Anda di halaman 1dari 13

Kegiatan HSE dan CSR dalam Perusahaan Pertambangan dan Migas

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah TMK untuk Penulisan Makalah

Disusun Oleh :

Clarissa Crysta Chandra

270110130105

Geologi A

Universitas Padjadjaran

Fakultas Teknik Geologi

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan
Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas
sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan kerido’an-
NYA Makalah dengan judul “Kegiatan HSE dan CSR dalam Perusahaan Pertambangan dan
Migas” ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah
ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.

Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membutuhkan.

Jatinangor,10 November 2014

Clarissa Crysta Chandra


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HSE distrukturkan secara sistematis sebagai sebuah sistem manajemen sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan visinya dalam aspek Keselamatan dan
Kesehatan kerja serta Lingkungan.

Berbagai masalah timbul dalam dunia industri pertambangan seperti kerusakan


lingkungan, Penambangan tanpa izin, komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat
atau antara perusahaan dengan masyarakat yang kurang baik, konflik kepemilikan lahan
dan lain-lain.

Masalah-masalah tersebut apabila tidak tertangani dengan baik dapat menjadi


bom waktu yang sewaktu-waktu justru dapat merusak eksistensi perusahaan. Di sisi lain
dalam era demokrasi saat ini, masyarakat semakin mengerti dan berani menyuarakan
aspirasinya.

Masyarakat menuntut perusahaan agar menjalankan usahanya secara bertanggung


jawab dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitarnya. Tuntutan
tersebut meningkatkan kesadaran dan kepekaan perusahaan sehingga melahirkan konsep
tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dengan pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan di masa
yang akan datang

B. Tujuan
 Untuk mengetahui pentingnya HSE dalam perusahaan pertambangan dan migas
 Untuk mengetahui penting dan tujuan dari CSR dalam perusahaan pertambangan
dan migas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HSE

HSE merupakan singkatan dari Health and Safety Environment (Kesehatan dan
Keselamatan Lingkungan Kerja).

1. Safety

keberadaan bagian Safety adalah untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan


dilakukan dengan cara yang aman dan sehat. Oleh karena itu, Safety bertanggung jawab
terhadap segala kejadian kecelakaan akibat kerja yang terjadi di perusahaan. Namun,
bukan berarti setiap kecelakaan kerja merupakan akibat dari kesalahan yang dilakukan
oleh Departemen HSE. Karena prinsip dasar dari keselamatan kerja tersurat dari slogan
ini: Safety is an attitude, a frame of mind. Oleh karena itu, pencegahan kecelakaan kerja
merupakan tanggung jawab setiap personel.

2. Environment
Jika Safety memiliki fokus penuh terhadap keselamatan kerja, maka Environment
memiliki fokus terhadap lingkungan, terutama yang berhubungan dengan aktivitas
perusahaan. Pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh perusahaan agar tidak
mencemari lingkungan merupakan tanggung jawab bagian ini.

B. HSE dalam pertambangan dan migas

HSE distrukturkan secara sistematis sebagai sebuah sistem manajemen sebuah


organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan visinya dalam aspek Keselamatan dan
Kesehatan kerja serta Lingkungan. Sebagai sebuah sistem, maka ini adalah panduan dan
aturan main bagi semua jajaran baik team manajemen maupun pekerja dan sub lini
organisasi yang ada dalam organisasi/perusahaan.

Dalam suatu perusahaan umumnya Manajemen HSE dipimpin oleh seorang


Manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
seluruh program HSE. Program HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-
masing pekerjaan. Misalnya HSE pada bidang konstruksi akan berbeda dengan HSE pada
bidang Pertambangan maupun dalam Migas.

Dalam dunia Migas, HSE bukan merupakan standard, namun dalam


menerapkannya perusahaan perlu mengadopsi beberapa standard yang telah ada dan
ditentukan. Khusus dalamDunia Migas beberapa standard yang dipakai adalah sebagai
berikut:

1. API RP 750, tentang Process Safety Management


2. OSHA CPR 119.10. 110, tentang Process Safety Management
3. OHSAS 18001, tentang Occupational Health and Safety
4. Kepmenaker tentang SMK3
5. NFPA, National Fire Protection Association
6. NEC, National Electrical Code
7. LSC, Life Safety Code
8. dan lain lain masih banyak lagi standard yang berkaitan dengan masing masing jenis
bahaya.

Pertamina Gas, komitmen tinggi perusahaan terhadap HSE terwujud dalam


dukungan semua pihak dalam membudayakan HSE di lingkungan kerja pada setiap
kegiatan operasinya. Dalam upaya mencapai HSE Operating Excellence, PT Pertamina
(Persero) sebagai induk perusahaan mengeluarkan kebijakan HSE agar terlaksananya
sistem pengelolaan HSE yang terintegrasi dengan kegiatan operasi yang aman, andal,
efisien dan berwawasan lingkungan. Kebijakan tersebut menghimbau agar seluruh
manajemen lini maupun para pekerja agar bersungguh-sungguh dalam:
1. Memberikan prioritas pertama untuk aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan.

2. Mengidentifikasi potensi bahaya dan mengurangi resikonya serendah mungkin untuk


mencegah terjadinya insiden.

3. Menggunakan teknologi terbaik untuk me-ngurangi dampak dari kegiatan operasi


terhadap manusia, aset dan lingkungan.

4. Menjadikan kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan dalam


penilaian dan penghargaan terhadap semua pekerja.

5. Meningkatan kesadaran dan kompetensi pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaan


dengan benar dan aman.

6. Menciptakan dan memelihara harmonisasi hubungan dengan stakeholder di sekitar


kegiatan usaha untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan.

C. Pengertian CSR
Penting dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam CSR bahwa CSR bukan
sekedar usaha mendapatkan ijin sosial dari masyarakat untuk mengamankan operasional
perusahaan atau untuk mengurangi kerugian lingkungan dari aktivitas usahanya, tetapi
lebih jauh CSR adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dari stakeholder (sesuai
dengan prioritasnya). Dengan demikian, peduli terhadap akibat sosial, mengatasi
kerugian lingkungan sebagai akibat dari aktivitas usaha, ijin sosial dari masyarakat
menjadi bagian kecil dari usaha untuk meningkatkan kualitas hidup tersebut. Stakeholder
yang dirumuskan di atas (karyawan, pembeli, pemilik, pemasok, dan komunitas lokal,
organisasi nirlaba, aktivis, pemerintah, dan media), pada dasarnya mempunyai tujuan
yang sama yakni kemakmuran. Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban
ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga
kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang
jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas.
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk
tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)


mendefinisikan CSR “Continuing commitment by business to behave ethically and
contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce
and their families as well as of the local community and society at large”. Artinya adalah
komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak dengan etis, beroperasi secara legal
dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, dibarengi dengan peningkatan kualitas
hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas
lokal dan masyarakat secara lebih luas”.

Komisi Eropa mendefinisikan CSR sebagai kondisi dimana perusahaan secara


sukarela memberi kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan
lingkungan yang lebih bersih. Definisi lain dari CSR juga dikemukakan oleh Elkington
(1997) melalui bukunya “Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth
Century Bussiness “, dimana sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab
sosialnya akan memberikan perhatian secara berimbang kepada 3P yaitu Profit, People
dan Planet. Profit artinya peningkatan kualitas perusahaan; People artinya masyarakat,
khususnya komunitas sekitar ; dan Planet artinya lingkungan hidup.

Corporate Social Responsibility (CSR) menggagas bahwa perusahaan tidak lagi


dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai
perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial)
saja. Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Elkington
mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah economic prosperity,
environmental quality dan social justice (Wibisono, 2007).

Contoh bentuk tanggung jawab CSR itu bermacam-macam, mulai dari


melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan
lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat
sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di
sekitar perusahaan tersebut berada.

D. CSR dalam bidang pertambangan


Pronsip CSR sebenarnya sudah diakomodasi di dalam UU Nomor 4 tahun 2009
tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba) sebagai pengganti UU Nomor 11 tahun
1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan, tetapi masih bersifat implisit
kecuali pada pasal tentang pembinaan dan pemberdayaan masyarakat sekitar lingkungan
pertambangan.
Penerapan CSR di bidang pertambangan bersifat dual system. Bagi Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) penerapannya telah bersifat keharusan (mandatory) dalam makna
kewajiban hukum (legal obligation), karena telah diatur sedemikian rupa. Sedangkan bagi
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), penerapan CSR masih bersifat sukarela (voluntary)
meskipun telah diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, UU
nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan UU nomor 4 tahun 2009 tentang
Mineral dan Batubara dengan motif reaktif dalam bentuk kedermawanan (charity).
Namun untuk aspek lingkungan menunjukkan apresiasi yang bagus terlihat dari pola
reklamasi lahan bekas tambang yang mereka lakukan dalam bentuk backfilling.
Pengaturan CSR sebagai bagian dari lingkup hukum perusahaan, khususnya
bidang pertambangan masih bersifat implisit dan tidak konsisten. Untuk itu dibutuhkan
suatu konsep pengaturan yang jelas dan tegas sejalan dengan cita hukun (rechtsidee)
sebagaimana terkandung dalam Pembukaan, dan Pasal 33 ayat (3) dan (4) UUD 1945.
Konsep pembangunan hukum dalam bentuk PP tentang CSR, khususnya di bidang
pertambangan merujuk pada asas pembnetukan hukum, yaitu harmonisasi, kepastian,
tanggung jawab, keberlanjutan, keadilan dan kesejahteraan. Sedangkan substansinya
sendiri mengatur tentang bentuk perusahaan, bidang usaha, ruang lingkup, prosentase
dana, pola pendistribusian, lembaga pengawas, sifat laporan, penghargaan (reward) dan
sanksi (punishment).
CSR sangat penting di terapkan perusahaan pertambangan, dalam kerangka
keberlanjutan operasional perusahaan dan mengamankan investasi jangka panjang.
Meskipun perusahaan memiliki kekuatan hukum (kontrak karya maupun PKP2, dari
ESDM dan Ijin Pinjam Pakai dari Departemen Kehutanan) namun dalam beberapa hal
memperoleh gangguan/klaim (ganti rugi) yang sulit dipecahkan, apalagi terkait dengan
isu lingkungan hidup.
Perusahaan harus mengoordinasikan dan mengaktifkan peran antar depertemen
terkait dengan safety-health and environment departement memprogramkan CSR yang
diimplementasikan melalui pemberdayaan masyarakat.
Implementasi CSR oleh perusahaan tambang dapat dilakukan secara bertahap
dengan memerperhatikan wawasan pemahaman masyarakat terhadap perusahaan, tingkat
tekanan (tuntutan) akan kompensasi atas dampak negatif operasional tambang dan
kesiapan manajemen.
Tripple Bottom Line (profit, people and Planet) yaitu keseimbangan antara
menciptakan keuntungan, harus seiring dan sejalan selaras dengan fungsi-fungsi sosial
dan pemeliharaan lingkungan hidup demi terwujudnya pembangunan yang
berkesinambungan. Tiga hal dasar (pondasi) kepentingan dalam penerapan program CSR
sebagai suatu upaya menciptakan kesinambungan operasional perusahaan (perusahaan
memperoleh keuntungan), masyarakat sekitar memperoleh manfaat sosial ekonomi dan
kelestarian lingkungan/sumberdaya alam tercipta.
Sehingga realisasi program CSR dalam bentuk pengembangan masyarakat
(Community Development) diarahkan untuk tiga tujuan antara lain :
1. Menciptakan hubungan positif antara perusahaan dan masyarakat sekitar tambang;
2. Masyarakat dapat merasakan manfaat langsung atas hadirnya perusahaan tambang;
dan
3. Membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan masyarakat sekitar wilayah
operasional tambang.

Community Development (CD) atau Pemberdayaan Masyarakat adalah salah satu


kegiatan yang menjadi bagian dari program CSR pada bidang pertambangan. CD terdiri
dari Community Relation yaitu pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan
informasi kepada stakeholder, yang pada umumnya banyak dilakukan kepada masyarakat
setempat dan Pemerintah Daerah, kemudian Community Service yaitu program
pemberian bantuan yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum
termasuk didalamnya bantuan untuk bencana alam, bantuan prasarana umum termasuk
tempat ibadah dan peningkatan kesehatan bagi masyarakat setempat.

Berikutnya adalah community empowering, yaitu sebuah usaha untuk


memberdayakan masyarakat sehingga memiliki akses yang baik untuk menunjang
kemandiriannya, sebagai contoh program pemberian beasiswa, peningkatan kapasitas
usaha masyarakat yang berbasis potensi setempat serta bantuan untuk pengembangan
atau penguatan kelompok swadaya masyarakat.

Yang terakhir adalah program konservasi atau pelestarian alam yaitu melakukan
penghijauan dengan memberdayakan masyarakat setempat sehingga dapat meningkatan
pendapatan para petani atau penggarap. Keseluruhan program kegiatan Community
Development harus diusahakan berkesinambungan dengan kriteria keberhasilan yang
jelas.

Manfaat CSR:

1. Mengurangi resiko terhadap tudingan negative yang ditujukan kepada


perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara baik dan
konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan
manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya. CSR akan mendongkrak citra
perusahaan, yang dalam rentang waktu panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan.
Apabila terdapat pihak-pihak tertentu yang menuduh perusahaan melakukan perilaku
serta praktek-praktek yang tidak pantas, masyarakat akan menunjukkan pembelaannya.
Karyawan pun akan berdiri didepan perusahaan, membela perusahaam tempat mereka
bekerja.
2. CSR berfungsi sebagai tameng pelindung dalam rangka membantu perusahaan
meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Apabila perusahaan
melakukan kelalaian atau khilaf, masyarakat dapat memakluminya dan memaafkannya
karena kesalahan perusahaan tidak sebanding dengan besarnya perhatian dan manfaat
yang diberikan perusahaan kepada masyarakat.
3. Rasa percaya diri yang tinggi dari pegawai. Pegawai merasa bangga bekerja di sebuah
perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang peduli dengan masyarakat, yang
konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Rasa bangga akan melahirkan
percaya diri, dan percaya diri akan menimbulkan loyalitas, dan loyalitas akan memotivasi
pegawai untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan. CSR dapat meningkatkan
kinerja dan produktivitas perusahaan.
4. CSR dapat mempererat hubungan antara perusahaan dengan stakeholders-nya.
Pelaksanaan CSR secara konsisten yang dilakukan perusahaan akan membuat masyarakat
sekitar senang, meningkatnya kinerja pegawai dan produktifitas yang semakin tinggi,
sehingga stakeholders tentunya akan merasa senang dan nyaman. Senang karena
keuntungan perusahaan semakin meningkatn dan nyaman karena investasi yang
ditanamkan berkembang.
5. Riset Roper Search Worldwide mengungkapkan CSR dapat meningkatkan penjualan.
Konsumen yang semakin lama semakin sadar akan lingkungan tentunya lebih memilih
produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung
jawab sosialnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
HSE distrukturkan secara sistematis sebagai sebuah sistem manajemen sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan visinya dalam aspek Keselamatan dan
Kesehatan kerja serta Lingkungan.
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk
tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
Ada berbagai penafsiran tentang CSR dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu
perusahaan, namun yang paling banyak diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang
disebut CSR adalah yang sifatnya melebihi (beyond) laba, melebihi hal-hal yang
diharuskan peraturan dan melebihi sekedar public relations.Kita tidak dapat membangun
suatu masyarakat yang makmur, tanpa bisnis yang menguntungkan. Namun, di sisi lain,
kita juga tidak bisa menumbuhkan suatu ekonomi yang kompetitif di lahan sosial yang
gersang.

B. Saran

Kualitas HSE dan CSR dalam satu perusahaan mesti ditigkatkan lagi, karena HSE
mempunyai visi dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
Sehingga dengan adanya HSE di bidang pertambangan bisa lebih mengoptimalkan dalam
keselamatan kerja. Sedangkan CSR dapat mempererat hubungan satu perusahaan dengan
penduduk di sekitarnya dan mempererat hubungan dengan stakeholdernya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pertagas.pertamina.com/Komitmen/HSE/tabid/91/language/id-ID/Default.aspx

https://yoma.wordpress.com/2007/06/15/hse/

http://khusus-ilmu-manfaat.blogspot.com/2012/12/health-safety-environment.html

http://migas-indonesia.com/2012/10/apa-itu-hse.html

https://www.academia.edu/5794873/HSE_Officer_merupakan_bagian_yang_bertanggung_jawab
_atas_kesehatan_dan_keselamatan_para_tenaga_kerja_di_perusahaan

http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/04/apa-itu-hse.html

http://borneomagazine.com/?ForceFlash=true#/item/Liputan-Khusus-CSR-Pertambangan-
Menjadi-Anak-Baik-untuk-Negeri.html

http://prasetya.ub.ac.id/berita/Disertasi-Busyra-Azheri-CSR-dalam-Kegiatan-Pertambangan-di-
Sumatera-Barat-349-id.html

http://socam.blogspot.com/2013/04/konflik-pertambangan-dan-corporate.html

http://antoniuspatianom.wordpress.com/2009/07/19/latar-belakang-corporate-social-
responsibility-dan-community-development-di-bidang-pertambangan/

http://www.bangazul.com/corporate-social-responsibility-csr-perusahaan-tambang/

Anda mungkin juga menyukai