Anda di halaman 1dari 4

1.

OSTEOARTRITIS

2. Arthrokinematika.
Adalah gerakan yang terjadi pada permukaan sendi ( gerak intra artikuler ) gerakan ini juga disebut
JOINT PLAY MOVEMENT. Ini meliputi : ROLL ( gerakan dimana perubahan jarak titik kontak pada
satupermukaan sendi sama besarnya dengan perubahan jarak titik kontak permukaan sendi lawanya.
SLIDE ( gerakan dimana hanya ada satu titik yang selalu kontak dengan titik – titik yang selalu
berubah pada permukaan sendi lawanya.

 Arthrokinematica pada shoulder


Arthrokinematic Glenohumeral Joint

Arthrokinematic Sternoclavicular Joint

Gerak
ELEVASI DEPRESI PROTRAKSI RETRAKSI
Artrokinematika

Rolling SUPERIOR DISTAL ANTERIOR POSTERIOR

Gliding DISTAL SUPERIOR POSTERIOR ANTERIOR


Arthrokinematic Acromioclavicular Joint

Gerak Artrokinematika ELEVASI DEPRESI PROTRAKSI RETRAKSI

Rolling SUPERIOR DISTAL ANTERIOR POSTERIOR

Gliding SUPERIOR DISTAL ANTERIOR POSTERIOR

Arthrokinematic Scapulothoracal

Gerak Artrokinematika ELEVASI DEPRESI ADD ABD

Rolling SUPERIOR DISTAL MEDIAL LATERAL

Gliding SUPERIOR DISTAL MEDIAL LATERAL

Gerakan osteokinematika
a. Gerakan fleksi Yaitu gerakan lengan ke depan, ke arah atas mendekati kepala, bergerak pada
bidang sagital dan axisnya melalui pusat caput humeri dan tegak lurus bidangsagital. Otot penggerak
utamanya adalah otot deltoid anterior dan ototsupraspinatus dari 0 ± 90 derajat, sedangkan untuk
90 ± 180 derajat di bantu olehotot pectoralis mayor, otot coracobrachialis, dan otot bicep brachii.

b. Gerakan ekstensi

Yaitu gerakan lengan ke belakang yang menjauhi dari posisi anatomis, bergerak pada bidang sagital.
Otot penggerak utamanya adalah latissimus dorsi dan terasmayor. Sedankan pada gerakan hiper
ekstensi teres mayor tidak berfungsi lagi,hanya sampai 90 derajat dan digantikan fungsinya oleh
deltoid posterior.

c. Gerakan abduksi

Yaitu gerakan pada bidang frontal dengan axisnya horisontal. Otot penggerak utamanya adalah otot
deltoid midle dan supraspinatur. Abduksi sendi bahumeliputi tiga fase, yaitu: abduksi 0o ± 90o akan
diikuti gerakan eksternal rotasi.Otot-otot yang berkerja pada fase ini adalah deltoid, seratus
anterior, dan trapeziusascenden desenden. Gerakan ini dihambat oleh adanya tahanan peregangan
darilatisimus dorsi dan pektoralis mayor.

Abduksi 120o ± 180o melibatkan ototdeltoid, trapezius dan erector spine. Gerakan ini
dikombinasikan abduksi, fleksidan vertebra.

d. Gerakan adduksi

Yaitu suatu gerakan yang merupakan kebalikan dari gerakan abduksi. Otot penggerak utamanya
adalah pectoralis mayor dibantu oleh otot latisimus dorsi,teres mayor serta otot sub scapulari. Luas
gerak sendinya pada bidang frontal.

a. Gerakan abduksi horizontal

Yaitu gerakan lengan yang mendekati tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai jarak
gerak sendi 45o yang dimulai posisi anatomis.

b. Gerakan adduksi horizontal

Yaitu gerakan lengan yang menjauhi tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai jarak
gerak sendi 145o yang dimulai posisi anatomis.

c. Gerakan eksorotasi

Yaitu gerakan sepanjang axis longitudinal yang melalui caput humeri. Gerakan inidilakukan oleh otot
infraspinatus, teres mayor dan deltoid posterior.

d. Gerakan endorotasi

Yaitu suatu gerakan yang merupakan kebalikan dari gerakan eksorotasi. Gerakanini dilakukan oleh
otot sub scapularis, pectoralis mayor, latisimus dorsi dan teresmayor

e. Gerakan sirkumduksi

Yaitu gerakan yang merupakan kombinasi dari semua gerakan di atas.

ROM END FEEL PADA OSTEOARTRITIS

3. 1. Fleksi Shoulder Joint


45*
Normal ROM untuk glenohumeral fleksi adalah 160˚-180˚.
2. Ekstensi shoulder
normal ROM 60
3.Abduksi dan Adduksi
Normal ROM 170˚. Untuk gerakan adduksi dilakukan sebaliknya dengan gerak abduksi
(normalnya 45˚)
4. Internal Rotasi
Starting Position : Terlentang dengan 90 derajat dari abduksi bahu dan siku dalam 90 derajat
fleksi. Titik tumpu harus berpusat di atas proses olecranon.

5. External Rotasi
Starting Position : Terlentang dengan 90 derajat dari bahu penculikan dan 90 derajat dari
siku fleksi. Meja harus tidak mendukung siku.

4.problematika
Pada kondisi OA timbul problematika fisioterapi berupa impairment antara lain nyeri kaku
sendi, keterbatasan lingkup gerak sendi dan penurunan kekuatan otot. Nyeri dapat timbul
saat sendi bergerak dan menumpu berat badan yang berlebihan, nyeri berkurang pada saat
istirahat. Kekakuan sendi timbul apabila sendi tidak digerakkan dalam beberapa waktu dan
akan menghilang setelah sendi digerakkan. OA juga dapat menimbulkan gangguan aktivitas
fungsional seperti kesulitan berjalan jarak jauh, sulit berdiri dari posisi jongkok, naik turun
tangga, aktivitas fungsional lainnya yang membebani lutut dan menyebabkan aktivitas
fungsional terganggu Modalitas Fisioterapi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri
pada kondisi OA genu (sendi lutut) adalah menggunakan Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation (TENS) untuk menstimulasi sistem saraf melalui permukaan kulit sehingga dapat
mengurangi nyeri

5. Hiperekstensi
Lakukan gerakan hiperekstensi secara pasif pada knee joint.
Tujuan : untuk mengetahui adanya kelainan lig. crusiatum anterior.

Apley Test Compression


Pasien tengkurap dengan knee fleksi 90o,lakukan fiksasi pada paha dengan menggunakan
lutut/tangan pemeriksa. Lakukan gerakan rotasi medial dan lateral dikombinasikan dengan
compressi.
Tujuan : mengetahui adanyan kelainan pada meniscus.
Apley Test Traction
Posisi pasien seperti diatas. Lakukan gerakan rotasi lateral dan medial dikombinasikan
dengan traksi pada knee joint.
Tujuan : mengetahui kelainan pada lig. Collateral lateral dan Collateral medial knee

Anda mungkin juga menyukai