Laporan Pendahuluan Trauma Okuli
Laporan Pendahuluan Trauma Okuli
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Trauma okuli merupakan trauma atau cedera yang terjadi pada mata
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata
salah satu penyebab yang sering menyebabkan kebutaan unilateral pada anak
dan dewasa muda, karena kelompok usia inilah yang sering mengalami trauma
B. Etiologi
Menurut Ilyas (2006), trauma mata dapat terjadi secara mekanik dan
non mekanik
1. Mekanik, meliputi :
putih
b. Trauma termik (hipermetik)
c. Trauma Radiasi
C. Patofisiologi
pembuluh darah iris, akar iris dan badan silier sehingga mengakibatkan
perdarahan dalam bilik mata depan iris bagian perifer merupakan bagian paling
lemah suatu yang mengenai mata akan menimbulkan kekuatan hidraulis yang
spingter sehingga pupil mnadi evoid dan non teaktri. Tenaga yang timbul dari
suatu trauma di perkirakan akan terus kedalam isi bola mata melalui sumbu
yang terjad dalam beberapa hari oleh karena adanya proses hemostasisi darah
dalam bilik mata depan akan di serap sehingga akan jernih kembali (Pearce,
2009).
D. Tanda dan Gejala
Menurut Ilyas (2006), gejala klinis yang dapat terjadi pada trauma
Pada trauma mata perdarahan dapat terjadi akibat luka atau robeknya
kelopak mata atau perdarahan yang berasal dari bola mata. Pada trauma
Memar pada sekitar mata dapat terjadi akibat hematoma pada palpebra.
Hematoma pada palpebra juga dapat terjadi pada pasien yang mengalami
Penurunan visus pada trauma mata dapat disebabkan oleh dua hal, yang
segmen anterior maupun segmen posterior bola mata, yang kedua akibat
4. Penglihatan ganda
Penglihatan ganda atau diplopia pada trauma mata dapat terjadi karena
robeknya pangkal iris. Karena iris robek maka bentuk pupil menjadi tidak
Pada trauma mata yang disertai dengan erosi kornea dapat ditemukan
sentral. Hal ini dapat pula ditemui pada trauma mata dengan perdarahan
subkonjungtiva.
6. Nyeri dan rasa menyengat pada mata
7. Sakit kepala
ataupun segmen anterior mata dapat menyebabkan mata terasa gatal dan
9. Fotopobia
Fotopobia pada trauma mata dapat terjadi karena dua penyebab. Pertama
adanya benda asing pada jalur refraksi, contohnya hifema, erosi kornea,
benda asing pada segmen anterior bola mata menyebabkan jalur sinar yang
masuk ke dalam mata menjadi tidak teratur, hal ini menimbulkan silau
pada pasien. Penyebab lain fotopobia pada pasien trauma mata adalah
dan cenderung melebar sehingga banyak sinar yang masuk ke dalam mata.
E. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang
1. Pemeriksaan Umum
obyektif.
a. Pemeriksaan Subyektif
b. Pemeriksaan Obyektif
dahi, pipi, hidung dan lain-lain yang diperiksa pada kasus trauma mata
ialah: keadaan kelopak mata kornea, bilik mata depan, pupil, lensa dan
dan atlalmoskop.
2. Pemeriksaan Khusus
Untuk melihat adanya benda asing yang radioopak, bila ada dilakukan
penglihatan
F. Komplikasi
anterior, luksasi lensa posterior, edema retina dan koroid, ablasi retina, ruptur
koroid, serta avulsi papil saraf optic. Jika komplikasi tersebut keluar maka
G. Penatalaksanaan
tanda mutlak untuk melakukan rujukan kepada dokter ahli mata. Pemberian
d. Evaluasi ketajaman penglihatan mata yang sehat dan mata yang terkena
trauma
e. Dalam hal hitema ringan (adanya darah segar dala bilik mata depan)
Keadaan trauma mata ini harus segera mendapat perawatan khusus karena
simpatika.
b. Mempertahankan penglihatan
Bila terdapat benda asing dalam bola mata, maka sebaiknya dilakukan usaha
a. Ekstra Okular
1) Tetes mata
dengan jarum
dan dengan keadaan yang sangat baik termasuk cahaya yang baik,
b. Intra okuler
1) Pemberian antitetanus
2) Antibiotic
a. Trauma akali
efek kolagenase.
kolagen.
penglihatan.
b. Trauma Asam
Tindakan pada trauma kimia dapat juga tergantung dari 4 fase peristiwa, yaitu:
b. Pembilasan dengan larutan non toxic (NaCl 0,9% ringer lastat dan
sebagai berikut:
f. Tindakan pembedahan
Daerah yang terkena dicuci dengan larutan steril dan diolesi dengan salep
atau kasa yang menggunakan jel. Petroleum setelah itu ditutup dengan
verban steril.
Bila panas merusak kornea dan konjungtiva maka diberi pada mata
a. Lokal anastesik
b. Kompres dingin
c. Antibiotika lokal
H. Prognosis
Prognosis trauma mata dapat sembuh dengan baik setelah trauma minor
dan jarang terjadi sekuele jangka panjang karena munculnya sindrom erosi
jangka panjang dari benda asing berupa besi dapat merusak fungsi retina
dengan menghasilkan radikal bebas. Serupa dengan hal itu, trauma kimia pada
mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan berat jangka panjang dan rasa
penglihatan yang tidak dapat diterapi jika terjadi lubang retina pada fovea.
Penglihatan juga terganggu jika koroid pada makula rusak. Dalam jangka
panjang, dapat timbul glaukoma sekunder pada mata beberapa tahun setelah
cedera awal jika jalinan trabekula mengalami kerusakan. Trauma orbita juga
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Aspek yang perlu dikaji jenis pekerjaan, berkaitan dengan tingkat aktivitas
penatalaksanaannya
2. Keluhan Utama
Adakah kelainan mata yang diderita oleh anggota keluarga yang lain, atau
penyakit yang dapat mengakibatkan gangguan penglihatan
6. Psikososial
8. Pengkajian Fisik
intraokuler
dengan imflamasi Kriteria hasil : yang non invasif dan yang non invasif
nyerinya dan
tindakan
penghilangan nyeri
yang efektif.
c. Untuk beberapa
c. Berikan dukungan
klien terapi
tindakan penghilangan
farmakologi
nyeri dengan analgesik
diperlukan untuk
yang diresepkan.
memberikan
penghilangan nyeri
yang efektif.
d. Beritahu dokter jika d. Tanda ini
nyeri tidak hilang menunjukkan
setelah 1/2 jam peningkatan
pemberian obat, jika tekanan intraokular
nyeri bertambah.
atau komplikasi
lain.
diberitahukan menurunkan
untuk dilepas kekuatan iritasi.
dari mata.
2. Ketika
meneteskan,
hindari kontak
antara mata,
penetes.
anggota
keluarganya.
c. Beritahu dokter c. Drainase abnormal
memulai
penanganan
farmakologi.
hidupnya bakteri,
dengan antibiotika.
dan persepsi visual / kriteria hasil pasien penglihatan, catat keadaan umum
gangguan sensori
c. Bantu pasien dalam c. Meringaankan
dan berkompensasi
melakukan kegiatan pemenuhan
terhadap perubahan sehari-hari. kebutuhan klien
sehari-hari.
pandangan kabur,
melakukan senbarangan.
dengan anjuran
petugas.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas SH, 2006, Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga, Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Ilyas, Sidarta. 2000. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI
Jakarta.
TRAUMA OKULI
Penglihatan Kurang
kabur Pengetahuan
Gangguan sensori
perseptual