Anda di halaman 1dari 2

Tingkas Priambodo

21040114140082
Review Jurnal Land Readjustment

Land readjustment (penyesuaian lahan) merupakan salah satu penataan lahan yang berbasis pada
peningkatan lahan itu sendiri. Maksudnya adalah lahan yang semula kurang dioptimalkan, kemudian
diadakan penataan terhadap lahan tersebut agar dapat lebih bermanfaat. Penataan yang dilakukan tidak
hanya terbatas pada penataan lahannya saja, melainkan beserta manajemen, aktivitas, dan bangunan
yang berada di atas lahan itu. Land readjustment dapat dikelola secara bersama-sama atau dikelola secara
sepihak oleh pihak swasta maupun pihak pemerintah. Pada pengembangan suatu daerah pasti
berdasarkan peraturan atau rencana yang sudah dibuat. Namun pada kenyataannya kadang
implementasi tidak sesuai dengan rencana. Penggunaan lahan bisa tidak sesuai dengan rencana atau
peraturan, begitu pun dengan bentuk secara fisiknya yang kurang memiliki nilai estetika. Maka dari itu,
perlu dilakukan land readjustment untuk meningkatkan kualitas dari lahan itu sendiri.

Pada umumnya Land Readjustment dilakukan pada lahan pertanian yang berada pada pinggiran
kota. Dilakukan untuk replotting bangunan dan lahan pertanian sekaligus memberikan infrastruktur
seperti jalan dan drainase. Infrastruktur yang dibuat berdasarkan persetujuan dari setiap pemilik lahan
yang bergabung untuk melakukan Land Readjustment. Lahan yang dialokasikan untuk infrastruktur
sebesar 30% dari setiap kepemilikan tanah. Lahan yang diberikan untuk pembangunan infrastruktur
akan diberi nilai jual oleh administrator.

Namun dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kendala yang menghambat pelaksanaan Land
Readjustment seperti waktu pengerjaan yang dilakukan dalam pelaksanaan terlalu minim. Pengetahuan
pemilik tahan yang kurang terhadap Land Readjustment. Masyarakat perlu mengerti apa manfaat yang
diperoleh secara ekonomis, sosial dan ekologis dari keikut sertaan dalam LR. Maka dari itu perlu
dilakukan perumusan kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum yang bagaimana tanahnya dapat
disediakan melalui metode Land Readjustment.

Pada Jurnal “Land Readjustment in Thailand” proses penyesuaian lahan dilakukan pada tahun
2004. Land readjustment dilakukan berdasarkan peraturan dan rencana yang telah dibuat. Sehingga
pembagian lahan tetap adil dan dapat memberikan manfaat sesuai fungsinya. Land Readjustment di
Thailand juga memberikan dampak pada Komunitas dan Peremajaan Kota. LR dikatakan sangat efektif
untuk mengoptimalkan pengembangan infrastruktuk pada daerah yang kecil. Hal ini juga mempermudah
pemerintah daerah untuk melakukan revitalisasi apabila terjadi bencana yang melanda. Thailand juga
menggunakan Land Readjustment untuk melakukan optimasi terhadap guna lahan untuk pembangunan
jalan raya yang melalui kota.

Metode Land Readjustment juga dapat dilakukan untuk pembaharuan kota. Pada dasarnya
metode LR digunakan untuk pembangunan baru di daerah pinggiran kota. Namun juga terdapat studi
yang menunjukan bahwa metode LR dapat dilakukan untuk pembaharuan kota. Hal ini dapat dilaukan
dengan cara transfer kepemilikan secara temporer, baik itu kepemilikan lahan, kepemilikan partnership
dan fasilitas public. Pada jurnal “Applicability of Land Readjustment Method in Urban Renewal: An
Examination of three Cases in Turkey” terdapat 3 kasus yaitu Perubahan status permukiman dari illegal
menjadi legal setelah diterapkannya Amnesty Law No. 2981/3290 pada tahun 1980an. Kasus ke dua
adalah Proyek garis pesisir Fener-Balat yang terdapat permukiman dengan kepadatan tinggi. Kemudian
kasus ketiga adalah proyek Ottoman Neighboorhood dimana masih terdapat perumahan dengan
kepadatan rendah. Dengan adanya ketiga kasus tersebut, dapat diatur pembagian penyesuaian
perumahan dan permukiman agar menjadi permukiman dengan kepadatan sedang pada setiap
daerahnya.
Land Readjustment dapat berkontribusi dalam praktek pembaharuan perkotaan dimana
banyak pemilik tanah dapat melakukan Cost Recovery. Hal ini juga dapat mempersingkat waktu
pelaksanaan proyek. Namun hal ini tetap mengikuti peraturan yang ada di kota tersebut. Seperti di
Turki, karena struktur kepemilikan terfragmentasi, metode pembelian dan pengambilalihan tidak
dapat memecahkan masalah karena akan memperpanjang proses pelaksanaan dan muncul kenaikan
biaya.

Seperti yang sudah dijelaskan, Land Readjustment merupakan wujud peran serta masyarakat
dalam penataan ruang yang terpadu dan partisipatif. Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang (UUPR), menegaskan bahwa penataan ruang adalah suatu sistem
proses perencartaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan
ruang perlu diatur untuk mengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan yang mampu
mewujudkan keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan, serta
memberikan perlindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan sebagai akibat pemanfaatan ruang. Dalam konteks ini, penyesuaian lahan menjadi
instrumen panting untuk terwujudnya penataan ruang dan pengembangan wilayah yang terpadu dan
partisipasif. Terpadu dalam arti mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor,
lintas wilayah dan lintas pemangku kepentingan.

Daftar Pustaka :

Nurlinda, Ida. 2010. “Metode Konsolidasi Tanah untuk Pengadaan Tanah yang Partisipatif dan
Penataan Ruang yang Terpadu”. Bandung. Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
Bandung.

Puasakul, Udom. 2011. “Land Readjustment ind Thailand”. Thailand. Asia-Pasific Housing Journal.
diakses melalui www.ghbhomecenter.com

Sence, Sevkiye Turk. 2009. “Applicability of Land Readjustment Method in Urban Renewal: An
Examination of Three Cases in Turkey”. Eilat, Israel. Surveyor Key Role in Accelerated
Development

Anda mungkin juga menyukai