1
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan 4.2.1 Menyajikan model matematika dari
dengan determinan dan invers matriks suatu masalah nyata yang berkaitan
berordo 2x2 dan 3x3 dengan determinan matriks (C5)
4.2.2 Menyajikan model matematika dari
suatu masalah nyata yang berkaitan
dengan invers matriks (C5)
2
Wawasan (Tokoh Penemu Matriks)
Pendidikan tinggi Cayley dimulai pada tahun 1838 dengan kuliah di Tinity College. 3
Tahun berselang Cayley lulus. Ahli matematika yang hobi membaca novel Jane Austin, Byron,
Thackeray dan Shakespeare ini mengarang dua karya di Cambridge Mathematical
Journal.Karirnya dimulai dengan mengajar di Cambridge disela melanjutkan pendidikannya.
Dalam rentang waktu tersebut karyanya mencapai 28 makalah untuk Cambridge Mathematical
Journal. Karya karya dari Cayley nampaknya banyak bergaya ala Laplace dan Lagrange.
3
A. Definisi Matriks
Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom
dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan itu
diletakkan didalam kurung biasa “()” atau kurung siku “[]”.
Kolom 3 Kolom n
Kolom 2
Kolom 1
𝑎𝑖𝑗 : entry matriks pada baris ke-𝑖 dan kolom ke- 𝑗 dengan 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑚 dan 𝑗 =
1,2,3, … , 𝑛.
B. Jenis-Jenis Matriks
1. Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang terdiri dari satu baris saja. Biasanya ordo
matriks seperti ini adalah 1 × 𝑛, dengan 𝑛 banyak kolom pada matriks tersebut.
Contoh:
𝑇1×2 [4 3], matriks baris berordo 1 × 2
𝑇1×4 [2 9 4 1] matriks baris berordo 1 × 4
2. Matriks Kolom
Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom saja. Matriks kolom
berordo 𝑚 × 1, dengan 𝑚 banyak baris pada matriks tersebut.
4
Contoh:
4
𝑇3×1 [2], matriks kolom berordo 3 × 1
5
3. Matriks Persegi Panjang
Matriks persegi panjang adalah matriks yang banyak barisnya tidak sama
dengan banyak kolomnya. Matriks seperti ini memiiki ordo 𝑚 × 𝑛.
Contoh:
4 2 5
𝑇2×3 [ ], matriks persegi panjang berordo 2 × 3
2 1 3
6 1
𝑇3×2 [2 5] matriks persegi panjang berordo 3 × 2
4 3
4. Matriks Persegi
Matriks Persegi adalah matriks yang mempunyai banyak kolom dan baris sama.
Matriks ini memiliki ordo 𝑛 × 𝑛.
Contoh:
3 4
𝑇2×2 [ ], matriks persegi berordo 2 × 2
4 2
Tinjaulah matriks persegi berordo 4 × 4 dibawah ini:
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 Diagonal samping matriks H
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝐻4×4 [𝑎 ]
31 𝑎32 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 Diagonal utama matriks H
5. Matriks Segitiga
Matriks segitiga adalah suatu matriks persegi yang berordo 𝑛 × 𝑛 dengan entry-
entry matriks diatas atau dibawah diagonal utama semuanya bernilai nol.
Contoh:
−2 3 7 12
0 5 −8 4
𝐹=[ ],
0 0 2 6
0 0 0 13
Atau jika polanya seperti berikut ini
13 0 0 0
5 1 0 0
𝐺=[ ],
3 8 10 0
2 −4 2 5
6. Matriks Diagonal
5
Matriks diagonal adalah suatu matriks persegi dengan pola “semua entry nya
bernilai nol, kecuali entry diagonal utama tidak semua nol”.
Contoh:
1 0
𝐴=[ ],
0 5
2 0 0
𝐵 = [0 0 0],
0 0 3
12 0 0 0 0
0 6 0 0 0
𝐶= 0 0 4 0 0,
0 0 0 3 0
[0 0 0 0 1]
7. Matriks Identitas
Matriks identitas adalah suatu matriks persegi yang semua entry diagonal utama
semua bernilai positif 1. Matriks identitas dinotasikan dengan I berordo 𝑛 × 𝑛.
Contoh:
1 0
𝐼2×2 [ ]
0 1
1 0 0
𝐼3×3 [0 1 0]
0 0 1
8. Matriks Nol
Matriks nol adalah suatu matrik yang semua entrynya bernilai nol
Contoh:
0 0
𝑂2×2 [ ]
0 0
0 0
𝑂3×2 [0 0]
0 0
C. Kesamaan Matriks
Matriks 𝐴 dan matriks 𝐵 (𝐴 = 𝐵) dikatakan sama, jika dan hanya jika:
i. Ordo matriks 𝐴 sama dengan ordo matriks 𝐵.
ii. Setiap entry yang seletak pada matriks 𝐴 dan matriks 𝐵 mempunyai nilai yang
sama, yaitu 𝑎𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗 (untuk semua nilai 𝑖 dan 𝑗).
Contoh:
3 5 3 5
a. [ ]=[ ]
7 9 7 9
6
3 4+1 5
b. [ ] = [√9 2 ]
7 9 7 3
Kedua matriks pada contoh a dan b adalah sama, yaitu dengan memiliki ordo
matriks sama dan Entry yang seletak pada contoh matriks a dan b mempunyai nilai
yang sama.
7
3. Operasi Perkalian Skalar pada Matriks
Dalam aljabar matriks, bilangan real 𝑘 sering disebut sebagai skalar. Oleh karena
itu perkalian real terhadap matriks juga disebut sebagai perkalian skalar dengan
matriks.
Sebelumnya, pada kajian pengurangan dua matriks 𝐴 − 𝐵 = 𝐴 + (−𝐵), (−𝐵)
dalam hal ini sebenarnya hasil kali bilagan −1 dengan semua entry matriks 𝐵.
Artinya, matriks (−𝐵) dapat kita tulis sebagai:
−𝐵 = 𝑘. 𝐵 dengan 𝑘 = −1
Secara umum, perkalian skalar dengan matriks dirumuskan sebagai berikut.
Misalkan 𝐴 adalah suatu matriks berordo 𝑚 × 𝑛 dengan entry-entry 𝑎𝑖𝑗 dan 𝑘
adalah suatu bilangan real. Matriks 𝐶 adalah hasil perkalian dari bilangan real 𝑘
terhadap matriks 𝐴, dinotasikan 𝐶 = 𝑘. 𝐴, bila matriks 𝐶 berordo 𝑚 × 𝑛 dengan
entry-entry nya ditentuan oleh:
𝑐𝑖𝑗 = 𝑘. 𝑎𝑖𝑗 (untuk semua 𝑖 dan 𝑗)
Contoh:
2 3 2×2 2×3 4 6
Jika 𝐻 = [4 5], maka 2𝐻 = [2 × 4 2 × 5] = [8 10]
1 2 2×1 2×2 2 4
4. Operasi Perkalian Dua Matriks
Misalkan matriks 𝐴𝑚×𝑛 dan matriks 𝐵𝑛×𝑝 , matriks 𝐴 dapat dikalikan dengan
matriks 𝐵 jika banyak baris matriks 𝐴 sama dengan banyak kolom matriks 𝐵. Hasil
perkalian matriks 𝐴 berordo 𝑚 × 𝑛 terhadap matriks 𝐵 berordo 𝑛 × 𝑝 adalah suatu
matriks berordo 𝑚 × 𝑝.
Contoh:
1 2 1.2 + 2.1 1.3 + 2.2 1.4 + 2.0 4 7 4
2 3 4
[3 4 ] × [ ] = [3.2 + 4.1 3.3 + 4.2 3.4 + 4.0] = [10 17 12]
1 2 0
5 6 5.2 + 6.1 5.3 + 6.2 5.4 + 6.0 16 27 20
5. Transpose Matriks
Transpose matriks 𝐴 berordo 𝑚 × 𝑛 adalah matriks yang diperoleh dari matriks 𝐴
dengan menukar entry baris menjadi entry kolom dan sebaliknya, sehingga berordo
𝑛 × 𝑚. Notasi transpose matriks 𝐴𝑚×𝑛 adalah 𝐴𝑡 𝑚×𝑛 .
Contoh:
3 5 3 7
Jika 𝐴 = [ ], maka 𝐴𝑡 = [ ]
7 9 5 9
8
Latihan Soal 1
8 12 14
1. Diberikan matriks 𝐴 = [18 16 8]
22 6 17
Sebutkan entry matriks yang terletak pada:
a. Baris ke-2
b. Kolom ke-3
c. baris ke-3 dan kolom ke-1;
d. baris ke-1 dan kolom ke-3
2. sebuah pabrik tekstil hendak menyusun table aktiva mesin dan penyusutan
mesin selama 1 tahun yang dinilai sama dengan 20% dari harga perolehan
sebagai berikut:
Harga Perolehan Harga Penyusutan Harga Baku
Jenis Aktiva
(Rp) Tahun I (Rp) (Rp)
Mesin A 40.000.000
Mesin B 35.000.000
Mesin C 70.000.000
Lengkapilah tabel tersebut dengan menggunakan matriks!
𝑝+2 2 𝑝 6 4 8
3. Misalkan matriks ( )+( )=( ) Tentukan nilai 𝑝 dan
3 5 6 𝑞+3 9 5
𝑞!
4. Restoran “Suka Cita” ingin mngembangkan usahanya di tiga kota di pulau Jawa,
kota 1 di Semarang, kota 2 di Jogjakarta, kota 3 di Solo. Jika pada Restoran
tersebut membutuhkan beberapa karyawan, yang terdiri dari juru masak,
pelayan, penjaga kasir. Disisi lain, pihak tersebut mempertimbangkan gaji para
karyawannya. Lengkapnya, rincian data tersebut disajikan sebagai berikut:
Jumlah Karyawan
Kota
Juru Masak Pelayan Kasir
Semarang 10 6 3
Jogjakarta 8 5 2
Solo 7 4 2
9
Gaji Juru Masak (Juta)/bln 4
Gaji Pelayan (Juta)/bln 3
Gaji Penjaga Kasir (Juta)/bln 2
Pemilik Restoran “Suka Cita” ingin mengetahui biaya yang dikeluarkan dalam
satubulan untuk menggaji para karyawannya pada setiap kota/cabang. Berapa
uang yang dikeluarkan pemilik Restoran dalam satu bulan untuk menggaji para
karyawannya di setiap cabang?
E. Determinan Matriks
Pada Aljabar, determinan matriks dapat diartikan sebagai nilai yang mewakili
sebuah matriks bujur sangkar. Simbol nilai determinan matriks 𝐴 biasanya dinyatakan
sebagai det (𝐴) atau |𝐴|. Cara menghitung determinan matriks tergantung ukuran
matriks bujur sangkar tersebut. Cara menghitung nilai determinan dengan ordo 3 akan
berbeda dengan cara menghitung matriks bujur sangkar dengan ordo 2.
F. Determinan Matriks Ordo 2 × 2
Seperti yang telah kita ketahui, matriks ordo 2 dinyatakan seperti bentuk di bawah.
𝑎 𝑏
𝐴=[ ]
𝑐 𝑑
Nilai determinan 𝐴 disimbolkan dengan|𝐴|, cara menghitung nilai determinan 𝐴 yaitu:
10
𝑎 𝑏
det 𝐴 = |𝐴| = | | = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐 𝑑
Contoh:
Tentukan nilai determinan matriks
3 4
𝐴=( )
−2 −1
Pembahasan:
3 4
𝐴=( ) = −3 + 8 = 5
−2 −1
G. Determinan Matriks Ordo 3 × 3
Matriks Ordo 3 adalah matriks bujur sangkar dengan banyaknya kolom dan baris sama
dengan tiga. Bentuk umum matriks ordo 3 adalah sebagai berikut.
𝑎 𝑏 𝑐
𝐴 = [𝑑 𝑒 𝑓]
𝑔 ℎ 𝑖
Cara menghitung determinan pada matriks dengan ordo tiga biasa disebut dengan
Aturan Sarrus. Untuk lebih jelasnya, lihat penjelasan pada gambar di bawah.
Contoh:
Tentukan nilai determinan matriks
2 3 4
𝐴 = [5 4 3]
7 0 1
Pembahasan:
2 3 4 2 3
[5 4 3] 5 4
7 0 1 7 0
det 𝐴 = |𝐴| = 2.4.1 + 3.3.7 + 4.5.0 − 4.4.7 − 2.3.0 − 3.5.1
det 𝐴 = |𝐴| = 8 + 63 + 0 − 112 − 0 − 15 = −56
H. Sifat-Sifat Determinan Matriks
1. |𝐴𝐵| = |𝐴|. |𝐵|
Misalkan matriks 𝐴 dan 𝐵 berordo 𝑚 × 𝑚 dengan 𝑚 ∈ 𝑁. Jika det 𝐴 = |𝐴| dan det
𝐵 = |𝐵| maka |𝐴𝐵| = |𝐴|. |𝐵|
Contoh:
11
3 4 −3 −4
Misalkan matriks 𝐴 = ( ) dan matriks 𝐵 = ( )
−2 −1 −2 −1
3 4
det 𝐴 = |𝐴| = | | = −3 + 8 = 5
−2 −1
−3 −4
det 𝐵 = |𝐵| = | | = 3 − 8 = −5
−2 −1
Jadi |𝐴| × |𝐵| = −25
3 4 −3 −4
Matriks 𝐴 × 𝐵 = ( )×( )
−2 −1 −2 −1
−17 −16
=(
)
8 9
−17 −16
Dengan demikian det (𝐴 × 𝐵) = |𝐴𝐵| = [ ] = −153 + 128 = −25
8 9
2. |𝐴| = |𝐴𝑡 |
Misalkan matriks 𝐴 dan 𝐵 berordo 𝑚 × 𝑚 dengan 𝑚 ∈ 𝑁. Jika det 𝐴 = |𝐴| dan
det 𝐴𝑡 = |𝐴𝑡 | maka |𝐴| = |𝐴𝑡 |
Contoh:
3 4 3 −2
Matriks 𝐴 = ( ) dan matriks transpose dari matriks 𝐴 adalah 𝐴𝑡 = ( )
−2 −1 4 −1
3 −2
Det 𝐴𝑡 = |𝐴𝑡 | = | | = −3 − (−8) = 5
4 −1
3 4
Det 𝐴 = |𝐴| = | | = −3 − (−8) = 5
−2 −1
Jadi terbukti bahwa |𝐴| = |𝐴𝑡 | = 5
1
3. |𝐴−1 | = |𝐴|
Misalkan matriks 𝐴 dan 𝐵 berordo 𝑚 × 𝑚 dengan 𝑚 ∈ 𝑁. Jika det 𝐴 = |𝐴| dan det
1
𝐴−1 = |𝐴−1 | maka |𝐴−1 | = |𝐴|
Contoh:
3 1 2 5 2 1
( ).( )=( ).𝐴
3 2 1 3 4 5
Determinan dari 𝐴−1 adalah…
3 1 2 5 2 1
𝐷𝑒𝑡 ( ).( ) = 𝐷𝑒𝑡 ( ).𝐴
3 2 1 3 4 5
(3.2 − 3.1)(2.3 − 1.5) = (2.5 − 4.1). 𝐷𝑒𝑡 𝐴
3.1 = 6. 𝐷𝑒𝑡 𝐴
1
𝐷𝑒𝑡 𝐴 = 2
1 1
𝐷𝑒𝑡 𝐴−1 = = 1 =2
𝐷𝑒𝑡 𝐴
2
12
4. Det (𝑘. 𝐴) = 𝑘 2 . 𝐷𝑒𝑡 𝐴, jika 𝐴 ordo 2 × 2
𝑘 3 . 𝐷𝑒𝑡 𝐴, jika 𝐴 ordo 3 × 3
Contoh:
Jika 𝐴 adalah matriks berukuran 2 × 2 dan Det 𝐴 = −5, maka Det (4𝐴) =….
Det (4𝐴) = 42 . 𝐷𝑒𝑡 𝐴, karena 𝐴 ordo 2 × 2
= 16(−5)
= −80
I. Invers Matriks
Invers matriks dapat diartikan sebagai kebalikan dari suatu matriks tertentu. Jika
suatu matriks bujur sangkar 𝐴 dikalikan terhadap inversnya yaitu matriks bujur sangkar
𝐴−1 maka menghasilkan matriks 𝐼 (matriks identitas pada operasi perkalian matriks).
𝐴. 𝐴−1 = 𝐼
Matriks yang tidak memiliki invers disebut matriks singular. Determian dari
matriks singular sama dengan nol.
J. Invers Matriks Ordo 2 × 2
𝑎 𝑏
Misalkan 𝐴 matriks berordo 2 × 2, 𝐴 = [ ]. Invers matriks 𝐴 dinotasikan dengan
𝑐 𝑑
𝐴−1 .
1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = 𝑎.𝑑−𝑏.𝑐 . [ ], dengan 𝑎. 𝑑 ≠ 𝑏. 𝑐.
−𝑐 𝑎
Atau
1
𝐴−1 = det 𝐴 . 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
𝑑 −𝑏
[ ] disebut adjoin matriks 𝐴 dan dinotasikan Adjoin 𝐴. Det (𝐴) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0.
−𝑐 𝑎
Jika sebuah matriks merupakan matriks singular, maka matriks tersebut tidak
mempunyai invers.
Contoh:
3 2
Tentukan invers matriks 𝐴 = ( )
1 4
Pembahasan:
1 4 −2
𝐴−1 = 3.4−2.1 ( )
−1 3
1 4 −2
𝐴−1 = 12−2 ( )
−1 3
13
1 4 −2
𝐴−1 = 10 ( )
−1 3
4 2
− 10
𝐴−1 = ( 101 3 )
− 10
10
2 1
−5
−1 5
𝐴 =( 1 3 )
− 10 10
14
Kofaktor di atas akan digunakan untuk menentukan adjoin matriks yang akan
dicari nilai inversnya.
3. Adjoin
Secara umum, sebuah matriks memiliki matriks adjoin seperti ditunjukkan seperti
pada matriks di bawah.
𝐶11 𝐶21 … 𝐶𝑛1
𝐶 𝐶 … 𝐶𝑛2
𝐴𝑑𝑗(𝐴) = ( 12 22 ⋱ ⋮ )
⋮ ⋮
𝐶1𝑛 𝐶2𝑛 … 𝐶𝑛𝑚
Keterangan: 𝐶𝑖𝑗 adalah kofaktor baris ke-i dan kolom ke-j.
Sehinnga, adjoin dari matriks A dinyatakan seperti terlihat pada persamaan di
bawah.
𝐶11 𝐶12 𝐶13
𝐴𝑑𝑗(𝐴) = [𝐶21 𝐶22 𝐶23 ]
𝐶31 𝐶32 𝐶33
4. Invers Matriks
Bagian terakhir, bagian ini merupakan akhir dari proses mencari invers matriks
dengan orde 3 atau lebih.
Matriks minor, kofaktor, dan adjoin yang telah kita bahas di atas berguna untuk
menentukan nilai invers dari suatu matriks dengan ordo matriks di atas 3 atau
lebih. Secara umum, cara menentukan invers matriks dapat diperoleh melalui
persamaan di bawah.
1
𝐴−1 = det(𝐴) . 𝐴𝑑𝑗(𝐴)
15
Contoh:
Tentukan invers matriks 𝐵 yang diberikan pada persamaan di bawah.
1 2 1 1 2
𝐵 = [3 3 1] 3 3
2 1 2 2 1
Pembahasan:
a. Menghitung nilai determinan 𝐵:
1 2 1 1 2
|𝐵| = |3 3 1| 3 3
2 1 2 2 1
|𝐵| = 1.3.2 + 2.1.2 + 1.3.1 − 2.3.1 − 1.1.1 − 2.3.2
|𝐵| = 6 + 4 + 3 − 6 − 1 − 12 = −6
b. Menentukan Kofaktor
c. Menentukan Adjoin 𝐵
Adjoin dari matriks B, sesuai dengan persamaan di atas akan diperoleh hasil seperti
berikut.
𝐵11 𝐵21 𝐵31
𝐴𝑑𝑗(𝐵) = [𝐵12 𝐵22 𝐵32 ]
𝐵13 𝐵23 𝐵33
5 −3 −1
𝐴𝑑𝑗(𝐵) = [−4 0 2]
−3 3 −3
d. Menentukan invers 𝐵
1
𝐵 −1 = det(𝐵) . 𝐴𝑑𝑗(𝐵)
16
5 −3 −1
1
𝐵 −1 = − 6 . [−4 0 2]
−3 3 −3
5 1
−6 3
6
4 6 2
−1
𝐵 = 6
0 −6
3
3 −6 3
( 6 6 )
5 1
−6 1
6
2 2 1
−1
𝐵 = 3
0 −3
1
1 −2 1
( 2 2 )
L. Sifat-Sifat Invers Matriks
1 0
1. 𝐴−1 . 𝐴 = 𝐴. 𝐴−1 = 𝐼, 𝐼 = ( )
0 1
Contoh:
3 2
Misalkan 𝐴 = ( )
1 4
1 4 −2
𝐴−1 = 3.4−2.1 ( )
−1 3
1 4 −2
𝐴−1 = 12−2 ( )
−1 3
1 4 −2
𝐴−1 = 10 ( )
−1 3
4 2
− 10
−1 10
𝐴 =( 1 3 )
− 10
10
2 1
−5
𝐴−1 = ( 5 1 3 )
− 10 10
𝐴−1 . 𝐴 = 𝐼
2 1 2 1 1 3
3 2 − 3. + 2. − 10 3. − 5 + 2. 10
( ) . ( 5 1 3 5) = ( 52 1 1 3)
1 4 − 1. + 4. − 1. − 5 + 4. 10
10 10 5 10
6 2 3 6
+ − 10 − 5 + 10
=(52 4 1 12)
+ − 10 − 5 + 10
5
17
6 1 3 3
−5 −5+5 1 0
= (52 2 1 6) = (0 1)
−5 −5+5
5
2. (𝐴−1 )−1 = 𝐴
Misalkan matriks 𝐴 dan 𝐵 berordo 𝑛 × 𝑛 dengan 𝑛 ∈ 𝑁, det 𝐴 ≠ 0. Jika 𝐴−1 adalah
invers matriks 𝐴, maka (𝐴−1 )−1 = 𝐴
Contoh:
2 −3
Misalkan matriks 𝐴 = ( )
1 −2
Det 𝐴 = (2. −2) − (−3.1) = −1
1 1 −2 3 2 −3
𝐴−1 = det 𝐴 . 𝑎𝑑𝑗(𝐴) = −1 ( )=( )
−1 2 1 −2
1 1 −2 3 2 −3
(𝐴−1 )−1 = det 𝐴−1 . 𝑎𝑑𝑗(𝐴−1 ) = −1 ( )=( )=𝐴
−1 2 1 −2
Jadi diperoleh bahwa (𝐴−1 )−1 = 𝐴
3. (𝐴𝐵)−1 = 𝐵 −1 𝐴−1
Misalkan matriks 𝐴 dan 𝐵 berordo 𝑛 × 𝑛 dengan 𝑛 ∈ 𝑁, det 𝐴 ≠ 0 dan det 𝐵 ≠ 0.
Jika 𝐴−1 dan 𝐵 −1adalah invers matriks 𝐴 dan , maka (𝐴𝐵)−1 = 𝐵 −1 𝐴−1
Contoh:
2 −3 −2 3
Misalkan matriks 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( )
1 −2 −1 0
Det 𝐴 = (2. −2) − (−3.1) = −1
1 1 −2 3 2 −3
𝐴−1 = det 𝐴 . 𝑎𝑑𝑗(𝐴) = −1 ( )=( )
−1 2 1 −2
Det 𝐵 = (0. −2) − (3. −1) = 3
1 1 0 −3 0 −1
𝐵 −1 = det 𝐵 . 𝑎𝑑𝑗(𝐵) = 3 ( ) = ( 1 −2 )
1 −2 3 3
0 −1 2 −3 −1 21
𝐵 −1 𝐴−1 = ( 1 −2 ) ( )=( )
3 3 1 −2 0 3
2 −3 −2 3 −1 6
𝐴×𝐵 = ( )×( )=( )
1 −2 −1 0 0 3
Det 𝐴𝐵 = (−1.3) − (6.0) = −3
1 1 3 −6 −1 21
(𝐴𝐵)−1 = det 𝐴𝐵 . 𝑎𝑑𝑗(𝐴𝐵) = −3 ( )=( )
0 −1 0 3
−1 21
(𝐴𝐵)−1 = ( )
0 3
18
Jadi diperoleh
−1 21
(𝐴𝐵 −1 ) = 𝐵 −1 𝐴−1 = ( )
0 3
4. 𝐴. 𝑋 = 𝐵
𝑋 = 𝐴−1 . 𝐵
𝑋. 𝐴 = 𝐵
𝑋 = 𝐵. 𝐴−1
Contoh:
2 5 3 1
Diketahui persamaan matriks ( )𝑋 = ( ), dengan matriks 𝑋 berordo 2 × 2.
1 4 3 2
Determinan matriks 𝑋 adalah….
𝐴. 𝑋 = 𝐵
𝑋 = 𝐴−1 . 𝐵
2 7 3 1
Misalkan 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( )
1 4 3 2
1 4 −7 4 −7
Maka 𝐴−1 = 8−7 ( )=( )
−1 2 −1 2
Sehingga,
4 −7 3 1 12 − 1 −21 − 2 11 −23
𝑋=( ).( )=( )=( )
−1 2 3 2 12 − 2 −21 + 4 11 −17
Jadi, det 𝑋 = −187 − (−253) = 66
5. 𝐴. 𝐼 = 𝐼. 𝐴 = 𝐴
Contoh:
2 7 1 0
Misalkan matriks 𝐴 = ( ) dan matriks identitas yaitu 𝐼 = ( )
1 4 0 1
2 7 1 0 2+0 0+7 2 7
( ).( )=( )=( )
1 4 0 1 1+0 0+4 1 4
19
Latihan Soal 2
2 1 −1 2 5 7
1. 𝐴 = ( ),𝐵 = ( ),𝐶 = ( )
3 4 5 6 2 3
Determinan 2𝐴 − 𝐵 + 𝐶 adalah…
2 3
2. Diketahui matriks 𝐴 = ( ). Tentukan matriks (𝐴−1 )𝑇 ….
5 7
3 2 5 1
3. Diketahui persamaan matriks 𝑋 ( )=( ), dengan matriks 𝑋 berordo 2 × 2.
7 5 2 3
Determinan matriks 𝑋 adalah…
4. Santi dan teman-temannya membeli makan di kantin sekolah . mereka memesan 4 soto
ayam dan 4 es teh. Tidak lama kemudian Jono dan teman-temannya datang ke kantin
dan memesan 5 soto ayam dn 6 es teh. Jika siti harus membayar Rp. 80.000, dan Jono
membayar Rp. 105.000. Tentukan harga satu porsi soto ayam dan satu porsi es teh!
2 5 5 4
5. Diketahui 𝑃 = ( ) &𝑄 =( ). Jika 𝑃−1 adalah invers matriks 𝑃 dan 𝑄 −1 adalah
1 3 1 1
invers matriks 𝑄. Maka determinan matriks 𝑄 −1 . 𝑃−1 adalah…
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
6. Jika 𝑀 × ( )=( ).
𝑐 𝑑 𝑎−𝑐 𝑏−𝑑
Maka determinan matriks M adalah…
Uji Kompetensi
𝑝−𝑞 𝑞+𝑟 16 2
1) Diketahui [ ]=[ ]. Tentukan nilai 𝑝, 𝑞, 𝑟, dan 𝑠.
3𝑠 + 𝑟 2𝑝 − 4𝑠 14 12
𝑥+2𝑦 0 8 0
2) Jika (4 )=( ), maka 𝑥 + 𝑦 =….
1 3𝑥 − 2 2 7
4𝑎 8 4 12 8 4
3) Diketahui matriks 𝐴 = ( 6 −1 −3𝑏 ) dan 𝐵 = ( 6 −1 −3𝑎). Jika 𝐴 = 𝐵, maka
5 3𝑐 9 5 𝑏 9
𝑎 + 𝑏 + 𝑐 =….
4) Jika 𝐴 adalah matriks berukuran 3 × 3 dan Det (𝐴) = −3, maka Det (2𝐴) =….
5) Sebuah perusahaan penerbangan menawarkan perjalanan wisata ke Negara A,
perusahaan tersebut mempunyai 3 jenis pesawat yaitu Airbus 100, Airbus 200, dan
Airbus 300. Setiap pesawat dilengkapi dengan kursi penumpang untuk kelas turis,
ekonomi, dan VIP. Jumlah kursi penumpang dari tiga jenis pesawat tersebut disajikan
pada tabel berikut:
20
Kategori Airbus 100 Airbus 200 Airbus 300
Kelas Turis 50 75 40
Kelas Ekonomi 30 45 25
Kelas VIP 32 50 30
2 3
6) Tentukan nilai 𝑥 agar matriks 𝑃 = ( ) merupakan sebuah matriks yang tidak
5 𝑥
memiliki invers!
7) Agen perjalanan Sumatra Holidays menawarkan paket perjalanan ke Danau Toba, yaitu
menginap di Inna Parapat Hotel, transportasi ke tiap tempat wisata, dan makan di
Singgalang Restaurant. Paket perjalanan yang ditawarkan yaitu paket I terdiri 4 malam
menginap, 3 tempat wisata dan 5 kali makan dengan biaya Rp. 2.030.000. paket II
dengan 3 malam menginap, 4 tempat wisata, dan 7 kali makan dengan biaya Rp.
1.790.000. paket III dengan 5 malam menginap, 5 tempat wisata, dan 4 kali makan
dengan biaya Rp. 2.500.000. berapakah biaya sewa hotel tiap malam, transportasi, dan
makan?
𝑎 1 0
8) Jika 𝐴𝑇 menyatakan transpose matriks 𝐴 = ( ), dengan 𝑎 ≠ 0 dan 𝐴𝐴𝑇 tidak
0 1 𝑏
mempunyai invers, maka 𝑎2 𝑏 2 =….
2𝑥 −2 9 3𝑥 5 6
9) Jika matriks 𝐴 = ( ), 𝐵 = ( ) dan 𝐶 = ( ) memenuhi 𝐴 + 𝐵 =
𝑥 3𝑦 + 2 8 −4 −8 7
𝐶 𝑇 transpose matriks 𝐶, maka 2𝑥 + 3𝑦 =….
21