Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Fluidisasi merupakan salah satu cara mengontakkan butiran-butiran
padat dengan fluida (gas atau cair). Ilustrasi fluidisasi ini dapat kita tinjau
dari suatu bejana dimana ditempatkan sebuah partikel padat berbentuk bola
melalui unggun, padatan ini kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari
bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah partikel akan diam, disebut
sebagai unggun diam atau fixed bed. Ketika laju alir dinaikkan, padatan
dalam unggun lama-kelamaan akan tersuspensi. Pada kondisi tersuspensi
inilah sifat unggun akan menyerupai sifat cairan yang memiliki viskositas
tinggi (memiliki kecenderungan mengalir dan mempunyai sifat hidrostatik,
keadaan demikian disebut fluidized bed).

I.2 Rumusan Masalah


Pada percobaan ini akan diselidiki mengenai pengaruh perubahan
kecepatan superficial fluida terhadap perubahan tekanan serta terhadap
perubahan tinggi unggun.

I.3 Tujuan Percobaan


1. Dapat merakit alat-alat percobaan fluidisasi.
2. Dapat menentukan dan mengukur parameter-parameter dalam peristiwa
fluidisasi yaitu densitas partikel, porositas, tinggi unggun fluida.
3. Dapat mengoperasikan alat percobaan fluidisasi.
4. Dapat menentukan kurva karakteristik fluidisasi dan hubungan antara
pressure drop dengan laju alir.
5. Dapat menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi selama operasi
fluidisasi berlangsung.
6. Mampu membuat laporan praktikum secara tertulis.
I.4 Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa mampu merakit alat-alat percobaan fluidisasi.
2. Mahasiswa mampu menentukan dan mengukur parameter-parameter
dalam peristiwa fluidisasi yaitu densitas partikel, porositas, tinggi
unggun fluida.
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat percobaan fluidisasi.
4. Mahasiswa mampu menentukan kurva karakteristik fluidisasi dan
hubungan antara pressure drop dengan laju alir.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi
selama operasi fluidisasi berlangsung.
6. Mahasiswa mampu membuat laporan praktikum secara tertulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Fluidisasi


Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau menggambarkan salah
satu cara mengontakkan butiran-butiran padat dengan fluida (gas atau
cair). Sebagai ilustrasi dengan apa yang dinamakan fluidisasi ini, kita
tinjau suatu bejana dalam air di dalam mana ditempatkan sejumlah partikel
padat berbentuk bola, melalui unggun padatan ini kemudian dialirkan gas
dengan arah aliran dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah
partikel padat akan diam. Keadaan yang demikian disebut sebagai unggun
diam atau ”fixedbed”. Kalau laju alir gas dinaikkan, maka akan sampai
pada suatu keadaan dimana unggun padatan tadi tersuspensi di dalam
aliran gas yang melaluinya. Pada kondisi partikel yang mobil ini, sifat
unggun akan menyerupai sifat-sifat suatu cairan dengan viskositas tinggi,
misalnya ada kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik.
Keadaan demikian disebut “fluidized bed”.

II.2 Kehilangan Tekanan (Pressure Drop)


Aspek utama yang akan ditinjau di dalam percobaan ini adalah untuk
mengetahui besarnya kehilangan tekanan di dalam unggun padatan yang
cukup penting karena selain erat sekali hubungannya dengan banyaknya
energi yang diperlukan, juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan
unggun selama operasi berlangsung. Korelasi-korelasi matematik yang
menggambarkan hubungan antara kehilangan tekanan dengan laju alir
fluida di dalam suatu sistem unggun diperoleh melalui metode-metode
yang bersifat semi empiris dengan menggunakan bilangan-bilangan tak
berdimensi.
Untuk aliran laminer dimana kehilangan energi terutama disebabkan
oleh “viscous loses”, Blake memberikan hubungan sebagai berikut :
.........................................................................................(1)

dP/L : Kehilangan tekanan per satuan panjang atau tinggi ukuran


gc : Faktor konversi
µ : Viskositas fluida
ε : Porositas unggun yang didefinisikan sebagai perbandingan
volume ruang kosong di dalam unggun dengan volume
unggunnya
V : Kecepatan alir superficial fluida
s : Luas permukaan spesifik partikel
Luas permukaan spesifik partikel (luas permukaan per satuan
volume unggun) dihitung berdasarkan korelasi berikut:

..................................................................................................(2)

sehingga persamaan (1) menjadi :

.....................................................................(3)

atau:

.........................................................................(4)

Persamaan (4) ini kemudian diturunkan lagi oleh kozeny dengan


mengasumsikan bahwa unggun zat padat tersebut adalah ekuivalent
dengan satu kumpulan saluran-saluran lurus yang partikelnya mempunyai
luas permukaan dalam total dan volume total masing-masing sama dengan
luas permukaan luar partikel dan volume ruang kosongnya. Harga
konstanta „k‟ yang diperoleh beberapa peneliti sedikit berbeda misalnya:
Kozeny (1927) k‟= 150
Carman ( 1937) k‟= 180
US Bureau of Munes (1951) k‟= 200
Untuk aliran turbulen, persamaan (4) tidak bias dipergunakan lagi,
sehingga Ergun (1952) kemudian menurunkan rumus lain dimana
kehilangan tekanan digambarkan sebagai hubungan dari : “viscous losses”
dan “kinetic energy losses”.

.....................................(5)

dimana : k1 = 150
k2 = 1,75
Pada tekanan ekstrim, yaitu:
1. Aliran laminer (Re=20), sehingga term II bisa diabaikan
2. Aliran turbulen (Re=1000), sehingga term I bisa diabaikan

II.3 Unggun Terfluidakan (Fluidized Bed)


Untuk unggun terfluidakan, persamaan yang menggambarkan
pressure drop adalah persamaan Ergun yaitu:

....................................(6)

Dimana εf adalah porositas unggun pada keadaan terfluidakan. Pada


keadaan ini dimana partikel-partikel zat padat seolah-olah terapung di
dalam fluida, akan terjadi kesetimbangan antaraberat partikel dengan gaya
berat dan gaya apung dari fluida di sekelilingnya.
Gaya berat oleh fluida yang naik = berat partikel – gaya apung atau:
[kehilangan tekanan pada unggun] [luas penampang] = [volume unggun]
[densitas zat padat - densitas fluida].
[ ][ ] ⁄ s .................................................(7)

⁄ ......................................................................(8)

II.4 Kecepatan Minimum Fluidisasi


Yang dimaksud kecepatan minimum fluidisasi (Umf), adalah
kecepatan superficial fluida minimum dimana fluida mulai terjadi. Harga
Um bisa diperoleh dengan mengkombinasikan persamaan (6) dengan
persamaan (8).
........(9)

Untuk keadaan ekstrim, yaitu:


a. Aliran laminar (Re=20) kecepatan fluidisasi minimumnya adalah :

...............................................................(10)

b. Aliran turbulen (Re=1000) kecepatan fluidisasi minimumnya adalah :

................................................................(11)

II.5 Karakteristik Unggun Tidak Terfluidakan


Karakter unggun terfluidakan biasanya dinyatakan dalam bentuk
grafik antara penurunan tekanan (ΔP) dan kecepatan superficial fluida (U).
Untuk keadaan yang ideal, kurva hubungan ini berbentuk seperti terlihat
dalam gambar 1:

B D
Log ΔP Kecepatan C
Naik

Kecepatan Turun

A E
Daerah Unggun Daerah Unggun Terfluidakan
Diam

Log U

Gambar 2.1.Kurva Karakteristik Fluidisasi Ideal


Keterangan:
Garis AB : menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun
diam
Garis BC : menunjukkan keadaan dimana unggun telah terfluidakan
Garis DE : menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun
diam pada waktu kita menurunkan kecepatan air fluida.
Harga penurunan tekanan untuk kecepatan aliran fluida
tertentu, sedikit lebih rendah daripada harga penurunan
tekanan pada saat awal operasi.

II.6 Fluidisasi Heterogen (Agregative Fluidization)


Apabila dalam fluidisasi partikel-partikel padatnya terpisahnya
secara sempurna tetapi berkelompok membentuk suatu agregat. Keadaan
yang seperti ini disebut sebagai fluidisasi heterogen (agregative
fluidization).
Tiga jenis fluidisasi yang biasa terjadi adalah karena timbulnya:
a. Penggelembungan (bubbling)
b. Penolakan (slugging)
c. Saluran-saluran fluida yang terpisah (channeling)

Gambar 2.2. Tiga Jenis Fluidisasi Heterogen


BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Bahan dan Alat
A. Bahan
Partikel padat : resin
B. Alat
1. Kolom Fluidisasi
2. Kompresor
3. Flowmeter
4. Manometer Air Raksa (Hg)
5. Penggaris
6. Jangka Sorong
III.2 Variabel
a. Variabel Tetap
Jenis Partikel : Resin
Tinggi Unggun Awal :
b. Variabel Berubah
Laju Alir Fluida :
III.3 Gambar Alat Utama

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Fluidisasi


Keterangan:
D = Distributor (grid)
U = unggun partikel padat
Kol = kolom fluidisasi
Uc = udara kompresor
R = flow meter
MU = manometer pipa U berisi air raksa (Hg)
V = valve

III.4 Respon
Pressure drop (ΔP) udara yang melewati kolom yang diukur tiap
laju alir yang berbeda.

III.5 Data yang Dibutuhkan


1. Perbedaan tinggi manometer air raksa (Hg)
2. Tinggi unggun

III.6 Prosedur Percobaan


1. Mengukur tinggi partikel awal dalam kolom.
2. Mengukur ΔP dan tinggi unggun dalam kolom yang berisi padatan
untuk laju alir fluida yang berbeda.
3. Laju alir fluida divariasikan menggunakan flowmeter mulai dari
kecepatan rendah sampai tidak terdapat lagi perbedaan tinggi pada
manometer air raksa. Setelah Δh pada manometer air raksa tiga kali
konstan, laju alir fluida diturunkan kembali perlahan-lahan sampai
unggun kembali diam.
DAFTAR PUSTAKA

Davidson, J. F. and Horrison, D. 1963. Fluidized Particles. Cambridge University


Press.
Kunii, D. Levenspiel, D. 1969. Fluidization Engineering. John Wiley and Sons
inc. New York.
Leva, M. 1959. Fluidization. Mc-Graw Hill Co. New York.
Lee, J. C. and Buckley, D. 1972. Fluid Mechanics and Aeration Characteristics of
Fluidized Bed.Cambridge University Press.
Masayuki Horio, Hiroshi Kiyota and Iwao Muchi. 1980. Particle Movement on a
Perforated Plate Distributor of Fluidized Bed. Journal of Chemical
Engineering of Japan volume 13,2.
Nurman, A. (2011). Studi Karakteristik Pembakaran Biomassa Tempurung
Kelapa pada Fluidized Bed Combustor Universitas Indonesia dengan
Partikel Bed Berukuran Mesh 40-50. Depok: Universitas Indonesia.
Rachmanto, T. A., & Laksmono, R. (2013). Pengembangan Persamaan Porosit As
Dan Ergun. Jurnal Teknik Kimia vol.7 No.2 , 36-42.
Ribeiro, A., Neto, P., & Pinho, C. (2010). Mean Porosity and Pressure Drop
Measurement in Packed Beds of Monosized Spheres: Side Wall
Effects. Internation Review of Chemical Engineering (I.RE.CH.E.)
Vol 2 No.1 , 40-46.
Wen, C. Y. and Chen, L. H. 1988. Fluidized Bed Freeboard Phenomena,
Entertainment and Elluration,A.J,Ch.E.

Anda mungkin juga menyukai