Anda di halaman 1dari 68

TAMAN NASIONAL

GUNUNG MERAPI

Alamat Kantor:
Jln. Kaliurang km 22,6 Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY
Telp/Fax : (0274) 4478664/4478665
Email: tngm_jogja@yahoo.com
ERUPSI MERAPI DARI ZAMAN KE ZAMAN

2
Erupsi Merapi dari Zaman ke Zaman

2006 2010
“Taman Nasional hadir untuk menjamin kelestarian
manfaat bagi hajat hidup orang banyak”
LUAS KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI:
6.607,25 hektar (BPKH XI Jawa Madura)
- Kawasan TNGM di wilayah Kab. Boyolali : ±1.467,5 ha
- Kawasan TNGM di wilayah Kab. Magelang : ± 2.664,89 ha

- Kawasan TNGM di wilayah Kab. Klaten : ± 859,54 ha

- Kawasan TNGM diwilayah Kab. Sleman : ± 1.623,92 ha

Wilayah Selo, Boyolali


Wilayah Babadan, Magelang

Wilayah Klaten

Wilayah Turgo, Sleman


NILAI DAN PERANAN EKOSISTEM GUNUNG MERAPI Peta Tutupan Lahan

Luas : 6.607,25 ha
▪ Fungsi Hidrologi
‐ Hulu dari 12 Sungai
yang mengaliri 5 kota
besar
‐ Menopang
pembangunan sektor Keterangan:
pertanian, perikanan, Hutan tropis alam
perkebunan, dll Hutan Pinus
▪ Keanekaragaman Hutan Pinus yg rusak
Areal terbuka
hayati Padang rumput
Semak belukar
‐ lebih dari 300 jenis Peta Kelerengan
tumbuhan
‐ 337 spesies satwa
(termasuk 174
spesies burung, dan
12 spesies satwa
terancam punah)
‐ 58 spesies anggrek
‐ 32 spesies jamur Keterangan:
▪ Manfaat Sosial 0-8%
8-15%
- 30 Desa 15-25%
- Budaya 25-45%
>45%
Erupsi Merapi dan Status Terkini

Erupsi Merapi tahun 2010

Level Status Merapi:


Puncak Merapi, Kawah Merapi
Level 4 : Awas
Level 3 : Siaga
Level 2 : Waspada
Level 1 : Normal
ZONASI TERBARU TNGM (SEJAK 2015)
Zona inti

Zona rimba

Zona
pemanfaatan

Zona
rehabilitasi

Zona
tradisional

Zona religi

Zona mitigasi &


rekonstruksi
BAGIAN
PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN (AIR)
Tertatanya Pengelolaan
Sumberdaya Air

PETA ZONASI & PERSEBARAN SUMBER AIR


DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI
Penataan ijin pemanfaatan air baik TAHUN 2017

komersial dan non komersial


• Enam kelompok masyarakat sudah
mengajukan izin pemanfaatan air
untuk non komersial
• Terbinanya 5 kelompok pemanfaat
air
• Penanaman 1.000 pohon oleh
PDAM Sleman di areal mata air
Merapi
• Kelompok pemanfaat air secara
swadaya menanam pohon di sekitar
mata air
INSTANSI PENGELOLA SUMBER DAYA AIR
• Bappeda Kab. Sleman & Klaten
• Dinas Pendapatan Daerah Kab. Sleman & Klaten
• Dinas SDAEM Kab. Sleman & Klaten
• BPDAS SOP Yogyakarta
• BBWS Serayu Opak
• KLH Kab. Sleman & Klaten
• Dinas Pertanian & Kehutanan Kab. Sleman & Klaten
• Kecamatan Cangkringan & Kemalang
• Desa Umbulharjo, Kepuharjo, Glagaharjo
• Desa Balerante, Tegalmulyo, Sidorejo
• PDAM Tirta Sembodo
• PDAm Tirta Marta
• PT Anindya Mitra Internasional
Sumber air Untuk Masyarakat DIY & Sekitarnya

Orang dari Iran dan Afrika studi banding tentang


pengelolaan air di TNGM

Tabel 1. Data pemanfaatan air di wilayah kerja Resort Cangkringan


Debit Air Terukur
No. Sumber Air Pihak yang Mendapatkan Aliran Air
(liter/detik)
1 Umbul Wadon Pipa PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta 69,5
2 Umbul Wadon Pipa PDAM Tirta Dharma Sleman 75,2
3 Umbul Wadon Pipa warga Tirtogondang 1,6
4 Umbul Wadon PD. Anindya Mitra International 11,5
5 Umbul Wadon OPAB Umbulharjo 10,25
6 Umbul Wadon Pipa Warga Umbulharjo dan warga Gondang 1,6
7 Umbul Wadon Pipa Warga Huntap Kepuharjo 10,3
8 Umbul Wadon Pipa Warga Ngipiksari 1,82
9 Umbul Wadon Aliran pada saluran konservasi 180
10 Umbul Wadon Pipa Huntap Toyo Roso 10,1

Keterangan : Sebagian besar air dibiarkan mengalir ke Sungai Kalikuning


Kearifan Lokal Masyarakat Turi (Sleman) dalam
Pemanfaatan Sumber Air dari Kawasan TNGM
• Lebih dari 10 Desa di Turi dan Srumbung berbagi air melalui
pembagian kuota debit air (m3/s)
• Praktek konsep re-use water
• Tujuan non komersial
Siklus Penggunaan Secara Efektif dan Efisien Air dari TNGM

2. Bak Penampung 1. Sumber air


utama
3. Kepala Keluarga

Pipa air yang


menghubungkan sumber
6. Sisa air dikembalikan ke air dg bak penampung
4. Ternak 5. Perkebunan
sungai
Pemanfaatan Air dari Kawasan TNGM:
- Pemanfaatan komersial
- Pemanfaatan non komersial

• Jumlah sumber air di kawasan TNGM : 35 dengan rincian:


Foto: Bak
- Jumlah sumber air yang dimanfaatkan belum berizin: 22 Penampung air
sumber air desa yang
menampung air
Keterangan: sudah ada sebelum adanya TNGM. Tiga
dari TNGM
diantaranya komersial sedang diproses perizinnya, 19 non
komersial
- Jumlah sumber air yang dimanfaatkan berizin: 4 sumber air
- Jumlah yang tidak dimanfaatkan : 8 sumber air

Kelompok Pemanfaat air yang sudah berizin:


1. “Tirto Langgeng” Desa Purwobinangun, Pakem, Sleman melalui
Keputusan Ka Balai TNGM No. SK.37/ BTNGM/Kons/2014
2. “Bangun Jiwo Desa Keningar, Magelang melalui Keputusan Ka Balai
TNGM No. SK.92/BTNGM/ TU/Kons/2016
3. “Manunggal” Desa Cluntang, Boyolali melalui Keputusan Ka Balai
TNGM No. SK.54/BTNGM/ Kons/2016
4. “Tirto Wening” Desa Sangup, Boyolali melalui Keputusan Ka Balai
Foto: Monitoring kondisi air
TNGM No. SK.70/BTNGM/ Kons/2016
yang dimanfaatkan desa
BAGIAN
-PENGELOLAAN WISATA
POTENSI PARTISIPASI WARGA LOKAL
DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM TNGM
(Hasil Kuisioner Terkait Pengembangan Wisata Alam di TNGM)
1. Keinginan Berpartisipasi Melestarikan 3. Keinginan Berpartisipasi Melestarikan Responden:
Lingkungan Alam Biophisik Alam - 30-20responden per
lokasi
100 100
- Usia: 50-17thn
80
kuat
80
kuat - Pendidikan: SD> 70%
60 60
cukup cukup - Mata Pencaharian: petani

(%)
(%)

40 tidak perhatian 40 tidak perhatian


- Warga lokal
tidak tahu tidak tahu
20 20

0 0
Deles Kaliurang Dukun
Ketep Musuk Selo Deles Kaliurang Dukun
Ketep Musuk Selo
Wilayah/ Kecamatan Wilayah/ Kecamatan

6. Keinginan Mendapatkan Ekonomi dengan 10. Keinginan Peningkatan Keberdayaan


Wisata Alam Mendukung Wisata Alam

100 100

80 80
kuat kuat
60 cukup 60 cukup
(%)
(%)

40 tidak perhatian 40 tidak perhatian


tidak tahu tidak tahu
20 20

0 0
Deles Kaliurang Dukun
Ketep Musuk Selo Deles Kaliurang Dukun
Ketep Musuk Selo
Wilayah/ Kecamatan Wilayah/ Kecamatan

5. Keinginan Kontribusi Pengembangan Sarana 12. Keinginan Peningkatan Kualitas Sarpras


Prasarana Pendukung Wisata Alam

100 100
80 80
kuat kuat
60 cukup 60 cukup
(%)

(%)

40 tidak perhatian 40 tidak perhatian


tidak tahu tidak tahu
20 20
0 0
Deles Kaliurang Ketep Musuk Selo Deles Kaliurang Ketep Musuk Selo
Wilayah/ Kecamatan Wilayah/ Kecamatan
Pengunjung TNGM
pd thn 2017:
229.961 orang
 Wisata alam di TNGM diminati
wisatawan nusantara dan mancanegara
 Pembentukan Kelompok Sadar Wisata
Binaan TNGM
 TNGM sudah menerapkan jumlah kuota
pendakian
 Tersampaikannya pesan-pesan
konservasi kepada pengunjung
 Jumlah kecelakaan pengunjung
menurun 15% dibanding tahun
sebelumnya
Tabel. PNBP TNGM dari tahun 204 s/d 2017
Persentase Kunjungan ke TNGM Jumlah Pengunjung ke
Berdasarkan Lokasi (Provinsi) Tahun Jumlah PNBP
TNGM

2014 197.116 Rp. 745.900.500


86% 2015 254.000 Rp. 1.801.305.000
DIY (Sleman)
Jateng 2016 234.780 Rp. 1.853.879.001
14% 2017 229.961 Rp. 1.825.706.000
LUAS ZONASI UNTUK MASING-MASING TUJUAN
WISATA DI TNGM
No. Keterangan Luas (Ha)
1 Wisata Alam Plawangan-Turgo 141,69

2. Wisata Alam Kalikuning ±65,5


3. Wisata Alam New Selo 27,03
4. Wisata Alam Deles 27,43
5. Wisata Alam Musuk 18,17
6. Wisata Alam Srumbung 14,39
Kalikuning Park of
Merapi
 Tempat favorit baru
 Terobosan dan semangat baru mendongkrak
wisata TNGM berbasis kerjasama dengan
masyarakat
 Wisata dan edukasi konservasi
 Spot selfie favorit di Merapi
 Meningkatkan pengunjung TNGM
 Tingkat kepuasan pengunjung: maksimal
Kalikuning Park
- Luas Kalikuning Park : 29 ha
- Luas Kalikuning : 97 ha
- Status areal: Zona Pemanfaatan,
Ruang Publik

- Jumlah pengunjung dari Agustus s/d


Desember 2017: 2.794 orang
- Jumlah PNBP dari Agustus s/d
Desember 2017: Rp.19.681.000
Pengembangan & Penambahan
Fasilitas Wisata dan Edukasi
Konservasi

Tlogo Muncar
Kalikuning Kalikuning

 Sejalan dengan Nawacita: semangat


membangun infrastruktur prioritas dan
strategis
Jurang Jero
 Peningkatan sarana prasarana wisata alam
dan fasilitas wisata di 6 site wisata alam
 Promosi informasi wisata berbasis digital (360o
virtual tour pendakian TNGM)

Tlogo Nirmolo
Pembukaan Jalur Baru Pendakian
Merapi (Sapuangin, Klaten)

- Panjang jalur: ±3 km
- Jumlah pos : 3
- Start : Basecamp
- Finish : HM 32
Manajemen 911:
 Membuka opportunity
- SAR
baru bagi - dokter
perkembangan wisata - Kendaraan
pendakian dan ekonomi - Bantuan polisi
desa
 Edukasi konservasi
 Potensi: 2.000-3.000
pendaki per tahun
TUJUAN KUNJUNGAN & PENGELUARAN
PENGUNJUNG DI KALIURANG
PROSENTASE PENGELUARAN
WISATAWAN NUSANTARA & MANCANEGARA

Akomodasi
30,63%

Cinderamata
24,36%

Akomodasi
Cinderamata
Makan/Minum
Lain-lain 4,96% Transport Lokal
Hiburan
Lain-lain
Hiburan 8,58%

Makan/Minum
18,68%
Transport Lokal
12,79%

Sumber: Pusat Studi Pariwisata Alam UGM

Sumber: Statistik TNGM


MANAJEMEN PENDAKIAN MERAPI
Manajemen zero accident and zero waste
Data Pendakian Gunung Merapi
25000

20000
Axis Title

15000

10000

5000

0 Memantau para pendaki


1 2 3 4 5 6 7
melalui CCTV milik BPPTKG
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Pendaki 5274 2839 710 4978 11483 18270 22991

Jalur pendakian Sapuangin, Klaten Upacara 17 Agustus di sekitar puncak


Merapi, Jalur pendakian Selo, Boyolali
Kawasan Puncak
Merapi Sebagai
Wahana
Pemersatu
Bangsa Tiap 17
Agustus

Rutin tiap tahun,


dihadiri lebih
dari 1.000
orang
Bersih Gunung Merapi 2 kali Setahun
Melibatkan Masyrakat, LSM, Instansi, dll

Herry
Peranan Kader Konservasi yang
Semakin Signifikan

 Lebih dari 90 kader masuk dalam keanggotaan


yang berasal dari 30 desa, kampus, kelompok
pecinta alam, relawan, dll
 Seiring dengan ‘komitmen abadi’ masyarakat
lereng Merapi melestarikan lingkungan hidup
 TNGM jadi salah satu pusat pembelajaran
‘Living Harmoni with Merapi’
BAGIAN
PENGELOLAAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Konservasi Satwa & Tumbuhan
Spesies Tumbuhan:
- 67 spesies pohon
- 37 spesies
perdu/semak
Upaya medis
- 12 spesies bambu
penyelematan kijang Adopsi anggrek Merapi, dibiayai publik (donator)
- 5 spesies palma
- 58 spesies anggrek Landak Kucing Hutan
- 26 spesies paku2-an
- 64 spesies tumbuhan
bawah
Spesies Fauna:
- 16 spesies mamalia
- 174 spesies burung Landak Kucing Hutan
- 11 spesies reptil
Kijang
- 6 spesies amfibi
- 128 spesies artropoda
- 1 spesies bekicot
- 1 spesies cacing
Spesies Fungi:
23 spesies fungi Elang Jawa
Kijang Kelelawar
Peningkatan Populasi Monitoring Burung Elang Jawa
Elang Jawa di TN G. Merapi
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
 Naik dibanding 2014 2012 2013 2014 2015 2016 2017
 Spot baru habitat Elang 4 ekor 4 ekor 3 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor
Jawa Merapi
 Peningkatan populasi
hewan mangsa
 Kesadaran massal untuk
menjaga kelestarian satwa
burung Merapi

Gambar: Pelepasan Elang Jawa di TNGM


Merbah Cerukcuk Elang Bido

Elang Brontok Betet


Kipasan Ekor Biasa
Merah Nisaetus bartelsi
Srigunting

Bubut Alang-alang
Cekakak Serindit
Jawa
Jawa
Tekukur Biasa Ciu Besar
Sepah Gunung Uncal
Loreng
Ayam Hutan Hijau

Bondol
Walik
Hijau Binglis
Ciung Batu Kecil Kembang
Tepus Leher
Putih Empuloh
Ptilinopus
porphyreus Janggut
Dinamika Ekosistem Merapi

November 2010 2011


2015

November 2013

Skema
Cokrogeni diperbaikan ekosistem:
daerah terjal
2015 Restorasi, rehabilitasi, dan penanaman pohon
bersama masyarakat
PERSEBARAN VERTIKAL GOLONGAN TUMBUHAN

Jenis-jenis Kelompok Ketinggian


Tumbuhan (m dpl)
Lumut 2.965 m

Lumut

Lumut & paku2an


Lumut, paku2an, &
rerumputan
Lumut, paku2an, rerumput2an, &
semak belukar
Lumut, paku2an, rerumput2an, &
semak belukar
Lumut, paku2an, rerumput2an,
semak belukar, & pepohonan 2.100 m

Biomassa pohon: 244 ton per hektar


Biomassa seresah dan tumbuhan bawah : 2,5 ton per hektar
November 2010
36

November 2013
37

Tegakan Acacia decurrens berkerapatan tinggi


Upaya Peningkatan Keanekaragaman Genetik Pohon Puspa dan
Sarangan di TNGM
Pendekatan analisis DNA untuk:
- mencegah terjadinya inbreeding. Inbreeding menyebabkan
keturunan rentan mengalami penyakit dan kelainan
- pembentukan sumber benih yang aman secara genetik

Pengambilan sampel dari lapangan


kemudian uji lab di BBPPBPTH

Pembentukan persemaian hasil


Peta pengambilan sampel organ Pohon Sarangan analisis DNA
Pengembalian Anggrek Merapi ke Habitat
menjadi Gerakan Sosial

 Jumlah jenis anggrek yang sudah dikembalikan ke


habitat: 16 jenis
 98 pohon dijadikan tempat pengembalian anggrek
Merapi
 Berbagai jenis anggrek Merapi sudah dibudidayakan
oleh kelompok masyarakat binaan TNGM
 Ketokohan Bp. Musimin sebagai kader konservasi
dalam mengkonservasi Anggrek Merapi
Inovasi & Pengembangan
Teknik Penanaman
Isu Lapangan: Inovasi:
1. Tanah pasir & bebatuan • Metode Press Block Metode Press Block
• Metode Infuse
2. Kesulitan air
• Metode ketupat
3. Kesulitan Topografi • Metode Hidrogel
4. Anggaran terbatas • Metode kantong serabut
5. Kesulitan Aksesibilitas kelapa
Metode Infus

Metode Hidrogel

Metode ketupat
Persiapan
Menghadapi
Musim Kemarau
Metode Kantong
- 5 unit embung serabut kelapa
air di Magelang
PERSIAPAN BENIH (BIJI)

Perlakuan-perlakuan bibit di
persemaian dg tujuan
meningkatkan % hidup tanaman:
- Komposisi pupuk
Pemilihan Jenis: - Proporsi air dan aerasi yg pas
Pertimbangan dalam pemilihan jenis : - Pembasmian hama & penyakit
Identifikasi Jenis: 1. Mudah ditemukan - Pengaturan intensitas sinar
1. Ditemukan 95 jenis 2. Dapat hidup di kondisi ekstrim matahari yg masuk, dll
2. Hanya 50 jenis yg dimanfaatkan

Persiapan media tanam Pengukuran tanaman

Penanaman, penyiraman,
penghilangan gulma
Pendampingan & Bimbingan Teknis

1. Pendampingan &
Bimbingan Teknis
Kelompok Kerja Restorasi
2. Pembuatan dan
Pemeliharaan Demplot
Restorasi Ekosistem

Gambar: Pendampingan ke para


kelompok kerja dalam bentuk arahan
dan bimbingan teknis di lapangan
Jenis-jenis bibit yang ditanam di area proyek 2013
Tabel 1. jenis bibit yg ditanam di Ngablak 2013 Tabel 2. jenis bibit yg ditanam di Mriyan 2013

No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah
1 Semutan Glochidion rubrum 1772 1 Dadap Erythrina lithosperma 548
2 Rempelas Ficus hampelas 815 2 Ketupuk Claoxylon glabrifolia 1079
3 Semutan Glocidion rubrum 51
3 Tesek Dodonaea viscosa 451
4 Kayu Manis Cinnamomum iners 29
4 Senu Melochia umbellata 895 5 Tanen 1
5 Elo Ficus glomerata 462 6 Lotrok Wendlandia dasythyrsa 10
6 Ipik Ficus sp 296 7 Tesek Dodonaea viscosa 1346
7 Bawangan Dysoxylum densiflorum 776 8 Krembi Homalanthus populneus 80
8 Waru Hibiscus macrophyllus 661 9 Pasang Lithocarpus indutus 30
9 Cepogo Dysoxylum caulostachyum 639 10 Cempoko Magnolia candollei 301
11 Sekulan Maesa latifolia 10
10 Gondang Ficus variegata 211
12 Sowo / Klawer Engelhardtia spicata 35
11 Aren Arenga pinnata 91
13 Puspa Schima wallichii 75
12 Tutup Macaranga tanarius 184
14 Klebak Ficus fulva 2
13 Cangkring Erythrina fusca 407
15 Blondo Schefflera sp 3
14 Kedoya Dysoxylum 150
Jumlah 3600
gaudichaudianum
15 Manis Jangan Cinnamomum iners 20
16 Bambu Petung Dendrocalamus asper 20
Jumlah 7.800
Kriteria Jenis Tanaman untuk Restorasi:
1. asli setempat (endemik)
43
2. mampu tumbuh di kondisi ekstrim (jenis tanah, cuaca, kondisi air)
PELAJARAN BERHARGA
Kenapa gambar di sebelah kanan kondisi tegakan Acacia decurrens-nya sangat rapat
sedangkan sebelah kiri kurang rapat padahal menempati areal yang sama-sama terkena
awan panas?
BAGIAN III
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Skema Pengelolaan Hutan
Berbasis Masyarakat

Hutan Produksi Hutan Lindung Hutan Konservasi

Hutan Hutan Hutan Hutan


Areal Perum
Produksi Produksi
Perhutani
Kemasyarakatan Kolaborasi Zonasi
non izin izin (HKm) Desa

Hutan Hutan Hutan Pengelolaan Hutan


Tanaman Kemasyarakatan Kemitraan
(HKm) Desa Bersama Masyarakat
Rakyat
Keterangan:

Hutan Tanaman Rakyat Hutan Tanaman Rakyat


Mandiri Kemitraan
TAHAPAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Membangun kesadaran 2. Membentuk & 3. Penyusunan program &


& kepentingan bersama mengembangkan kelembagaan strategi bersama

4. Pelatihan & membangun


6. Mandiri 5. Aksi dan pendampingan
pilot project
Tata Kelola Pemanfaatan Pasir
Secara Tradisional
 Membangun kesepahaman bersama dengan
masyarakat untuk tata kelola zona mitigasi
 Ditandatanganinya 2 Perjanjian Kerjasama antara
BTNGM dengan Kelompok Masyarakat Randu Ijo
(Srumbung), dan antara BTNGM dengan Kelompok
Masyarakat Jurang Jero Asri (Srumbung)
 Pengembangan Wisata berbasis kerjasama dengan
masyarakat semakin menjadi pilihan alih profesi para
pemanfaat pasir secara tradisional

Jumlah
Tahun
Penambang Pasir
Sebelum 5.000-an
2009
2016 1.200-an
2017 < 1.200 Potensi pasir tertinggi di
TNGM berada di
Jurang Jero
KONDISI KEPENDUDUKAN DI SEKITAR KAWASAN TNGM

1. Kec. Selo (Boyolali)


2. Kec. Cepogo (Boyolali)
3. Kec. Musuk (Boyolali)
4. Kec. Kemalang (Klaten)
Jumlah Penduduk (jiwa):
1. Kec. Selo : 26.580
2. Kec. Cempogo : 51.553
3. Kec. Musuk : 59.759
4. Kec. Kemalang : 50.599
5. Kec. Srumbung : 43.278
6. Kec. Dukun : 41.903
7. Kec. Sawangan : 54.339
8. Kec. Cangkringan : 27,800
9. Kec. Pakem : 33,132
10. Kec. Turi : 34,823
5. Kec. Srumbung (Magelang) 8. Kec. Cangkringan (Sleman)
6. Kec. Dukun (Magelang) 9. Kec. Pakem (Sleman)
7. Kec. Sawangan (Magelang) 10. Kec. Turi (Sleman)

Lebih dari 85% penduduk sebagai petani dan peternak; rata2 berpendidikan SD & SMP
Semua desa yang berbatasan langsung dengan kawasan TNGM menjadi sasaran Pemberdayaan
Masyarakat Daerah Penyangga melalui skema pembangunan kehutanan berkelanjutan jangka panjang
Instalasi Biogas Ekonomis

Tampungan gas Kompor

Tentang Biogas Ekonomis:


1. Minimal 1 atau 2 ekor sapi
2. Menghasilkan gas 3 – 4 jam per
hari
3. Bisa digunakan dalam jangka 5
tahunan (jika terawat).
4. Menghasilkan pupuk organik cair
Digester (bak tampungan kotoran) dan padat
PELATIHAN TEKNOLOGI PAKAN TERNAK TEKNIK SILASE

Sosialisasi & pelatihan


Setelah 2 minggu

Praktek latihan pembuatan


pakan ternak

Tentang Silase:
1. Mempercepat penggemukan sapi.
2. Meningkatkan produksi susu hingga
35%.
3. Menaikkan frekuensi penjualan
ternak hingga 100% per tahun.
4. Memungkinkan peternak melakukan
aktifitas lain 5 jam sehari.
5. Mengatasi ketergantungan terhadap
ketersediaan rumput.
Teknologi Budidaya Salak
(instalasi jaringan pupuk cair organik)
Hasil:
Mesin 1. Produksi panen
pemotong meningkat 25-
pelepah Bahan 35%
Daun organik 2. Rasa salak
tambah enak
& 3. Tanah tambah
pelepah subur
Composting
4. Penyakit
tanaman
berkurang
Pupuk
Kebun Salak organik

Instalasi jaringan pupuk (bak


penampung pupuk cair
organik)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Masyarakat dalam Program TNGM
• Faktor Kesamaan Pandangan terhadap suatu isu/kepentingan
Penyelarasan visi dan misi antar pihak menjadi salah satu faktor Gotong royong memadamkan
penting keberhasilan kerjasama antar pihak. kebakaran hutan, TNGM

• Faktor Komunikasi
Komunikasi dua arah yang konstruktif seringkali menghasilkan
kesepakatan yang saling menguntungkan tanpa menimbulkan
kerugian di salah satu pihak, contoh: downhill di Kemalang,
Klaten
• Faktor Program yang ditawarkan TNGM
Penyuluhan kebakaran hutan
Program yang akomodatif memberikan ruang partisipasi
masyarakat yang lebih luas dan inovatif, contoh: Program
Pembangunan Biogas.
• Faktor Modal Sosial
Contoh modal sosial yang dimaksud seperti: Gotong Royong,
kearifan lokal terhadap lingkungan hidup, sifat mengutamakan
kepentingan bersama (mufakat) di atas kepentingan sepihak, dll.
Sosialisasi peraturan perundang-
Contoh: gotong royong memadamkan kebakaran hutan undangan di bidang konservasi
Alih Profesi dari Penambang ke Lapangan Kerja Konservasi
(tidak mudah, melalui proses panjang)

Mengembangkan usaha produksi bibit pohon, jasa penanaman, pemeliharaan pohon,


wisata alam, persewaan peralatan wisata, dll

Foto: pengembangan areal outbond


Foto : Persemaian bibit2 pohon asli dan perkemahan
Merapi
Foto: para eks penambang bersama pegawai
TNGM

Foto: Jasa wisata


Muatan Konservasi Masuk
dalam Pelajaran di 6 SD

• Sosialisasi pengenalan TNGM kepada


generasi muda
• Enam SD di sekitar kawasan TNGM jadi
sekolah sadar konservasi
• Para guru dan murid jadi kader
konservasi TNGM
• Pelajaran konservasi disisipkan ke
beberapa mata pelajaran di 6 SD
terdekat
BAGIAN
RESORT BASED MANAGEMENT
(RBM)
Resort-Resort di TNGM

5
4 6

3 7
1 No Resort TNGM: Luas (ha)
Jumlah Desa
Penyangga
1 resort Cangkringan 972,67 3
2 2 resort Pakem-Turi 812,67 4
3 resort Srumbung 1.108,77 6
4 resort Dukun 1.424,66 4
5 resort Selo 841,83 6
6 resort Cepogo-Musuk 841,83 4
7 resort Kemalang 841,83 3

SDM di Resort:
- Polhut
Pengelolaan: - PEH
• Pengelolaan potensi unggulan - Penyuluh Kehutanan
• Penanganan permasalahan utama - Fungsional Umum
Ancaman: Perburuan satwa
- Burung
- Kijang Perburuan kijang
oleh anjing
- Babi hutan
- Musang
Motivasi : ekonomi Perburuan babi hutan

Tersangka

Modus perburuan Penangkapan pelaku


burung perburuan burung
Foto : Kebakaran hutan & lahan di
Srumbung, Magelang

Foto : Perambahan hutan (illegal landuse) di


TNGM wilayah Magelang

Foto : Penanganan penambangan pasir


Foto : kelompok masyarakat tertentu belum & batu di Srumbung, Magelang, TNGM
memiliki ijin pemanfaatan air
Orang asing
TERTANGKAP Perumput /
masuk Melihat
TANGAN kawasan Perencek

Verifikasi Info
Mitra TNGM
(MMP/ MPA)
Penerapan Sanksi:
- Sanksi sosial
- Sanksi hukum Menghubungi

Tdk Valid
STOP Anggota lain

Valid

Faktor Pembatas: Melakukan Tindakan


Melapor
1. Akses yg terbatas Petugas
2. Jaringan seluler yg minim
Komponen yang terlibat
No Komponen yang terlibat Peran
1 Perumput/ Perencek Memberikan informasi terkait adanya orang
asing yang masuk dalam kawasan TNGM
2 Koordinator Masyarakat Mitra Menerima informasi dan memverifikasi terkait
Polhut, Masyarakat Peduli Api adanya indikasi perburuan yang terjadi dalam
(MMP) per dusun kawasan TNGM.
Melakukan mobilisasi anggota MMP/MPA di
wilayah sekitar.
3 Anggota Mitra Polhut dan Memberikan support terhadap penangkapan
Masyarakat sekitar pelaku perburuan burung
4 Petugas Balai TNGM Mengawal proses penangkapan dari aspek legal
hukum
5 Tokoh Masyarakat Penegak sanksi sosial di masyarakat
Tabel Harga Burung dari Tahun 2013 - 2015
HARGA BURUNG (Rp.)
JENIS BURUNG KETERANGAN
Thn 2013 (Rp.) Thn 2014 (Rp.) Thn 2015 (Rp.)
Pleci Gunung 15.000 40.000 70.000 Permintaan naik, harga naik

Pleci Biasa 7.000 15.000 25.000 Permintaan naik, harga naik

Sulingan Gunung 200.000 300.000 400.000 Permintaan naik, harga naik

Anis Merah 850.000 750.000 600.000 Turun harga karena jarang ada
lomba
Cucak wilis 10.000 15.000 20.000 Permintaan naik, harga naik

Trucukan 10.000 15.000 20.000 Permintaan naik, harga naik

Jalak Kebo 50.000 60.000 80.000 Permintaan naik, harga naik

Love bird 1.000.000 500.000 300.000 Turun harga karena mudah


(sepasang) ditangkarkan
Gelatik 30.000 50.000 80.000 Permintaan naik, harga naik

Kenari 250.000 150.000 100.000 Turun harga karena mudah


ditangkarkan
Data Primer 2016

Teori Permintaan :
“Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harga, apabila
permintaan naik maka harga relatif naik”
Pencegahan:
Pemasangan papan larangan berburu di luar
kawasan, swadana
Contoh Laporan Patroli MMP TNGM
(murni ditulis tangan oleh anggota MMP TNGM)
Bersama TNI, Polri, Muspika
memadamkan api
Penyiraman Tumbuhan Pasca Kebakaran
(mempercepat munculnya trubusan kurang dari 2 minggu)

Foto: tumbuhan-tumbuhan yang disiram air cepat muncul trubusan


Tahun 2017 Tidak ada Illegal
Logging

• Sosialisasi bersama kepolisian, muspika,


muspida, dan stakeholders lainnya
• Keberpihakan tokoh-tokoh masyarakat
dengan TNGM
• Aktifnya kegiatan Masyarakat Mitra Polhut
• Penyuluhan kehutanan hingga ke tingkat RT
• Pendekatan pemberdayaan ekonomi dan
human respect
Pada Tahun 2016 & 2017 Tidak Terjadi
Kebakaran Hutan dan Lahan

• Kewaspadaan para pihak meningkat dalam


mencegah kebakaran hutan & lahan
Titik paling rawan
• Kebakaran hutan dan lahan merugikan kebakaran:
semua pihak ±150 ha
• Berjalannya kegiatan dan terbinanya
Masyarakat Peduli Api (MPA)
• Kegiatan bersama mitra dalam
kesiapsiagaan tanggap bencana
• Peningkatan sarpras penunjang Dalkarhut

Anda mungkin juga menyukai