Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RSKC BPA NAOB

BRONKITIS
Pengertian Bronkitis merupakan suatu kondisi adanya infeksi saluran pernapasan di
paru (bronkus) menyebabkan iritasi dan inflamasi pada bronkus.

Dinding bronkus memproduksi mukus yang berfungsi untuk mengeluarkan


debu dan partikel lainnya yang masuk ke saluran pernapasan dan dapat
menyebabkan iritasi. Bronkitis terjadi saat adanya infeksi yang mengiritasi
dan menyebabkan inflamasi pada bronkus sehingga dinding bronkus
memproduksi lebih banyak mukus. Mukus yang berlebihan ini akan
dikeluarkan tubuh dengan cara dibatukkan.

Bronkitis dibagi atas dua :

- Bronkitis Akut, saat terjadi inflamasi saluran pernapasan yang bersifat


sementara dan menyebabka produksi berlebihan mukus, adanya batuk dan
umumnya bertahan sampai 3 minggu. Bronkitis akut dapat mengenai semua
usia namun lebih sering pada balita dan menyerang di musim dingin.
Seringkali berkembang seiring dengan kondisi influensa maupun radang
tenggorokan

- Bronkitis kronis, adanya produksi berlebihan mukus yang terjadi hampir


setiap hari dan bertahan sampai dengan tiga bulan dalam setahun serta
terjadi dalam 2 tahun berturut-turut. Banyak diderita kalangan usia > 40
tahun dengan predisposisi sebagai perokok
Anamnesis  Menanyakan gejala bronkitis seperti;
1. Batuk
2. Produksi mukus/lendir (jernih, putih, kuning, hijau ataupun disertai
bercak darah)
3. Demam, mual, muntah dan diare (jarang)
4. Kelemahan dan nyeri dada (kasus berat)
5. Sesak napas dam sianosis (pada gangguan PPOK)
6. Nyeri kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan
 Menanyakan faktor resiko seperti paparan zat kimia/racun dan merokok
1. Riwayat pengobatan kusta sebelumnya
Pemeriksaan
Fisik
Kriteria Curiga pada pasien dengan infeksi saluran pernapasan akut disertai
Diagnosis batuk setelah mengeksklusi
Diagnosis Kerja Bronkitis Akut
Diagnosis
Banding
Pemeriksaan 1. Bakterioskopik: sedian kerokan jaringan kulit dengan pewarnaan Ziehl
Penunjang Neelsen
2. Biopsi kulit /PA
3. Lain-lain: serologi
Tatalaksana Medikamentosa:

1. Tipe PB dengan 2-5 lesi;BTA negatif pada kerokan kulit


Rifampisin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/hari
Diberikan sebanyak 6 dosis/blister, diselesaikan dalam 6-9 bulan
2. Tipe MB
Rifampisin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/hari
Lampren 300 mg/bulan, diteruskan 50 mg/hari
Diberikan sebanyak 12 dosis/blister, diselesaikan dalam 12-18 bulan

Pengobatan pada keadaan Reaksi Kusta:


1. Reaksi Reversal/upgrading/Tipe 1
2. Reaksi Eritema Nodosum Leprosum/ENL /Tipe 2
 Reaksi ringan dengan terapi Non medikamentosa ( istirahat,
imobilisasi, dapat berobat jalan) terapi medikamentosa dengan
Aspirin (600-1200 mg/4 jam atau 4-6x600 mg), Acetaminofen,
Ibuprofen.
 Reaksi berat pasien dirawat inapkan.
Reaksi berat pada Tipe 1 dan Tipe 2 dengan pemberian Kortikosteroid
dosis awal 40 mg/hari ( maksimal 1 mg/kgBB/hari). taperring off 5-10
mg/2 minggu.
2 minggu I : 40 mg/hari
2 minggu II : 30 mg/hari
2 minggu III : 20 mg/hari
2 minggu IV : 15 mg/hari
2 minggu V : 10 mg/hari
2 minggunVI : 5 mg/hari

Anda mungkin juga menyukai