ASI terbukti menjadi asupan nutrisi alami yang paling baik diberikan kepada bayi. Jika
anda adalah ibu bekerja, tak lantas menjadi kendala untuk memberikan ASI setiap hari. Kini
banyak ibu bekerja memutuskan untuk tetap menyusui. Salah satu upaya yang bisa dilakukan
adalah memerah ASI. Anda bisa memerah ASI tersebut, lalu menyimpan ASI perah (ASIP)
dengan baik agar manfaatnya tak berkurang. ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara
diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi.
Memerah bisa secara manual menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu pompa
ASI atau bisa juga menggunakan keduanya secara bergantian tergantung dengan kondisi.
Memerah secara manual menggunakan tangan sering kali dipilih karena dengan beberapa
alasan, diantaranya :
1. Memerah dengan menggunakan pompa dianggap tidak nyaman dan tidak efektif
untuk memerah dengan maksimal.
2. Stimulasi kulit ke kulit (tangan ke payudara) akan memberikan efek pada reflek
pengeluaran ASI lebih baik dibandingkan menggunakan ASI.
3. Lebih praktis, tidak perlu repot membawa berbagai peralatan pompa, selalu bisa
digunakan kapan pun, dan tentunya lebih nyaman.
Tehnik memerah :
Tipe silindris
Pompa ini efektif dan mudah di pakai. Kekuatan tekanan isapan mudah
dikontrol, baik kedua silindris maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus.
Terbuat dari plastic yang tempat penampungan ASI di bagian bawah silindris.
Tipe silindris bersudut
Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan lebih mudah mengontrol
kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung di botol yang ditempelkan di pompa.
Tipe kerucut /plastic dan bola karet/tipe terompet (Squeeze and bulb atau horn)
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena dapat menyakitkan dan dapat
menyebabkan kerusakan putting susu serta jaringan payudara. Kekuatan tekanan
isapan sukar diatur.
b) Pompa elektrik
Beberapa macam pompa elektrik sudah ada di beberapa kota besar karena
umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit
besar.
pompa elektrik
4. Cara pemberian
ketika ingin memberikan ASIP pada si kecil, kita harus menghangatkannya dulu.
Namun jangan dipanaskan di atas api atau microwave/oven karena panas tinggi
mengakibatkan beberapa enzim penyerapan mati. Mula-mula letakkan botol ASI ke
dalam air dingin, kemudian secara perlahan-lahan beri air hangat sampai ASI mencair
(suhu airnya sama dengan suhu air yang biasa kita gunakan untuk mandi atau suhu
tubuh). Jika ingin mencairkan ASIP beku, letakkan botol ASIP beku ke dalam kulkas
semalam sebelumnya, esoknya baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan membekukan
kembali ASI yang sudah dipindah ke kulkas. Lama penghangatan tergantung suhu ASI,
tapi prinsipnya buatlah suhu ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai ASI yang
dikeluarkan langsung. Setelah dihangatkan bisa langsung diberikan pada bayi.
Cara pemberiannya jangan menggunakan botol susu dan dot, melainkan disuapi
pakai sendok atau cangkir. Kalau si kecil langsung menyusu dari botol, lama-lama ia jadi
“bingung puting”. Jadi, ia hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot.
Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk ke mulut bayi. Jadi,
kalau si kecil sudah “bingung puting”, tak heran bila ia gagal mengeluarkan ASI di
“gudang”nya. Salah satu tanda bayi mengalami bingung puting adalah bayi menolak
menyusu langsung dari Ibu. Selain itu bila menyusu mulutnya mencucu seperti minum
dari dot, dan ketika menyusu bayi sebentar-bentar melepas hisapannya. Hasilnya,
payudara Ibu lecet. Akhirnya, si kecil jadi enggan menyusu langsung dari payudara
lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari
botol, hanya dengan menekan sedikit saja dotnya, susu langsung keluar.