Anda di halaman 1dari 4

https://www.eurekapendidikan.

com/2014/10/hakik
at-penelitian-observasi-kuantitatif.html

Hakikat Penelitian Observasi Kuantitatif


Penelitian observasi merupakan bagian dari penelitian kuantitatif non-
eksperimen, yang data penelitiannya dihimpun dengan cara peneliti
melakukan pengamatan atau observasi. Observasi ini digunakan ketika data
yang akan diambil berkenaan dengan perilaku manusia, gejala-gejala alam
dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Sasaran observasi meliputi
tiga hal, yaitu: pelaku (aktor), tempat dan kegiatan.

Penelitian observasi termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif yang


menggunakan logika positivis, yang memandang sebuah realitas atau
fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkret, teramati, dan
terukur. Sebagai contoh fenomena yang dapat diteliti dengan menggunakan
penelitian observasi adalah Apakah guru biologi SMA di sekolah X telah
mengajarkan pelajaran biologi sesuai dengan hakikat pembelajaran biologi?,
Bagaimana performa guru SMA di Kabupaten X yang telah mendapat
sertifikasi dalam menerapkan pembelajaran di kelas?

Dalam melakukan penelitian observasi terdapat sejumlah karakteristik yang


harus diperhatikan, yakni: 1) Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan
penelitian yang telah ditetapkan, 2) Bersifat sistematik, 3) Bersifat kuantitatif,
4) Diikuti dengan pencatatan segera secara sistematik, 5) Menuntut keahlian
peneliti, 6) Hasil penelitian dapat diuji validitas dan reliabilitasnya.
Karakteristik lain dari penelitian observasi yang membedakannya dengan
penelitian deskriptif lain adalah proses pelaksanaan penelitiannya. Dalam
proses pelaksanaan penelitian observasi diketahui terdapat dua cara yakni:
Observasi berperan serta (Participation Observation) yang berarti peneliti
terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
sedang digunakkan sebagai sumber data penelitian. Pada umumnya, data
yang diperoleh dari cara ini akan lebih lengkap, tajam dan detail. Karena
sumber data telah terbiasa dengan kehadiran peneliti, sehingga peneliti dapat
secara leluasa memperoleh data yang faktual. Cara yang kedua yakni,
Observasi Non-Partisipan (Non-Participation Observation) yang dilakukan
dengan cara peneliti tidak terlibat dalam kegiatan sehingga peneliti hanya
menjadi pengamat yang independen.

Setelah memahami penelitian yang akan dilakukan maka, hal yang perlu
dilakukan adalah menentukan obyek penelitian. Obyek penelitian dapat
seluruh obyek yang merupakan penelitian populasi sedangkan dapat berupa
sampel. Pemilihan sampel menggunakan teknik sampling Probability
Sampling: Seluruh anggota populasi memiliki peluang untuk dipilih menjadi
sampel, karena dilakukan secara random atau Non-Probability Sampling:
tidak semua anggota populasi memiliki peluang untuk dipilih menjadi sampel.
Namun, pada umumnya pada penelitian observasi menggunakan teknik
sampling non-probability sampling.

Sama seperti penelitian pada umumnya, penelitian observasi memerlukan


instrumen dalam pelaksanaannya. Instrumen penelitian observasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu observasi terstruktur dengan instrumen yang
telah dirancang secara sistematis. Observasi ini dilakukan apabila peneliti
telah menentukan variabel yang akan diamati dan menggunakan instrumen
penelitian yang teruji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen dapat berupa
pedoman wawancara atau quesioner tertutup. Sedangkan observasi tidak
terstruktur, digunakan untuk observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Observasi ini dilakukan apabila
peneliti tidak menentukan secara pasti obyek yang akan diamati dan dalam
pengamatannya peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku,
tetapi hanya berupa rambu-rambu. Contoh bentuk instrumen yang dilakukan
dalam penelitian observasi adalah:

1. Catatan Anekdot (Anecdoctal Research): Merupakan catatan-catatan


yang dibuat peneliti mengenai peristiwa luar biasa yang dianggap penting
oleh observer. Pencatatan dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya,
bukan pendapat observer;
2. Catatan Berkala (Incidental Record): Merupakan pencatatan waktu yang
dilakukan secara berkala menurut waktu munculnya suatu gejala, namun
tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan pada waktu tertentu dan
terbatas pada jangka waktu yang ditetapkan untuk setiap waktu
pengamatannya;
3. Daftar Cek (Check List): Suatu daftar yang berisi nama subyek dan faktor
yang hendak diselidiki sehingga data yang diperoleh bersifat sistematis;
4. Skala Nilai (Rating Scale): Umumnya terdiri dari suatu daftar yang tidak
hanya terdapat nama subyek yang diobservasi dan gejala yang akan
diselediki, tetapi juga tercantum kolom-kolom yang menunjukan tingkatan
atau jenjang setiap gejala yang diselediki penjenjangan dapat
menggunakan skala, misalnya: Baik, sedang, buruk (Skala 3); Sangat
baik, baik, sedang, buruk dan sangat buruk (Skala 5); Luar biasa, sangat
baik, baik, sedang, buruk, sangat buruk, dan luar biasa buruk (Skala 7); 5)
Peralatan Mekanis (Mecanical Device): Perekaman seluruh atau sebagian
peristiwa menggunakan peralatan elektronik yang lebih efektif dan efisien.

Setelah memperoleh data, maka dilakukanlah teknik analisis data Teknik


analisis data dalam kuantitatif menggunakan uji statistik, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk
penelitian populasi. Hal yang disajikan dalam statistik deskriptif adalah data
yang berupa diagram atau grafik, perhitungan mean, median, modus, standar
deviasi. Selain itu, statistik deskriptif dapat dilakukan untuk mencari kuatnya
hubungan antar variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan
analisis regresi atau membandingkan dua rata-rata atau lebih yang tidak perlu
diuji signifikansinya. Sedangkan, pada statistik inferensial merupakan teknik
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi.

Statistik ini coock digunakan apabila sampel diambil dari populasi yang jelas
dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
Dalam hal ini statistik inferensial dibagi dua, yaitu statistik parametris dan
nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter
melalui statistik. Parameter populasi itu rata-rata, simpangan baku dan
varians. Selain itu, parametris memerlukan terpenuhinya beberapa asumsi,
yaitu data harus berdistribusi normal, data harus homogen, dan uji regresinya
harus linear. Sedangkan statistik non-parametris tidak menguji parameter
populasi, tetapi menguji distribusi dengan tidak banyak asumsi.

Dalam penelitian observasi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan


karena dalam penelitian observasi dapat terjadi bias dalam prosesnya, yang
menyebabkan penelitian tidak akurat, diantaranya masalah yang ditemui
adalah ketidaktepatan dalam menerjemahkan variabel, ketidaktepatan dalam
mengembangkan indikator yang akan dijabarkan menjadi instrumen, terdapat
kesalahan dalam mengkode pada instrumen, atau dapat juga kesalahan ada
pada observer yang tidak tepat dalam menggunakan form observasinya
karena kurang memahami dan kondisi subyek penelitian yang tidak natural.
Namun, permasalahan tersebut dapat diantisipasi dengan berbagai cara
seperti peneliti yang harus lebih banyak berlatih, penelitian dilakukan dengan
dua orang observer, lingkup aspek yang diteliti lebih kecil atau sedikit
sehingga peneliti dapat lebih fokus, terdapat pembagian kerja dengan
observer lain sehingga satu observer hanya mengamati satu aspek secara
utuh, membuat efisiensi waktu dalam pengamatan agar lebih efektif, dan
mengupayakan agar kondisi subyek yang diteliti berada pada kondisi yang
natural sehingga diperlukan adanya pembiasaan antara subyek dengan
kehadiran peneliti.

https://rusdintahir.wordpress.com/2011/12/05/menganalisis-data/
MENGANALISIS OBSERVASI
Sebuah team kecil pemasaran dan penjualan dalam sebuah pabrik
pembuat sepatu, mengadakn pengamatan untuk menganisis potensi
pelung pasr di wilayah pasifik. Dari hasilnya manajer pemasaran menerima
dua buah laporan. Yang pertama, mengatakan bahwa “mayoritas
penduduknya tidak memakai sepatu, sehingga merupakan peluang yang
baik untuk pemasaran”. Sedangkan yang kedua mengatakan bahwa”
sangat banyak penduduk yang tidak memakai sepatu, sehingga
merupakan peluang yang jelek untuk pemasaran”.
Sebagaimana dalam anekdot diatas, ialah dangat mungkin akan terjadi
pada dua orang yang sedang menganalisis data observasi yang sama
ataupun yang sangat berbeda, yang tentunya akan menghasilakn
kesimpulan yang bebeda pula.
Ad sejumlah poain kunci dalam menganalisis observasi pada penelitian
ilmu social yaitu:
– Kuantitatif bentuk –bentuk obsevasi, menjadi suatu rutinitas dalam
menganalisis dan mengumpulkan data yang sangat bermanfaat dalam
menjelaskan isu-isu tertentu dalam bentuk table dan diagram.
– Pengumpulan dan penganalisisan data observasi, sengaimana
dengan teknik teknik penelitian lainnya, terjadi secara parallel dalam
sebuah rangkaian
– Obsevasi, sebagaimana teknik –teknik lainnya, sangat sering
digunakan bik untuk mengkontekstualisasikan ataupun memperluas analisi
yang sedang dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai