Ciri Perdarahan
Ciri Perdarahan
Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda
paksa (trauma) atau penyakit.
Ada 2 jenis perdarahan yang dapat terjadi pada tubuh manusia, yaitu:
a. Perdarahan Luar (External Bleeding)
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai
dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh dan terlihat
jelas keluar dari luka tersebut.
Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan, pendarahan luar dibedakan
menjadi:
1. Pendarahan Nadi (Arteri)
Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan
denyut nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen.
Bila tekanan sistolik menurun, maka pancarannya akan berkurang. Tekanan
ini menyebabkan perdarahan arteri lebih sulit dikendalikan.
2. Pendarahan Vena
Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir lambat, berwarna merah
gelap karena mengandung karbon dioksida. Walau terlihat luas dan banyak
tetapi umumnya lebih mudah dikendalikan.
3. Pendarahan Kapiler
Berasal dari pembuluh darah kapiler, darah yang keluar merembes perlahan.
Pendarahan ini sangat kecil sehingga hampir tidak memiliki
tekanan/semburan. Seringkali perdarahannya membeku sendiri. Warnanya
bervariasi antara merah terang dan merah gelap.
Perdarahan ini terbagi menjadi empat kelas oleh American College of Surgeons
Advanced Trauma Life Support (ATLS) :
Kelas I Pendarahan melibatkan sampai 15% dari volume darah. Biasanya tidak ada
perubahan dalam tanda-tanda vital dan resusitasi cairan biasanya tidak diperlukan.
Kelas II Pendarahan melibatkan 15-30% dari total volume darah.. Pasien sering
tachycardic (denyut jantung cepat) dengan penyempitan perbedaan antara sistolik dan
diastolik tekanan darah. Tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan
vasokonstriksi perifer. Kulit mungkin mulai tampak pucat dan dingin bila disentuh.
Pasien dapat menunjukkan perubahan-perubahan kecil dalam perilaku. Volume
resusitasi dengan kristaloid (solusi Saline atau Ringer Lactated solusi) adalah semua
yang biasanya diperlukan. Transfusi darah biasanya tidak diperlukan.
Kelas III Pendarahan melibatkan hilangnya 30-40% dari volume darah yang
bersirkulasi. Tekanan darah pasien turun, maka detak jantung meningkat, perfusi
perifer (syok), seperti isi ulang kapiler memburuk, dan status mental memburuk.
Cairan resusitasi dengan kristaloid dan transfusi darah biasanya diperlukan.
Pendarahan melibatkan kelas IV kehilangan> 40% dari volume darah yang
bersirkulasi. Batas kompensasi tubuh tercapai dan resusitasi agresif diperlukan untuk
mencegah kematian.
Tindakan Rest artinya pasien harus mengistirahatkan dan melindungi wilayah otot
yang cedera. Jika terasa sakit saat menahan beban, gunakanlah penopang, dan jika
terasa sakit untuk menggerakan bagian yang cedera, lindungi dengan splint atau kayu
belat.
Tindakan Ice artinya kompres bagian cedera dengan es atau sesuatu yang dingin.
Pendinginan dapat mengurangi reduce pembengkakan dan rasa sakit di bagian cedera.
Langkah ini sebaiknya dilakukan sesegera mungkin. Tempelkan kain dingin atau es
yang dibalut pada bagian cedera selama 20 menit tiga kali sehari dalam 24 jam
pertama.
Pada tindakan Elevation, pasien sebisa mungkin harus mengangkat bagian cedera
lebih tinggi di atas jantung. Misalnya jika yang cedera pergelangan kaki, upayakan
pasien dalam posisi tidur kemudian pergelangan kaki diangkat atau ditopang dengan
alat supaya posisinya lebih tinggi dari jantung. Teknik ini mengacu pada prinsip
bejana berhubungan dan berguna untuk mengurangi pembengkakan pada bagian
cedera.
Teknik mengontrol perdarahan luar dikendalikan dengan metode DEPP dan lainnya, yaitu:
1. Direct Pressure adalah Menekan langsung sumber perdarahan.
Teknik ini merupakan penanganan awal saat terjadinya perdarahan yang efektif,
idealnya teknik penekanan langsung dapat menggunakan balutan steril untuk
menghindari infeksi. Apabila tidak terdapat balutan yang steril dapat menggunakan kain
yang bersih. Caranya yaitu tekan bagian yang berdarah tepat diatas luka. Jangan buang
waktu untuk mencari penutup luka. Umumnya perdarahan akan terhenti sekitar 5 – 15
menit kemudian. Beri penutup yang tebal pada akan terhenti sekitar 5 – 15 menit
kemudian. Beri penutup yang tebal pada tempat perdarahan. Bila belum berhenti dapat
ditambah penutup lain, tanpa melepas penutup pertama. Khusus pada alat gerak, setelah
melakukan penekanan perlu dilakukan pemeriksaan nadi distal untuk memastika aliran
darah tidak terganggu. Bila nadi hilang maka penekanan perlu diperbaiki.
5. Immobilisasi
Immobilisasi bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan
sedikitnya gerakan diharapkan aliran darah ke bagian yang luka tersebut menurun.