Anda di halaman 1dari 11

______________________________________________________________

“PERAWATAN PULPEKTOMI VITAL PADA GIGI MOLAR SATU


BAWAH SULUNG DENGAN BAHAN PENGISI ZOE”
Putri Syawalani Hery Karni
130 600 001
Fakultas Kedokteran Gigi, Sumatera Utara
Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan 20155
______________________________________________________________

PENDAHULUAN

Perawatan endodonti dapat didefinisikan sebagai perawatan atau


tindakan yang diambil untuk mempertahankan gigi vital, gigi mati atau gigi
non vital, dalam keadaan berfungsi dilengkung gigi. Terapi akar baik pada
gigi tetap mau pun gigi sulung tetap sama. Hanya tehnik yang digunakan
untuk mencapai keberhasilannya berbeda. Pada gigi sulung saluran akar harus
diisi dengan bahan pengisi yang dapat diserap, yang akan teresorpsi dengan
kecepatan yang sama dengan akar gigi.3

Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan


pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari
pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi
yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Ini
berarti bahwa tidak terdapat lagi simtom, dapat berfungsi dengan baik dan
tidak ada tanda-tanda patologis yang lain. Faktor pertimbangan khusus
diperlukan pada saat memutuskan rencana perawatan yang sesuai untuk gigi
geligi sulung yaitu untuk mempertahankan panjang lengkung rahang.
Banyaknya kunjungan pada anak sering sekali membuat pasien tidak
kooperatif dan sering juga kesibukan oleh orang tua yang menyebabkan
perawatan endodonti pada anak sering mengalami kegagalan. Kurangnya

1
sarana prasarana terutama foto rontgen dalam praktek dokter gigi juga
membuat penanganan endodonti pada anak sering mengalami kegagalan. One
visit endodonti pada anak merupakan alternative suatu perawatan yang bisa
dilakukan untuk mempersingkat waktu dan dilakukan seideal mungkin.2

Perawatan endodontik pada gigi sulung juga bertujuan menjaga


kesehatan anak dan mempertahankan gigi sulung yang pulpanya telah terbuka
sampai periode eksfoliasi normal dan gigi permanen erupsi. PSA (perawatan
saluran akar) diindikasikan pada infeksi pulpa irreversible. Keberhasilan
perawatan endodontik tergantung dari reduksi atau eliminasi bakteri pada
saluran akar dan dapat ditingkatkan dengan penggunaan bahan pengisi saluran
akar yang bersifat antimikroba.1

Perawatan pulpa pada anak ada beberapa jenis yaitu pulp capping,
pulpotomi serta pulpektomi. Pada makalah ini akan dibahas mengenai
perawatan gigi molar satu desidui rahang bawah dengan menggunakan jenis
perawatan pulpektomi vital.

PULPEKTOMI

Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari


seluruh akar dan korona gigi.

Indikasi pulpektomi :

1. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi
vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah non vital.
2. Saluran akar dapat dimasuki instrumen.
3. Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari
sepertiga apical.4

2
Kontra indikasi pulpektomi :

1. Resorpsi akar gigi yang meluas.


2. Kesehatan umum yang tidak baik.
3. Pasien tidak kooperatif.
4. Gigi goyang disebabkan keadaan patologis.

Pulpektomi dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. Pulpektomi vital
Pulpektomi vital sering dilakukan pada gigi anterior dengan karies yang
telah meluas ke arah pulpa, atau gigi yang mengalami fraktur.5
2. Pulpektomi devital
Pulpektomi devital sering dilakukan pada gigi posterior yang telah
mengalami pulpitis atau dapat juga pada gigi anterior pada pasien yang
tidak tahan terhadap anastesi. Pemilihan kasus untuk perawatan secara
pulpektomi devital ini harus benar-benar dipertimbangkan dengan melihat
indikasi dan kontraindikasinya. Perawatan ini sekarang sudah jarang
dilakukan pada gigi tetap, biasanya langsung dilakukan perawatan
pulpektomi vital walaupun pada gigi posterior. Pulpektomi devital masih
sering dilakukan hanya pada gigi sulung, dengan mempergunakan bahan
devitalisasi para formaldehid, seperti Toxavit dan lain-lain.5
3. Pulpektomi non vital
Perawatan saluran akar ini sering dilakukan pada gigi anterior yang
mempunyai saluran akar satu, walaupun kini telah banyak dilakukan pada
gigi posterior dengan saluran akar lebih dari satu jika sarana benar-benar
mengizinkan dengan seleksi kasus yang tepat. Gigi yang dirawat secara
pulpektomi non vital adalah gigi dengan diagnosis ganggren pulpa atau
nekrosis.5
Pada makalah ini akan dibahas mengenai perawatan pulpektomi vital
pada gigi molar satu sulung rahang bawah.

3
PULPEKTOMI VITAL

Pulpektomi vital adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa. Ini


merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan
irreversible.6

Meskipun perawatan ini memakan waktu lama, dan lebih sukar dari
pada pulp caping dan pulpotomi, namun lebih disukai karena hasilnya lebih
dapat diramalkan. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat, serta
seluruh sistem saluran akar diisi dengan baik, keberhasilan hampier selalu
dapat diharapkan.6

Indikasi pulpektomi vital :

1. Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis.


2. Molar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun.
3. Tidak ada bukti-bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih
dari 2/3.

Kontra indikasi pulpektomi vital :

1. Kesehatan umum yang tidak baik.


2. Pasien tidak kooperatif.
3. Gigi yang goyang disebabkan keadaan patologis.

Tehnik pulpektomi vital pada gigi molar sulung :

1. Rotgen Foto.
2. Anastesi local.
Anestesi yang paling umum digunakan adalah lidokain 2% dengan
epinefrin 1:100.000. Lidokain adalah obat yang aman dan efektif.9 Tehnik
anastesi yang digunakan adalah infiltrasi anastesi. Tahap melaksanakan
infiltrasi anastesi :

4
 Keringkan mukosa dan aplikasikan bahan topical anastesi selama 2
menit.
 Bersihkan kelebihan bahan topical anastesi.
 Tarik mukosa.
 Untuk mengalihkan perhatian anak, dokter gigi dapat menekan
bibir dengan tekanan ringan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk sehinggi mukosa yang disuntik terlihat.
 Masukan jarum, jika menyentuh tulang tarik jarung keluar sedikit.
 Aspirasi.
 Suntukan bahan anastetikum 0,5 – 1,0 cc secara perlahan ( 15 – 30
detik ).
3. Isolasi daerah kerja.
4. Preparasi kavitas sesuai dengan lesi karies (Gambar 3-A).
5. Untuk mengangkat sisa-sisa karies dan debris pada ruang pulpa dipakai
bur besar dan bulat. Periksa apakah semua jaringan pulpa koronal telah
terangkat. (Gambar 3-B,C).
6. Setelah ruang pulpa terbuka, perdarahan dievaluasikan dan eksudasi
purulent (Gambar 3-D).
7. Jaringan pulpa diangkat dengan file endodontic (Gambar 3-E). Mulai
dengan file ukuran no. 15 dan diakhiri file ukuran no. 35. Pada gigi
sulung, preparasi dilakukan hanya untuk mengangkat jaringan pulpa,
bukan untuk memperluas saluran akar.
8. Irigasi saluran akar denga bahan H2O2 3%. Keringkan dengan gulungan
kapas kecil dan paper point. Jangan sekali-kali mengalirkan udara
langsung ke saluran akar (Gambar 3-F).
9. Apabila pendarahan terkontrol dan saluran akar sudah kering maka saluran
akar diisi dengan Semen Zink Oxide Eugenol. Campur pada pad, angkat
dengan amalgam carrier dan masukan kedalam ruang pulpa (Gambar 3-
G).

5
10. Gunakan amalgam plugger dan berikan tekanan secara konstan untuk
memadatkan Semen Zink Oxide Eugenol.
11. Metode alternative lainnya adalah dengan menggunakan campuran tipis
Zink Oxide Eugenol pada file atau paper point dan memadatkannya pada
saluran akar. Bentuklah campuran tebal Zink Oxide Eugenol seperti cone
dan padatkan pada saluran akar dengan menggunakan gulungan kapas
lembab sebagai kondensor.
12. Rotgen foto untuk memastikan bahwa saluran akar sudah terisi dengan
Zink Oxide Eugenol. Karena kalsifikasi saluran akar, Zink Oxide Eugenol
tidak mencapai apeks gigi, tetapi gigi geligi sering tetap berfungsi
sebelum molar permanen pertama erupsi.
13. Pasien diminta datang kembali dalam waktu satu atau dua minggu untuk
mengevaluasi keberhasilan perawatan. Gigi geligi yang menunjukan
gejala bebas penyakit secara klinis dan radiografis dengan eksfolisasi
dalam batas-batas waktu normal diangggap sukses.

Gamabar 1 : Tehnik Pulpektomi Vital pada Gigi Molar Sulung

6
ZINC OXIDE EUGENOL ( ZOE )

Keberhasilan perawatan endodontik dapat ditingkatkan dengan


penggunaan bahan pengisi saluran akar yang bersifat antimikroba. Salah satu
bahan yang dapat digunakan adalah Zinc Oxide Eugenol.3

ZOE biasanya dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-
kadang sebagai dua jenis pasta. ZOE dapat digunakan sebagai restorasi
sementara dan jangka menengah, pelapik kavitas, basis penahan panas, semen
perekat sementara serta permanen.7

Komponen utama dari ZOE adalah oksida seng dan eugenol. ZOE
memiliki kekuatan berkisar antara 3 sampai 55 MPa. Kekuatan ZOE
tergantung pada tujuan kegunaannya.7

ZOE dapat digunakan sebagai pengisi saluran akar dengan atau tanpa
gutta percha. Sifat – sifat semen ini berdasarkan spesifikasi ANSI/ADA No.
57 ( ISO 6876). Nilai viskositas antara 8 – 680,000 cp ( centipoises ) dan flow
minimum 20 mm. Setting time semen ini sekitar 15 menit sampai 12 jam pada
temperatur mulut atau ± 10% dari nilai pabrikan. Sealer akan set lebih cepat
pada temperatur mulut dibandingkan pada temperatur ruang. Compressive
strength antara 8-50 Mpa. Solubilitas antara 0,1-3,5%, namun maksimum
solubilitas yang diinginkan adalah 3,0%. Radiopasitas yang diinginkan,
minimum 3 mm aluminium. Nilai radiolusensi sealer antara 0,10 – 0,98.
Perubahan dimensi antara 0,7 – 5,0 %.8

PEMBAHASAN

Prosedur PSA meliputi preparasi secara mekanis, irigasi saluran akar,


medikasi intrakanal, dan pengisian dengan material antimikroba. Faktor-faktor
penyebab kegagalan antara lain kompleksnya anatomi gigi sulung, pemilihan
bahan pengisi, peletakan bahan pengisi yang kurang adekuat, atau kondisi
patologis yang sudah meluas.3

7
Menurut anatomi gigi sulung secara umum, jumlah saluran akar gigi
molar sulung mandibula adalah 2-4 dengan pola morfologi mengikuti bentuk
eksternal akar. Pada penelitan banyak ditemukan variasi karena karena saluran
akar pada gigi sulung memiliki banyak ramifikasi dan delta. Gigi molar
sulung mandibula pertama dikatakan memiliki banyak variasi karena akar
yang lebih tebal. Kompleksitas anatomi saluran akar ini menimbulkan
kesulitan secara klinis. Hal ini menyebabkan pentingnya pemilihan teknik dan
material untuk PSA gigi sulung karena preparasi mekanis secara menyeluruh
sulit dilakukan.3

Keberhasilan perawatan endodontik dapat ditingkatkan dengan


penggunaan bahan pengisi saluran akar yang bersifat antimikroba. Bahan
pengisi kombinasi ZOE-formokresol memiliki sifat antimikroba yang
superior, namun pada beberapa penelitian bahan ini juga bersifat toksik
terhadap jaringan.3

Formokresol dikenal sebagai antimikroba yang superior, dan ZOE


(zinc oxide eugenol) adalah bahan pengisi yang sudah banyak digunakan serta
dapat menjadi carrier bagi formokresol. Tingkat kesuksesan kombinasi ZOE-
formokresol dalam perawatan saluran akar dilaporkan dari beberapa penelitian
berkisar antara 74,5% - 99%. Variasi ini disebabkan adanya perbedaan
protokol perawatan, kriteria inklusi gigi yang dirawat, waktu kontrol, serta
definisi yang berbeda-beda dari kesuksesan secara klinis, radiografis atau
keduanya.3

Pengisian dengan kombinasi ZOE-formokresol untuk meningkatkan


efek antibakteri. Penambahan formokresol diharapkan dapat meningkatkan
kesuksesan perawatan dan mempercepat resorbsi bahan pengisi. Formokresol
pada konsentrasi 0,33-0,5% bersifat bakterisida terdahap Streptococcus
faecelis, Streptococcus salivarius, dan Staphylococcus aureus. Pada penelitian
mengenai keefektifan sifat antibakteri lima bahan pengisi saluran akar,

8
didapatkan kombinasi ZOE-formokresol memiliki zona inhibisi paling luas.
Aksi antimikroba didapatkan dari kandungan formaldehid pada formokresol,
sedangkan kresol adalah pelarut formaldehid, dan merupakan desinfektan.
Tingkat keberhasilan ZOE sebagai bahan pengisi menurut suatu penelitian
adalah 82,5%, sedangkan pada penelitian lain perawatan saluran akar dengan
bahan pengisi kombinasi ZOE-formokresol didapatkan tingkat keberhasilan
klinis yang lebih tinggi yaitu 90%, dan secara radiografis 77,3%.3

Bahan pengisi ZOE-formokresol memiliki kekurangan karena


kandungan formokresolnya. Kandungan formaldehid pada formokresol
dinyatakan toksik, merusak jaringan ikat, serta dapat diabsorbsi secara
sistemik. Penambahan bahan yang mengandung formaldehid dinyatakan
meningkatkan toksisitas eugenol serta menghambat terjadinya penyembuhan.
Dahulu bahan yang mengandung formaldehid sering digunakan karena
menyebabkan nekrosis jaringan termasuk sel saraf terminal dan sel imun
sehingga membuat tanda-tanda inf lamasi tertutupi.9 Pada beberapa penelitian
dikatakan bahwa penambahan formokresol pada bahan pengisi ZOE tidak
meningkatkan kesuksesan perawatan.6,10 Pada penelitian bikompatibilitas
ZOE-formokresol dengan perbandingan 6g : 1ml : 1ml didapatkan kematian
sel,sitotoksik, dan menyebabkan sensitisasi imun.3

Berdasarkan rekomendasi AAPD, target dari perawatan saluran akar


gigi sulung adalah gejala klinis harus hilang dalam beberapa minggu dan
secara radiografis proses infeksi harus dapat teratasi dalam waktu 6 bulan,
yaitu dengan terbentuknya deposisi tulang pada area yang tadinya radiolusen.
Ketika proses infeksi tidak bisa dihentikan dengan perawatan pulpa yang
sudah dilakukan, penyembuhan tulang pendukung tidak didapatkan, atau
terjadi resorpsi patologis yang luas, dipertimbangkan dilakukan ekstraksi.3

9
KESIMPULAN

Perawatan pulpa pada gigi desidui memiliki banyak tujuan salah


satunya adalah untuk mempertahankan gigi pada posisinya agar tidak
terjadinya gangguan tumbuh kembang pada lengkung rahang dan gigi dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Pada perawatan pulpa gigi desidui dengan
menggunakan pulpektomi vital merupakan pembuangan seluruh jaringan
pulpa pada gigi desidui yang ada pada kamar pulpa maupun saluran akar.
Bahan pengisi yang dapat kita gunakan adalah Zinc Oxide Eugenol ( ZOE ).
Bahan ini dapat dikombinasi dengan Formokresol untuk meningkatkan efek
antibakteri walaupun masih memiliki kekurangan pada formokresol yang
memiliki sifat toksik.

Akan tetapi tingkat keberhasilan ZOE sebagai bahan pengisi menurut


suatu penelitian adalah 82,5%, sedangkan pada penelitian lain perawatan
saluran akar dengan bahan pengisi kombinasi ZOE-formokresol didapatkan
tingkat keberhasilan klinis yang lebih tinggi yaitu 90%, dan secara radiografis
77,3%.3

DAFTAR PUSTAKA

1. Harty F J. Endodonti Klinis. Ahli bahasa Yuwono Lilian Jakarta :


HIPOKRATES, 1993 : 1, 48, 292-303.
2. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sultan Agung (UNISSULA). Perawatan
Endodontik pada Anak. 13 Desember 2011.
http://fkg.unissula.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=24
:perawatan-endodontik-pada-anak&catid=2:berita-utama-fkg. 24 Desember
2015.
3. Pediarahma A, Rizal M F. Zinc Oxide Eugenol – Formokresol Root Canal
Treatment Fails to Treat A Deciduous Tooth with Dentoalveolar Abses.
Journal Of Dentistry Indonesia. 2014, Vol 21. No. 3, Hal 102-6.

10
4. Tarigan Rasinta. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) Edisi 2 Revisi. Jakarta :
EGC, 2004 : 145-153.
5. Yanti Nevi. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta : EGC, 2015 :144-151.
6. Bence Richard. Handbook of Clinical Endodontics. C V Mosby Company,
1976. 13.
7. Anusavice Kennenth J. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi (
Phillip’s Science Of Dental Materials ). Ahli bahasa Yuwono Lilian Jakarta :
EGC, 2003 : 460-8.
8. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi et al. Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran
Gigi Edisi Revisi. Medan : USUPress, 2014 : 144-8.

11

Anda mungkin juga menyukai