Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Arie Supriyatno
Dosen FKIP Univ. Muh Magelang

Abstract
Pancasila ideology of openness at the level of instrumental value does not mean that we also open ourselves to wawasanan
ideology of communism. But instead requires you to be aware of our vulnerability, so that both consciously and unconsciously
not to use the insights of doctrine, policy and strategy that is Marxism Leninism / Communism. Salain a feature of this
ideology is the permanent contradiction minded about, about not being able to didamaikannya conflict that existed until one
of the parties to the contrary completely destroyed. One of the characteristics that others should watch out for is penghalalan
all means to achieve goals.
Keywords: Pancasila, Ideology Open.

A. PENDAHULUAN
Ada beberapa faktor lain yang mendorong kedua setelah Amerika Serikat, akhirnya runtuh
pemikiran kita mengenai Pancasila sebagai ideologi bercerai berai.
terbuka. Beberapa diantaranya dapat kita sebutkan di Ketiga, pengalaman sejarah politik kita sendiri di
sini. Pertama, kenyataan bahwa dinamika masyarakat masa lampau sewaktu pengaruh komunisme sangat
kita berkembang dengan amat cepat. Tidak selalu besar. Karena pengaruh ideologi komunisme yang
jawabannya bisa kita temukan secara ideologis pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila pernah
dalam pemikiran ideologi kita sebelumnya. Ambillah merosot menjadi semacam dogma yang kaku.
sebagai misalnya tendensi globalisasi ekonomi yang Tidak lagi dibedakan antara aturan-aturan pokok
merupakan ciri khas dari dunia pada awal abad ke 21 yang memang harus dihargai sebagai aksioma
dan diperkirakan akan berlanjut di masa mendatang. yang kita sepakati bersama, dengan aturan-aturan
Dalam kecenderungan ini, peranan besar tidak lagi pelaksanaannya yang seyogyanya bisa disesuaikan
dipegang oleh negara dan pemerintah yang karena dengan perkembangan. Dalam suasana kekakuan
besar dan kompleksitasnya relatif lamban untuk tersebut, Pancasila tidak lagi tampil sebagai ideologi
menangani kecepatan tersebut. Peranan yang lebih yang menjadi acuan bersama, tetapi sebagai senjata
besar justru dipegang oleh badan swasta. Gejala ini konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik.
jelas memerlukan kejelasan sikap secara jelas. Kebijaksanaan pemerintah pada saat itu menjadi
Kedua, kenyataan bangkrutnya ideologi bersifat absolut, dengan konsekuensi perbedaan
tertutup seperti marxisme-leninisme/komunisme. pendapat menjadi alasan untuk secara langsung
Jika dengan ideologi terbuka pada dasarnya kita dicap sebagai anti-Pancasila. Hal itu jelas tidak benar
maksudkan ideologi yang berinteraksi secara dinamis dan perlu dikoreksi secara mendasar.
dengan perkembangan lingkungan sekitarnya, maka Keempat, tekad kita untuk menjadi Pancasila
dengan istilah ideologi tertutup kita maksudkan sebagai asas dalam hidup bermasyarakat,
ideologi yang merasa sudah mempunyai seluruh berbangsa dan bernegara. Kualifikasi dalam
jawaban terhadap kehidupan ini, sehingga yang hidup “bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”
perlu dilakukan adalah melaksanakannya bahkan menunjukkan bahwa ada kawasan kehidupan
secara dogmatik. Dewasa ini ideologi komunisme yang bersifat otonom dan karena itu tidak secara
dihadapkan kepada pilihan yang amat berat, untuk langsung mengacu kepada nilai Pancasila. Salah
menjadi pilihan suatu ideologi terbuka atau tetap satu diantaranya adalah nilai-nilai religi. Peranan
menjadi ideologi tertutup seperti selama ini. Uni Pancasila dalam religi adalah mengayomi,
Soviet di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev melindungi dan mendukungnya dari luar. Agama
memilih langkah radikal menuju ideologi terbuka bahkan diharapkan menjadi sumber inspirasi dan
yang sebagaimana kita ketahui, negara super power motivasi bagi pembangunan nasional.

Jurnal Penelitian & Artikel Pendidikan


164
B. Fungsi Filsafat dan Ideologi suatu ajaran filsafat. Ideologi, yang secara harfiah
Pancasila berarti a system of ideas, akan mensistematisasikan
seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini, dan
Secara umum filsafat berfungsi memberikan
melengkapinya dengan sarana serta kebijakan dan
jawaban kepada kita tentang hakikat terdasar
strategi, dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata
dari segala sesuatu. Pemahaman tentang hakikat
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat
terdasar dari segala sesuatu ini amat penting agar
yang menjadi induknya. Dengan lain kata bahwa
kita tidak keliru dalam menilai keadaan serta dalam
ideologi adalah petunjuk pelaksanaan bagi filsafat.
menentukan kebijaksanaan yang akan kita tempuh.
Barangkali ada pandangan bahwa peranan
Tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan
ideologi berakhir. Namun saya kira pandangan itu
bernegara misalnya, kita bertanya: manakah yang
berlebihan. Sebabnya adalah sederhana, yaitu karena
sesungguhnya benar, apakah manusia ini pada
tidak mungkin kita mengerti dunia yang demikian
dasarnya adalah srigala bagi yang lain (homo homini
kompleks dan bersifat interdependen, tanpa
lupus), ataukah justru merupakan sahabat bagi lainnya
dukungan suatu konsep yang bersifat makro seperti
(homo homini socius). Jika kita menyimpulkan berdasar
filsafat dan ideologi.
jawaban pertama, kita akan menganut jawaban yang
Berada di latar belakang setiap ideologi adalah
pertama, kita akan menganut faham individualisme
pemikiran filsafati, baik yang merupakan hasil
serta liberalisme yang amat mementingkan
renungan seorang atau beberapa orang filosof,
perseorangan dan relatif mengabaikan masyarakat,
ataupun yang merupakan kristalisasi pemikiran
setidak-tidaknya dalam teori kalaupun bukan dalam
suatu bangsa.
praktek. Jika kita memilih jawaban yang kedua, kita
Jika kita renungkan sungguh-sungguh, Pancasila
akan menganut paham cenderung kepada humanisme
lebih merupakan kristalisasi pemikiran kita sebagai
dalam berbagai variasinya yang ada.
bangsa dari pada merupakan hasil pemikiran
Pemikiran filsafat yang sudah mencapai
perseorangan. Nilai-nilai yang terkandung dalam
kematangan, cenderung untuk dikristalisasikan
Pancasila itu, baik sebagai filsafat maupun sebagai
menjadi suatu sistem filsafat. Dengan demikian,
ideologi, tumbuh dari sejarah bangsa kita sendiri,
kebenaran-kebenaran yang dikandungnya dapat
khususnya dalam sejarah perjuangan kemerdekaan
dipelajari serta dimasyarakatkan kepada seluruh
kita dalam abad ke 20. Rumusnya bukanlah sekedar
bangsa. Ulasan-ulasannya bisa disusun secara panjang
merupakan buah renungan teoritikal seorang filosof,
lebar dan mendetail, dan juga bisa membatasi diri
tetapi merupakan mufakat 62 orang tokoh pemimpin
pada esensialinya saja.
nasional, yang merupakan para pendiri negara
Filsafat bisa bertumpu pada pemikiran seorang
antara bulan Mei dan Agustus 1945. Masing-masing
filosof besar, yang akan melahirkan aliran-aliran
tokoh ini memberikan andilnya dalam rumusan
filsafat seperti Marxisme-Leninisme; dan juga bisa
akhir Pancasila itu, baik yang terdapat dalam alinea
merupakan kristalisasi pemikiran terdalam suatu
4 Pembukaan UUD 1945, maupun dalam wujud
bangsa, seperti misalnya filsafat India, Yunani
jabarannya dalam pasal-pasal UUD 1945 itu sendiri.
ataupun Cina. Secara pribadi penulis berpendapat
Untuk mendalami hal ini, kita bisa membaca
bahwa Pancasila sebagai filsafat lebih cenderung
risalah dan dialog yang berkembang dalam BPUPKI
merupakan kristalisasi pemikiran terdasar kita sebagai
dan PPKI di tahun 1945. Risalah sidang-sidang
bangsa. Upaya kita untuk mengaitkan Pancasila
kedua Badan ini kita temukan dalam buku himpunan
secara khusus kepada pemikiran pemimpin nasional
Prof. Mr. Muhammad Yamin, Naskah Periapan
tertentu ternyata terlalu sempit untuk menampung
Undang-Undang Dasar 1945. Sikap serta pernyataan
demikian luas nuansa yang dikandung Pancasila itu.
pendiri negara kita itu tidaklah statis. Hal ini terlihat
Filsafat sudah merasa puas jika setelah melalui
nyata pada perkembangan pendapat Prof. Mr. Dr.
renungan yang dalam merasa sudah mendapatkan
Soepomo yang merancang UUD 1945.
jawaban mengenai hakikat terdasar itu. Memang
Dalam tahun 1945 beliau amat gigih menentang
demikianlah latar belakang filsafat, yang secara
usul Drs. Muhammad Hatta untuk mencantumkan
harfiah berarti “cinta akan kebenaran”.
adanya hak-hak kewarganegaraan dalam rancangan
Jika kita ingin bukan hanya sekedar tahu,
UUD 1945, dengan alasan bahwa hal itu bersifat
tetapi juga untuk melaksanakan kebenaran yang
individualistis. Namun dalam Konstitusi Republik
dikandung filsafat secara taat asas, maka kita harus
Indonesia Serikat dan dalam Undang-Undang
memasuki kategori pemikiran lain, yaitu ideologi.
Sementara 1950 yang juga beliau rancang, kita sudah
Ideologi merupakan komitmen untuk melaksanakan

Jurnal Penelitian & Artikel Pendidikan


165
menemukan banyak sekali pernyataan hak warga yang merupakan nilai dasar yang tidak berubah
negara ini. Walaupun hal itu bisa kita terangkan dan tidak boleh diubah lagi?
dengan alasan bahwa dalam kurun 1949-1959 kita Nilai dasar Pancasila yang abadi itu kita
menganut faham liberal, namun sangatlah jelas bahwa temukan dalam empat alinea Pembukaan UUD
kedua konstitusi itu tidak akan tersusun demikian, 1945.
jika Soepomo tidak mengembangkan wawasannya Alinea pertama memuat keyakinan kita kepada
mengenai hidup bernegara. Setidak-tidaknya beliau kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, kepada
akan berpendapat bahwa pencantuman hak-hak perikemanusiaan dan kepada perikeadilan.
warga negara bukan saja merupakan suatu kebutuhan, Penghapusan penjajahan adalah merupakan
tetapi setidak-tidaknya tidak bertentangan dengan suatu kosnekuensi logis dari keyakinan kita ini.
faham kekeluargaan yang beliau anut. Kemerdekaan, perikemanusiaan dan perikeadilan
Dalam penjabaran Pancasila, baik sebagai filsafat adalah rangkaian aksioma tempat bertumpunya
maupun sebagai ideologi, para pemimpin kita terbagi seluruh wawasan kenegaraan pada tataran
dalam dua aliran besar. Untuk sementara penulis formal, serta seluruh wawasan kita tentang
ingin menyebutnya sebagai aliran konstitusionalis kehidupan kebangsaan secara substantial.
yang ingin berpegang teguh kepada konstitusi ���������������������������������������
Ada perbedaan arti antara “negara” dan
sebagai hukum dasar tertulis; dan aliran revolusioner, “bangsa”. Negara adalah suatu organisasi
yang cend\erung mengabaikan konstitusi itu, demi yang meliputi unsur-unsur rakyat, wilayah,
filsafat dan ideologi yang menjadi latar beakangnya. pemerintah serta kedaultan. Sedangkan
Pengalaman menunjukkan bahwa aliran “bangsa” adlah kesatuan tekad dari rakyat untuk
konstitusionalis dapat membawa kita kepada hidup bersama mencapai cita-cita dan tujuan
kehidupan yang stabil, sedangkan aliran revolusioner bersama, terlepas dari perbedaan etnik, ras,
membawa kita dari suatu krisis ke krisis yang lain. agama ataupun golongan asalnya. Kesadaran
����������
Sejak tahun 1966, kita sudah meninggalkan aliran kebangsaan adalah perekat yang akan mengikat
revolusioner, dan memilih aliran konstitusionalis. batin seluruh rakyat.
Itulah yang kita maksud dengan “melaksanakan Alinea kedua memuat cita-cita nasional
Pancasila secara murni dan konsekuen”. sekaligus cita-cita kemerdekaan kita; yaitu suatu
Hal ini berarti bahwa pemahaman kita negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
selanjutnya tentang Pancasila ini harus selalu makmur. Pengertian-pengertian
�����������������������������������
singkat yang
dikaitkan dengan Undang-Undang dasar 1945 yang terdapat dalam alinea ini harus diberi makna
menjabarkan nilai-nilai yang dikandung sila-silanya filsafati yang mendasar. Rakyat Indonesia dalam
dalam pasal-pasalnya. negara Indonesia yang kita bentuk itu ingin
hidup dalam suasana yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Inilah nilai yang
C. Urgensi Keterbukaan Ideologi merupakan tolok ukur terakhir apakah negara
dan Penerapannya yang kita bentuk itu sudah sesuai dengan apa
yang kita harapkan apa belum.
Keterbukaan ideologi bukan saja merupakan
Alinea ketiga, memuat watak aktif dari
suatu penegasan kembali dari pola pikir yang dinamis
rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaan,
dari para pendiri negara kita dalam tahun 1945, tetapi
untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang
juga merupakan suatu kebutuhan konseptual dalam
bebas, bukan dengan keangkuhan yang bersifat
dunia modern yang berubah dengan cepat.
chauvinistis, tetapi dengan sikap religius, dengan
Dengan menegaskan Pancasila sebagai
kesadaran akan rakhmat Allah SWT serta
ideologi yang terbuka, di satu pihak kita diharuskan
didorongkan oleh keinginan luhur. Bangsa yang
mempertajam kesadaran akan nilai-nilai dasarnya
ingin kita bangun bukanlah bangsa yang pasif,
yang bersifat abadi, di lain pihak didorong untuk
yang pasrah kepada nasibnya, tetapi bangsa yang
mengembangkannya secara kreatif dan dinamis
aktif, yang percaya kepada dirinya serta berbuat
untuk menjawab kebutuhan zaman.
secara nyata untuk mengubah nasibnya.
Namun nasionalisme kita bukanlah
Hal ini perlu kita dalami lebih lanjut:
nasionalisme yang sekular yang haya tahu
1. Nilai Dasar Pancasila yang Abadi dengan apa yang nyata kelihatan. Nasionalisme
Masalah yang kita hadapi sehubungan kita adalah nasionalisme yang sarat dengan
dengan nilai dasarnya adalah nilai-nilai mana nilai religi serta kemanusiaan. Nasionalisme

Jurnal Penelitian & Artikel Pendidikan


166
kita bukanlah nasionalisme yang berkehendak kita anut, yang tidak ingin dan tidak boleh kita
mengagresi bangsa lain, tetapi nasionalisme ubah lagi. Mengutip terminologi para akhli
yang terbatas pada tuntutan pengakuan akan hukum, mengubah nilai-nilai dasar itu berarti
eksistensi dirinya sebagai bangsa. membubarkan negara.
Alinea keempat memberi arahan mengenai
2. Nilai Instrumental yang berkembang dina-
tujuan negara, susunan negara, sistem
mis
pemerintahan dan dasar negara.
Tujuan negara kita jelas; melindungi Betapapun pentingnya nilai-nilai dasar
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah tersebut, namun sifatnya belum operasional,
darah Indonesia; memajukan keejahteraan artinya kita belum dapat menjabarkannya
umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk pada
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan adanya undang-undang sebagai pelaksanaan
sosial. Susunan Negara Republik Indonesia hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang
jelas-jelas disebutkan berkedaulatan rakyat, yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu
berarti sumber dari seluruh otoritas kenegaraan memerlukan penjabaran lebih lanjut, sebagai
dalam republik ini adalah rakyat. arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran
Sistem pemerintahan kita juga jelas, yaitu lanjut ini kita namakan nilai instrumental.
sistem pemerintahan konstitusional, yang Nilai instrumental harus tetap mengacu
secara padat dirumuskan sebagai: “disusunlah kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya.
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif
dalam suatu Undang-Undang Dasar negara dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk
Indonesia”. Kemerdekaan bukanlah sekedar mewujdukan semangat yang sama, dalam
suatu konsep filosofis, tetapi juga suatu konsep batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai
yuridis dengan pengertian yang pasti dan dasar itu. Penjabaran
���������������������������������
itu jelas tidak boleh
dirumuskan dalam konstitusi. Semua kegiatan bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang
pemerintah harus mempunyai alasan pembenar dijabarkannya.
dalam konstitusi sebagai hukum dasar tertulis, Dokumen konstitusional yang disediakan
yang dapat dikembangkan dalam hukum tidak untuk penjabaran secara kreatif dari nilai-nilai
tertulis yang tumbuh praktek penyelenggaraan dasar itu adalah TAP MPR yang merupakan
negara. kewenang MPR, peraturan-peraturan
Akhirnya, Dasar Negara kita tercantum perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan
dalam lima sila, yang rumusnya sudah kita kenal pemerintah lainnya.
benar, dan tidak akan penulis ulangi di sini. Apapun bentuknya, ada satu syarat yang
Makna nilai-nilai yang terkandung dalam merupakan conditio sine quo non yang harus
pembukaan UUD 1945 itu dapat kita cari dalam dipenuhi penjabaran ini, yaitu dimufakati seluruh
berbagai sumber, sumber pertama jelas adalah bangsa. Tolok ukur kebenaran dalam nilai dasar
Penjelasan UUD 1945. Jika kita ingin lebih Pancasila adalah kebersamaan, kekeluargaan,
dalam memahaminya, kita harus membaca persatuan dan kesatuan. Gagasan-gagasan
risalah sidang-sidang BPUPKI dan PPKI, perseorangan dan golongan sampai ia menjadi
seperti yang sudah penulis kemukakan di muka. kesepakatan bersama, baik secara formal
Selanjutnya jika ingin mempunyai prespektif maupun secara informal.
kesejarahan yang lebih lengkap, kita harus Kehidupan berpancasila itu memang
mendalami keseluruhan gerakan kemerdekaan merupakan kehidupan yang penuh dengan
nasional khususnya sejak awal abad ke 20. dialog, dengan musyawarah, dengan mufakat.
Rumusan-rumusan dalam UUD 1945 tidaklah Diperlukan kesabaran, keterbukaan, kearifan
timbul mendadak dalam ruang sidang BPUPKI dan ketekunan, yang juga dituntut pada setiap
di Jalan Pejambon Jakarta dalam tahun 1945 itu. bentuk negara yang hendak menegakkan
Seperti halnya dengan sejarah pemikiran filsafah demokrasi’
lainnya, ada akar sejarah, akar sosiologis serta Nilai yang sudah memperoleh kesepakatan
akar kulturalnya. masyarkat, perlu kita bakukan, untuk kita
Itulah nilai-nilai dasar dalam hidup masyarakatkan serta kita budayakan selanjutnya.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang Nilai-nilai yang masih belum memperoleh

Jurnal Penelitian & Artikel Pendidikan


167
kesepakatan masyarkat, kita kaji kembali untuk Implikasi Penerimaan Pancasila sebagai
kemudian kita ajukan kembali dalam bentuknya Indeologi Terbuka
yang sudah disempurnakan. Masyarakat kita dewasa ini telah menerima
Cepatnya perkembangan nilai-nilai pandangan bahwa Pancasila merupakan ideologi
instrumental ini bisa mempunyai suatu dampak terbuka. Proses penerimaan ini tidaklah mudah.
negatif, yaitu timbulnya rasa tidak pasti mengenai Seperti juga halnya dengan setiap gagasan baru,
konsep-konsep yang kita anut. �������������
Namun memang masyarakat kita mula-mula menanggapinya
demikianlah suatu resiko masyarakat yang dengan hati-hati. Ada kekhawatiran dalam
sedang berubah. keterbukaan itu berarti diterimanya seluruh nilai
3. Penyelenggara Negara sebagai Pengem- apapun, termasuk yang bertentangan dengan
bang dari Nilai-nilai nilai-nilai dasar Pancasila itu. Setelah ternyata
�������������������������������������������
Baik nilai dasar maupun nilai instrumental bukanlah demikian halnya, maka secara de facto
berada dalam kawasan yang bersifat abstrak. kita mulai mempergunakan konsep Pancasila
Nilai-nilai itu tidak dapat melaksanakan ini sebagai acuan, antara lain sebagai landasan
dirinya sendiri, betapapun luhur dan agungnya. konseptual untuk kebijaksanaan deregulasi dan
Diperlukan dukungan manusia yang menganut debirokratisasi. Adalah jelas bahwa
nilai-nilai itu untuk mewujudkannya dalam deregulasi dan debirokratisasi bukanlah
kenyataan. merupakan liberalisasi, yang mengandung
Pendiri negara menyadari penuh bahwa para konotasi dianutnya faham liberalisme.
penyelenggara negara bisa mempunyai semangat Deregulasi dan debirokratisasi adaah penyesuai
yang sama dengan nilai yang terkandung dalam nilai instrumental Pancasila dalam bidang
UUD, bisa juga tidak. Jika tidak, maka secara ekonomi, sambil tetap berpegang teguh pada
lugas dinyatakan bahwa UUD itu tidak akan ada nilai-nilai dasarnya yang bersifat kekeluargaan.
artinya sama sekali. Sudah barang tentu akan ada kemiripan dalam
Para penyelenggara negara, baik yang berada beberapa aspek tertentu, seperti juga akan ada
pada tataran suprastruktur poitik yang tersebut perbedaan dalam hal-hal yang penting.
dalam UUD 1945, maupun yang berada dalam Hal ini membawa kita kepada masalah
tataran infrastruktur politik yang berkembang berikutnya, yaitu apakah implikasi dari
dalam masyarakat, memegang peranan sentral penerimaan Pancasila sebagai ideologi terbuka
dalam terwujud atau tidaknya nilai-nilai Pancasila itu? Menurut penulis, ada dampaknya baik pada
itu. nilai dasar, nilai instrumental maupun pada
Dalam tahun-tahun mendatang, berdasar praksis penyelenggara negara, sebagai berikut:
kehendak kita untuk tumbuh dan berkembang a. Pendalaman Nilai-nilai Dasar Panca-
berdasar kekuatan sendiri, kita memberikan sila
peluang dan dorongan lebih besar kepada Keharusan pertama adalah pendalaman
kreativitas dan praktek masyarakat. Hal itu terhadap nilai-nilai dasar Pancasila itu sendiri.
juga berarti bahwa kreativitas dan prakarsa Sebagian dari nilai-nilai itu kita angkat dari
tidak hanya berasal dari lembaga-lembaga yang khazanah kebudayaan bangsa kita sendiri di
berada di tingkat suprastruktur politik, tetapi daerah-daerah berdasar pasal 18 UUD 1945:
telah didesentralisasikan secara meluas kepada dan sebagian lagi berdasar peluang yang
masyarakat sebagai infrastruktur politik. Dalam dimungkinkan oleh pasal 32 UUD 1945 kita
hubungan ini kita mulai menyadari bahwa ambil alih dari khazanah kebudayaan dunia.
infrastruktur politik itu merupakan mitrakerja Tampaknya tidak banyak diantara
dari suprastruktur politik. kita yang memahami makna kultural
Gagasan-gagasan ini jelas merupakan sesungguhnya dari nilai-nilai itu. Sebagai
pengembangan secara kreatif dan dinamis dari seorang doktor hukum adat kita bisa
aturan-aturan pokok yang tercantum dalam yakin bahwa Soepomo tahu persis apa
UUD 1945. Hal itu mungkin kita laksanakan yang dilakukannya dalam menyusun UUD
karena para pendiri negara kita ini secara sadar 1945. Seyogyanya kita memiliki kedalaman
memberi peluang bagi generasi-generasi yang pengetahuan serta kearifan yang dimiliki
menyusuli mereka. Soepomo untuk bisa benar-benar memahami
yang beliau maksud

Jurnal Penelitian & Artikel Pendidikan


168
b. Pengembangan wawasan, doktrin, ke- karena rumusan filsafati bisa terasa
bijakan, strategi dan hukum nasional amat abstrak.
Keharusan berikutnya setelah Doktrin adalah suatu pedoman
kita memperdalam dan menjernihkan bertindak secara baku yang dipandang
pemahaman kita mengenai nilai-nilai terbaik dalam menangani suatu bidang
instrumentalnya, antara lain dalam bentuk pada suatu saat, yang dirumuskan
wawasan, doktrin, kebijakan, strategi dan dengan menerapkan suatu teori kepada
hukum nasional. Sebabnya adalah karena kenyataan nyata. Jika teori dan atau
nilai-nilai dasar Pancasila itu secara sengaja kenyataan berubah, maka doktrin
dibatasi oleh para pendiri negara kita pada harus diubah pula. Adanya doktrin
“aturan-aturan pokok” belaka. Tanpa memudahkan kita menangani masalah-
dijabarkan dalam ketentuan-ketentuan masalah yang sejenis, sehingga dengan
pelaksanaannya, maka aturan-aturan pokok demikian menghemat pikiran, tenaga
itu akan tetap terbatas pada aturan pokok dan waktu.
belaka. Penjabaran
������������������������������
ini menyangkut dua Kebijakan adalah serangkaian
kegiatan lanjutan. keputusan mendasar mengenai cara
1) Pengembangan wawasan. Doktrin, mencapai tujuan dan sasaran yang telah
kebijakan dan strategi ditetapkan berdasar filsafat, ideologi,
Kegiatan lanjutan pertama adalah wawasan serta doktrin.
pengembangan wawasan, doktrin, Strategi pada dasarnya adalah
kebijakan dan strategi, yaitu kegiatan rencana induk untuk melaksanakan
konseptual yang diperlukan agar suatu kebijaksanaan, dengan
“aturan-aturan pokok” yang tercantum mempergunakan sumberdaya yang ada.
dalam UUD 1945 itu bisa dilaksanakan Strategi selanjutnya dijabarkan ke dalam
dalam praktek secara mantap. program dan proyek, yang baik cakupan
Secara teoritikal, suatu “aturan maupun kedalamannya lebih khusus.
pokok” yang sama bisa dijabarkan Sudah barang tentu kita bisa
dalam berbagai wawasan, doktrin, mengembangkan berbagai alternatif
kebijaksanaan dan strategi, yang bisa pemikiran lainnya selain seperti di atas.
saling bertentangan dalam kenyataannya. Namun yang paling penting adalah
Contohnya bahwa pemikiran filosofi agar ada seperangkat nilai instrumental
historis materialisme Karl Marx bisa yang dengan jelas, eksplisit, cukup
dijabarkan baik dalam wawasan sosialis rinci, baku, sistematik, menjabarkan
yang moderat maupun wawasan nilai-nilai dasar yang terdapat dalam
komunis yang ekstrim. Perbedaan nilai-nilai dasar, atau “aturan-aturan
antar kedua varian Marxisme ini adalah pokok” Pancasila itu. Tanpa nilai-nilai
dalam nilai-nilai dasarnya, tetapi dalam instrumental, maka nilai-nilai dasar itu
wawasan lanjutan, doktrin, kebijakan akan “mengambang”
dan strategi pelaksanaannya. Karenanya, Bagaimana cara yang paling ideal
bagi kehidupan nyata, jabaran lanjut ini untuk membangun perangkat nilai
tidak kalah pentingnya dibandingkan instrumental Pancasila ini? Menurut
dengan pemikiran-pemikiran filsafati penulis, nilai instrumental Pancasila
yang melatarbelakanginya. harus dibangun menurut cara-cara
Wawasan adalah cara pandang Pancasila pula.
yang lahir dari keseluruhan kepribadian Sila-sila Pancasila mengamanat-
kita, terhadap lingkungan sekitar kita. kan kepada kita untuk selalu mengingat
Sifatnya adalah subjektif, dan bisa kita semangat religi, memuliakan martabat
pandang sebagai suatu rangkuman manusia, kesatuan dan persatuan bangsa,
dan penerapan praktis dari pemikiran demokrasi serta keadilan sosial dalam
filsafati yang melatarbelakangi wawasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
tersebut. Kita memerlukan adanya dan bernegara, dalam wujud yang selalu
wawasan yang relatif lebih konkrit, tumbuh dan berkembang semakin lama

Jurnal Penelitian & Artikel Pendidikan


169
semakin baik. Sudah barang tentu, komitmen para penyelenggara negara
dalam hal-hal khusus sila-sila tertentu ini. Sebelum di bawa ke forum yang
lebih mengemuka peranannya dari sila- bersifat formal, dimana martabat dan
sila yang lain. harga diri dipertaruhkan, maka hal-hal
Terkandung dalam kebutuhan yang peka dalam suasana yang umumnya
untuk mengembangkan seperangkat terasa tegang, dapat dibahas secara
nilai instrumental Pancasila ini adalah terbuka dan jujur dalam forum yang
dibukanya peluang sebesar-besarnya bersifat tertutup dikalangan apa yang
untuk merenung, mengutarakan pikiran biasa dinamakan dalam literatur politik
dengan lisan dan tulisan, untuk berserikat sebagai the strategi elites. Manfaatnya jelas
dan berkumpul, seperti yang telah sangat besar sekali.
dijamin dalam pasal 28 UUD 1945. Hal Oleh karena itu dewasa ini, bangsa
itu dengan sendirinya bermakna bahwa dan negara Pancasila adalah suatu
kita harus benar-benar mewujudkan konstruksi modern yang masih harus
suatu masyarakat yang demokratis kita bangun bersama dari puncak-
dalam negara yang didasarkan kepada puncak terbaik tradisi kita, seperti
kedaulatan rakyat ini. dipesankan oleh semangat penjelasan
Demokrasi dan kedaulatan rakyat pasal 32 UUD 1945.
sebagaimana dikemukakan tentang 2) Pengembangan sistem hukum nasional
konsep negara serta nasionalisme, baru yang taat asas
kita kenal dalam bentuknya yang modern Wawasan, doktrin, kebijakan dan
dalam awal abad ke 20. Kita seluruhnya strategi masih merupakan produk
masih harus belajar banyak mengenai intelektual. Kekuatannya terletak pada
asas-asasnya, mekanismenya dan kukuhnya penalaran yang melatar
tatakramanya. Memang ada persamaan belakanginya, tetapi ada kelemahannya
kedua konsep demokrasi dan kedaulatan yaitu bahwa seluruh tesis-tesisnya bisa
rakyat ini, dengan konsep negara dan dibantah dengan penalaran yang lebih
“bangsa” dalam artian tradisional, tetapi kuat. Jika hal itu dibiarkan berkembang
juga besar perbedaannya, paling kurang terus-menerus, kerugiannya adalah
dalam cakupan dan manajemennya. bahwa kita tidak akan mempunyai
Demokrasi dan kedaulatan rakyat pegangan. Betapapun pentingnya
dewasa ini mempunyai cakupan yang seluruh kebebasan itu, dalam
luas serta manajemen politik yang pelaksanaan diperlukan pegangan
jauh lebih rumit dibandingkan dengan yang jelas. Kalaupun akan diubah,
embrionya dalam hidup tradisional kita. perlu dilaksanakan secara teratur dan
Sifatnya lebih formal, dengan lugas, berencana agar tidak menimbulkan
hak, wewenang dan tanggung jawab kegoncangan dan kebingunan dalam
yang dirumuskan secara lugas dalam masyarakat.
peraturan perundangan. Mufakat tidak Dalam hal inilah timbulnya
lagi cukup sekedar saling pengertian, kebutuhan akan hukum. Hukum yang
tetapi dirumuskan dalam dokumen- baik akan memberikan landasan yang
dokumen tertulis yang ditandatangani kukuh dan pegangan yang pasti kepada
secara formal pula. seluruh pihak. Normanya dirumuskan
Suatu bentuk kesepakatan dengan jelas dan sanksinya perlu
politik, yang tumbuh dalam upaya ditegaskan dan bila perlu dikenakan
penjabaran nilai-nilai Pancasila itu hukuman yang berat atau maksimal
untuk memecahkan masalah penting agar mempunyai efek jera dan berlaku
kenegaraan pada masa era reformasi dengan tidak pandang bulu terhadap
seperti sekarang, adalah perlunya ditata setiap orang, seperti ditegaskan dalam
ulang political will pemimpin nasional. pasal 27 ayat 1 UUD 1945.
Banyak produk-produk legislatif Dengan hukum yang tidak
penting dalam bidang hukum dan politik baik kita akan menghadapi masalah.
pada mulanya berawal dari adanya Hukum kolonial yang disusun dalam

Jurnal Penelitian & Artikel Pendidikan


170
zaman penjajahan, yang bertujuan dapat membangun hal itu dalam waktu
mengeksploitir tanah air kita untuk yang lebih cepat secara berencana, melalaui
kepentingan negara asing; atau hukum proses pendidikan berkarakter yang bersifat
nasional sendiri yang disusun tanpa pola partisipatif ataupun melalui program
atau mengandung norma yang sudah keluarga sadar hukum (Kadarkum) yang
ketinggalan zaman, akan menimbulkan sudah lama dicanangkan di Indonesia.
ketidakpastian hukum dan sekaligus Menanamkan kesadaran hukum kepada
akan membuka celah serta kesempatan warga masyarakat bukan berarti menanamkan
untuk disalahgunakan yang merugikan disiplin mati, tetapi menanamkan keikhlasan,
masyarakat, bangsa dan negara. bahkan kegairahan, untuk secara rokhaniah
c. Mempersiapkan dan membawa kebia- menerima nilai dan norma itu dalam sistem
saan masyarakat untuk setia kepada nilai pribadinya, dengan kesadaran bahwa
nilai-nilai moral serta norma hukum. jika semua orang itu berbuat sama, hal itu
Setelah nilai dasar dan nilai instrumental pada taraf terakhir juga akan memberi
kita benahi secara mantap, suatu kegiatan manfaat kepada dirinya sendiri.
lanjutan berikutnya yang harus kita lakukan Penanaman kesadaran hukum harus
adalah mempersiapkan kebiasaan masyarakat dilakukan secara persuasif dan edukatif
untuk setiap kepada nilai-nilai moral serta sejak usia dini, sehingga kepatuhan kepada
norma hukum yang telah disusun itu. hukum akan merupakan bagian dari watak
Hal itu tidak mungkin tumbuh dengan serta kepribadian setiap orang. Dalam
sendirinya. Salah satu sebabnya adalah karena hal ini sudah barang tentu keluarga dapat
negara nasional yang sedang kita bangun ini memberikan peranannya yang besar.
adalah negara yang struktur dan prosedurnya Peranan berikutnya bisa diemban
modern, walaupun semangatnya tetap kita oleh kepemimpinan masyarakat, seperti
sandarkan kepada faham kekeluargaan yang kepemimpinan adat, kepemimpinan agama
kita warisi dari para leluhur. Perlu juga kita ataupun kaum terpelajar. Kaidah adat
ingat, bahwa tidak seluruhnya yang berasal dan agama bisa mendukung perwujudan
dari lelulhur itu kita lanjutkan begitu saja. Pancasila dalam masyarakat, apalagi jika kita
Ada proses aktif memilih mana yang sesuai ingat bahwa substansi nilai-nilai Pancasila
dan mana yang tidak lagi sesuai dengan itu sebagian berasal dari nilai adat dan
kebutuhan zaman kita sekarang. Feodalisme agama itu, khususnya sila pertama, kedua
atau fanatisme kedaerahan yang sempit dan keempat. Sedangkan sila ketiga dan
sudah seharusnya kita buang. Kita sedang kelima merupakan ilham dari khazanah
membangun suatu negara modern ! kebudayaan dunia yang universal sejak abad
Banyak konsep yang telah kita ke 18 dahulu. Nasionalisme tumbuh dalam
kembangkan mengenai hal ini, seperti abad ke 18 di Amerika Serikat dan Eropa
konsep disiplin nasional, tertib hukum, Barat, kemudian berkembang dalam gerakan
tertib sosial, anti KKN, stabilitas nasional, kemerdakaan dunia Timur. Keadilan sosial
ketahanan nasional, ataupun penegakan adalah merupakan tema perjuangan kaum
hukum. �����������������������������
Penulis percaya bahwa konsep- terpelajar kita sejak awal abad ke 20.
konsep ini akan berkembang terus dimasa Jika seluruhnya berhasil kita wujudkan,
mendatang seperti pendidikan berkarakter. baik di pusat maupun di daerah, pada
Catatan kecil lainnya yang perlu penulis suprastruktur politik maupun pada
kemukakan di sini yaitu bahwa baik infrastruktur politik, maka kita dapat berkata
pembangunan hukum maupun membangun bahwa kita sudah matang sebagai bangsa.
kebiasaan masyarakat untuk patuh kepada Pembatasan Keterbukaan Ideologi
nilai serta norma hukum itu akan memakan Ideologi terbuka ini banyak pertanyaan
waktu yang sangat lama. Menurut para dalam masyarakat apakah ideologi terbuka ini
pakar, Inggris memerlukan waktu selama berarti segala ideologi dan tafsir bisa diterima
400 tahun untuk membangun kesadaran begitu saja dalam memahami dan menjabarkan
hukum rakyatnya. Kita tentu tidak perlu nilai-nilai Pancasila. Hal itu memang perlu
menunggu selama itu. Seyogyanya kita dijelaskan.

Jurnal Penelitian & Artikel Pendidikan


171
Secara teoretitikal, sesungguhnya tidak Sudah barang tentu perlu digariskan
mungkin bahwa segala ideologi dan tafsiran batas-batas keterbukaan itu antara lain sebagai
bisa diterima begitu saja dalam memahami dan berikut:
menjabarkan nilai-nilai Pancasila. Hal itu bukan 1) Kepentingan Stabilitas Nasional
berarti suatu ideologi terbuka, tetapi malahan Walaupun pada dasarnya semua gagasan
menunjukkan tidak ada ideologi sama sekali. untuk menjabarkan nilai dasar itu bisa
Ideologi terbuka yang difahami sedemikian diajukan, namun jika sejak awal sudah bisa
sama saja artinya dengan mengatakan Pancasila diperkirakan gagasan itu akan menimbulkan
itu suatu non ideologi! keresahan yang meluas, selayaknya dicarikan
Ideologi yang berarti a system ideas, momen, bentuk, serta metoda yang tepat
mensyaratkan adanya sistematik serta untuk menyampaikannya.
konsistensi dalam gagasan-gagasannya. Hal 2) Larangan terhadap Ideologi Marxisme-
itu dengan sendirinya berarti bahwa unsur- Leninisme/Komunisme
unsurnya haruslah serasi, selaras dan seimbang Meskipun secara faktual kita bisa melihat
satu dengan lainnya. Ideologi serta gagasan yang proses kebangkrutan ideologi Marxisme-
tidak sesuai, apalagi yang bertentangan, sudah Leninisme/Komunisme di mana-mana,
dengan sendirinya akan ditolak, jika ideologi namun kita belum dapat mengabaikan
yang bersangkutan tetap akan memelihara ancaman ideologi ini sama sekali. Korea
konsistensi dirinya. Utara dan Kuba masih merupakan penganut
Namun secara praktikal hal itu perlu Komunisme yang gigih. Keterbukaan ideologi
ditegaskan secara lugas, karena istilah “terbuka” Pancasila pada tataran nilai instrumental
memang bisa diartikan macam-macam. tidak berarti bahwa kita juga membuka
Dimaksudkan terbuka di sini untuk berinteraksi diri kepada wawasanan faham komunisme.
dengan lingkungan sekitar adalah pada tataran Sebaliknya malah mengharuskan untuk
nilai instrumentalnya, dan bukan pada tataran waspada terhadap kerawanan kita, agar baik
nilai dasarnya. secara sadar maupun secara tidak sadar
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam jangan sampai mempergunakan wawasan
Pembukaan UUD 1945, yang meliputi doktrin, kebijakan dan strategi yang bersifat
pandangan kita tentang kemerdekaan, tentang Marxisme Leninisme/Komunisme. Salain
cita-cita nasional, tentang Ke Tuhanan satu ciri faham ini adalah wawasannya tentang
YME, tentang dasar negara, tentang sumber kontradiksi permanen, tentang tidak dapat
kedaulatan negara, dan tujuan nasional, sudah didamaikannya konflik yang ada sampai
kita tempatkan sebagai aksioma yang tidak akan salah satu pihak yang bertentangan hancur
kita pertanyakan lagi. sama sekali. Salah satu cirinya yang lain yang
harus diwaspadai adalah penghalalan segala
cara untuk mencapai tujuan.

Daftar Pustaka

Undang-Undang Dasar 1945 dan Penjelasannya.

Jurnal Penelitian & Artikel Pendidikan


172

Anda mungkin juga menyukai