Anda di halaman 1dari 6

SOAL

Analisislah grafik kapasitas panas hasil pendekatan theori Dulong Petit, Einstein, dan Debye
dibandingkan dengan hasil eksperimen. Tampilkan grafiknya
Jawab :

a. Hukum Dulong dan Petit.


Menurut hukum Dulong-Petit (1820), panas spesifik padatan unsur adalah hampir
sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 6 cal/mole K. Boltzmann kemudian menunjukkan
bahwa angka yang dihasilkan oleh Dulong-Petit dapat ditelusuri melalui pandangan bahwa
energi dalam padatan tersimpan dalam atom-atomnya yang bervibrasi. Energi atom-atom ini
diturunkan dari teori kinetik gas.Dalam teori kinetik gas, molekul gas ideal memiliki tiga
derajat kebebasan dengan energi kinetik rata-rata per derajat kebebasan adalah

sehingga energi kinetik rata-rata dalam tiga dimensi adalah

Energi per mole adalah

yang merupakan energi internal gas ideal


Fenomena yang teramati oleh Dulong-Petit adalah hasil kali kapasitas kalor spesifik
dengan massa atom adalah konstan, dan ini teramati pada sebagian besar jenis logam dan
pada rentang pengukuran temperatur yang konstan. Selain itu pengukuran ini dilakukan
seakurat mungkin, baik dengan wadah yang terisolasi, dan bentuk partikel yang berupa bubuk
halus. Akhirnya dapat dihasilkan sebuah hukum yang menyatakan bahwa segala atom dengan
struktur zat yang sederhana memiliki kapasitas kalor yang serupa.
Hukum ini memiliki banyak kelemahan karena asumsi yang digunakan seperti selama
pengukuran padatan tidak meleleh, mendidih, atau mengalami perubahan struktur. Kelak di
kemudian hari, di ketahui bahwa hasil kali kapasitas kalor spesifik dengan massa molar
bernilai 3R (Dulong-Petit menggunakan satuan yang berbeda dengan yang kini, dan konsep
mekanika kuantum belum muncul). Einstein melakukan visualisasi materi sebagai kumpulan
osilator harmonik yang bergerak di tiga dimensi dan terhubung ke titik kisi ruang kristal yang
teratur. Setelah itu, Einstein dan Peter Debye menyusun persamaan yang akhirnya
menjelaskan hal ini, baik di temperatur tinggi dan rendah
Dari teori Dulong Petit akan dihasilkan panas jenisnya, yaitu

Pada volume konstan, panas per mole adalah

Tampak bahwa panas jenis adalah konstan, tidak tergantung pada suhu. Secara eksperimen
panas jenis sesungguhnya adalah tergantung pada suhu, seperti diperlihatkan pada Gambar
berikut ini

Gambar Ketergantungan suhu dari panas jenis Argon, Xenon dan Kripton. Garis mendatar
adalah hasil perhitungan secara klasik

b. Model Einstein
Einstein melakukan perhitungan panas spesifik dengan menerapkan teori kuantum. Ia
menganggap padatan terdiri dari N atom, yang masing-masing bervibrasi (osilator) secara
bebas pada arah tiga dimensi, dengan frekuensi fE .Mengikuti hipotesa Planck tentang
terkuantisasinya energi, energi osilator adalah

dengan n adalah bilangan kuantum, n = 0, 1, 2,....


Jika jumlah osilator tiap status energi adalah Nn dan N0 adalah jumlah asilator pada
status 0,maka menuruti fungsi Boltzmann

Berdasarkan kesuksesan dari M. Planck dalam menggambarkan radiasi benda hitam


dengan aturan terkuantisasinya, Einstein kemudian mengambil aturan tersebut untuk
menjelaskan bagaimana ketergantungan panas jenis terhadap suhu. Dalam hal ini gelombang
elastis yang digambarkan sebagai fonon adalah analog dengan foton. Teori Einstein
menggunakan pendekatan bahwa setiap atom dianggap bergerak secara independen.
Karakteristik frekuensi Einstein adalah

Menurut hasil ini jelas bahwa model Einstein cocok pada suhu tinggi. Bagaimana
untuk suhumrendah. Pada suhu rendah (T<<) nilai (θ E/T) besar. Jadi, pada suhu rendah CV
sebanding dengan exp(−θ ET) dan jelas ini tidak cocok dengan hasil eksperimen. Sekali lagi,
model inipun gagal menjelaskan CV pada suhu rendah. Dalam model Einstein, atom-atom
dianggap bergetar secara terisolasi dari atom disekitarnya.
Pada teori didhasilkan panas jenis volume konstan, yaitu

Dengan fungsi Einstein

Fungsi Einstein adalah mendekati satu pada suhu tinggi, sehingga panas jenisnya
adalah sama dengan panas jenis klasik. Perbandingan kurva panas jenis model klasik dan
model yang dibuat oleh Einstein sebagaimana diperlihatkan pada Gambar berikut ini
Gambar Panas jenis model klasik Dulong -Petit dibandingkan dengan model Einstein.

c. Model Debye
Teori Debye menjelaskan dengan menggunakan semua atom pada lattice secara
keseluruhan. Jadi di sini kita mengasumsikan sebuah distribusi frekuensi, tidak hanya satu
frakuensi seperti teori Einstein. Distribusi frekuensinya adalah

Jadi distribusi energi menjadi

Karateristik temperatur Debye,

d.
Energi totalnya didapat dengan menjumlahkan (mengintegralkan) untuk semua frekuensi
dibawah frekuensi

Integral ini harus dihitung secara numerik.


Untuk mendapatkan kapasitas panasnya kita menghitung terlebih dahulu kapasitas panas per
vibrasi kemudian kapasitas panasnya dapat dilakukan dengan,

dan kemudian menghasilkan,


Kelemahan dari model Einstein adalah terletak pada anggapan bahwa semua modus
vibrasi mempunyai frekwensi sama E. Sebelum membahas model Debye terlebih dahulu
dibahas rapat keadaan dan jumlah ragam vibrasi dalam daerah frekwensi , + d. Dengan
panas jenisnya :

Dan dalam variable x :

Kurva panas jenis suatu zat padat (per-mole) sebagai fungsi suhu sesuai dengan model Debye
diberikan pada Gambar berikut ini :

Gambar panas jenis sebagai fungsi suhu

Gambar Perbandingan nilai kapasitas kalor (a) model Einstein dan (b) model Debye
Dari model Debye tampak bahwa adanyakebergantungan kapasitas kalor terhadap
pada temperatur yang sangat rendah. Dari kedua model diatas, dapat dilihat bahwa
pendekatan yang diberikan Einstein memberikan bahwa ketika temperatur semakin
mendekati nol, maka kapasitas kalor cenderung lebih cepat menurun menuju nol
dibandingkan temperatur, sedangkan pendekatan yang diberikan Debye ini sesuai
dengan hasil eksperimen yang ada untuk berbagai jenis material zat padat (solids).

Gambar Model Debye vs Model Einstein

Anda mungkin juga menyukai