subyek YY
merespon, hal tersebut dapat dilihat dari lampiran verbatim wawancara dengan
bercerita kepada atasannya, tetapi kalau memang ada hal yang harus
36
emosional hal ini dapat dilihat di verbatim pada baris 12-14. Dari hasil
lampiran verbatim baris 20-23. Dilihat dari hasil wawancara terdapat perilaku
seharusnya tidak dilakukan sehingga tidak bisa dijadikan teladan, dapat dilihat
strategi serta contoh perilaku yang baik kepada bawahan, sehingga bawahan
2. Subyek EN
dapat dilihat di lampiran verbatim baris 7-12 dan 42-46. subjek kurang nyaman
37
untuk bercerita kepada atasan tentang keluarga secara mendetail dan merasa
lebih nyaman bercerita kepada teman diluar area kerja. Tetapi tetap melakukan
sharing tentang keluarga dalam hal yang sedrhana, dapat dilihat pada lampiran
verbatim baris 21-32 dan 44-46. Dapat diketahui dari hasil wawancara terdapat
dan perijinan kerja. Jika ada kepentingan mendadak, maka para karyawan
dapat bertukar jadwal libur dengan karyawan yang lain, dapat dilihat pada
Dari wawancara dengan subyek EN juga dapat dilihat adanya respon yang
cukup baik dari atasan pada saat melakukan sharing dan memberi saran apabila
lampiran verbatim baris 42 – 46. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa terdapat
dihadapi bawahannya.
3. Subyek UL
38
baris 5-11. Subyek merasa kurang nyaman apabila bercerita kepada atasannya
bukan karena atasannya kurang tanggap tetapi subyek UL merasa tidak nyaman
apabila bercerita tentang masalah pribadi, dapat dilihat pada lampiran verbatim
baris 19-28. Dapat dikatakan bahwa terdapat emotional support yang diberikan
Sehingga dari hasil analisis wawancara dengan tiga subyek dapat ditarik
39
Park 01 sebagian besar dalam kategori sedang. Dilihat dari keempat aspek FSSB
yang memiliki presentase terendah adalah aspek role modelling behaviors dan skor
berupa komunikasi yang terjalin baik antar atasan dengan bawahan, dan adanya
kepedulian yang tinggi dari sesama karyawan dalam pekerjaan maupun diluar
Hasil wawancara juga didapat bahwa terdapat tiga aspek yang cukup
menonjol dari keempat aspek FSSB yaitu; emotional support, instrumental support
terjalin cukup baik dengan seringnya melakukan sharing pengalaman antara sesama
karyawan begitu juga atasan dengan bawahan. Ketiga subyek mengatakan atasan
fleksibel dalam mengatur jadwal libur dan memberi kemudahan dalam pengajuan
ijin kerja asalkan dengan alasan yang jelas. Salah satu subyek mengatakan bahwa
role modelling behaviors di Jawa Timur Park masih kurang karena pernah melihat
atasan membawa anak ketika bekerja. Hal tersebut menurut subyek salah satu
40
perilaku atasan yang tidak dapat dijadikan teladan karena tidak dapat
2.3.7 Pembahasan
dukungan emosional yang diterima (Straub, 2012). terdiri dari 4 dimensi yaitu
work-family management (Hammer, dkk 2011). Berikut ini pengertian dari masing-
masing dimensi:
a. Emotional Support
bawahannya.
b. Instrumental Support
41
instrumental support lebih reaktif karena hanya merespon permintaan dan inisiatif
dari bawahan.
keluarga. Kirby dan Krone (Hammer, Kossek, Yragui, & Bodner, 2011)
organisasi.
Dilihat dari hasil hitung angket yang merupakan data primer, dan didukung
dengan hasil wawancara dan observasi bahwa FSSB sebagian besar para karyawan
jawa timur park 01 berada pada kategori sedang. Sebagian besar karyawan
42
mengatur jadwal agar lebih efektif. Jika dibahas secara rinci dari tiap-tiap dimensi
didapatkan :
1. Terdapat emotional support dalam Jawa Timur Park 01 dalam kategori sedang.
rasa nyaman dalam berkomunikasi, memiliki rasa simpati dan empati terhadap
diluar pekerjaan. Sesuai dengan teori bahwa emotional support adalah ukungan
mengatur jadwal kerja para karyawan. Hal tersebut didukung dengan hasil
libur karyawan yang selalu didiskusikan dengan para karyawan dan juga
dalam kerja atau keluarga. Selain itu didukung dengan hasil wawancara bahwa
atasan fleksibel dalam mengatur jadwal libur para karyawannya dan fleksibel
43
dalam hal perijinan selama alasannya jelas. Sesuai dengan teori bahwa
keluarga yang berkaitan dengan kebijakan yang telah ditetapkan (Hammer, dkk
2011).
keseimbangan anatara kerja dan keluarga. Hal tersebut didukung dengan hasil
wawancara. Salah satu subyek menganggap ada suatu hal yang tidak bisa
dijadikan teladan dari seorang atasannya yang pada saat bekerja membawa
seorang anak. Sesuai dengan teori bahwa role modelling support adalah
perilaku atasan yang memberikan strategi serta contoh perilaku yang dipercaya
44
teori bahwa creative work family management adalah sebuah inisiatif dari
sedang. Tetapi emotional support yang memiliki skor tertinggi dan terendah adalah
role modelling behavior dan creative work family management. Hal tersebut dapat
support diberikan atasan kepada bawahan lebih menonjol jika dibandingkan dengan
kategori sedang. Artinya tidak semua karyawan Jawa Timur Park 01 merasakan
45
3 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dengan teori-teori yang ada, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa Family
2. Dari keempat aspek FSSB meskipun sama-sama berada pada kategori sedang.
Tetapi emotional support yang memiliki skor tertinggi dan terendah adalah
3.2 Saran
1) Bagi perusahaan : karena karyawan adalah aset yang paling berharga dalam
memberikan contoh perilaku yang baik pada karyawan. Jika terdapat motivasi
yang positif dan adanya kepedulian satu sama lain, maka akan dapat
meningkatkan kerja karyawan agar lebih giat bekerja. Hal tersebut juga dapat
46
yang nantinya dapat mendukung data primer. Agar dapat mengetahui seberapa
tingkat FSSB dari sudut pandang atasan bukan hanya dari persepsi karyawan
saja.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 60 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,779 13
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Scale Statistics
1
Missing 0
Mean 37,8833
Std. Deviation 4,15827
Minimum 28,00
Maximum 48,00
Total
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 28,00 3 5,0 5,0 5,0
32,00 1 1,7 1,7 6,7
2
Missing 0
Mean 11,7000
Std. Deviation 1,60824
Minimum 8,00
Maximum 15,00
aspek1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 8,00 2 3,3 3,3 3,3
9,00 5 8,3 8,3 11,7
N Valid 60
Missing 0
Mean 8,8000
Std. Deviation 1,48210
Minimum 6,00
Maximum 11,00
3
aspek2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6,00 8 13,3 13,3 13,3
7,00 4 6,7 6,7 20,0
aspek3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6,00 3 5,0 5,0 5,0
7,00 4 6,7 6,7 11,7
8,00 12 20,0 20,0 31,7
4
Missing 0
Mean 8,5500
Std. Deviation 1,37070
Minimum 6,00
Maximum 12,00
aspek4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6,00 4 6,7 6,7 6,7
7,00 12 20,0 20,0 26,7
Missing 0
kategori1R
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sedang 15 25,0 25,0 25,0
tinggi 45 75,0 75,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
5
Missing 0
rev2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sedang 46 76,7 76,7 76,7
tinggi 14 23,3 23,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
rev3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Missing 0
6
rev
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sedang 47 78,3 78,3 78,3
tinggi 13 21,7 21,7 100,0
LAMPIRAN 2. VERBATIM
Subyek 1
Nama (inisial) : yy
Keterangan : karyawan
Int-er = interviewer
Int-ee = interviewee
Baris Subyek Narasi
1 Int-er Mbak , pernah tidak bercerita tentang keluarga ke atasan
mbak ?
2 Int-ee Kadang sih .. tapi nggak yang pribadi gitu enggak ..
3 Int-er Bisa dicontohkan ?
4 Int-ee Jadi misalnya.. ini anakku kenapa ya... kok tiba-tiba gini ...
gituu
5 Int-er Oh .... jadi lebih semacam sharing ya mbak ..
6 Int-ee Naahh.. he.eh (mengangguk)
7 Int-er Nah dari atasan mbak menanggapinya gimana ?
8 Int-ee Yaa... biasa sih. Menjawab yang dia tau aja ...
9 Int-er Oh ... tapi pasti direspon ya mbak ?
10 Int-ee Iyaa.. pasti direspon
11 Int-er Mbak sendiri nyaman tidak ketika bercerita dengan atasan
mbak ?
12-14 Int-ee Nggak juga sih ... karena aku cerita ada alasannya ... biar dia
nggak curiga. Misal ketika aku datang telat ... alasannya apa ..
jadi biar tau kalau saya telat itu alasannya seperti ini . gitu..
15-16 Int-er Kalau misal nih .. mbak ada urusan mendadak di luar
pekerjaan, biasanya diijinkan tidak untuk ijin ?
17-18 Int-ee Kalo masalah ijin .. Pasti diijinkan . asal yaa alasannya jelas
dan mendesak.
19 Int-er Fleksibel tidak dalam hal pengaturan jadwal libur ?
20-23 Int-ee Kalau liburnya fleksibel .. kecuali hari minggu . karena hari
minggu kan tempat wisata semacam jatim park pasti ramai .
jadi boleh ambil jatah libur di hari selain minggu. Kecuali ada
kepentingan yang sangat mendesak. Itupun ijinnya sedikit
ruwet .
7
24-26 Int-er Pernah tidak misal mbak mengajukan libur hari kamis, terus
ada karyawan lain yang ada kepentingan mendadak di hari
kamis. Nah ... kalau seperti itu boleh tidak tuker hari libur ?
27-29 Int-ee Pernah sih terjadi... ya boleh sama atasan selama memang dia
ada keperluan mendadak. Tapi dengan syarat karyawan yang
diajak tuker libur itu mau dan tidak ada kepentingan dihari
tersebut.
30-31 Int-er Menurut mbak , atasan mbak bisa tidak dijadikan teladan
dalam hal keseimbangan kerja dan keluarga ?
32-33 Int-ee Eeee.... gimana ya .. kalo soal teladan tidaknya semua sama
sih ... jadi biasa aja.
34 Int-er Kalo kerja pernah tidak membawa anak ?
35 Int-ee Oh ... nggak pernah kalo dalam kondisi kerja.
36 Int-er Tapi sebenarnya boleh tidak membawa anak ketika bekerja ?
37-40 Int-ee Yaa... nggak boleh sih . tapi atasan kita ada yang seperti itu.
Pas jam kerja dia bawa anak lebih dari satu anak bahkan.
Sebenernya yaa... gak boleh tapi karena atasan begitu jadi
bawahan ada yang meniru gitu ...
41 Int-er Jadi tanggapan mbak gimana melihat hal seperti itu ?
42 Int-ee Yaa... bagus yaa nggak bisa di contoh ..
43 Int-er Jadi tidak bisa dijadikan teladan yaa...
44 Int-ee Iyaa.. gabisa..
Subyek 2
Nama (inisial) : en
Keterangan : karyawan
Int-er = interviewer
Int-ee = interviewee
Baris Subyek Narasi
1-2 Int-er menurut mbak atasan mbak itu peduli tentang keluarga mbak
ketika mbak cerita ?
3 Int-ee Atasan yang mana dulu ? kapten ? spv ? hrd ?
4 Int-er Kapten atau spv mungkin yang paling dekat secara struktur
5 Int-ee Eeemmmm ... iya sih peduli
6 Int-er ee.. brati mbak pernah dong cerita ke atasan mbak ?
7 Int-ee Pernah sih ...
8 Int-er Ceritanya gitu biasanya tentang apa mbak ?
9-10 Int-ee Seputar keluarga sih .. biasa lah ... sama nggosip nggosip
dikit hehehe (sambil tertawa)
11-12 Int-er Ohh ... campur gosip gitu ya mbak . tapi cukup sering nggak
cerita tentang keluarga ?
13 Int-ee Iya sih ... tapi nggak semua .
14 Int-er Oh .. nggak semua ya..
15 Int-ee Nggak semua masalah keluarga tak ceritakan sama atasan ..
8
16-17 Int-er Tapi kalo sama sesama karyawan lain juga sering cerita-cerita
tentang keluarga tidak ?
18-19 Int-ee Kalo sama karyawan lain gitu ... yayayaya sering cerita
(sambil mengangguk)
20 Int-er Mbak merasa nyaman tidak ketika cerita ke atasan mbak ?
21 Int-ee Lebih nyaman ke temen deket tidak di area kerja tapi.
22-23 Int-er Oh ... jadi kalo keatasan biasanya ceritanya yang simple
simple ya mbak..
24 Int-ee Iyaaa... yang wajar aja yang panteslah buat diceritakan.
25 Int-er Yang membuat tidak nyaman apa mbak ?
26-28 Int-ee Mungkin atasan yang sekarang nggak semua tahu tentang
saya . maksutnya kalau temenku sekolah kan mulai aku dulu
sekolah ngerti aku ini gimana-gimananya..
29 Int-er Jadi kalo atasan ?
30 Int-ee Kalo atasan taunya ya.... setelah kita jadi rekan kerja..
31 Int-er Jadi yang membuat tidak nyaman itu yaa...
32 Int-ee Iyaaa... betull
33-34 Int-er Tapi kalau misalnya mbak ijin ke atasan mbak ketika ada
kepentingan mendadak seperti anak sakit gitu gimana ?
35-36 Int-ee Seperti libur mendadak gitu ya... yaa.. karyawan lain juga
menyesuaikan . asal yang lain tidak keberatan ketika tuker
libur .
37 Int-er Tapi sudah pasti boleh atau gimana ?
38-39 Int-ee Kalau hari itu ada yang off dan offnya tidak bisa dituker tetap
masuk .
40 Int-er Pernah kejadian seperti itu ?
41 Int-ee Pernah ..... tapi kebanyakan boleh ..
42-43 Int-er ee.... pernah nggak mbak atasan mbak memberi solusi ketika
sharing tentang keluarga ?
44-46 Int-ee Pernah memberi saran .. selama dia tahu dan memiliki
pengalaman yang sama dia biasanya memberi saran jadi
seperti sharing pengalaman gitu.
47-48 Int-er Menurut mbak , atasan mbak bisa tidak dijadikan teladan jika
dilihat dari keseimbangan keluarga dan kerja ?
49-50 Int-ee Emmm ... gimana ya .. semua orang kan punya kekurangan
dan kelebihan jadi tidak bisa memastikan.
Subyek 3
Nama (inisial) : ul
Keterangan : karyawan
Int-er = interviewer
Int-ee = interviewee
Baris Subyek Narasi
1 Int-er Siang mas , lagi sibuk nggak ?
2 Int-ee Nggak sih dit , knapa ?
9
10
LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI
11
Pembenahan persiapan
High Season di area Taman
Buah dan Sayur
Pembenahan
persiapan
High Season
di area Galeri
Etnik
Nusantara
12
Pembenahan dan
membersihkan
persiapan High
Season di area
Kimia Biologi
Pengisian angket
oleh karyawan
Jawa Timur Park
13
14
15
16
Lampiran 5. Angket
INSTRUKSI
Pada lembar berikut ini, terdapat beberapa pertanyaan. Tiap-tiap pertanyaan
disertai dengan jawaban tertentu. Jawablah pertanyaan dengan cara memberi
Tanda Centang [√] pada salah satu kategori jawaban yang telah disediakan.
Adapun rincian arti dari masing-masing kategori jawaban dijelaskan sebagai
berikut:
S = SETUJU
17
No pernyataan SS S TS STS
1. Atasan saya peduli terhadap tanggungjawab saya
di keluarga dan pekerjaan
2. Atasan saya memberikan fleksibilitas dalam
mengatur jadwal kerja
3. Saya merasa nyaman menceritakan masalah
keluarga maupun pekerjaan kepada atasan
4. Saya tahu adanya work family policies
5. Atasan saya memberikan ijin ketika saya ada
urusan keluarga mendadak
6. Atasan saya tidak mau tahu dengan
permasalahan keluarga maupun pekerjaan
7. Atasan saya kurang fleksibel dalam mengatur
jadwal kerja
8. Atasan mempermudah saya untuk memanfaatkan
work family policies
9. Atasan saya tidak dapat memahami keadaan
yang sedang saya hadapi dikeluarga
10. Saya tidak paham dengan adanya work family
policies
11. Atasan saya mau mendengarkan permasalahan
yang saya hadapi dikeluarga maupun pekerjaan
12. Atasan saya merupakan contoh seseorang yang
mampu menyeimbangkan perannya dikeluarga
maupun pekerjaan
14. Atasan saya menunjukkan bagaimana caranya
agar sukses dipekerjaan maupun keluarga
15. Atasan saya menunjukkan rasa empati terhadap
permasalahan keluarga maupun pekerjaan yang
saya hadapi
16. Atasan saya seringkali meminta saya bekerja
diluar jam kerja
17. Atasan saya sering memberikan nasihat atau
solusi terkait dengan tanggungjawab di keluarga
dan pekerjaan
18. Atasan saya menyusun cara kerja yang
mempermudah saya melaksanakan
tanggungjawab dipekerjaan dan keluarga
19. Atasan saya dapat memahami bagaimana
keadaan saya didalam maupun luar pekerjaan
20. Atasan saya mempertimbangkan tanggungjawab
saya dikeluarga ketika menentukan penempatan
kerja
21. Atasan saya mempertimbangkan tanggungjawab
saya dikeluarga ketika menentukan jam kerja
18
Inisial :
Jenis Kelamin : L / P
Usia :
19
20
21
22
23
24
25