Anda di halaman 1dari 6

KIMIA MEDISINAL

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS
“PENGEMBANGAN OBAT”

OLEH :

NAMA : MEGA MEILINDA


STAMBUK : 15020150027
KELAS : C2

PROGRAM STUDI ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
1. Cari jurnal penelitian penemuan obat :
“Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) dan Penambatan
Molekul Senyawa Turunan Benzamida sebagai Inhibitor Alosterik
Mitogen Enhanced Kinase (MEK)”

2. Alasan dan tujuan perlunya rancangan obat :


a. Alasan :
- Kemoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang
digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang berbahaya
bagi tubuh. Cara kerjanya dengan menghentikan atau
menghambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan
membelah diri dengan cepat. Hanya saja, kemoterapi ini juga
dapat mempengaruhi sel sehat yang secara normal dapat
membelah diri dengan cepat. Kerusakan pada sel normal ini
dapat mengakibatkan efek samping. Sehingga diperlukan
pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obat kimia
(kemoterapi) bertarget yang dapat meminimalisir efek samping
yang diakibatkan oleh interaksi obat dengan sel normal.
- Senyawa turunan benzamida diketahui berpotensi sebagai
inhibitor alosterik Mitogen Enhanced Kinase (MEK).
b. Tujuan :
- Meminimalkan efek samping akibat penggunaan obat antikanker
(efek samping kemoterapi).
- Untuk mendapatkan obat yang lebih efektif yang dapat
memblokir jalur spesifik yang berhubungan dengan karsinogen
dan penumbuhan sel kanker. Dimana dalam hal ini adalah
dengan mendapatkan senyawa baru turunan benzamida yang
lebih poten sebagai inhibitor alosterik MEK.
3. Langkah2 dalam merancang obat
a. Contoh cara mencari senyawa penuntun :
- Dengan merancang struktur kimia baru dan penapisan aktivitas
biologis.
Senyawa penuntun yang dipilih adalah senyawa turunan
Benzamida yang memiliki aktivitas penghambatan paling tinggi
pada protein MEK yaitu senyawa 27 dengan IC50 14 nM yang
memiliki aktivitas antikanker dimana diharapkan efek samping
yang akan ditimbulkan dari senyawa baru ini dapat lebih
diminimalkan.
b. Contoh pengembangan senyawa penuntun
- Pengembangan subsituen untuk mendapatkan senyawa yang
lebih poten, spesifik, aman dan efek samping minimal
Pengembangan senyawa penuntun dilakukan dengan
mendesain senyawa baru dan diperoleh 2 senyawa baru
turunan benzamida, yaitu senyawa desain C1 dan C2, yang
memiliki aktivitas lebih baik dari senyawa induk.
c. Contoh prosedur pengembangan obat :
- Mengubah jenis dan kedudukan subsituen pada rantai samping,
Desain senyawa baru dilakukan dengan cara penambahan
subtituen pada senyawa aktif yang dipilih. Senyawa aktif dipilih
dari senyawa yang memiliki aktivitas penghambatan paling
tinggi pada protein MEK yaitu senyawa 27 dengan IC50 14 nM.
Desain senyawa baru ini dilakukan dengan subtitusi pada cincin
benzena rantai samping (gugus R). Subtituen dipilih dengan
menggunakan pendekatan skema Topliss pada model HKSA
Hansch untuk subtitusi aromatik pada posisi yang berbeda-
beda.
Dalam hal ini senyawa turunan benzamida menghasilkan
senyawa baru desain C1 dan C2, yang memiliki aktivitas lebih
baik dari senyawa induk.
d. Contoh rancangan obat rasional
- Menggunakan model HKSA.
Model HKSA dibangun dengan menggunakan analisis
regresi multi linear dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi
19. Model HKSA menghubungkan deskriptor sebagai variabel
bebas (X) dan nilai pIC50 aktivitas penghambatan MEK sebagai
variabel terikat. Validitas model HKSA diuji dengan kriteria
statistik, seperti koefisien korelasi (R2), nilai F, dan nilai
standard error of estimate (SEE). Disamping itu, validasi internal
juga dilakukan dengan metode leave-one-out (LOO) cross
validation dengan menghitung nilai koefisien validasi silang
tersebut (q2). Pada metode LOO-CV, setiap senyawa dalam
training set dieliminasi dan aktivitas biologisnya diprediksi
menggunakan persamaan yang dibangun dari senyawa lain
dalam training set.
- Desain senyawa baru
Desain senyawa baru turunan benzamida dilakukan
menggunakan persamaan HKSA yang diperoleh dengan cara
penambahan subtituen pada senyawa induk pada gugus
benzena rantai samping (gugus R).
Penambatan molekul menunjukkan bahwa senyawa yang
didesain mampu berinteraksi pada sisi alosterik protein MEK
dengan residu-residu asam amino krusial melalui ikatan
hidrogen maupun ikatan van der Waals.
- Deskriptor dan parameter statistik model HKSA terpilih.
Menurut model HKSA di atas, aktivitas penghambatan
senyawa dipengaruhi oleh deskriptor energi total (AM1_E), luas
permukaan hidrofobik (ASA_H), globularitas (Glob), kelarutan
dalam air (Log S), dan volume van der Waals (Vol). Model
tersebut mengindikasikan kontribusi positif AM1_E, Log S, dan
Vol, serta kontribusi negatif ASA_H and Glob, terhadap aktivitas
penghambatan MEK senyawa turunan benzamida. Hal ini
berarti penurunan nilai ASA_H dan Glob senyawa turunan
benzamida akan meningkatkan aktivitas penghambatannya
pada MEK. Selain itu, diketahui dari model HKSA tersebut,
dekskriptor yang paling berpengaruh adalah Globularitas (Glob).
DAFTAR PUSTAKA

Arba, M., dkk., 2018, Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) dan


Penambatan Molekul Senyawa Turunan Benzamida sebagai
Inhibitor Alosterik Mitogen Enhanced Kinase (MEK), Jurnal
Kimia VALENSI, Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo,
Kendari.

Anda mungkin juga menyukai