Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TERAPI BERMAIN PADA USIA ANAK SEKOLAH

DI KENANGA RUMAH SAKIT MITRA SIAGA TEGAL

Disusun oleh kelompok 2:


1. Mohammad Khaerul Amin
2. Tutut Wulandari
3. Nana Fatin Kahilma
4. Salma Ayu Nisa
5. Indah Pujiyanti
6. Isna Mar’atus Sholihah

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi

Jln. Cut Nyak Dien No. 16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi – Kab. Tegal 52416

Telp. (0283) 6197571 Fax. (0283) 6198450 Homepage.http://stikesbhamada.ac.id


email:stikes_bhamada@yahoo.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik
dalamdirinya yang tidak disadari. Bermain adalah kegiatanyang dilakukan sesuai dengan
keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan. Aktivitas bermain merupakan salah
satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak
dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan
dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan
melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya
karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.

Bermain merupakan keinginan dalam mengatasi konflik dari anak yang tidak
disadari serta dialami dengan suatu kepuasan . Bermain merupakan sarana bagi anak–
anak untuk belajar mengenal lingkungan kehidupannya. Pada saat bermain anak–anak
mencobakan gagasan–gagasan mereka, bertanya serta mempertanyakan berbagai
persoalan dan memperoleh jawaban atas persoalan – persoalan mereka. Melalui
permainan membuat origami dan menggambar serta mewarnai anak – anak dapat
berimajinasi untuk melatih atau mengasah kemampuan otak kanan serta
mengembangkankan bakat atau potensi yang ada dan untuk menghilangkan stressor yang
ada pada anak
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas
dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress
karena penyakit dan dirawat.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan diharapkan anak-anak akan mampu:
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan.
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak

C. Sasaran
Sasaran terapi bermain yang akan kelompok laksanakan pada kelompok anak usia
sekolah yang berada diruang kenanga RS Mitra Siaga Tegal
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
Sasaran terapi bermain ini dikhususkan untuk anak yang sudah bersekolah dan
berusia 5-12 tahun yang sedang di rawat inap di RS Mitra Siaga Tegal

B. Analisa Kasus
Ruang kenanga adalah ruang rawat inap untuk Anak-anak yang di Rawat di RS
Mitra Siaga Tegal. Dimana di ruang ini banyak anak-anak yang memiliki beberapa
penyakit, diantaranya thypoid, vebris, diare, dan masalah kesehatan yang lainnya. Hal ini
menjadi perhatian tersendiri mereka biasanya mengalami hospitalisasi. Oleh karena itu
untuk membantu gangguan hospitalisasi pada anak tersebut maka di butuhkan terapi
bermain dan selain untuk membantu gangguan hospitalisasi pada anak terapi bermain
juga bermanfaat untuk melatih perkembangan sensori dan motorik, perkembangan
intelektual, perkembangan kesadaran diri, dan supaya si anak dapat beradaptasi secara
efektif terhadap stress karena sakit di rawat di rumah sakit.

C. Prinsip Bermain
Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar
aktifitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif :
1. Perlu ekstra energy
Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang
memadai. Asupan atau intake yang kurang dapat menurunkan gairah anak. Anak yang
sehat memerlukan aktifitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif maupun
bermain pasif.Pada anak yang sakit keinginan untuk bermain umumnya menurun
karena energi yang ada dugunakan untuk mengatasi penyakitnya.
2. Waktu yang cukup
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup
untuk mengenal alat-alat permainannya.

3. Alat permainan
Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini sehingga alat
permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar dan mempunyai unsur
edukatif bagi anak.

4. Ruang untuk bermain


Aktifitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di halaman, bahkan di
ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila
memungkinkan, di mana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk
menyimpan permainannya.

5. Pengetahuan cara bermain


Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya, atau
diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terahkir adalah yang terbaik karena anak
lebih terarah dan berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan
tersebut. Orang tua yang tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan
yang diberikan, umumnya membuat hubungannya dengan anak cenderung menjadi
kurang hangat.

6. Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang
tuanya. Ada saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat menemukan
kebutuhannya sendiri. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan
mengakrabkan hubungan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua
untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami oleh anaknya.
D. Karakteristik Permainan
a. Permainan pada anak usia sekolah tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan
ketrampilan fisik atau intelektualnya, tetapi juga dapat mengembangkan
sensitivitasnya untuk terlibat dalam kelompok dan bekerja sama dengan
sesamanya.
b. Seringkali pergaulan dengan teman menjadi tempat belajar mengenal norma baik
atau buruk.
c. Anak lebih mampu bekerja sama dengan teman sepermainannya.
d. Anak dapat lebih kreativ,inovatif serta mandiri
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. Judul Permainan
Permainan terapi pada kelompok anak usia sekolah di RS Mitra Siaga Tegal adalah
“Menggambar dan mewarnai serta membuat origami”

B. Deskripsi Permainan
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa. Bermain adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau
memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak
(Anggani Sudono, 2000).

Permainan menggambar, mewarnai dan membuat origami dapat mampu untuk


mengembangkan kepercayaan dirinya, mengembangkan kemampuan mengontrol emosi,
motorik halus dan kasar, dan mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu kami memilih
permainan menggambar, mewarnai, dan membuat origami karena dengan permainan
tersebut, anak dapat berkreatifitas yang tinggi, mewarnai dan menggambar ini juga bisa
dijadikan anak sebagai media berekspresi, mengeluarkan emosi atau perasaannya pada
gambar yang akan diwarnainya.

C. Tujuan Permainan
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya

b. Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan.

c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan

d. Beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak


D. Keterampilan Yang Diperlukan
Ketrampilan motorik kasar dan motorik halus, konsentrasi, ketelitian, kreativitas dan
sosio-emosional.

E. Jenis Permainan
Permainan Tradisional yang dilakukan individu

F. Alat Yang Diperlukan


a. Buku gambar
b. Alat tulis
c. Pensil warna
d. Kertas origami

G. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 31 Desember 2018
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat: Ruang Kenanga RS Mitra Siaga Tegal

H. Proses Bermain
1. Leader membuka acara serta menjelaskan tujuan maupun aturan kegiatan yang akan
dilaksanakan

2. Leader menyerahkan permainan kepada fasilitator untuk memulai bermain.

3. Fasilitator meminta sasaran untuk melakukan permainan.


4. Setelah semua sudah bahan disiapkan, fasilitator mencontohkan permainan yang akan
dilakukan
5. Setelah di contohkan oleh fasilitator semua anak - anak berkesempatan untuk
mengambar apa yang diarahkan oleh fasilitator.
6. Fasilitator mengembalikan acara ke leader
7. Leader memberikan hadiah kepada para pemain
8. Leader meminta observer untuk mengevaluasi jalannya terapi bermain
9. Leader menutup acara terapi bermain.
I. Hal-hal Yang Perlu Diwaspadai
1. Kebersihan lingkungan saat terapi bermain
2. Bertengkar
3. Permainan menjadi tidak kondusif

J. Antisipasi Meminimalkan Hambatan

1. Melakukan izin kepada kepala ruang kenanga dan orang tua anak.
2. Menentukan jenis permainan dan menginstruksinya yang jelas pada sasaran.
3. Menyiapkan alat dan ruang yang kondusif

K. Pengorganisasian Dan Denah Permainan


A. Pengorganisasian
1. Leader : Mohammad Khaerul Amin
2. Tugas :
a. Membuka acara (memperkenalkan para terapis)
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain
c. Menjelaskan kontrak waktu terapi bermain dan aturan bermain

2. Observer : Tutut Wulandari


Tugas :
a. Mengevaluasi jalannya terapi bermain

3. Fasilitator :
1. Indah Pujiyati
2. Isna Maratus Solikha
3. Nana Fatin Kahilma
4. Salma Ayu Nisa
Tugas :
a. Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
c. Sebagai role model selama kegiatan

B. Denah Permainan

2 1

1 2 1
2 1
Keterangan : Kotak 1 : Mahasiswa STIKes Bhamada Slawi
Kotak 2 : Anak-anak ruang Kananga

L. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan yang memadai
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain tidak membuat sasaran bosan

2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
b. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
c. 80% anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir

3. Evaluasi Hasil
a. 100% anak merasa senang dan puas
b. 75% mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25% anak dapat menyatakan perasaan senang

Anda mungkin juga menyukai