Pengertian Diare
Diare buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi
tinja yang encer dan kadang dapat disertai darah atau lender.
B. Penyebab Diare
1. Infeksi virus
2. Bahan – bahan kimia makanan (keracunan makanan, makanan pedas, terlalu asam)
3. Gangguan psikis ( ketakutan, gugup), gangguan hawa dingin, alergi
4. Kurang kalori protein
5. Berat bayi lahir rendah
6. Akibat obat - obatan
C. Penularan Diare
1. Melalui air yang sudah tercemar
2. Melalui tinja terinfeksi, Bila tinja tersebut dihinggapi binatang, kemudian binatang tersebut
hinggap di makanan dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.
G. Pencegahan Diare
1. Menggunakan air bersih, tanda - tanda air bersih adalah 3 “Tidak” yaitu tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau.
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan sebagian besar kuman
penyakit.
3. Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan, sesudah makan, dan sesudah
buang air besar ( BAB).
4. Memberikan ASI pada anak sampai berusia 2 tahun.
5. Menggunakan jamban yang sehat.
6. Membuang tinja bayi dan anak dengan benar.
7. Membuang sampah pada tempatnya dan mengelola sampah secara bijak
8. Menjaga kebersihan lingkungan (WC dan SPAL)
1. Pilih sampahnya, yang digunakan hanya sampah nabati seperti : sayuran, kulit buah dan
lainnya.
Bila terdapat santen di sampah sayurannya, di cuci terlebih dahulu dengan air biasa kemudian
tiriskan. Karena santan dapat meningkatkan kandungan asam yang menyebabkan sampah sulit
untuk hancur
2. Selanjutnya sampah nabati tersebut di potong kecil-kecil agar mudah hancur
3. Siapkan wadah untuk pengomposan yang dapat menampung sekitar 200 liter, beri lubang-
lubang kecil pada wadah tersebut.
Gunanya lubang tersebut agar udara tetap masuk dan dapat mengeluarkan air yang ada di
dalam wadah pengomposan.
4. Sebagai lapisan pertama masukan lapisan kardus ke dalam wadah pengomposan tadi.
Fungsi kardus di sini yaitu untuk menyerap kelebihan air agar kelembaban di dalam wadah tadi
tetap terjaga.
Selain itu kardus juga berfungsi untuk menahan media komposan agar tidak mudah keluar dari
wadah karena wadahnya yang berlubang-lubang.
5. Lapisan kedua dan ketiga adalah gabah padi dan pupuk kompos dengan jumlah secukupnya.
Pupuk kompos ini berguna untuk memicu perubahan sampah nabati menjadi kompos dengan
lebih cepat.
(Kedua lapisan ini diisikan ke dalam wadah tadi sampai memenuhi sepertiga volume wadah)
6. Lapisan selanjutnya yaitu sampah nabati yang udah di potong-potong tadi. Masukan ke
wadah pengomposan. Bila sampah nabati basah, tambahkan serbuk kayu secukupnya.
7. Aduk menggunakan tongkat agar tercampur campur rata.
8. Jika semuanya sudah rata, masukkan sekam padi ke dalam keranjang di lapisan paling atas.
Kemudian tutup wadah tersebut dan biarkan mengalami pembusukan selama 3 hari.
9. Setelah tiga hari, cek kondisi adonan kompos yang sudah di buat. Ciri-ciri pengomposan
yang berhasil yaitu jika diraba maka adonan akan terasa hangat dan jika di aduk maka adonan
akan mengeluarkan uap air.