Anda di halaman 1dari 14

TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA PADA

ANAK USIA 9 TAHUN

Disusun Oleh:

1. ANA MAWARDIANA (C1013041)


2. DEDE RISPRIYANTO (C1013046)
3. GILANG SIWIWIDODO (C1013052)
4. MILLATUN NAFIDAH (C1013058)
5. NENENG VITRIYAH (C1013064)
6. SITI UMAYAH (C1013073)
7. SYUFAH MUTOHAROH (C1013074)
8. DWI RAHAYU (C1013049)
9. AULIYA WAHIDAH K. (C1013044)
10. LENI FITRIYANI (C1013055)
11. M. AFANDI (C1013061)
12. PINDINUS SAPUTRA (C1013068)
13. NOVIA MANDASARI (C1013065)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
(STIKES BHAMADA SLAWI)
Jln. Cut Nyak Dhien No. 16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi Kab. Tegal 52416
Telp. (0283) 6197571 Fax. (0283) 6198450 Homepage.
http://stikesbhamada.ac.id email stikes_bhamada@yahoo.com
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan
dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan
perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
B. TUJUAN (Tujuan Umum & Tujuan Khusus)
Terapi bermain yang akan dilakukan bertujuan untuk :
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan dapat membantu tumbuh
kembang anak tetap optimal dan menstimulasi anak untuk tumbuh
kembang secara normal sesuai dengan usia.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti program bermain selama 15 menit, anak dapat:
a. Mengurangi kecemasan dan kejenuhan anak selama proses belajar di
sekolahan
b. Dapat bersosialisasi dengan teman bermainnya
c. Mengembangkan aktifitas, sportifitas anak

C. SASARAN
Kriteria Klien
1. Anak yang berumur usia sekolah ( 6-12tahun )
2. Anak kooperatif
3. Anak dengan komunikasi verbal baik
4. Anak yang tidak ada kontra indikasi (fraktur ekstremitas tangan )
untuk bermain
BAB II

DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
1. Anak usia 6-12 tahun
2. Tidak sakit jasmani maupun rohani
3. Mampu berhitung
4. Kooperatif
5. Mampu diajak kerja sama
6. Anak dengan komunikasi verbal baik
7. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain
B. ANALISA KASUS
An.L (9 tahun) dengan post op fraktur tibia sudah dirawat selama 11 hari.
Klien mengaku menghilangkan kebosanan dengan bermain game di HP dan
ingin cepat pulang. Agar anak tidak merasa bosan dan tidak bermain game di
HP terus kami sebagai perawat akan menggunakan terapi bermain sesuai
dengan usia anak yaitu dengan bermain ular tangga.
C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI
Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar aktifitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif :
1. Perlu ekstra energi
Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak memerlukan
nutrisi yang memadai. Asupan atau intake yang kurang dapat
menurunkan gairah anak. Anak yang sehat memerlukan aktifitas bermain
yang bervariasi, baik bermain aktif maupun bermain pasif.Pada anak
yang sakit keinginan untuk bermain umumnya menurun karena energi
yang ada dugunakan untuk mengatasi penyakitnya.
2. Waktu yang cukup
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus
yang diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai
kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-alat permainannya.
3. Alat permainan
Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini
sehingga alat permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar
dan mempunyai unsur edukatif bagi anak.
4. Ruang untuk bermain
Aktifitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di
halaman, bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat
khusus untuk bermain bila memungkinkan, di mana ruangan tersebut
sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk menyimpan permainannya.
5. Pengetahuan cara bermain
Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-
temannya, atau diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terahkir adalah
yang terbaik karena anak lebih terarah dan berkembang pengetahuannya
dalam menggunakan alat permainan tersebut. Orang tua yang tidak
pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan yang diberikan,
umumnya membuat hubungannya dengan anak cenderung menjadi
kurang hangat.
6. Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara,
atau orang tuanya. Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri
agar dapat menemukan kebutuhannya sendiri. Bermain yang dilakukan
bersama orang tuanya akan mengakrabkan hubungan dan sekaligus
memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengetahui setiap
kelainan yang dialami oleh anaknya. Teman diperlukan untuk
mengembangkan sosislisasi anak dan membantu anak dalam memahami
perbedaan.

Prinsip prinsip bermain di rumah sakit :

1. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan


sederhana.
2. Relatif aman dan terhindar dari infeksi silang.
3. Sesuai dengan kelompok usia.
4. Peramainan tidak boleh bertentangan dengan terapi yang sedang
dijalankan.
5. Perlu partisipasi orang tua dan keluarga.
D. KARAKTERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI
Bermain merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan sekaligus memiliki
unsur pendidikan bagi anak. Sejalan dengan definisi sederhana ini. Bermain
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
A. Motivasional
Bermain dilakukan atas motivasi intrinsik dari seorang anak atau
berdasarkan keinginan sendiri serta untuk kepentingan sendiri.
B. Emosional
Bermain adalah kegiatan yang melibatkan emosi-emosi positif pada diri
seorang anak. Hal ini tercermin seperti ketika meluncur daritempat yang
tinggi secara berulang-ulan tanpa rasa takut.
C. Fleksibilitas
Kegiatan bermain biasanya ditandai dengan mudahnya melakukan
permainan yang berbeda-beda atau beralih dari satu permainan ke
permainan dengan menyenangkan.
D. Enjoyable
Aktivitas bermain lebih mengutamakan proses bermain"
tanpamemperhatikan hasil akhir dari bermain. Anak bermain dengan
tanpa harusmemperhatikan prestasi apa yang akan didapat apabila ia dapat
melakukan hal tersebut. mereka cenderung terpusat pada proses bermain"
seperti anak bisa memasang gambar sesuai dengan bentuknya.
E. Terbuka
Anak bebas memilih permainan atas kehendaknya tanpa ada yang
menyuruh atau memaksa . ketika seorang anak menyusun balok akan
disebut bermain seandainya aktivitas tersebut atas kehendak sendiri tanpa
ada yang menyuruh atau memaksa.
F. Imajinatif
Bermain mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Seorang anak yang
mempunyai daya imajinasi tinggi akan memungkinkan anak
bereksperimen pada hal-hal yang baru. Biasanya realitas internal lebih di
utamakan dari pada realitas eksternal, karena anak akan memberikan
makna baru terhadap obyek yang di mainkan dan mengabaikan
keadaan obyek yang sesungguhnya misalnya anak yang pura-pura
membakar sate tapi yang sebenarnya hanya mengipasi kepingan
gambar yang berbentuk ayam" sapi" kuda" bebek" atau menganggap
guling sebagai seekor kuda.
G. Bebas
Bermain bebas dari aturan-aturan yang ditetapkan dari luar dan hanya
menuntut keterlibatan aktif dari sang anak.
H. Dimensional
Bermain mempunyai batasan tertentu tanpa mengabaikan dalam
bermain. Bermain memiliki dimensi sebagai barometer.
BAB III

METODOLOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN
Belajar Melipat Kertas (origami)
B. DESKRIPSI PERMAINAN
Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan
oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan
di beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang
menghubungkannya dengan kotak lain. Dalam permainan ular tangga
edukatif ini, kelompok memodifikasi papan ular tangga menjadi kotak
kotak yang berisi gambar gambar edukatif untuk membantu pengembangan
intelektual anak.
Setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya
kotak di sudut kiri bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu. Bidak
dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Bila pemain
mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke
ujung tangga yang lain. Bila mendarat di kotak dengan ular, mereka harus
turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama yang
mencapai kotak terakhir.
Biasanya bila seorang pemain mendapatkan angka 6 dari dadu,
mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila tidak, maka giliran jatuh ke pemain
selanjutnya.
C. TUJUAN PERMAINAN
1. Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia sekolah (6
-12 tahun) selama kurang lebih 30 menit diharapkan anak dapat bermain
sambil belajar mengenal tanda umum anak bergizi baik.
2. Khusus
Bagi anak:
a) Dapat mengatur strategi dan kecermatan.
b) Dapat mengenal tanda tanda anak bergizi baik
c) Dapat mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan
permainan
d) Dapat berlatih bersosialisasi
e) Dapat berlatih bersikap sportif
f) Dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan pada anak
g) Dapat belajar pramatematika yaitu saat menghitung langkah pada
permainan ular tangga dan menghitung titik titik yang terdapat
pada dadu.

Bagi perawat:

a) Membangun trust antara pasien anak dan perawat.


b) Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak usia 6-12
tahun
c) Mampu mengenal karakter tiap anak usia 6-12 tahun
3. KETRAMPILAN YANG DI PERLUKAN
Anak dapat melakukan terapi bermain seperti bermain ular tangga dan
berhitung.
4. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan ini adalah Games. Games adalah permainan yang
menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan / skor.
5. ALAT YANG DIPERLUKAN
a) Alas duduk
b) Alat permainan ular tangga
6. WAKTU PELAKSANAAN
Program terapi ini dilakukan sesuai jadwal laboratorium.
7. PROSES BERMAIN
1. Persiapan (5 menit)
Eksplorasi perasaan perawat
Mengingat kembali konsep permainan
Persiapan anak, alat dan tempat oleh fasilitator
2. Pelaksanaan (20 menit)
Perkenalan anggota terapis dan salam oleh Leader
Kontrak waktu permainan oleh Leader
Penjelasan permainan oleh Leader
Fasilitator menyiapkan permainan
Permainan dimulai oleh Leader
Observer mengamati jalannya permainan
Fasilitator mendampingi anak dalam bermain
3. Evaluasi (5 menit)
Evaluasi proses dan jalannya permainan oleh observer
Memberikan reinforcement
Permainan diakhiri dan ditutup oleh Leader
8. HAL HAL YANG PERLU DIWASPADAI
1. Mengantisipasi terjadinya kebosanan anak
2. Mengantisipasi terjadinya kemalasan anak
3. Mengantisipasi tentang permainan yang meraka sukai dan tidak
sukai
9. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN
a) Bertengkar dengan anak yang lain
Lerai anak dari perselisihan. Libatkan fasilitator dalam melerai
perselisihan
Menanyakan alasan mengapa bertengkar dan memberikan
pengertian pada anak bahwa bertengkar itu tidak baik.
Biarkan anak tenang dahulu, jangan memaksa anak untuk
melanjutkan permainan
Jika anak sudah tenang, bujuk anak untuk saling memaafkan
dan melanjutkan permainan
b) Menangis
Tanyakan pada anak alasan ia menangis
Lakukan pendekatan yang baik untuk menenangkan anak
Setelah anak tenang, motivasi untuk melanjutkan permainan
c) Ingin BAK/BAB
Sebelum permainan dimulai, anak dipersilahkan untuk
BAK/BAB
Jika saat permainan berlangsung, anak ingin BAK/BAB maka
ditemani oleh fasilitator
d) Anak tiba tiba tidak mau bermain
Tanyakan pada anak mengapa ia tidak mau bermain
Jika memungkinkan, bujuk anak untuk bermain lagi
Jika anak mengatakan capai atau lelah, anjurkan anak untuk
istirahat dan bermain dapat dilakukan lain waktu
e) Bosan
Berikan permainan selingan, seperti ice breaking dan relaksasi
ringan
Terapis membuat situasi yang menyenangkan dan
meningkatkan motivasi
10 PENGORGANISASIAN & DENAH BERMAIN
1. Pengorganisasian
a. Dalam kegiatan terapi bermain anak saat ini perawat sebagai
leader yang tugasnya memberi tahu jalannya permainnan sampai
akhir permainan.
b. Penguji tugasnya menilai kegiatan sampai selesai yang di lakukan
oleh dosen pengampu materi anak 1.
c. Orang tua pasien tugasnya mendampingi jalannya permainan

2. Denah bermain

Keterangan :
: Fasilitator
: Leader
: orang tua pasien
: pasien
: Observer

11 KRITERIA EVALUASI (struktur, proses, hasil)


Setelah melakukan terapi bermain. Dievaluasi dalam hal :
1. Evaluasi struktur
leader telah menyiapkan pre planning terapi bermain, membentuk
kontrak mengenai terapi bermain dengan anak.
2. Evaluasi proses
Selama terapi bermain anak kooperatif dengan penguji dan mau
bermain dengan penguji dan orang tua.
3. Evaluasi hasil
a. Anak menikmati permainan.
b. Anak mampu mengendalikan emosinya.
c. Anak tidak mengalami kelelahan setelah melakukan permainan.
d. Anak mampu bersosialisasi dengan teman bermainnya.
e. Anak mampu berhitung

BAB IV

PELAKSANAAN BERMAIN

A. TAHAP PERSIAPAN
Persiapan (5 menit)
1. Eksplorasi perasaan perawat
2. Mengingat kembali konsep permainan
3. Persiapan anak, alat dan tempat oleh fasilitator
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan (20 menit)
1. Perkenalan anggota terapis dan salam oleh Leader
2. Kontrak waktu permainan oleh Leader
3. Penjelasan permainan oleh Leader
4. Fasilitator menyiapkan permainan
5. Permainan dimulai oleh Leader
6. Observer mengamati jalannya permainan
7. Fasilitator mendampingi anak dalam bermain
C. EVALUASI
Evaluasi (5 menit)
1. Evaluasi proses dan jalannya permainan oleh observer
2. Memberikan reinforcement
3. Permainan diakhiri dan ditutup oleh Leader
D. FAKTOR PENDUKUNG
Dalam melakukan kegiatan terapi bermain pada anak banyak yang
mendukung jalannya permainnya, dimulai dari anaknya yang sudah mau
diajak untuk bermain, ibu sang anak yang mampu mendampingi anaknya
dalam bermain ular tangga, dan penyediaan alat yang dibutuhkan oleh
pelaksana .
E. HAMBATAN
1. Penggunaan media permainan ular tangga memerlukan banyak waktu
untuk menjelaskan kepada anak.
2. Permainan ular tangga tidak dapat mengembangkan semua
materi pembelajaran
3. Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh anak dapat
menimbulkankericuhan.
4. Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan
mengalamikesulitan dalam bermain.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Bermain tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang
dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan
sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral
sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan
yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan
idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah
dan membantu anak untuk beradaptasi.
B. Saran
Saran kepada orang tua dan pelayanan kesehatan diharapkan orang tua lebih
selektif dan memahami fungsi dari alat permainan yang akan diberikan
kepada anak, dapat menyesuaikan kepada umur anak sehingga dapat
merangsang tumbuh kembang secara optimal .

DAFTAR PUSTAKA

Anggani, Sudono. 2004. Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan
Usia Dini. Jakarta : Grafindo.
Hurlock, E. 2004. Psikologi perkembangan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Narendra, Sularso, dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta :
Sagung Seto.
Pusdiknakes. 1993. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga.
Jakarta : Depkes.
Soettjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Wong Donna L. 2000. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa :
Monica Ester. Jakarta : EGC.
Wong, D.L, et al. 2009. buku ajar keperawatan anak pediatrik. Vol.1. jakarta
:EGC
Yupi, Supartini. 2004. Buku ajar konsep keperawatan dasar anak. jakarta : EGC
http://wildamaria.blogspot.co.id/2013/05/terapi-bermain-anak-usia-6-12-
tahun.html. (Diakses pada tanggal 15 Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai