Falsafah Dasar Pengendalian Mutu
Falsafah Dasar Pengendalian Mutu
ABSTRAK
Kata Kunci:
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dewasa ini kecepatan suatu perusahaan untuk menciptakan suatu produk tidak bisa
menjadi jaminan bahwa konsumen akan memilih produk tersebut. Banyak faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk dimulai dari variasi, kecepatan
produksi, layanan, hingga kualitas produk. Bagaimana cara menghasilkan kualitas produk yang
baik dan senantiasa menjaga kualitas produk tersebut menjadi salah satu daya saing perusahaan
dalam menarik hati konsumen. Kualitas atau sering juga disebut mutu buka faktor yang dapat
berdiri sendiri dalam perusahaan. Dalam praktiknya, mutu ini memiliki berbagai keterkaitan dari
awal bahan baku dikirim hingga sampai ke tangan konsumen. Sehingga mutu bisa dikatakan
berhubungan erat deengan seluruh aspek produksi seperti supplier, produsen, distributor, dan
konsumen. Perkermbangan mutu pun telah menjadi aspek dalam produksi yang senantiasa harus
ditingkatkan dan peningkatan tersebut berkembang menjadi sebuah konsep yang kini dikenal
dengan pengendalian kualitas.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Mutu memiliki beragam definisi. Secara sederhana mutu dapat dikatakan sebagai
kesesuaian produk untuk memenuhi keinginan konsumen. Menurut Garvin (1987) Kualitas
adalah suatu kondisi dimana produk, manusia, proses, tugas dan lingkungan seimbang yang
memenuhi bahkan melebihi harapan konsumen.Definisi lain yang diungkapkan oleh Juran dan
Gryna adalah fitness for use (kepuasan guna). Bagi konsumen mutu berarti kemudahan dalam
memperoleh barang, keamanan dan kenyamanan dalam mempergunakan serta dapat memenuhi
selera (Juran and Gyrna, 1980: 1-2).
Definisi yang hampir serupa diungkapkan oleh Arrmand V. Feigenbaum serta Supriono.
Menurut Armand V. Feigenbaum (1989: 7) mutu adalah keseluruhan gabungan karakteristik
produk dan jasa dari pemasaran rekayasa, pembikinan dan pemeliharaan yang membuat produk
dan jasa yang digunakan untuk memenuhi harapan-harapan pelanggan.
Tidak ada definisi mutu yang universal. Namun, dari definisi-definisi tersebut terdapat
kesamaan yaitu mutu adalah sebagai nilai toak ukur konsumen dari segala dimensi apakah suatu
produk sudah dapat memenuhi kebutuhan, tujuan, dan keinginan konsumen.
DIMENSI MUTU
Mutu suatu produk dapat dilihat dan dievaluasi dengan beragam cara dan sudut pandang.
Seringkali kali mutu produk dibedakan dari apa yang direpresentasikannya pada tiap aspek. Aspek
ini dikenal dengan dimensi mutu produk. Menurut Garvin (dalam Montgomery, 2009) ada 8
dimensi yang merepresentasikan suatu produk yaitu:
1. Performance
Mutu produk dilihat dari bagaimana kinerja dan performansinya dalam memenuhi
ekspektasi konsumen
2. Reliability
Produk dapat digunakan berkali-berkali dalam rentang dan periode waktu tertentu tanpa
mengalami kerusakan.
3. Durability
Mutu produk dilihat dari ketahanannya atau umur ekonomisnya.
4. Serviceability
Dimensi ini melihat produk dari kemudahan dalam melakukan perawatan dan perbaikan.
5. Aesthetics
Kualitas produk dilihat dari nilai estetikanya yaitu daya tarik secara visual.
6. Features
Semakin beragam dan canggih fitur dari suatu produk juga menjadi salah satu tolak ukur
kualitasnya.
7. Perceived Quality
Reputasi produk atau perusahaan menjadi aspek yang dipertimbangkan oleh konsumen.
Jika reputasi kualitas produk/perusahaan sebelumnya rendah, maka akan sulit untuk
menarik konsumen baru.
8. Conformance for Standards
Selain aspek yang berkaitan dengan spesifikasi, kenyamanan dan keamanan dalam
penggunaan juga merupakan salah satu dimensi yang merepresentasikan kualitas.
Dimensi di atas merupakan dimensi mutu untuk merepresentasikan mutu suatu produk.
Sementara dalam industri jasa terdapat dimensi lain yang digunakan yaitu:
a. Responsiveness (Daya Tanggap)
Merupakan kecepatan dan kepekaan suatu instansi perusahaan dalam memberikan
layanan jasa kepada pelanggan.
b. Profesionalism (Profesinalisme)
Adalah bagaimana suatu penyedia jasa memberikan layanan secara professional terhadap
pelanggannya.
c. Attentiveness (Perhatian)
Hal kecil seperti salam, terima kasih, dan segala bentuk perhatian yang diberikan oleh
penyedia layanan juga menjadi salah satu tolak ukur mutu layanan tersebut.