Anda di halaman 1dari 1

Pembuatan fraksi etil asetat daun mindi diawali dengan pembuatan ekstrak etanol 96%

daun mindi. 1000 gram serbuk daun mindi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan 2
liter etanol 96% selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan menggunakan corong buchner
untuk memisahkan filtrat dan ampasnya. Filtrat yag diperoleh ditampung, sedangkan ampasnya
dimaserasi kembali dengan prosedur yang sama sampai tiga kali maserasi. Setelah maserasi yang
terakhir residu dibuang. Dari proses ini akan didapatkan kurang lebih 600ml ekstrak cair etanol
96% daun mindi.

Ekstrak cair etanol 96% daun mindi diuapkan menggunakan rotavapor sampai didapat
1/10 dari volume awal, sehingga akan didapatkan ekstrak kental etanol 96% daun mindi. Ekstrak
kental tersebut selanjutnya difraksinasi dengan heksan dan air menggunakan corong pisah.
Fraksinasi dilakukan dengan mencampur ekstrak etanol daun mindi, air, dan heksan dalam
corong pisah dengan pebandingan 3 : 3 : 1. Kemudian dilakukan pengocokan, lalu dibiarkan
sampai terjadi dua lapisan cairan. Lapisan heksan berada di bagian atas, sedangkan lapisan air
berada di bagian bawah. Lapisan air dikeluarkan untuk dikakukan proes fraksinasi selanjutya.
Tujuan penggunaan heksan adalah untuk menarik lemak yang terdapat pada ekstrak daun mindi,
lemak tersebut akan berada pada lapisan cairan n-heksan.

Lapisan air yang sudah terpisah dari lapisan n-heksan difraksinasi kembali menggunakan
etil asetat. Fraksinasi dilakukan dengan cara menambahkan etil asetat ke dalam corong pisah
yang sudah terisi fraksi air daun mindi, kemudian dilakukan pengocokan, lalu dibiarkan sampai
terjadi dua lapisan cairan. Lapisan etil asetat berada di bagian atas, sedangkan lapisan air berada
di bagian bawah. Lapisan etil asetat dipisahkan dari lapisan air, kemudian diuapkan dengan
rotavapor sehingga akan didapatkan fraksi kering etil asetat daun mindi.

Anda mungkin juga menyukai