64 - 73
64
Fisiologi dan Fungsi... (Dionisia Vidya Paramita, Sri Herawati Juniati)
Ukuran bronkus semakin ke bawah akan berlapis semu yang diselingi oleh kelenjar
semakin mengecil dan strukturnya pun berubah. submukosa. Membran basalis memisahkan lapisan
Cincin kartilago yang mendukung setiap cabang epitel dengan lamina propria (Gambar 2).5
akan berubah menjadi kartilago yang ireguler dan
pada akhirnya menghilang saat mencapai Seluruh traktus pulmonar dilapisi oleh sel
bronkiolus. Sel epitel berubah dari sel kolumnar epitel yang memiliki fungsi penting untuk menjaga
berlapis semu menjadi sel kolumnar dan pada fungsi normal dari sistem respirasi. Sel ini bisa
bagian terminal bronkiolus akan menjadi sel kubus. berfungsi sebagai pertahanan terhadap partikel
Otot polos jumlahnya akan bertambah. Sel silia asing, menjalankan transpor mukosiliar,
ataupun sel yang memproduksi mukus tidak ada menghasilkan zat-zat seperti mukus, protein
lagi pada bronkiolus sehingga partikel asing tidak surfaktan, ataupun peptida antimikroba, serta
bisa dikeluarkan melalui sistem mukosiliar merangsang respons komponen saluran pernapasan
melainkan akan difagosit oleh makrofag pada lainnya seperti sel otot polos dan sel inflamatori.6
alveoli.4 Sel epitel yang melapisi trakea dan
Traktus trakeobronkial mengalirkan udara bronkus utama terdiri dari sel bersilia, sel goblet, sel
pernapasan dari dan ke alveoli. Ujung distal dan serous, sel Clara, brush cells, pulmonary
percabangan trakea mengarah ke bawah selama neuroendocrine cells (PNECs), dan sel basal
inhalasi. Hal itu penting untuk mendukung inspirasi. (Gambar 3).7 Bentuk dari sel bersilia adalah
Perubahan epitel pada bronkus menggambarkan kolumnar dengan permukaan yang diliputi oleh
fungsi saluran pernapasan. Epitel kolumnar bersilia silia. Setiap sel bersilia pada saluran pernapasan
pada percabangan awal berfungsi untuk bagian proksimal memiliki kurang lebih 200-300
menghangatkan dan mengalirkan udara serta silia yang diameternya ± 250 nm dan panjangnya ±
melakukan penyaringan melalui peran mukosiliar 6 µm. Fungsi utama dari sel bersilia adalah untuk
yang mendorong mukus ke arah atas menuju menjalankan transpor mukosiliar.6
esofagus. Epitel berubah menjadi kubus pada
percabangan bagian distal agar dapat terjadi Setiap kira-kira lima sel bersilia akan
pertukaran gas.4 diselingi oleh satu sel goblet. Jumlah sel goblet pada
bronkiolus akan semakin berkurang. Sel goblet
1.2 Epitel Bronkus bersama dengan kelenjar submukosa menghasilkan
Traktus trakeobronkial secara histologi musin yang akan menangkap dan mengeluarkan
terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan epitel, lamina partikel inhalasi sehingga permukaan epitel tetap
propria, dan lapisan kartilago. Lapisan epitel terlindungi. Saluran pernapasan dapat berfungsi
terutama tersusun dari epitel kolumnar bersilia normal bila terdapat regulasi yang tepat dalam
Gambar 2.
Lapisan traktus
trakeobronkial
65
Jurnal THT - KL Vol.9, No.2, Mei - Agustus 2016, hlm. 64 - 73
produksi musin. Apabila produksi musin terlalu bronkus. Diameter kelenjar ini pada bronkus utama
banyak maka akan menyumbat saluran pernapasan, sekitar 0,2 mm dengan kedalaman sepertiga dinding
sedangkan jika terlalu sedikit akan mengganggu saluran pernapasan (dihitung dari permukaan lumen
transpor mukosiliar.6 hingga ke lapisan kartilago).
Sel serous pada permukaan epitel secara Kelenjar submukosa mengandung sel
morfologi menyerupai sel serous yang terdapat pada mukus dan sel serous. Fungsi utama dari sel mukus
kelenjar submukosa. Sel ini mengandung granula adalah menghasilkan MUC5B, sedangkan sel
sekretori berukuran kecil. Sel Clara juga goblet pada permukaan epitel menghasilkan
mengandung granula sekretori, tetapi sel ini lebih MUC5AC.
banyak ditemukan pada saluran pernapasan bagian MUC5B dan MUC5AC merupakan
distal. Granula pada sel serous dan sel Clara bersifat musin utama pembentuk gel mukus di dalam traktus
electron-dense.7 Brush cells memiliki mikrovili respiratorius baik pada kondisi sehat maupun pada
yang menonjol dari permukaannya sehingga pasien dengan penyakit pernapasan. Sel serous
tampak seperti sikat. Fungsi brush cells masih disebut juga sebagai neutrofil yang tidak bergerak
belum jelas, tetapi mungkin berperan pada absorbsi karena kemampuannya memproduksi air, elektrolit,
cairan perisiliar, kemoreseptor, dan siliogenesis.6 antimikroba, antiinflamasi, dan antioksidan.6,8
Pulmonary neuroendocrine cells
mengandung granula neurosekretori. Granula ini 2. Sistem Mukosiliar
terdiri dari serotonin dan peptida bioaktif lainnya Perangkat mukosiliar memegang peranan
seperti gastrin-releasing peptide (GRP). Jumlah penting pada jalan napas, yaitu sebagai pertahanan
PNECs pada saat lahir lebih banyak dan mungkin mekanis dengan cara menangkap partikel pada
berperan dalam sistem pertahanan alami.7 Lapisan permukaan epitel jalan napas dan
epitel di sepanjang membran basalis memiliki sel membersihkannya dari traktus trakeobronkial
basal yang berfungsi sebagai pasokan cadangan dan melalui pergerakan silia. Mekanisme ini disebut
mengganti sel silia serta sel mukus apabila transpor mukosiliar.6 Transpor mukosiliar
diperlukan.5 Sel basal dan PNECs melekat pada mengandung komponen penting, yaitu lapisan
membran basalis tetapi tidak pernah mencapai mukus yang menangkap partikel inhalasi dan
lumen saluran pernapasan.6 mengeluarkannya dari saluran pernapasan dengan
Kelenjar submukosa dapat ditemukan adanya pergerakan silia, serta periciliary layer
pada saluran pernapasan atas dan semakin ke distal (PCL) yang menyediakan lingkungan yang baik
jumlahnya akan semakin berkurang. Terdapat bagi silia untuk bergerak.9
sekitar satu kelenjar submukosa pada setiap 1 mm2
66
Fisiologi dan Fungsi... (Dionisia Vidya Paramita, Sri Herawati Juniati)
67
Jurnal THT - KL Vol.9, No.2, Mei - Agustus 2016, hlm. 64 - 73
central pair single-microtubule. Setiap outer ‘on’, maka grup yang lain akan ‘off’’. Pengaturan
microtubules memiliki outer dynein arm dan inner ini disebut juga ‘switch-point hypothesis’.12
dynein arm yang berperan dalam pergerakan silia.
Mikrotubulus yang satu dengan mikrotubulus 2.3 Periciliary Layer
lainnya pada outer microtubules dihubungkan Silia bergerak di dalam suatu lapisan
dengan neksin, sedangkan antara outer cairan encer yang disebut PCL. Mekanisme ini
microtubules dengan central pair dihubungkan oleh disebut juga model “Gel-on-Liquid”. Model “Gel-
radial spokes yang berfungsi sebagai pengatur jarak on-Liquid” tidak dapat menjelaskan mengapa
antara outer microtubules dengan central pair. Sisi makromolekul besar di dalam mukus yang
lain dari radial spokes akan menempel pada outer memiliki diameter 150-200 nm tidak dapat
microtubules pada suatu kompleks protein yang menembus daerah di antara silia di dalam PCL yang
disebut dynein regulatory complex (Gambar 4).12 memiliki diameter 200 nm. Sifat PCL adalah tidak
dapat ditembus oleh objek yang bahkan
berukuran lebih kecil daripada musin.
Oleh karena itu kini model “Gel-on-
Liquid” berganti menjadi model
“Gel-on-Brush”.9
Pada model “Gel-on-Brush”,
PCL mengandung membrane-spanning
mucins (MUC1, MUC4, MUC16) dan
mukopolisakarida besar (heparin sulfat)
yang tertambat pada silia, mikrovili, serta
permukaan epitel. Tambatan glikoprotein
ini akan membentuk brush ekstraseluler
dengan konsentrasi yang cukup tinggi
untuk membentuk sebuah jala yang akan
Gambar 4. Struktur dari aksonema mencegah MUC5AC maupun MUC5B pada
lapisan mukus serta partikel inhalasi menembus
Gerakan dasar dari silia adalah gerakan masuk ke dalam PCL dan mencapai permukaan
saling menggeser antara mikrotubulus di outer epitel. Ukuran maksimum dari jala ini adalah 40 nm
microtubules yang merupakan hasil kerja dynein sehingga mencegah objek dengan ukuran lebih
dengan adanya ATP. Arah dari gerakan saling besar dari 40 nm menembus PCL.
menggeser ini sama di sepanjang aksonema. Dynein Ukuran jala ini semakin mendekati
pada salah satu sisi dari aksonema akan permukaan sel akan semakin kecil hingga mencapai
membengkokkan silia ke salah satu arah dan dynein ukuran 10-20 nm (Gambar 5).
pada sisi yang lain akan
menggerakkan silia ke arah
sebaliknya. Dynein dari
mikrotubulus nomor 1-4 akan
membengkokkan silia ke salah
satu sisi, sedangkan dynein
nomor 6-9 akan
membengkokkan silia ke sisi
sebaliknya. Ada pergantian
episode dalam pengaktifan
Gambar 5. Model “Gel-on-Brush” pada PCL.
grup mikrotubulus 1-4 dengan
(a) Gambar skematik dari hipotesis “Gel-on-Brush” pada PCL,
grup 6-9. Bila salah satu grup
makromolekul yang tertambat membentuk struktur seperti
brush pada PCL, (b) Penampang melintang PCL9
68
Fisiologi dan Fungsi... (Dionisia Vidya Paramita, Sri Herawati Juniati)
Gradasi dari ukuran jala ini berfungsi Transpor mukosiliar adalah suatu
untuk melindungi permukaan sel dari agen infeksi pertahanan mekanis untuk menangkap partikel pada
berukuran kecil seperti Respiratory Syncytial Virus permukaan mukus yang melapisi epitel saluran
(RSV) yang berdiameter 120-300 nm, Influenza A pernapasan dan membersihkannya dari traktus
yang berdiameter 80-120 nm, ataupun Adeno- trakeobronkial melalui pergerakan silia.6
associated Virus (AAV) yang memiliki diameter Transpor mukosiliar akan berjalan baik
20-30 nm.9 bila terdapat koordinasi dari tiga elemen, yaitu
motile cilia sebagai penggerak utama, PCL yang
Fungsi dari struktur brush PCL selain merupakan lapisan encer sehingga silia bisa
sebagai pelindung adalah untuk membuat PCL bergerak efektif, dan lapisan mukus kental yang
stabil dari tekanan osmotik lapisan mukus. Gaya menangkap partikel inhalasi.13
saling tolak antara makromolekul di dalam PCL Gerakan silia untuk mendorong lapisan
menyebabkan PCL juga memiliki tekanan osmotik. mukus atau disebut juga ciliary stroke terdiri dari
Gaya ini akan semakin besar saat mendekati tiga fase, yaitu effective stroke, recovery stroke, dan
permukaan sel. Tekanan osmotik akan meningkat resting state.14 Silia saat mengalami effective stroke
bila konsentrasi meningkat. Nilai tekanan osmotik akan bergerak ke depan, menjadi tegak lurus dengan
yang dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi permukaan sel, mencapai kecepatan maksimum 1
disebut modulus osmotik. Nilai modulus osmotik mm/detik pada bagian puncak, dan membentuk
akan semakin tinggi bila konsentrasi meningkat.9 suatu busur panah dengan sudut sekitar 1100.
Besar modulus osmotik dari lapisan Puncak silia akan menembus lapisan mukus
mukus pada saluran napas normal adalah 200 Pa, sedalam ± 0,5 µm dan mendorong mukus ke depan.
sedangkan modulus osmotik dari PCL sebesar 300 Selanjutnya silia akan mengalami resting state
Pa. Periciliary layer akan mulai tertekan bila sebelum memasuki recovery stroke. Silia akan
modulus osmotik dari lapisan mukus lebih besar berayun hampir 1800 ke belakang mendekati
dari 300 Pa dan akan kolaps pada modulus osmotik permukaan sel pada saat mengalami recovery
4000 Pa. Modulus osmotik dari PCL harus lebih stroke. Setelah itu silia akan memasuki effective
besar daripada lapisan mukus agar saluran napas stroke kembali (Gambar 6).14,15
tetap sehat.9
Air di dalam saluran napas akan tersebar
pada lapisan mukus dan PCL berdasarkan modulus
osmotiknya. Lapisan dengan modulus osmotik
lebih rendah lebih mudah mengalami perubahan
konsentrasi daripada lapisan dengan modulus
osmotik yang tinggi. Konsentrasi PCL memiliki
batas minimal atau titik konsentrasi jenuh meski
mengalami rehidrasi karena PCL adalah struktur
yang tertambat, sedangkan lapisan mukus tidak
tertambat sehingga bila terjadi rehidrasi
konsentrasinya bisa terus mengecil. Oleh karena itu
air akan memasuki lapisan mukus bila saluran napas
mengalami rehidrasi, sedangkan PCL tidak
berubah. Sebaliknya ketika saluran napas Gambar 6. Ciliary stroke.
mengalami dehidrasi, pertama-tama air akan Effective stroke ditunjukkan oleh nomor
diambil dari lapisan mukus baru kemudian diambil 1-5. Recovery stroke ditunjukkan
dari PCL. Modulus osmotik lapisan mukus akan oleh nomor 6-1716
meningkat dan menyebabkan PCL tertekan.9
69
Jurnal THT - KL Vol.9, No.2, Mei - Agustus 2016, hlm. 64 - 73
Effective stroke kira-kira dua hingga tiga yang berbeda bila sel tersebut tidak saling
kali lebih cepat daripada recovery stroke. Durasi bersebelahan sehingga tampak bahwa hubungan
dari ketiga fase ciliary stroke akan memendek pada jarak pada silia merupakan hal penting untuk
saat ciliary beat frequency (CBF) meningkat dan koordinasi.14
resting state adalah yang terkena dampak paling Lingkungan tempat silia bergerak
besar.14 Nilai CBF berkisar antara 11-15 Hz dalam mengandung cairan sehingga gaya hidrodinamik
kondisi normal.15 pasti muncul di antara pergerakan silia. Interaksi
Epitel saluran napas secara dinamis akan hidrodinamik ini dipercaya sebagai faktor paling
menyesuaikan diri terhadap penambahan beban penting dalam koordinasi silia pada permukaan
mukus dengan mengubah CBF. Jika beban mukus epitel dan mungkin menjelaskan mengapa panjang
meningkat, maka PCL akan tertekan. Respons dari gelombang metakronal terbatas.14 Panjang
epitel terhadap peningkatan beban mukus adalah gelombang metakronal berkisar antara 5-9 µm.6
dengan mempercepat CBF secara autoregulasi.
Peningkatan nilai CBF ini terjadi pada saat PCL 3. Refleks Batuk
tertekan sedalam 0-1 µm. Ciliary beat frequency Refleks batuk merupakan suatu
bisa mengalami peningkatan hingga maksimal mekanisme pertahanan untuk menjaga kebersihan
126% dari nilai dasar pada saat PCL tertekan saluran pernapasan pada saat transpor mukosiliar
sedalam 1 µm. Respons autoregulasi ini akan sudah tidak efektif lagi. Transpor mukosiliar
menurun bila PCL tertekan lebih dalam dari 1 µm menjadi tidak efektif bila terdapat peningkatan
dan tidak akan bisa lagi melakukan kompensasi sekresi mukus, inflamasi, infeksi, ataupun gangguan
pada saat PCL tertekan lebih dari 2 µm.13 fungsi silia.17 Refleks batuk penting untuk
Faktor yang memegang peranan paling meningkatkan pembersihan terhadap hasil sekresi
penting dalam regulasi CBF adalah kalsium dan partikel asing serta melindungi dari aspirasi.18
intraseluler (Ca2+)i. Peningkatan pada (Ca2+)i akan Pada kondisi normal, batuk akan melindungi
menyebabkan peningkatan CBF, sedangkan saluran napas dan paru. Namun pada penyakit
penurunan (Ca2+)i mengakibatkan berkurangnya seperti asma, penyakit paru obstruksi kronis, refluks
CBF. 14 laringoesofageal, dan rinosinusitis, batuk akan
Faktor lain yang memberi pengaruh pada menjadi berlebihan dan dapat membahayakan
CBF adalah pH ekstrasel dan pH intrasel. Ciliary mukosa saluran napas.19
beat frequency tidak akan mengalami perubahan
yang berarti bila pH ekstrasel berada pada nilai 7,5 3.1 Komponen Refleks Batuk
– 10,5. Jika pH ekstrasel pada bronkus kurang dari Refleks batuk terdiri dari lima komponen
7, CBF sudah mulai berkurang. Siliostasis akan utama, yaitu reseptor batuk, serabut saraf aferen,
terjadi dalam beberapa menit bila terjadi perubahan pusat batuk, serabut saraf eferen, dan efektor.20
ekstrim dari pH ekstrasel (>11 atau <3). Perubahan Reseptor batuk merupakan ujung terminal dari
kecil pada pH intrasel sudah akan menimbulkan serabut aferen nervus vagus yang banyak
efek pada CBF. Perubahan pH intrasel ini ditemukan pada mukosa saluran pernapasan mulai
tampaknya memberikan pengaruh secara langsung dari saluran pernapasan atas hingga bronkiolus dan
terhadap CBF. Kondisi intrasel yang basa akan parenkim paru.
mempercepat CBF, sedangkan kondisi asam akan Refleks batuk akan terjadi apabila terdapat
menurunkan CBF pada epitel trakeobronkial.14 iritasi pada reseptor batuk.18 Terdapat dua neuron
Silia akan bergerak bersama secara sensori primer yang merangsang terjadinya batuk,
terkoordinasi dan membentuk gelombang yaitu C-fibers nociceptor dan mechanoreceptors
metakronal. Mekanisme koordinasi dari pergerakan cough receptor.19
silia untuk membuat gelombang masih berupa C-fibers nociceptor memilki ujung
spekulasi. Silia pada satu sel akan bergerak terminal pada permukaan mukosa saluran napas.
bersama. Hal ini tidak selalu terjadi pada silia di sel Reseptor ini sensitif terhadap zat kimia seperti
70
Fisiologi dan Fungsi... (Dionisia Vidya Paramita, Sri Herawati Juniati)
71
Jurnal THT - KL Vol.9, No.2, Mei - Agustus 2016, hlm. 64 - 73
72
Fisiologi dan Fungsi... (Dionisia Vidya Paramita, Sri Herawati Juniati)
73