DI
Disusun Oleh :
NPM : 4314210117
1
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
Disusun oleh:
Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Kerja Praktek Pembimbing Kerja Praktek
Jurusan Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin
i
LEMBAR PENGESAHAN DARI PIHAK INDUSTRI
Disusun oleh:
( Ryanto Sirait )
4314210117
Mengetahui,
KA Workshop KA Quality Control
GORGA SITANGGANG, ST
ii
KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kerja praktek dengan judul:
“PROSES KONTROL KUALITAS PEMBUATAN TANGKI BAHAN
BAKAR MINYAK (BBM) 16KL ”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh
dari kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu demi
sempurnanya laporan kerja praktek ini, penulis sangat membutuhkan dukungan dan
sumbangsih pikiran yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada pihak yang membantu dalam pelaksanaan dan pembuatan
laporan kerja prakteknya yaitu:
1. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan dukungan, doa serta
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Eko Winarto, selaku KA WORKSHOP MERAK di PT.
ELNUSA FABRIKASI KONSTRUKSI.
3. Bapak HAFIDZ HANDOKO selaku pembimbing Kerja Praktek
sekaligus KA QUALITY CONTROL di PT.ELNUSA FABRIKASI
KONSTRUKSI.
4. Bapak Hendri Sukma, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
Pancasila.
5. Bapak I Gede Eka Lesmana, selaku Koordinator Kerja Praktek.
6. Bapak Nafsan Upara, selaku pembimbing Kerja Praktek yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
7. Sahabat, saudara serta keluarga Mesin 2014.
Kiranya Laporan Kerja Praktek ini dapat memberi manfaat dan masukan
bagi pembaca. Terima kasih.
Jakarta, Juli 2018
Ryanto Sirait
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN .................................................................. i
iv
2.4.8 Finishing. .............................................................................................. 26
BAB III TINJAUAN PERUSAHAAN ................................................................. 31
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. Pertamina (Persero) .......... 5
Gambar 2.3 Contoh Jenis Penampang (a) Lingkaran (b) Elips (c) Semi Elips ....... 7
Gambar 2.16 Free-Bend Test pada pengelasan Fillet tipe T joint ........................ 25
vi
Gambar 3.3 Storage Tanks .................................................................................... 34
Gambar 4.1 Bagian-bagian pada tangki (A) Bulkhead depan, (B) Buffle, (C)
Partisi kompartemen, (D) Bulkhead belakang ...................................................... 38
vii
Gambar 4.18 Pengujian kecacatan las menggunakan Liquid Penentrant ............. 53
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Tujuan
Pada pelaksanaan kerja praktek ini memiliki tujuan utama yaitu
mengetahui kontrol kualitas pada proses pembuatan tangki Bahan Bakar
Minyak (BBM) 16kL.
2. Studi Literatur
Metode studi literatur ini adalah dengan membaca manual book dan
literatur dari situs yang berhubungan dengan data perusahaan. Data yang
telah diperoleh tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan keadaan
nyata dilapangan.
4
5
Gambar 2.1 Tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. Pertamina (Persero)
(a) (b)
Gambar 2.2 Tangki (a) Horizontal (b) Vertikal [2]
Gambar 2.3 Contoh jenis penampang (a) Lingkaran, (b) Elips, (c) Semi elips [3]
yang membentuk struktural tangki tersebut. Jenis pengerjaan dan inspeksi yang
dilakukan dalam proses fabrikasi adalah:
- Identifikasi Material
- Penandaan (Marking)
- Pengasahan (Grinding)
- Pemotongan (Cutting)
- Pembentukan (Roll, Press, Dishing and Bending)
- Fit-Up
- Pengelasan (Welding)
- Finishing
2.4.1 Identifikasi Material
Prosedur identifikasi material dibuat sebagai instruksi kerja untuk
menetapkan sistem pengendalian proses identifikasi material atau barang
yang akan digunakan pada produk yang dihasilkan dengan tujuan untuk
dapat mampu telusur. Instruksi ini mendefinisikan:
ACC untuk acceptable (dapat diterima sesuai dengan standar
spesifikasi kontrak yang dipakai).
Material untuk pelat, profil, bahan peralatan,dan perlengkapan.
Alat dan material yang digunakan dalam kegiatan identifikasi
material terdiri dari pensil, sikat kawat, kain pembersih, dan marker.
Instruksi ini dilaksanakan oleh bagian kontrol kualitas, pelaksana
produksi, dan gudang, pemeriksaan atau inspeksi dilakukan pada
material yaitu:
Inspeksi visual, untuk melihat keabasaan material dengan cara
mencocokan data sertifikat material (mill certificate) dengan
stamp atau marking data material oleh manufaktur yang terdapat
pada material, dan sertifikasi bahan. Pemeriksaan visual juag
untuk melihat kondisi peralatan ada atau tidak cacat, korosi, dan
lain lainnya.
11
2. Plasma Cutting.
Plasma cutting adalah proses yang digunakan untuk memotong
baja dan lainnya logam dari ketebalan yang berbeda (atau kadang-
kadang bahan lain) dengan menggunakan obor plasma. Dalam
proses ini, suatu gas inert (di beberapa unit, udara tekan) ditiup
dengan kecepatan tinggi dari nosel, pada saat yang sama busur
listrik terbentuk melalui gas yang dari nosel ke permukaan dipotong,
mengubah sebagian dari gas itu untuk plasma. Plasma cukup panas
untuk mencairkan logam yang dipotong dan bergerak cukup cepat
untuk meniup logam cair jauh dari memotong. Busur plasma sangat
panas dan berada di kisaran 25.000 °C (45,000 °F). [6]
menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa
dan poros).
Pemotong plat dengan las oxy-acetylene adalah memotong plat
dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari pembakaran reaksi
kimia berupa gas. Proses memotong plat besi dengan gas adalah
dengan cara memanaskan logam sampai mendekati titik cair.
- Visual Inspection.
Inspeksi visual biasanya dilakukan secara otomatis oleh
tukang las saat ia menyelesaikan lasannya. Ini benar-benar jenis
pemeriksaan subyektif dan biasanya tidak ada batas penerimaan
yang pasti atau kaku. Tukang las dapat menggunakan templat untuk
cek kontur manik las. Inspeksi visual pada dasarnya adalah
perbandingan pengelasan selesai dengan standar yang diterima. Tes
ini hanya efektif ketika kualitas visual lasan adalah yang paling
penting.
- Magnetic Particle Inspection
Pemeriksaan partikel magnetik paling efektif untuk
mendeteksi cacat permukaan atau dekat permukaan pada lasan.
- Ultrasonic Inspection.
Inspeksi ultrasonik pengujian menggunakan getaran frekuensi
tinggi atau gelombang untuk mencari dan mengukur cacat pada
lasan. Ini dapat digunakan baik dalam bahan besi dan nonferrous. Ini
adalah sistem yang sangat sensitif dan dapat menemukan retak
permukaan dan bawah permukaan yang sangat halus serta jenis cacat
lainnya.
Proses ini menggunakan impuls frekuensi tinggi untuk
memeriksa kelaikan lasan. Dalam lasan yang baik, sinyal bergerak
melalui lasan ke sisi lain dan kemudian dipantulkan kembali dan
ditampilkan pada layar yang dikalibrasi. Ketidakteraturan, seperti
kantong gas atau inklusi terak, menyebabkan sinyal memantulkan
kembali lebih cepat dan akan ditampilkan di layar sebagai perubahan
mendalam. Ketika Anda menggunakan sistem ini, hampir semua
jenis material dapat diperiksa untuk cacat. Keuntungan lain dari
sistem ini adalah hanya satu sisi lasan yang perlu diekspos untuk
pengujian.
b. Destructive Test (DT).
Dalam pengujian destruktif, bagian sampel dari struktur yang
dilas diperlukan. Sampel ini dikenakan beban sampai benar-benar
gagal. Potongan-potongan yang gagal kemudian dipelajari dan
dibandingkan dengan standar yang diketahui untuk menentukan
kualitas lasan. Jenis pengujian destruktif yang paling umum dikenal
sebagai free bend, guided bend, nick-break, impact, fillet welded
joint, etsa, dan pengujian tarik. Kerugian utama dari pengujian
destruktif adalah bahwa bagian sebenarnya dari lasan harus
dihancurkan untuk mengevaluasi lasan. Jenis pengujian ini biasanya
digunakan dalam proses sertifikasi tukang las.
24
31
32
Gambar 4.1 Bagian-bagian pada tangki (A) Bulkhead depan, (B) Buffle, (C)
Partisi kompartemen, (D) Bulkhead belakang
38
39
UKURAN KETEBALAN
NO PART JUMLAH MATERIAL
P x L (mm) PELAT (mm)
JIS G3131
1 SHELL 3 5295 x 2460 4.80
SPHC
2 BUFFLE 2 SS400 2460 x 1560 5
3 COAMING 1 SS400 5110 x 1459 5
JIS G3131
4 BULKHEAD 3 2460 x 1560 5.80
SPHC
5 SUB FRAME 1 A36 6811 x 1100 10
A. Penekukan (Rolling)
Pada penekukan (Rolling) plat, inspeksi yang dilakukan tetap
secara visual dengan pengecekan agar plat yang di rolling tidak ada
permukaan yang rusak atau deformasi. Kesilinderan plat yang di rol
pun menjadi aspek inspeksi pada proses kerja ini agar tepat dengan
ukuran yang diinginkan. Sebanyak 3 sheet plat yang di rol bergilir
sehingga proses ini memakan waktu yang lama sebelum nantinya di
fit-up untuk pembuatan shell.
B. Dishing
Inspeksi kerja pada mesin ini memiliki kendala pada jig yang
tergeser sedang menekan plat sehingga membuat hasil plat terjadi
deformasi menyebabkan perubahan bentuk yang tidak sesuai
diinginkan (lihat Gambar 4.6). Kerja mesin dishing dengan sistem
hidrolik berfungsi untuk membentuk plat datar membentuk
lengkungan seperti kubah dengan tinggi 100mm. Plat yang sudah di
cutting di tekan dengan jig pada mesin lalu pada bagian bawah plat
didorong oleh fluida cair bertekanan tinggi.
46
Pada pemeriksaan Fit-Up, pada bagian ujung dan dimensi setiap fitted
atau penghubung termasuk grade, kelas, dan diameter material harus diperiksa
sesuai acuan pada gambar. Inspeksi selanjutnya pemeriksaan pada dimensi,
kelurusan / linieritas pada fitted dan leveling pada bagian penghubung.
Jika Fit-Up/Assembly tersebut diterima sesuai spek, QC Inspector akan
memberi tanda dengan menuliskan “OK WELD” di sebelah sambungan beserta
tanggal pengecekan.
0,5 𝑥 3 𝑥 ∆𝑦(𝑦2 − 𝑦1 )
= ⋯ 𝜇 𝑠⁄𝑐𝑚
12,5
Keterangan:
𝑦2 = kadar air sesudah (µ𝑠⁄𝑐𝑚)
𝑦1 = kadar air sebelum (µ𝑠⁄𝑐𝑚)
Dengan rumus formula tersebut dapat diketahui hasilnya dengan
standar struktur luar tangki sebesar 100𝜇 𝑠⁄𝑐𝑚 dan standar struktur
dalam tangki sebesar 50 𝜇 𝑠⁄𝑐𝑚.
5.1 Kesimpulan
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa PT. Elnusa Fabrikasi
Konstruksi mempunyai fasilitas penunjang yang baik dalam hal fabrikasi
maupun konstruksi. Hal ini tidak lepas dari peran serta setiap divisi di PT.
Elnusa Fabrikasi yang bekerja saling keterkaitan dan berkesinambungan
seperti simbiosis mutualisme. PT. Elnusa Fabrikasi Konstruksi hanya
mengerjakan proyek beberapa owner baik swasta maupun pemerintahan. Hal
ini membuktikan kepercayaan costumer masih tinggi kepada PT. Elnusa
Fabrikasi Konstruksi. Oleh karena ini, pihak galangan terus berupaya
memperbaiki dan menambah kualitas baik man power, fabrikasi, manajemen
galangan, dan fasilitas yang tersedia.
Pelaksanaan kerja praktik memilki manfaat yang besar karena dapat
terjun langsung berhadapan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya. Ilmu
yang diperoleh dari kegiatan ini, diantaranya:
1. Tangki Bahan Bakar Minyak yang dibuat untuk kapasitas 16 KL dengan
ukuran :
- Panjang : 5095 mm
- Lebar : 2460 mm
- Tinggi : 1560 mm
2. Standar yang diacu dalam rancangan dan pembuatan mengacu kepada
ASME VII dan VIII dan Buku Panduan Mobil Pertamina Vol 1, untuk
pengalasannya mengacu pada ASME IX.
3. Urutan-urutan kontrol kualitas pembuatan tangki BBM sebagai berikut:
- ITP (Inspection Test Plan).
- Pengecekan material masuk.
- Inspeksi penandaan (marking) dan pemotongan (cutting) secara
visual.
- Pembentukan yang meliputi Rolling, Dishing, Bending sesuai
gambar rancangan.
58
59
[5] L. Own, "Introduction to Design for the Laser Cutter," Getting Smart, 13
October 2016. [Online]. Available:
http://www.gettingsmart.com/2016/10/introduction-design-laser-cutter/.
[Accessed 4 July 2018].
xi
[11] J. M. Adhikary, “Steel Plate Rolling Machine,” Grabcad Community, 12
December 2012. [Online]. Available: https://grabcad.com/library/steel-plate-
rolling-machine. [Diakses 4 July 2018].
xii
[22] Sofyan, “Sofyan's Guide to Technology,” 4 August 2017. [Online].
Available: http://www.massofyan.net/pengelasan/. [Diakses 30 June 2018].
xiii
LAMPIRAN
xiv