Anda di halaman 1dari 9

Latar Belakang Masalah

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ sel
tubuh.

Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sisitem
pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam
implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa oksigenasi,
bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik
keperawatan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi.

Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil sebagai rumusan masalahnya
sebagai berikut:

1. Apa pengertian oksigenasi?

2. Bagaimana anatomi-fisiologi sistem pernapasan?

3. Bagaimana fisiologis pernapasan?

4. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan?

5. Bagaimana gangguan pada fungsi pernapasan?

6. Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi?

7. Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi dada, drainase, postural dan terapi oksigen?

Tujuan Masalah Dari rumusan masalah diatas, dapat diambil sebagai tujuan masalahnya sebagai
berikut: Tujuan Umum Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa khususnya
mahasiswa S1 keperawatan, mampu mengingat kembali (review) mengenai konsep pemenuhan
kebutuhan oksigenasi dan praktek keperawatan yang bisa diimplementasikan pada klien yang
mengalami gangguan oksigenasi. Tujuan Khusus 1. Menjelaskan tentang pengertian oksigenasi. 2.
Menjelaskan tentang anatomi-fisiologi sistem pernapasan. 3. Menjelakan tentang fisiologis
pernapasan. 4. Menjelakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan. 5.
Menjelakan tentang gangguan pada fungsi pernapasan. 6. Menjelakan tentang asuhan keperawatan
klien dengan masalah oksigenasi. 7. Menjelakan tentang penatalaksanaan fisioterapi dada, drainase,
postural dan terapi oksigen.

Manfaat Penulisan Dari tujuan masalah diatas, dapat diambil sebagai manfaatnya yaitu dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang oksigenasi serta dapat mengetahui implementasi asuhan
keperawatan tentang oksigenasi dalam melakukan suatu praktek.
Pengertian Oksigenasi

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakabn untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan sel
tubuh.

Keberadaan oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas dari atmosfer. Oksegen (O2)
untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang
paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit.
Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara
permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan
metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin
Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal. Oksigenasi
adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya
oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam
tubuh. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1
atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Anatomi – fisiologi systempernapasan Anatomi sistem pernapasan Struktur sistem pernapasan


tersusun sedemikian rupa untuk memudahkan pengambilan oksigen melalui proses inspirasi dan
pengeluaran karbondioksida melalui proses inspirasi. Dtrukttur sistem pernapasan dimulai dari
hidung dan berakhir pada alveoolus. Gambar 1.1. menggambarkan susunan sistem pernapasan yang
dimaksud. Gambar 1 Struktur Saluran Pernapasan a. Hidung = Naso = Nasal Merupakan saluran
udara yang pertama, mempunyai dua lubang yang disebut kavum nasi dan dipisahkan oleh sekat
hidung yang disebut septum nasi. Didalamnya terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi udara, debu
dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung. Anatomi  Terdiri atas bagian eksternal dan
internal  Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago

9. 9  Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan
dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum  Rongga hidung dilapisi dengan
membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung 
Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus
dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia Fungsi hidung, terdiri dari:  Hidung
berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru  Hidung juga berfungsi
sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam
paru-paru  Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena reseptor olfaktori
terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalandengan pertambahan usia. Gambar 2
Struktur Saluran Pernapasan Atas

10. 10 b. Tekak = Faring Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring Faring dibagi menjadi tiga region : nasal
(nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring) Fungsi faring adalah untuk menyediakan
saluran pada traktus respiratorius dan digestif c. Laring (Pangkal Tenggorokan) Laring atau organ
suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea Laring sering
disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas: Epiglotis Adalah daun katup kartilago yang menutupi
ostium ke arah laring selama menelan Glotis adalah ostium antara pita suara dalam laring Kartilago
tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah
kartilago tiroid) Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid Pita
suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat
pada lumen laring) Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi Laring juga
berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu. d. Trakea
(Batang Tenggorokan) Disebut juga batang tenggorok

11. 11 Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina e. Bronkus (Cabang
Tenggorokan) Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan
bronkus lobaris kiri (2 bronkus) Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan
bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi
lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik
dan saraf Gambar 3 Struktur Paru-paru f. Bronkiolus Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi
bronkiolus Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk
selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas g. Bronkiolus Terminalis Bronkiolus
membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan
silia)

12. 12 h. Bronkiolus respiratori Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori


Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan
udara pertukaran gas. i. Duktus alveolar dan Sakus alveolar Bronkiolus respiratori kemudian
mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar Dan kemudian menjadi alveoli. j. Merupakan
tempat pertukaran O2 dan CO2 Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar
akan seluas 70 m2 Terdiri atas 3 tipe : 1) Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk
dinding alveoli 2) Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi
surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak
kolaps) 3) Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan. k. Paru-paru Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
Terletak dalam rongga dada atau toraks Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi
jantung dan beberapa pembuluh darah besar Setiap paru mempunyai apeks dan basis Paru kanan
lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris Paru kiri lebih kecil dan terbagi
menjadi 2 lobus

13. 13 Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya. l. Pleura Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis Terbagi
mejadi 2 : 1) Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada 2) Pleura viseralis yaitu yang
menyelubingi setiap paru-paru Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura
yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk
mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari
tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru. Gambar 4 Alveoli di Ujung Akhir Jalan
Napas Bagian Bawah

14. 14 2.3 Fisiologi pernapasan Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara
individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi
yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan
pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per menit.
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Ventilasi Yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir
dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung
pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang,
diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. Faktor-
faktor yang mempengaruhi ventilasi : a. Tekanan udara atmosfir b. Jalan nafas yang bersih c.
Pengembangan paru yang adekuat 2. Difusi Yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida)
antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena
dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat,
membran ini kadang disebut membran respirasi.

15. 15 Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi
sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah
yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi : a. Luas
permukaan paru b. Tebal membran respirasi c. Jumlah darah d. Keadaan/jumlah kapiler dara e.
Afinitas f. Waktu adanya udara di alveoli 3. Transpor Yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke
sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu
ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari
jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di
dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 %
ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
transportasi : a. Curah jantung (cardiac Output / CO) b. Jumlah sel darah merah c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise) e. Keadaan pembuluh darah Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan
oleh system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.

16. 16  Sistem Respirasi Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan
sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi
abdomen, dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak. Bernafas adalah pergerakan udara dari
atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke luar tubuh. Ada tiga langkah
dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.  Sistem kardiovaskuler Kemampuan
oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai
transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari
ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh
sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang
kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel
kanan melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk
berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara
sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.  Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari jaringan ke
paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan
hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta
molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu
molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2
dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.

17. 17 Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas. 2.4
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigen. A. Faktor Fisiologi a. Menurunnya kapasitas
pengingatan O2 seperti pada anemia. b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran napas bagian atas. c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun
mengakibatkan transport O2 terganggu. d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,
demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain. e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti
pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru. B.
Faktor Perkembangan a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan. b. Bayi
dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut. c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko
infeksi saluran pernapasan dan merokok. d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat,
kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru. e. Dewasa tua : adanya
proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi
paru menurun.

18. 18 C. Faktor Perilaku a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak
menimbulkan arterioklerosis. b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen. c. Merokok :
nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner. d. Substansi abuse (alcohol
dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin,
alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan. e. Kecemasan : menyebabkan metabolism
meningkat D. Faktor Lingkungan a. Tempat kerja b. Suhu lingkungan c. Ketinggian tempat dan
permukaan laut. Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi : 1.
Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia). 2. Perubahan cardiac output,
menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan. 3.
Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan
ventrikel bekerja lebih keras. 4. Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan
darah dari arteri koroner ke miokardium.

19. 19 2.5 Perubahan Fungsi Pernapasan 1. Hiperventilasi Merupakan upaya tubuh dalam
meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi
dapat disebabkan karena : a. Kecemasan b. Infeksi/sepsis c. Keracunan obat-obatan d.
Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic. Tanda-tanda dan gejala
hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunkan konsentrasi,
disorientasi , tinnitus. 2. Hipoventilasi Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat
untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya
terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru). Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi
adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan
elektrolit, kejang dan kardiak arrest. 3. Hipoksia Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari
defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia
dapat disebabkan oleh : a. Menurunnya hemoglobin b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di
puncak gunung. c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida. d.
Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia. e. Menurunnya perfusi
jaringan seperti pada syok.

20. 20 f. Kerusakan/gangguan ventilasi. Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan,


menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak
napas, dan clubbing. Gangguan Oksigenasi Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen
tidak terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun
fisiologi dari organ-organ respirasi.Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya
oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain- lain. Gangguan tersebu
akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis
besar, gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu: a) Gangguan irama/frekuensi
pernapasa 1. Gangguan irama pernafasan antara lain : a. Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus
pernafasan yang amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik kemudian makin menurun dan
berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernafasan ini biasanya terjadi pada
klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara
fisiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas
permukaan laut dan pada bayi saat tidur. b. Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan
pernafasan cheyne- stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea, keadaan pernafasan ini
kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak. c. Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan
yang jumlah dan kedalaman meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat
ditemukan pada klien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.

21. 21 2. Gangguan frekuensi pernafasan a. Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang
jumlah nya meningkat diatas frekuensi pernafasan normal. b. Bradipnea, yaitu kebalikan dari
takipnea dimana frekuensi pernafasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernafasan
normal. b) Insufisiensi pernafasan Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3
kelompok yaitu: 1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus 2. Kelainan yang menurunkan
kapasitas difusi paru. 3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-
paru ke jaringan. c) Hipoksia. Hipoksia adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih tepat
daripada anoksia. Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat
dibagi kedalam kelompok yaitu : 1. Hipoksemia 2. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia
bendunga) 3. Overventilasi hipoksia 4. Hipoksia histotoksik 2.6 Masalah Keperawatan Berkaitan
Dengan Kebutuhan Oksigen Masalah keperawatan yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan
oksigen ini, antara lain : 1. Tidak Efektifnya Jalan Napas Masalah keperawatan ini menggambarkan
kondisi jalan napas yang tidak bersih, misalnya karna adanya sumbatan, penumpukan sekret,
penyempitan jalan napas oleh karena spasme bronkus, dan lain lain.

22. 22 2. Tidak efektifnya Pola Napas Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi
dimana pola napas, yaitu inspirasi dan ekspirasi, menunjukkan tidak normal. Penyebab biasanya
karena kelemahan neuromuskular, adanya sumbatan ditrakeobronkhinal, kecemasan dan lain lain. 3.
Gangguan pertukaran gas Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada
pertukaran gas antara alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli,
kondisi anemia, proses penyakit, dan lain- lain 4. Penurunan perfusi jaringan Penurunan perfusi
jaringan adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan oksigen. Penyebabnya dapat
terjadi karena kondisi hipovelemia, hipervolemia, retensi karbon diogsida. 5. Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan untuk
melakukan aktivirtasnya. Penyebabnya antara lain karena ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, produksi yang dihasilkan menurun, dan lain-lain. 6. Perubahan pola tidur
Gangguan kebutuhan oksigen dapat mengakibatkan pola tidur terganggu. Kesulitan bernafas (sesak
nafas) menyebabkan seseorang tidak bisa tidur. Perubahan pola tidur juga dapat terjadi karena
kecemasan dengan penyakit yang dideritanya.

23. 23 7. Resiko terjadinya iskemik otak Gangguan oksigenasi mengakibatkan suplai darah keotak
berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh cardiac output yangmenurun, aliran darah keotak
berkurang, gangguan perfusi jaringan otak, dan lain-lain. Akibatnya, otak kekurangan oksigen
sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak. 2.7 Beberapa Metode Pemenuhan Kebutuhan
Oksigen 1. Pemberian oksigen Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke
dalam paru- paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada
pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia. Persiapan Alat
dan Bahan : 1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier 2. Nasal kateter, kanula,
atau masker 3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly) Prosedur Kerja : 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada
pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 3. Cek flowmeter dan humidifier 4. Hidupkan tabung
oksigen 5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien. 6.
Berikan oksigen melalui kanula atau masker.

24. 24 7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan
lubrikan dan masukkan. 8. Catat pemberian dan lakukan observasi. 9. Cuci tangan 2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi
dan postural drainage. a. Perkusi Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-
kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk. Tujuannya,
secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkhus. Prosedur: 1. Tutup
area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi 3. Perkusi pada tiap
segmen paru selama 1-2 menit 4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang
mudah cedera seperti : mammae, sternum dan ginjal. b. Vibrasi Getaran kuat secara serial yang
dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada klien. Tujuannya, vibrasi
digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus
yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan perkusi.

25. 25 Prosedur: 1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang
akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan
ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan. 2. Anjurkan klien menarik
napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua
tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan
inspirasi. 4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat
sputum. c. Postural drainage Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari
berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik
utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada
malam hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya
menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan postural drainage yaitu: a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali
berganti posisi b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter. c. Jika harus menghirup bronkodilator,
lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural drainage d. Lakukan latihan napas dan latihan lain
yang dapat membantu mengencerkan lendir.

26. 26 Peralatan: a. Bantal b. Papan pengatur posisi c. Tisu wajah d. Segelas air e. Sputum pol
Prosedur: 1. Cuci tangan 2. Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian
semua area paru, data klinis dan chest X-ray. 3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage
area yang tersumbat. 4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit. 5. Selama
10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di
drainage 6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa batuk,
lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot. 7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu 8.
Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu. 9. Anjurkan klien minum sedikit air. 10. Ulangi langkah 3-
8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage 11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang
paru. 12. Cuci tangan 13. Dokumentasikan 3. Napas dalam dan batuk efektif a. Napas dalam Yaitu
bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips
breathing.
27. 27 Prosedur: 1. Atur posisi yang nyaman 2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot
abdomen 3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga 4. Tarik napas
dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama inspirasi 5. Hembuskan
udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan b. Batuk efektif Yaitu
latihan batuk untuk mengeluarkan sekret. Prosedur: 1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan
napas untuk beberapa detik 2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung
sekret pada sputum pot. 3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat
menyebabkan fatigue dan hipoksia. 4. Suctioning (pengisapan lendir) Pengisapan lendir (suction)
merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri.
Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Persiapan Alat dan Bahan : 1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan 2.
Kateter pengisap lendir 3. Pinset steril 4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan
desinfektan 5. Kasa steril 6. Kertas tisu

28. 28 Prosedur Kerja : 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan. 3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat 4. Gunakan
sarung tangan 5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap 6. Hidupkan mesin
penghisap 7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi
akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa. 8. Masukkan kateter pengisap dalam
keadaan tidak mengisap 9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik 10. Bilas
kateter dengan akuades atau NaCl 0,9% 11. Lakukan hingga lendir bersih 12. Catat respon yang
terjadi 13. Cuci tangan

29. 29 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam
tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen
ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi
yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan
pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3
langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi. 3.2 Saran  Dengan
selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam lagi
pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan oksigeni pada Rumah Sakit serta dapat
mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.  Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan
lainnya mampu memahami dan mendalami Kebutuhan fisiologis oksigenasi yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang sangat mendasar

30. 30 DAFTAR PUSTAKA Allen, CarolVestal, 1998,MemahamiProses Keperawatan


DenganPendekatan Latihan,, alih A.Aziz Alimul H.Pengantar Kebutuhan DasarManusia.
SalembaMedika. 2006 . Jakarta. Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi).
Euko Jambusari No 7A: Yogyakarta. Greven, Ruth, 1999, fundamental of nursing: human health and
function, Philadelphia: lippincott. bahasa Cristantie Effendy, Jakarta: EGC Situs Internet:
http://eblogmakalah.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-oksigen.html/Diakses Pada Tanggal
11 Mei 2015, Pukul 11.00 WIB. Pariaman. http://juliardisyah.blogspot.com/2013/11/askep-
kebutuhan-oksigenasi_16.html/ Diakses Pada Tanggal 11 Mei 2015, Pukul 11. 00 WIB. Pariaman.
Allen, CarolVestal, 1998,MemahamiProses Keperawatan DenganPendekatan Latihan,, alih A.Aziz
Alimul H.Pengantar Kebutuhan DasarManusia. SalembaMedika. 2006 . Jakarta. Greven, Ruth, 1999,
fundamental of nursing: human health and function, Philadelphia: lippincott. bahasa Cristantie
Effendy, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai