PENDAHULUAN
1
keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan bersifat jangka panjang (Mulyadi
dan Johny Setyawan, 1999). Balanced Scorecard tidak hanya sekedar alat
pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik
secara total kepada seluruh tingkatan dalam organisasi.
Atas dasar uraian di atas menilai pentingnya pengukuran kinerja dalam
pelaksanaan strategi. Pengukuran ini meliputi BSC, laporan laba/rugi kontribusi,
alokasi biaya, anggaran fleksibel, dan outsourcing. Penulis akan membahas topik-
topik ini karena kepentingannya dalam hal penilaian kinerja manajemen.
Misalnya, memahami perbedaan laporan laba/rugi kontribusi dan laporan
laba/rugi menyeluruh merupakan hal yang penting dalam analisis kerja yang
efektif.
2
1.3.3 Mendefinisikan pengukuran kinerja strategis dan menunjukkan bagaimana
pengukuran itu dapat di terapkan pada organisasi yang tersentralisasi,
terdesentralisasi,dan berorientasi tim.
1.3.4 Menjelaskan tujuan-tujuan dan penerapan pengukuran pengukuran kinerja
strategis pada tiga unit bisnis strategis yang umum: pusat biaya, pusat
pendapatan, dan pusat laba.
1.3.5 Menjelaskan peran balanced scored card dalam pengukuran kinerja
strategis.
1.3.6 Menjelaskan peran pengukuran kinerja strategis pada perusahaan jasa dan
perusahaan nirlaba.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kendali manajemen memiliki tujuan yang lebih luas dan strategis;
mengevaluasi profitabilitas unit secara menyeluruh dan kinerja dari
manajernya, memutuskan apakah unit tersebut harus dipertahankan atau
ditutup, serta memotivasi manajer agar mencapai tujuan manajemen.
5
2.1.3 Kontrak Kerja
Kontrak kerja adalah perjanjian antara manajer dan manajemen
puncak yang dirancang untuk memberikan insentif kepada manajer agar
bertindak secara bebas dalam mencapai sasaran manajemen puncak.
Model ekonomi yang disebut sebagai model principal agen adalah sebuah
prototipe berisi elemen-elemen penting yang harus terdapat dalam kontrak
untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Model tersebut
menunjukkan 2 aspek penting dari kinerja manajemen yang
mempengaruhi hubungan kontrak, yaitu ketidakpastian dan ketidak
mampuan untuk mengamati.
a. Ketidakpastian
Setiap manajer beroperasi dalam suatu lingkungan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar kendali manajer. Kurangnya
pengendalian manajer berarti terdapat suatu derajat ketidakpastian atas
efektivitas tindakan manajer, usaha dan kemampuan yang independen
dari manajer dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
b. Penghindaran Risiko
Preferensi risiko seorang manajer penting dalam hal kendali dan
manajemen karena memiliki efek yang tidak diinginkan pada perilaku
manjer. Preferensi risiko menjelaskan cara orang melihat pilihan
keputusan karena menempatkan berat pada hasil tertentu yang berbeda
dengan berat pada hasil yang tidak tentu. Risiko yang dihubungkan
dengan hasil yang tidak tentu bisa menjadi tidak diinginkan (atau
diinginkan) oleh pembuat keputusan, terlepas dari nilai dari hasil itu
sendiri. Penting untuk memisahkan nilai pada hasil dari berat positif
atau negatif terkait risiko dari ketidakpastian.
c. Ketidakmampuan untuk mengamati
Usaha dan keputusan yang dibuat manajer tidak dapat diamati
oleh manajemen puncak. Para manajer pada umumnya memiliki
informasi yang tidak dapat diakses oleh manajer puncak. 3 prinsip
kontrak kerja:
6
Karena ketidakpastian dalam lingkungan manajer, kontrak
seharusnya mengakui bahwa faktor-faktor ain di dalam dan luar
perushaan juga mempengaruhi hasil usaha dan kemampuan
manajer.
Kontrak seharusnya hanya mencakup factor-faktor yang
dikendalikan oleh manajer.
Karena ketidakpastian dan ketidakmampuan untuk mengamati,
seorang manajer penghinda risiko tidak berada sejajar dengan
mereka yang berada di posisi manajemen puncak.
7
pemerintah yang dipengaruhi oleh operasi perusahaan; dan (4) karyawan
perusahaan. Masing-masing mempunyai pandangan yang berbeda tentang
kinerja yang diinginkan.
2. Apa yang sedang dievaluasi?
Pada umumnya, yang dievaluasi adalah manajer perorangan untuk menilai
efektivitas dan efisiensi kinerja manajer.
3. Kapan evaluasi kinerja dilakukan?
Terdapat dua pertimbangan yaitu:
Evaluasi didasarkan pada input sumber daya maupun pada output dari
usaha-usaha manajer, bisa dengan anggaran induk maupun anggaran
fleksibel.
Evaluasi didasar pilihan waktu yang lain yaitu siklus hidup produk.
8
2.3 Pengukuran Kinerja Strategis
Pengukuran kinerja strategis adalah sistem akuntansi yang digunakan oleh
manajemen puncak untuk mengevaluasi manajer SBU. Pengukuran ini digunakan
pada saat tanggung jawab dapat didelegasikan secara efektif kepada manajer SBU
dan terdapat ukuran yang cukup untuk mengevaluasi kinerja manajer tersebut.
Sebelum mendesain sistem pengukuran kinerja strategis, para manajer puncak
menentukan kapan pendelegasian tanggung jawab (yang disebut sebagai
desentralisasi) diinginkan.
a. Desentralisasi
Perusahaan dikatakan terdesentralisasi, jika perusahaan tersebut telah
memilih untuk mendelegasikan sejumlah besar tanggung jawab kepada
manajer-manajer SBU. Sebaliknya, perusahaan yang terdesentralisasi
menyerahkan banyak pengambilan keputusan pada tingkat manajemen
puncak. Manfaat strategi dari pendekatan sentralisasi adalah bahwa
manajemen puncak mempertahankan pengendalian atas fungsi-fungsi bisnis
yang penting, sehingga dapat memastikan tingkat kinerja yang diinginkan
tercapai.
Pendekatan sentralisasi menyebabkan ketidak didapatkannya
pengetahuan pada tingkat lokal yang diperlukan. Meskipun alasan utama
untuk disentralisasi adalah penggunaan pengetahuan lokal atau khusus oleh
manajer-manajer SBU, terdapat juga insentif lain yang penting. Pertama,
banyak manajer mengatakan bahwa pengukuran kinerja strategis yang
terdesentralisasi lebih memberikan motivasi karena memberikan
kesempatanbagi para manajer untuk menunjukkan keahlian mereka dan
keinginan mereka untuk mencapai, juga menerima pengakuan dan
kompensasi atas keahlian mereka. Kedua, karena tanggung jawab langsung
yang ditanggung oleh manajer-manajer SBU, pendekatan desentralisasi
memberikan semacam pelatihan untuk calon-calon manajer tingkat puncak
masa depan.
Kelebihan dari desentralisasi, yaitu :
Menggunakan pengetahuan lokal
Memungkinkan respon yang efektif dan tepat waktu kepada pelanggan
9
Melatih manajer
Memotivasi manajer
Menawarkan metode evaluasi kinerja yang objektif
Kekurangan dari desentralisasi, yaitu :
Dapat menghambat koordinasi antar SBU
Dapat menyebabkan konflik antar SBU
c. Balanced Scorecard
Keempat jenis SBU itu berfokus pada pengukuran kinerja finansial yang
penting. Kebanyakan perusahaan menggandakan pengukuran kinerja untuk
mengevaluasi SBU, biasanya dalam bentuk BSC. BSC menyediakan evaluasi
kinerja yang lebih komprehensif, dan karena itu merupakan suatu evaluasi
yang dapat lebih efektif dalam memenuhi tujuan evaluasi, yaitu motivasi,
keadilan, dan insentif yang tepat untuk penyelarasan kinerja manajer dengan
tujuan strategis.
10
a) Isu Strategi Terkait Penerapan Unit Bisnis Strategi Biaya
Pergeseran Biaya
Pergeseran Biaya terjadi pada saat suatu departemen mengganti biaya-
biaya yang dapat dikendalikannya dengan biaya-biaya yang tidak dapat
dikendalikan. Sebagai contoh, manajer dari SBU biaya produksi yang
dievaluasi berdasarkan biaya-biaya yang dapat dikendalikan memiliki insentif
untuk mengganti biaya variabel dengan biaya tetap. Alasannya adalah bahwa
manajer tersebut secara umum tidak bertanggung jawab atas peningkatan
biaya tetap yang tidak dapat dikendalikan. Dampak akhirnya bisa berupa
biaya keseluruhan yang lebih tinggi, meskipun biaya yang dapat dikendalikan
dalam departemen manajer tersebut mungkin menurun.
Fokus Jangka Pendek yang Berlebihan
Isu strategis lainnya adalah perhatian pada banyak sistem pengukuran
kinerja yang berfokus secara berlebihan pada angka-angka biaya tahunan; hal
ini memotivasi manajer untuk hanya memperhatikan biaya-biaya jangka
pendek dan mengabaikan isu-isu strategis jangka panjang.
Peran Kelonggaran Biaya
Kelonggaran biaya adalah selisih antara kinerja yang dianggarkan
dengan kinerja yang diharapkan. Anggapan positif mengenai kelonggaran ini
adalah bahwa kelonggaran anggaran secara efektif mengarahkan pengambilan
keputusan dan tujuan keadilan dari evaluasi kinerja.
11
akhir periode. Pendekatan yang berorientasi input disebut sebagai metode
biaya diskresioner (discretionary-cot method), karena biaya sebagian besar
dianggap tidak dapat dikendalikan dan keleluasaan diterapkan pada tahap
perencanaan. Pendekatan yang berorientasi pada output disebut
sebagai metode biaya rekayasa (engineered-cost method), karena biaya
bersifat variabel dan oleh karenanya direkayasa atau dapat dikendalikan.
12
c) Outsourcing dan Konsolidasi Pusat Biaya
Outsourcing adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
keputusan perusahaan untuk memiliki jasa atau produk yang saat ini
disediakan oleh departemen pendukung menjadi dipasok oleh perusaahan luar
di masa datang. Outsourcing juga dapat memungkinkan perusahaan
memperoleh akses pada teknologi-teknologi baru. Pilihan lain yang sering
digunakan perusahaan adalah untuk mengonsolidasi pusat biaya yang
didesentralisasi menjadi satu atau beberapa pusat biaya terpusat. Tujuannya
adalah untuk mengurangi biaya keseluruhan dan meningkatkan keseluruhan
kealitas layanan yang disediakan. Akuntansi dan departemen sumber daya
manusia sering berkonsolidasi untuk alasan ini.
d) Alokasi Biaya
Isu yang mengemuka ketika menggunakan pusat biaya adalah bagaimana
mengalokasikan biaya gabungan yang terjadi dari departemen jasa seperti TI,
teknik, sumberdaya manusia, atau pemeliharaan kedepartemen yang
menggunakan jasa tersebut. Pilihan metode akan mempengaruhi jumlah biaya
yang dialokasikan. Kriteria memilih alokasi biaya sama dengan tujuan
pengendalian manajemen: untuk (1) memotivasi manajer melakukan upaya
semaksimal mungkin, (2) menyediakan insentif bagi manajer atas
pengambilan keputusan yang konsisten dengan tujuan manajemen puncak,
dan (3) member dasar evaluasi kinerja manajer dengan adil.
Pendekatan yang berguna dalam memilih metode alokasi biaya adalah
menggunakan alokasi ganda. Alokasi ganda (dual allocation) adalah suatu
metode alokasi biaya yang memisahkan biaya tetap dan variabel.
13
waktu penyerahaan, dan faktor-faktor bernilai tambah lainnya. Departemen
pemasaran dapat dipandang sebagai pusat pendapatan maupun pusat biaya.
Biaya untuk mendapatkan pesanan adalah pengeluaran untuk iklan dan
promosi dan produk. Biaya ini termasuk biaya sempel, demo, iklan dan promosi,
beban pejalanan dan hiburan, komisi, dan riset pemasaran. Kategori kedua biaya
pemasaran adalah biaya untuk memenuhi pesanan. Biaya untuk memenuhi
pesanan, meliputi pengangkutan, pergudangan, hubungan yang relative jelas
dengan volume penjualan, akibat biaya ini sering kali dapat dikelola secara efektif
sebagai suatu pusat biaya rekayasa.
Tiga isu strategis menyebabkan perusahaan lebih memilih Pusat laba dari
pada Pusat biaya atau Pusat pendapatan, yaitu :
14
Pusat laba memberikan intensif untuk koordinasi yang diinginkan diantara
fungsi-fungsi pemasaran, produksi, dan pendukung.
Penanganan pesanan yang tergesa-gesa adalah contoh yang bagus. Pusat
biaya akan memandang pesanan kilat tidak menguntungkan karena potensi
biaya tambahan yang terkait dengan gangguan pada proses produksi,
semetara pusat pendapatan memandang pesanan tersebut menguntungkan
Panel A menunjukkan kepemimpinan biaya perusahaan dimana suatu
komuditas diproduksi dengan standar mutu dan spsesifikasi fungsional
tertentu. Sebaliknya panel B menunjukkan bahwa produk ini memerlukan
koordinasi yang luas Antara manufaktur dan penjualan.
Untuk memotivasi manajer agar memandang produk mereka sebagai produk
yang dapat dipasarkan kepada pelanggan keluar
Memotivasi manajer untuk mengembangkan cara baru dalam menghasilkan
laba dari produk dan jasa mereka
15
c. Perhitungan Biaya Variabel dan Perhitungan Biaya Penuh
Penggunaan laporan laba/rugi konstribusi sering disebut sebagai
perhitungan biaya variabel karena memisahkan biaya variable dengan biaya
tetap. Keunggulan biaya variabel adalah memenuhi tiga tujuan sistem
pengendalian manajemen dengan menunjukkan secara terpisah biaya yang
dapat ditelusuri pada dan dikendalikan oleh masing-masing SBU. Sebaliknya
perhitungan biaya penuh adalah suatu sistem biaya dimana biaya tetap
tercakup dalam biaya produk dan biaya penjualan. Perhitungan biaya penuh
adalah sistem perhitungan biaya konvensional karena diharuskan oleh standar
pelaporan keuangan (prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum) dan
Internal Revenue Service untuk menentukan penghasilan kena pajak.
16
iii. Keberhasilan penerapan BSC memerlukan validasi dari link antara langkah-
langkah yang dianggap meningkatkan kinerja seluruh BSC.
iv. Manajer harus diberikan informsi tentang hubungan strategis di scorecard
tersebut.
v. Banyak perusahaan besar telah menginstal sistem computer yang disebut
Enterprise Resource Planning System (ERP’s)
vi. Berbeda dengan data keuangan yang tunduk pada audit keuangan dan sistem
kendali, banyak informsi nonfinansial yang digunakan dalam BSC tidak
tunduk pada kendali atau audit.
vii. Ulasan kinerja manajer terjadi pada interval yang tergantung - biasanya setiap
triwulan atau setiap tahun - cocok dengan persiapan perusahaan dari informsi
keuangan triwulan dan tahunan.
viii. Biasanya, semua data keuangan yang digunakan oleh biaya atau laba SBU
dikembangkan secara internal, dengan menggunakan sistem informasi yang
berkembang dengan baik.
17
v. Mendasarkan penemuan dalam tindakan. Memiliki kepercayaan diri dalam
model untuk mengikuti arah.
vi. Menilai hasil. Terus-menerus menilai efektivitas model dan dari tindakan
yang diambil dalam langkah 5 untuk memperoleh hasil yang diinginkan,
apakah model tersebut berhasil.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fokus utama sistem pengendalian manajemen adalah pengukuran kinerja
strategis, tujuan manajemen puncak dalam menggunakan pengukuran kinerja
strategis adalah memotivasi manajer agar memberikan usahanya semaksimal
mungkin, untuk mengarahkan mereka agar membuat keputusan yang sejalan
dengan tujuan manajemen puncak, dan memberikan dasar bagi penentuan
kompensasi yang adil bagi manajer- manajer tersebut.
Sejumlah besar sistem pengendalian manajemen digunakan dalam praktik,
meliputi sistem formal maupun nonformal serta sistem perseorangan maupun
berbasis tim. Sistem pengukuran kinerja strategis diterapkan dalam empat bentuk
yang berbeda, tergantung pada sifat tanggung jawab manajer: pusat pendapatan,
biaya laba, dan investasi.
Keempat jenis SBU tersebut digunakan diperusahaan manufaktur,
perusahaan jasa, perusahaan nirlaba, dan pemerintahan. Pusat biaya yang umum
dipeusahaan manufaktur adalah departemen produksi dan departemen pendukung
produksi.
Isi utama dalam penggunaan sistem pengukuran kinerja strategis yang
efektif adalah penyatuan pertimbangan-pertimbangan strategis ke dalam evaluasi.
Hal ini memerlukan penentuan CSF perusahaan serta penggunaan pengukuran dan
pelaporan yang sesuai atas faktor-faktor ini, yang pada umumnya dalam bentuk
balanced scrorecard.
19
DAFTAR PUSTAKA
Cokins, et. al. 2012. Manajemen Biaya penekanan Strategis Buku 2 Edisi 5.
Jakarta: Salemba Empat.
http://group-ilmu.blogspot.com/2018/01/pengukuran-kinerja-strategis-
pusat.html?m=1
20