Anda di halaman 1dari 6

JOB SHEET

Nama Pekerjaan : Melakukan Pemeriksaan ABI (Angkle Brachial Index )

Unit : Keperawatan Medikal Bedah

Waktu :

Dosen : Ela susilawati

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

1. Setelah membaca dan mengikuti praktikum mahasiswa dapat mempersiapkan alat dan
bahan yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan Angkle Brachial Indecks secara
lengkap dan benar.
2. Setelah memperaktekan pada phantom atau dengan teman sendiri mahasiswa dapat
melakukan pemeriksaan Angkle Brachial Index secara tepat dan sesuai prosedur.
DASAR TEORI

1. Pengertian
Ankle Brachial Index(ABI) merupakan prosedur pemeriksaan diagnostik sirkulasi ekstremitas
bawah untuk mendeteksi kemungkinan adanya peripheral artery disease (PAD) dengan cara
membandingkan tekanan darah sistolik tertinggi dari kedua pergelangan kaki dan lengan
(Braynt &Nix, 2006:262).

2.Manfaat
Pemeriksaan non invasif ini digunakan untuk menskirining pasien yang mengalami insufisiensi
arteri untuk mengetahui status sirkulasi ekstremitas bawah dan resiko luka vaskuler serta
mengidentifikasi tindakan lebih lanjut. Pemeriksaan ini dianjurkan pada penderita diabetes
mellitus tipe 2 terutama yang memiliki faktor resiko seperti, merokok, obesitas, dan tingginya
kadar trigliserida dalam darah berdasarkan hasil laboratorium (Braynt &Nix, 2006).

3.Interpretasi
A. Batas Normal
ABI dengan nilai lebih dari 0,9 dinilai sebagai nilai normal atau terbebas dari keadaan PAD
karena darah masih bersirkulasi dengan baik tanpa adanya obstruksi yang bermakna pada
pembuluh perifer, sehingga kebutuhan nutrisi dan oksigen pada ekstremitas bawah dapat
terpenuhi dengan baik (Smeltzer & Bare, 2008).
Penderita diabetes mellitus yang tergolong usia pertengahan/middleage (45–49 tahun), keadaan
pembuluh darah relatif masih baik, namun perlu pemantauan untuk mengantisipasi terjadinya
PAD (Mansjoer, 2007).
B. Iskemia ringan
ABI dalam rentang 0,6 sampai 0,8 merupakan border line perfusion/batasan perfusi/ iskemia
ringan.
Gejala primer PAD berupa nyeri pada pantat/betis ketika berjalan (klaudikasio intermiten) mulai
terasa (Smeltzer & Bare, 2008). Rasa nyeri timbul karena adanya oklusi pembuluh darah yang
mengakibatkan ketidak mampuan aliran darah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi terutama pada
ekstremitas bawah saat metabolisme meningkat. Oklusi yang terjadi masih dalam rentang
sedang, sehingga untuk mengatasinya dapat dilakukan terapi fisikseperti senam kaki (Braynt &
Nix, 2006).
Proses penuaan yang mengakibatkan perubahan dinding pembuluh darah sehingga
mempengaruhi transportasi oksigen dan nutrisi kejaringan. Lapisan intima menebal sebagai
akibat proliferasi seluler dan fibrosis. Serabut dilapisan media mengalami kalsifikasi, tipis dan
terpotong, serta kolagen yang menumpuk dilapisan intima dan media. Perubahan tersebut
menyebabkan kekakuan pembuluh darah, yang mengakibatkan peningkatan tekanan pembuluh
perifer, ganguan aliran darah, dan peningkatan kerja ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2008).
Prevalensi PAD pada penderita diabetes melitustipe 2 dilaporkan terjadi sebesar 20,5% pada usia
40-59 tahun, 48,3% pada usia 60-69 tahun, dan 31,2% pada usia 70-79 tahun(Jaff, 2004 dalam
Chaniago, 2007).

C. Iskemia Berat
Kondisi iskemia berat dengan interpretasi ABI sebesar <0,5 terjadi akibat buruknya perfusi
perifer karena oklusi yang mulai memanjang sehingga denyut jantung dan tekanan arteri
menurun. Keadaan ini menyebabkan hipoksia jaringan sehingga mengakibatkan iskemia pada
kaki dan bila terdapat luka, maka penyembuhan luka sulit kecuali dilakukan revaskularisasi
Iskemia berat dapat diklasifikasikan dengan“6P”,yaitu: pulselessness, pain, pallor, poikilothermy
(coldness), parastesia, paralysis(Lysen, 2006 dalam Chaniago, 2007).

D. Iskemia kiritis
Nilai ABI <0,4 mengartikan bahwa telah terjadi iskemia pada kaki yang kiritis. Hal ini
merupakan kondisi klimaks dari iskemia berat yang dimanifestasikan dengan terjadinya aulserasi
dan gangren. Gangren yang terjadi menunjukkan adanya kematian jaringan atau nekrosis.
Gangren dibedakan menjadi 2 yaitu gangren kering yang disebabkan berhenti totalnya aliran
darah dengan nekrosis pada seluruh bagian dangan gangren basah jika obstruksinya tidak total
sehingga daerah nekrosis bercampur baur dengan daerah edema/peradangan (Price & Wilson,
2006).

Tabel 1.1

Interpretasi Nilai Ankle Brachial Index (ABI) (WOCN Society,2002 dalam Bryant &Nix, 2006)

Nilai ABI Interprestasi

ABI> 0,9–1,3 Batas normal


ABI< 0,6 –0,8 Borderlineperfusion/ perbatasan perfusi
ABI< 0,5 Iskemia berat

ABI< 0,4 Iskemia kaki kiritis


4.Fisiologi ABI
Gelombang tekanan darah akan menjadi semakin kuat dan berbanding lurus
dengan jauhnya jarak dari jantung, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik
yang progresif dan sebaliknya akan menurunkan tekanan darah diastolik. Hal ini dikarenakan
pantulan mundur gelombang dari tahanan arteriol distal yang memperkuat gelombang antegrade.
Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa pantulan gelombang terjadi pada tempat yang
berbeda di sepanjang bantalan pembuluh darah, dengan beberapa tahanan di sepanjang pembuluh
darah arteri (Safar dkk, 2009)
Pada ekstremitas bawah, proses remodeling yang terjadi pada struktur pembuluh darah akan
menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal yang ditandai dengan meningkatnya ketebalan
dinding tetapi tanpa perubahan diameter lumen. Penebalan pada dinding ini yang dihasilkan dari
peningkatan tekanan hidrostatik pada ekstremitas bawah saat berjalan ( posisi vertikal ) sudah
mulai terjadi pada tahun kedua kehidupan dan dapat menerangkan kenapa nilai ABI <1 pada bayi
baru lahir dan meningkat secara bertahap mencapai nilai ABI usia dewasa pada umur 2 atau 3
tahun (Katz dkk, 1997). Dan oleh karena itu, baik gelombang pantulan maupun perubahan
ketebalan dan kekakuan dinding pembuluh darah memberikan kontribusi pada peningkatan
tekanan darah sistolik. Beberapa variabel seperti usia, tinggi badan, kelompok etnis dan bahkan
urutan pengukuran diketahui dapat mempengaruhi hasil ABI. Pada dua kelompok studi didapati
bahwa nilai ABI pada kaki kanan rata-rata 0,03 lebih tinggi dibandingkan kaki kiri. Hasil ini
mungkin disebabkan oleh urutan pengukuran ( biasanya kaki kanan diukur terlebih dahulu) dan
mengakibatkan pengurangan sementara tekanan sistemik dari waktu ke waktu. Nilai ABI
diperkirakan meningkat seiring pertambahan usia sebagai akibat kekakuan arteri. Beberapa studi
potong lintang menunjukkan bahwa nilai ABI menurun seiring pertambahan usia, kemungkinan
karena meningkatnya prevalensi dan progresivitas PAD (Smith dkk, 2005).
Pada populasi tanpa adanya bukti klinis keterlibatan kardiovaskular, dijumpai hubungan yang
searah antara tinggi badan dan nilai ABI. Kelompok orang dengan tinggi badan yang lebih akan
memiliki nilai ABI yang lebih besar sebagai konsekwensi dari meningkatnya tekanan darah
sistolik seiring dengan jarak yang lebih jauh dari jantung. Oleh karena perhitungan ABI
merupakan sebuah rasio, maka nilainya tidak terpengaruh oleh kenaikan ataupun penurunan
tekanan darah.
PETUNJUK KERJA

1. Baca dan di pelajari tindakan prosedur yang tersedia


2. Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan sebelum tindakan di mulai
3. Susun alat secara benar dan periksa kembali kelengkapannya
4. Ikutilah petujuk kerja
5. Tanyakan kepada pembimbing/dosen bila terdapat hal-hal yang kurang di mengerti
6. Laporkan hasil setelah melakukan tindakan

KESELAMATAN KERJA

1. Pastikanalat-alat sudah terusun rapih dan benar


2. Perhatikan prosedur
3. Pusatkan perhatian pada keselamatan
4. Jagalah kesterilan alat dan bahan yang di gunakan
5. Lakukan teknik pembuangan sampah/limbah bekas pakai sesuai prosedur

Anda mungkin juga menyukai