Anda di halaman 1dari 42

DESAIN DAN REKAYASA PERSIMPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN DARAT


Jl. Salemba Tengah II/1 – Jakarta Pusat
Telp. 3107879, 3908237 Fax. 3147975
1. Adalah simpul pada jaringan jalan dimana jalan-jalan
bertemu dan lintasan kendaraan berpotongan.
2. Merupakan faktor-faktor yang paling penting dalam
menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu
jaringan jalan, khususnya di daerah-daerah perkotaan.
3. Merupakan tempat yang rawan terhadap kecelakaan karena
terjadinya konflik antar kendaraan ataupun antara
kendaraan dengan pejalan kaki.
1. Volume dan kapasitas, yang langsung
mempengaruhi hambatan.
2. Disain geometrik dan kebebasan pandang.
3. Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan,
lampu jalan.
4. Parkir, akses, dan pembangunan yang sifatnya
umum.
5. Pejalan kaki.
6. Jarak antar persimpangan.
Mengurangi (atau menghindari) kemungkinan
terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh
adanya titik-titik konflik.
Menjaga agar kapasitas persimpangan dapat
beroperasi secara optimal sesuai rencana.
Memberikan petunjuk yang jelas, pasti dan
sederhana dalam mengarahkan arus lalu lintas.
Memberikan lintasan yang termudah bagi pergerakan lalu
lintas.
Didesain sedemikian rupa, sehingga kendaraan dapat
mengikuti lintasan-lintasannya secara alamiah.
Radius-radius yang kecil dan lengkung kurva-kurva yang
berbalik harus dihindarkan.
Radius simpang disesuaikan dengan fungsi jalan, minimum
mampu mengakomodir maneuver (swept path) jenis mobil
pribadi
Hindari kaki persimpangan yang jalannya menanjak.
Menjamin bahwa para pengemudi dapat melihat secara
mudah dan cepat terhadap lintasan yang harus diikutinya, dan
dapat mengantisipasi secara dini kemungkinan gerakan yang
berpotongan, bergabung dan berpencar.
Swept path Jarak Pandang
PRINSIP DASAR REKAYASA PERSIMPANGAN

• Meminimumkan daerah atau luasan konflik


• Mengurangi jumlah titik konflik
• Memisahkan titik konflik
• Memprioritaskan lalu lintas utama
• Mengendalikan kecepatan
• Memandu lintasan kendaraan
• Memperbaiki sudut pandang semua pemakai jalan
• Memilih dan menempatkan rambu dan marka jalan dengan tepat
• Memberi penerangan jalan yang memadai
Desain Geometrik

•Potongan melintang jalan mencakup perkerasan jalan, bahu jalan,


median trotoar, dan saluran drainase serta aspek superelevasi jalan.

•Alinyemen horisontal mencakup aspek lengkung horisontal :


lengkung lingkaran, lengkung peralihan, kelandaian relatif.

•Alinyemen vertikal mencakup aspek-aspek : lengkung cembung


dan cekung, kelandaian maksimum, landai kritis dan lajur pendakian
Fasilitas dan Perlengkapan Persimpangan

 Apill
 Rambu
 Marka
 Penyeberangan pejalan kaki
 Penerangan
 Perhentian bus
 Parkir kendaraan

Lansekap Daerah Persimpangan


 Tidak menutupi pandangan pengemudi
 Memiliki warna-warna yang cerah
 Tinggi tanaman < 80 cm

 Tata letaknya disesuaikan dengan tipe simpangnya


Hieraki perekayasaan Persimpangan

1. Simpang sederhana (uncontrolled intersection)


2. Prioritas (Give-way)
3. Dengan Lampu lalu lintas (Signalised intersection)
4. Bundaran lalu lintas (Roundabout)
5. Persimpangan tidak sebidang (Grade separated)
Faktor yang mempengaruhi

1. Volume lalu lintas


2. Karakteristik lalu lintas
3. Topografi dan ketersediaan lahan
4. Lingkungan
5. Biaya
6. Faktor manusia
Tujuan rekayasa Persimpangan

• Berkaitan dengan efisiensi dan keselamatan.


• Efisiensi berkenaan lamanya tundaan lalu lintas yang berakibat
biaya waktu perjalanan dan biaya operasi kendaraan menjadi lebih
tinggi pada saat macet. Efisiensi juga berkenaan dengan biaya
konstruksi dan biaya pengoperasian sistem pengendalian lalu
lintas yang diterapkan.
• Keselamatan berkenaan dengan memperkecil resiko terjadinya
kecelakaan di persimpangan, dengan mengurangi/menghilangkan
jumlah dan daerah konflik lalu lintas, penurunan kecepatan, serta
perbaikan jarak dan sudut pandang persimpangan bagi semua
pengendara.
• Juga ditujukan untuk kepentingan perbaikan lingkungan,
memberikan prioritas, dan tujuan lainnya
PEMILIHAN METODE PENGENDALIAN
Secara umum pengendalian persimpangan mempertimbangkan hierarki
volume, karakteristik lalu lintas, topografi, dan ketersediaan lahan,
Lingkungan, Biaya, dan Faktor Manusia

Pertimbangan hierarki jalan

Hierarki Jalan Arteri primer Arteri sekunder Kolektor Lokal


Arteri primer Traffic light Traffic light Stop dua arah pada Stop dua arah pada
Persimpangan tak Persimpangan tidak jalan kolektor jalan lokal
sebidang sebidang (studi kasus) Traffic light
Arteri sekunder Traffic light Stop dua arah pada Stop dua arah pada
jalan kolektor jalan lokal
Traffic light
Kolektor Stop dua arah pada Pemberian rambu
jalan Minor prioritas pada jalan
lokal
Stop dua arah pada
jalan lokal
Lokal Tidak ada kontrol
Pemberian rambu
prioritas pada jalan
minor
Stop dua arah pada
jalan minor

Sumber : Pengendalian Persimpangan, Pusdiklat Phb. Darat, 1996


Pertimbangan Volume lalu lintas, kecelakaan, geometri simpang
Dan pengaturannya
Tipe Pengendalian Volume Kecelakaan Geometri Operasi

Proritas Umumnya rendah 5 tabarakan tegak Persimpangan pada Kecepatan di jalan


lurus dalam periode jalan minor sehingga minor mendekati 16
24 bulan atau 7 jarak pandang km/jam
tabrakan dalam terbatas
periode 36 bulan Kanalisasi belok kiri
Stop dua arah Umumnya volume Analisis kasus Jalan minor memasuki Dalam satu area ada
rendah pada jala kecelakaan terbaru jalan raya utama persimpangan yang
minor (semua berdasarkan tipe dan Jarak pandang tidak dilengkapi
jalan satu jalur) kekerasannya terbatas pada satu rambu, sementara
(kefatalan ) atau lebih jalan persimpangan lain ada
rambu

Stop semua arah Volume sedang di 7 atau lebih tabrakan


semua jalan pada periode 24 bulan
(semua jalan satu atau 10 tabrakan
jalur) dalam jangka 36 bulan
Perbandingan yang bersifat dapat
volume lalu lintas diperbaiki
pada jalan utama
dan jalan minor
kurang lebih 60
% dan 40 %
Traffic Light Pembenaran Upaya perbaikan Jarak pandang dari Lihat ketentuan pada
pemasangan pegaturan untuk salah satu posisi pokok bahasan
traffic light menurunkan berhenti sangat pembenaran
kecelakaan mengalami terbatas pemasangan trafic
kegagalan light
Lihat ketentuan pada
pokok bahasan
pembenaran
pemasangan traffic
light

Sumber : Pengendalian Persimpangan, Pusdiklat Phb. Darat, 1996


Pengendalian simpang; ARRB Australia
Uncontrolled intersection

1.Persimpangan Sederhana, bila:


a.Arus rendah, kecepatan lalu lintas
rendah
b.Kendaraan dari kiri mendapat prioritas
c. Persimpangan seperti ini banyak
ditemukan di jalan lingkungan kawasan
pemukiman.
Persimpangan Prioritas
(Give-way Intersection)

 Harus teridentifikasi antara jalan mayor dan jalan


minor
 Kendaraan pada jalan mayor diberi prioritas untuk
lewat terlebih dahulu
 Kendaraan jalan minor bergerak jika tersedia cukup gap
pada jalan mayor
 Harus diberi rambu lalu lintas 'beri kesempatan' berupa
segitiga terbalik yang ditempatkan dijalan minor. Untuk
lebih mempertegas digunakan rambu 'stop' dimana
pengemudi dijalan minor wajib berhenti
 Harus dilengkapi marka jalan sebagai pelengkap rambu
Beri Kesempatan dan Rambu Stop.
SIMPANG PRIORITAS
Persimpangan Traffic Light
(Signalized Intersection)

1. Untuk menghindari kemacetan simpang akibat adanya


konflik arus lalu lintas, sehingga terjamin bahwa suatu
kapasitas tertentu dapat dipertahankan, bahkan
selama kondisi lalu lintas jam puncak.
2. Untuk memberi kesempatan kepada kendaraan
dan/atau pejalan kaki dari jalan simpang (kecil) untuk
memotong jalan utama.
3. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas
akibat tabrakan antara kendaraan-kendaraan dari arah
yang bertentangan.
MANFAAT APILL
1. Meningkatkan keselamatan LL pada persimpangan
• Mengurangi/menghilangkan konflik
• Mengontrol kecepatan kendaraan
2. Meningkatkan effesiensi pergerakan LL pada persimpangan ->
melalui efektivitas pemanfaatan kapasitas persimpangan
3. Pemberian fasilitas bagi penyeberang pejalan kaki
4. Pengaturan distribusi dari kapasitas berbagai arah arus lalu lintas
(kendaraan umum, kendaraan pribadi, sepeda motor dan lain-lain).

Keberhasilan ditentukan oleh :


1. Berkurangnya penundaan waktu (delay)
2. Angka kecelakaan berkurang
Persimpangan Traffic Light
(Signalized Intersection)

Kriteria :
1. Arus Lalin > 750 kendaraan/jam (selama 8 jam)
2. Hambatan rata-rata di persimpangan >30 detik
3. Simpang yang digunakan > 175 pejalan Kaki
(selama 8 Jam )
4. Ratio tingkat kecelakaan yang tinggi
5. Kombinasi
6. Simpang yang termasuk dalam Perencanaan
ATCS
Isyarat Lampu Lalu Lintas
– Isyarat lampu yang digunakan ditetapkan berdasarkan ketentuan
internasional Vienna Convention on Road Signs and Signals tahun
1968, dimana isyarat lampu merah berarti berhenti, isyarat lampu kuning
berarti bersiap untuk berhenti atau jalan, sedang isyarat lampu hijau
berarti berjalan.
– Urutan lampu menyala seperti ditunjukkan dalam gambar adalah:
– Lampu merah menyala, kendaraan berhenti
– Lampu merah dan kuning menyala, kendaraan bersiap untuk berjalan
– Lampu hijau, kendaran berjalan
– Lampu kuning, kendaraan berhenti kecuali terlalu dekat dengan garis
henti atau kalau berhenti dapat mengakibatkan celaka kendaraan masih
bisa berjalan.
APILL Primer & Sekunder

TL Primer
TL Sekunder
Prinsip-Prinsip Dasar Perencanaan
1. Jari-jari tikungan antara 6 – 9 meter
Terlalu besar: waktu hilang tinggi
Terlalu kecil: sulit membelok
2. Untuk simpang besar; ada sinyal utama/primer dan sinyal
sekunder, agar terlihat dari semua arah
3. Ada fasilitas penyeberangan
4. Ke kiri boleh terus; lajur khusus agar tidak tertutup kendaraan
antrian
5. Marka dengan tanda panah untuk pemisahan lajur masing-
masing arah
6. Jalur khusus bus tidak sampai stop line agar tidak
mengganggu antrian
7. Larangan parkir sampai perkiraan panjang antrian
Bundaran
(ROUNDABOUT)
Bundaran (ROUNDABOUT)
1. Bundaran lalu lintas digunakan jika arus pada masing-
masing kaki simpang relatif seimbang
2. Jika arus belok kanan besar (> 30%)
3. Terdapat ≥ 4 kaki simpang
4. Tersedia lahan yang memadai untuk dibuat bundaran
lalu lntas

Ukuran Bundaran (ROUNDABOUT)

1. Bundaran lalu lintas kecil (diameter max 4 m)


2. Bundaran lalu lintas sedang (diameter 4 – 25 m)
3. Bundaran konvensional/besar (diameter > 25 m)
Aturan berlalu lintas pada Bundaran
(ROUNDABOUT)

Aturan yang berlaku pada bundaran lalu lintas adalah


kendaraan yang berada di bundaran mendapat prioritas
terlebih dahulu.
Benefits of Roundabout
1. Memaksa kendaraan untuk mengurangi kecepatan,
karena kendaraan dipaksa untuk membelok mengikuti
jalan yang mengelilingi bundaran
2. Menghilangkan konflik berpotongan (crossing conflict),
dan digantikan dengan konflik (weaving conflict) yang
dapat berlangsung dengan lebih lancar, tanpa harus
berhenti bila arus tidak begitu besar
3. Tidak ada hambatan tetap, karena dihentikan oleh lampu
merah, tetapi dapat langsung memasuki persimpangan
dengan prioritas pada kendaraan yang berada
dibundaran
4. Mudah untuk meningkatkan kapasitas persimpangan
dengan cara memperlebar kaki-kaki persimpangan
SIMPANG TIDAK SEBIDANG
Persimpangan Tidak Sebidang
(Grade Separated)

 Dipilih jika simpang TL dan bundaran lalu lintas


sudah tidak dapat mengurangi tundaan dan
antrian kendaraan (sudah jenuh)
 Simpang tidak sebidang terdiri dari 2 jenis :
flyover (elevated) dan underpass.
 Kerugiaannya adalah biaya pembangunan yang
sangat mahal dan membutuhkan area yang cukup
besar
Jenis baru??

1.Sebidang
2.Bukan simpang prioritas
3.Tanpa APILL TAPI Tanpa konflik LL INOVASI..!!!
4.Bukan bundaran
Persimpangan Traffic Light
(Signalized Intersection)
Efek dari Sinyal Lalu Lintas

Penerapan sinyal lalu lintas dari simpang diharapkan


dapat memberikan efek-efek:
 Peningkatan keselamatan lalu lintas.
 Pemberian fasilitas kepada penyeberangan pejalan
kaki
 Peningkatan kapasitas dari simpang antara dua jalan
yang sibuk
 Pengaturan distribusi dari kapasitas berbagai arah
arus lalu lintas atau kategori arus lalu lintas
(kendaraan umum, bis dll).
ISTILAH DAN DEFINISI

WAKTU SIKLUS
Waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal

FASE
Bagian dari siklus-sinyal dengan lampu hijau disediakan bagi
kombinasi tertentu dari gerakan lalu-lintas

PENDEKAT
Daerah dari suatu lengan persimpangan jalan untuk
kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis henti
KARAKTERISTIK SIMPANG BER-APILL

• Waktu siklus:
Makin panjang – makin tinggi kapasitas
Makin panjang – makin tinggi tundaan/antrian
Sangat pendek – tundaan/antrian tinggi

• Fase:
Makin banyak – kapasitas turun
Makin sedikit – kapasitas naik, tetapi konflik bertambah

• Pendekat:
Makin lebar – kapasitas naik
Jenis-jenis rencana fase sinyal
PENGATURAN WAKTU SINYAL APILL
• Pengaturan waktu dari persimpangan dengan sinyal secara individu mencakup
penentuan dari parameter-parameter utama sebagai berikut:
• Periode intergreen antara phase
• Waktu siklus (cycle time}
• Pembagian waktu hijau kemasing-masing phase

• Prinsip-prinsip dasar untuk pengaturan waktu dapat dinyatakan sebagai berikut:


– Tidak terdapat arus lalu lintas yang harus menunggu pada lampu merah jika dapat melewati
persimpangan tanpa mengganggu arus lalu lintas lainnya.
– lalu lintas selama lampu hijau dilakukan seefektif mungkin (pada tingkat arus jenuh) dalam
usaha menghasilkan sekecil - kecilnya tundaan yang mungkin untuk arus lalu lintas yang
mendapat lampu lalu lintas.
– Pengaturan waktu lalu lintas umumnya didasarkan pada kriteria untuk meminimumkan tundaan
kendaraan rata-rata atau kombinasi dari tundaan dan jumlah dari stop. Faktor berikutnya yang
penting adalah sehubungan dengan konsumsi energi, polusi suara dan udara serta keselamatan
lalu lintas dalam memenuhi kapasitas antrian harus seluruhnya disalurkan sebelum akhir dari
hijau.
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L
• Manual, yaitu digerakkan oleh manusia
(Manual Actuated Traffic Light Controller):
- Full manual : perpindahan nyala lampu secara penuh
dilakukan secara manual;
- Semi manual : Telah mempunyai program tetap,
namun penyalaan lampu hijau dapat
diatur secara manual oleh petugas;

• Kontrol dengan waktu tetap (Pre-timed)


Kontrol ini mempunyai pengaturan waktu hijau yang telah
ditentukan sebelumnya.
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L
• Vehicle Actuated
Waktu Hijau SESUAI volume arus lalu lintas yang melalui
detector kendaraan.
memperkecil waktu tunggu, kesulitan koordinasi

• Semi Vehicle Actuated


Waktu Hijau min. yang tetap untuk semua fase (Fixed
time), sesuai dengan keadaan lalu lintas, waktu min. dapat
diperpanjang hingga mencapai waktu maksimum.
- dipergunakan pada jalan-jalan yang tidak simetris beban
lalu lintasnya
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L

• Sistem Koordinasi, Gelombang Hijau (Green Waves).


Sistem koordinasi adalah pengabungan beberapa APILL
yang berdekatan sehingga kendaraan yang berada dalam
sistem tersebut akan selalu mendapat nyala hijau (green
waves).
- Mengabungkan beberapa APILL yang berdiri
sendiri (isolated)
- kecepatan tertentu dan tetap
Kinerja Lalu Lintas Persimpangan

1.Derajat Kejenuhan (DS=Degree of Saturation)


2.Antrian (NQ = number of Queue, LQ = Length of Queue)
- NQ1 = antrian sisa sebelumnya
- NQ2 = antrian pada fase ybs
3. Tundaan (D = Delay):
- Tundaan Lalu Lintas (DT=Delay due to Traffic)
- Tundaan Geometrik (DG=Delay due to Geometric)
4. Laju Henti (PSV=Proportion of Stopping Vehicle)
5. Jumlah Kendaraan Terhenti (NSV=Number of Stopping Vehicle)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai