Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Supervisi keperawatan/ kebidanan merupakan satu proses untuk

memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan, dengan cara

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi

juga dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian

mutu pelayanan. Salah satu fungsi manajemen ialah directing dimana

didalamnya terdapat kegiatan supervisi.

RS X merupakan salah satu rumah sakit …………………………………..

Bidang Keperawatan merupakan salah satu bidang dibawah Direktur

Medik dan Keperawatan yang mempunyai peran dan fungsi mengkoordinir

pelayanan keperawatan melalui kegiatan perencanaan, pengembangan,

monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan keperawatan. Kegiatan

pelayanan keperawatan termasuk ke dalam Core Product layanan kesehatan

di rumah sakit, dengan sendirinya akan berkontribusi menentukan citra

rumah sakit di mata masyarakat/ pelanggan, hal ini mengacu kepada

Permenkes RI no 148 tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek

Perawat, serta standar akreditasi versi baru 2012 (Tata Kelola

Kepemimpinan dan Pengarahan)

1
Oleh sebab itu Bidang Keperawatan baik secara vertikal maupun

horizontal serta internal seyogyanya dapat memberikan dukungan kepada

Direksi rumah sakit untuk mencapai visi dan misi RS yang dilaksanakan

melalui rencana strategik bidang keperawatan. Mengacu pada Visi dan Misi

RS X, maka telah dirumuskan Visi Bidang Keperawatan yaitu “Terwujudnya

asuhan keperawatan professional, unggul dalam pelayanan dan pendidikan

di Sumatera”.

Untuk mewujudkan Visi, maka telah ditetapkan Misi Bidang Keperawatan

yaitu:

1. Mewujudkan SDM Keperawatan yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mewujudkan pengembangan SDM Keperawatan yang profesional dan

terampil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Mewujudkan asuhan keperawatan profesional, yang memberikan

kepuasan kepada pelanggan.

4. Mewujudkan pendidikan dan penelitian berbasis iptek kesehatan

untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

5. Mewujudkan kesejahteraan tenaga keperawatan baik moril dan

materil yang dapat meningkatkan kinerja keperawatan.

Untuk menjadikan perawat RS X sebagai tenaga profesional maka

dianggap perlu dilakukan supervisi secara terus menerus secara

berkesinambungan sehingga menjadikan perawat/ bidan sebagai tenaga

kerja yang perlu diperhatikan, diakui dan dihargai keprofesionalannya

2
melalui penerapan sistem manajemen. Dengan supervisi diharapkan

kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak

menyimpang dan menghasilkan keluaran (produk) seperti yang diinginkan.

Pelaksanaan supervisi di lingkungan RS X bukan hanya ditujukan

untuk mengawasi seluruh staf keperawatan/ kebidanan menjalankan

tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan

yang telah digariskan, tetapi juga bagaimana memperbaiki proses

pelayanan keperawatan yang sedang berlangsung termasuk kelengkapan

dokumentasi asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi dilakukan sesuai

dengan struktur organisasi, artinya dalam kegiatan supervisi seluruh staf

keperawatan bukan hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek. RS X

juga mempedomani proses Akreditasi JCI versi 2012 yang telah

mengajarkan kepada kita bagaimana supervisi yang baik. Surveyor tidak

mencari-cari kesalahan, tapi lebih kepada mencocokkan standar yang

dibuat dengan implementasi di lapangan. Metode penelusuran yang

dilakukan oleh surveyor, diarahkan untuk mencari bukti bahwa prosedur

dilakukan dengan sebenar-benarnya.

Terkait dengan rencana kegiatan supervisi, khususnya diruang

Keperawatan dengan penerapan SP2KP kegiatan supervisi juga akan

dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di Ruang

SP2KP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan.

3
B. Tujuan

Tujuan Umum

Rumah Sakit dapat menciptakan kondisi kerja yang nyaman, meliputi

lingkungan fisik, suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan

dan tenaga lainnya, juga meliputi jumlah persediaan sarana dan

kelayakan perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas.

Tujuan Khusus

a. Memperhatikan rencana kegiatan dan evaluasi dari pekerjaan

perawat

b. Menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan

secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga

tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan

memuaskan

c. Meningkatkan kemampuan pekerjaan perawat melalui orientasi,

latihan dan bimbingan individu sesuai kebutuhannya

d. Memberikan arahan pada perawat dalam pelaksanaan tugasnya agar

menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan

pelaksana asuhan keperawatan.

C. Fungsi

a. Fungsi supervisi, secara umum mengorganisir proses pemberian

pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan

pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang telah

disepakati dan dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian

tugas dan standar prosedur.

4
b. Fungsi utama supervisi adalah menilai dalam memperbaiki faktor-

faktor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan

keperawatan.

c. Membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak

SDM untuk diikutsertakan (sharing).

D. Manfaat

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak

manfaat. Manfaat tersebut menurut (Suarli & Bachtiar, 2009)

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan

efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan

pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya

hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan

dan bawahan.

b. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan

efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya

kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber

daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.

c. Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya

dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI SUPERVISI

A. Pengertian

Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan

pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap

pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila

ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang

bersifat langsung guna mengatasinya (Agus, 2004).

6
Arwani (2005) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu

bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian

(controlling).

Swanburg (2009) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses

kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu

tugas ataupun sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang

berkaitan erat dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan

informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja

karyawan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang

manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi

dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas

sehari-hari.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari supervisi keperawatan menurut Cahyati (2000) yaitu

obyek-obyek yang menjadi area dari supervisi keperawatan diantaranya

adalah :

1. Asuhan Keperawatan

7
Area asuhan keperawatan yang menjadi obyek dari supervisi

keperawatan yaitu pelaksanaan audit keperawatan dan pelaksanaan

Standar Operasional Prosedur (SOP) keperawatan.

2. Personil Keperawatan ( Sumber Daya Manusia )

Area ini mencakup tentang kemampuan dari sumberdaya

keperawatan yang ada di lingkungan kerjanya. Supervisi keperawatan

dilaksanakan juga untuk memberikan penilaian terhadap stafnya

sehingga dapat diberikan kesempatan kepada stafnya untuk dapat

mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya dan dalam

supervisi ini dapat pula memberikan penilaian terhadap

pengembangan kemampuan dan ketrampilan stafnya dalam

menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya.

3. Fasilitas dan Peralatan

Kegiatan pelaksanaan supervisi keperawatan akan memberikan

alternatif pemecahan masalah pada berbagai kendala yang dihadapi

oleh staf baik tentang kemampuannya melaksanakan tugas maupun

sarana dan prasarana yang harus di penuhi untuk memberikan

pelayanan keperawatan yang berkualitas

4. Mutu Pelayanan

Berfokus pada indikator mutu dan standar pelayanan minimal

seperti :

1. Kepuasan pelanggan

8
2. Indikator klinik keperawatan

C. Prinsip Supervisi

Ada beberapa prinsip supervisi yang dilakukan di Bidang Keperawatan

(Nursallam, 2007) antara lain:

a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi, memerlukan

pengetahuan dasar manajemen, keterampilan hubungan antar

manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan

kepemimpinan.

b. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara

supervisor dan perawat pelaksana.

c. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang

spesifik.

d. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,

kreatifitas dan motivasi.

e. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam


pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan
manajer.

9
BAB III

TATA LAKSANA SUPERVISI

A. Supervisi Berjenjang

Materi supervisi atau pengawasan dilaksanakan sesuai dengan uraian

tugas masing–masing staf perawat pelaksana yang disupervisi terkait

dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.

Supervisi berjenjang dilakukan oleh jajaran manejer keperawatan

dengan cara:

Kepala Ruangan

Kepala Ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan

keperawatan di unit kerjanya. Kepala ruangan merupakan ujung

tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam

memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit

kerjanya.

Pengelola Perawatan

Pengelola Perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi

pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu

instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap atau instalasi rawat

jalan dan lain-lain.

10
Kepala Seksi

Beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi.

Kepala seksi mengawasi pengelola perawatan dalam melaksanakan

tugas secara langsung dan seluruh perawat secara langsung maupun

tidak langsung.

Kepala Bidang Keperawatan

Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi

kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara

langsung maupun tidak langsung.

B. Sasaran Supervisi Keperawatan

Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan :

a. Pelaksanaan tugas sesuai dengan pola. Misalnya di ruangan tertentu

telah disepakati akan digunakan metode tim dalam mengelolaan

pasien maka seluruh komponen mulai dari manajer keperawatan

sampai dengan perawat pelaksanana di ruangan tersebut seharusnya

menjalankan metode tersebut sesuai dengan peran dan fungsinya

masing-masing.

b. Struktur dan hiraki sesuai dengan rencana

c. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontiniu dan

sistematis

d. Penggunaan alat yang efektif dan efisien

e. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang.

11
f. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objektif atau rasional

g. Tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan kekuasaan,

kedudukan dan keuangan.

C. Metode Supervisi

Metode yang digunakan adalah metode telusur, dilakukan untuk melihat

kesesuaian antara data dengan pelaksanaan kegiatan riil di pelayanan,

pelaksanaan metode ini bisa melalui wawancara dengan perawat pasien/

keluarga pasien.

D. Prosedur Pelaksanaan Supervisi

Langkah-langkah Supervisi, ada beberapa tahap :

1) Tahap Pra supervisi

- Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.

- Supervisor menetapkan tujuan supervisi

- Supervisor telah mempersiapkan instrumen telusur yang dapat

diukur

2) Tahap Supervisi

- Supervisor menilai kinerja perawat/ bidan, dimulai dari pengelola

perawatan, kepala ruangan, ketua tim sampai kepada perawat

pelaksana berdasarkan alat ukur atau instrumen yang telah

disiapkan.

- Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan

pembinaan langsung pada saat telusur

12
- Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associate

sesuai dengan struktur organisasi untuk mengadakan pembinaan

dan klarifikasi permasalahan, Supervisor mengklarifikasi

permasalahan yang ada.

- Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat Primer dan

Perawat Associate/ perawat yang disupervisi

- Supervisor memberikan masukan dan solusi pada perawat

supervise/Perawat Primer dan Perawat Associate

E. Tehnik dan Cara Supervisi

Teknik supervisi keperawatan yang akan dilakukan terdiri dari 3

elemen kelompok, yaitu :

1) Mengacu pada standar asuhan keperawatan di RS X (rujukan

Depkes RI 2005)

2) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk

menetapkan pencapaian.

3) Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan

kualitas asuhan.

Supervisi dilakukan melalui dua cara, yaitu:

a. Langsung.

- Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang

berlangsung.

13
- Pada supervisi modern supervisor terlibat dalam kegiatan agar

pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai

perintah.

- Supervisor memberikan pengarahan yang efektif kepada

supervisee

b. Supervisi secara tidak langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.

Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan

sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat

diberikan secara tertulis.

F. Proses Supervisi

1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan

keperawatan didampingi oleh supervisor.

2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement

dan petunjuk.

3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan

diskusi yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan

memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada aspek yang

positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.

G. Jadwal Pelaksanaan Supervisi

Jadwal supervisi untuk satu instalasi dilaksanakan 1 – 2 kali

kunjungan dalam sebulan. Lama kunjungan supervisi kurang lebih 30

menit – 60 menit.

14
Mengobservasi para manejer ruangan mulai dari Pengelola Perawatan,

Karu, Ka tim, dilanjutkan dengan observasi 1-2 personil dari pelaksana

keperawatan atau area kerja secara kontiniu untuk 15 - 30 menit.

H. Evaluasi Proses Supervisi

Hasil evaluasi yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi adalah

1. Pelaksanaan tugas sesuai dengan pola dan standar prosedur

2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana kegiatan

3. Penggunaan alat-alat di ruang lingkup pekerjaan yang efektif dan

ekonomis.

4. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang dari aturan serta

kebijakan RS

5. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/ rasional

15
Gambar : 1
DIAGRAM ALUR SUPERVISI

Kasie Keperawatan

Perawat Pengawas

Karu

PRA SUPERVISI Menetapkan Kegiatan dan Katim Katim


tujuan serta instrumen

PELAKSANAAN Menilai Kinerja Perawat PA PA


SUPERVISI

Pembinaan Kinerja Perawat & Kualitas


 Penyampaian Penilaian Pelayanan
PASCA
SUPERVISI  Feed Back
 Follow Up, Pemecahan Masalah &
Reward

16
BAB IV

PENUTUP

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (pengarahan) dalam


fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala
kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan
menemukan berbagai hambatan/ permasalahan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan bersama dengan staf
keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya.
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi
memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan
tugasnya secara efektif dan efisien. Supervisor diharapkan mempunyai
hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi
dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan
perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas
pelayanan asuahan keperawatan di RS X .
Aktifitas supervisi seperti inilah yang diharapkan agar dapat menjaga
kualitas perawatan, kepatuhan terhadap prosedur dan jaminan pelayanan
keperawatan yang semakin baik.

17
REFERENSI :

Arwani & Heru Supriyanto, (2005), Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta


: EGC

Dharma, Agus. (2004). Manajemen Supervisi : Petunjuk Praktis Bagi Para


Supervisior. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Gillies DA. (1996). Manajemen Keperawatan, Suatu Pendekatan Sistem.


Philadelphia : W.B. Saunders Company

Kron & Gray. 1987, The Management of Patient Care ; Putting Leadership
Skills to Work, (6th edition). Philadelphia : W.B. Saunders Company.

Marquis and Houston ( 2000) , Leadership roles and management functions in


nursing; theory and applications.Philadelphia.Lippincot

Nursalam, (2007). Konsep Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Swanburg. 2009, Managemant and leadership for nurse managers, Boston:


Jones and Barlett Publishers

18

Anda mungkin juga menyukai