Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER

RSU BAITUL HIKMAH KENDAL

RUMAH SAKIT UMUM BAITUL HIKMAH


KENDAL 2018
KEPUTUSAN DIREKTUR RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
NOMOR : 078/SK/DIR/RSBH/VII/2017

TENTANG

PANDUAN MANAGER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER


RSU BAITUL HIKMAH KENDAL

Ditetapkan Oleh :

Dr,LUQMAN HAKIEM
Direktur
NIK. 17.10.16.14
KEPUTUSAN DIREKTUR RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
NOMOR : 078/SK/DIR/RSBH/VII/2017

TENTANG

PANDUAN MANAGER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER


RSU BAITUL HIKMAH KENDAL

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BAITUL HIKMAH KENDAL,

Menimbang : a. bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan derajad kesehatan
masyarakat;

b. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan peningkatan


keselamatan pasien di RSU Baitul Hikmah Kendal;

c. bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan


yang bermutu dan profesional khususnya pelayanan berfokus pasien;

d. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu ditetapkan


Pemberlakuan Panduan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / Case
Manager di Rumah Sakit Umum Baitul Hikmah Kendal.

e. Bahwa penetapan Pemberlakuan Panduan Manajer Pelayanan Pasien


(MPP) / Case Manager di Rumah Sakit Umum Baitul Hikmah Kendal
sebagaimana tersebut pada huruf d, perlu ditetapkan dan diatur
dengan Keputusan Direktur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit


(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072).

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607).

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis / Medical
Record.

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien.

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 tahun 2017 tentang


Akreditasi Rumah Sakit.

7. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar pelayanan Minimal Rumah
Sakit.

8. Keputusan Direktur RSU Baitul Hikmah Kendal Nomor................


tentang Panduan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / Case Manager
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA : Menetapkan Keputusan Direktur RSU Baitul Hikmah Kendal tentang
Panduan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / Case Manager sebagaimana
tersebut pada lampiran Keputusan ini yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
dilakukan evaluasi setiap 1 tahun.

KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam


keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kendal
Pada tanggal : 20 Juli 2017

DIREKTUR
RSU BAITUL HIKMAH KENDAL

dr. LUQMAN HAKIEM


NIK. 17.10.06.14
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya
sehigga telah berhasil disusun buku Panduan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / Case
Manager di RSU Baitul Hikmah Kendal.

Buku panduan ini perlu dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pelayanan
pasien di RSU Baitul Hikmah. Dalam buku Panduan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / Case
Manager diuraikan bahwa di dalam Manager Pelayanan Pasien ada proses kolaboratif untuk
assesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi untuk opsi
dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien dan keluarganya, melalui
komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil asuhan pasien yang
bermutu dengan biaya efektif.

Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
penyusunan buku Panduan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / Case Manager di RSU Baitul
Hikmah Kendal

Kendal, Juli 2017

Penyusun

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................vii

DAFTAR ISI...............................................................................................viii

BAB I DEFINISI.............................................................................................1

1. Pengertian...........................................................................................1

2. Tujuan................................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP..................................................................................2

BAB III TATA LAKSANA...................................................................................3

A. Kualifikasi Case Manager.........................................................................3

B. Tata hubungan kerja MPP/Case manajer........................................................3

C. Skrining, Asesmen, Identifikasi, Perencanaan, implementasi MPP/Case Manager.........3

BAB IV DOKUMENTASI...................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................18

vi
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
RSU Baitul Hikmah Kendal
Nomor : 078/SK/DIR/RSBH/VII/2017
Tanggal : 20 Juli 2017

PANDUAN MANAJER PELAYANAN PASIEN (MPP) / CASE MANAGER

BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
Manajemen Pelayanan Pasien :

1. Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi


asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan
kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan
sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu
dengan biaya-efektif. (Sumber : CSMA – Case Management Society of America,
2010)

2. Suatu model klinis untuk manajemen stratejik mutu dan biaya pelayanan, dibuat
untuk memfasilitasi hasil pasien yang diharapkan dalam lama perawatan yang layak
/ patut dan dengan manajemen sumber daya yang sesuai. (Cesta, 2009)

Manajer Pelayanan Pasien – MPP (Case Manager) adalah professional di rumah


sakit yang melaksanakan manajemen pelayanan pasien dengan menjamin
kelancaran dan ketepatan transisi pelayanan pasien dalam setiap fase asuhan.

B. TUJUAN

Tujuan MPP adalah untuk melibatkan pasien dalam asuhan yang dialaminya. Bilamana
pasien merasa menjadi bagian dalam keputusan pengobatan dan rencana asuhan,
maka mereka akan memperoleh manfaat. Hal yang sama juga berlaku bagi
keluarganya. Bila keluarga yang mempunyai relasi erat, suatu kemitraan dengan
rumah sakit yang melayani orang yang mereka kasihi, mereka akan kurang merasa
khawatir tentang logistik dan akan lebih banyak fokus terhadap kesehatan pasien.

C. AKTIFITAS MPP / CASE MANAJER SECARA UMUM ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

1. Mengidentifikasi pasien untuk intervensi manajemen pelayanan pasien.


2. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan pasien untuk mengidentifikasi hasil yang
diharapkan dan mengembangkan suatu rencana manajemen pelayanan pasien.

1
3. Memonitor intervensi yang ada relevansinya bagi rencana manajemen pelayanan
pasien.
4. Memonitor kemajuan pasien kearah hasil yang diharapkan.
5. Menyarankan alternatif intervensi praktis yang efisien biaya.
6. Mengamankan sumber-sumber klinis untuk mencapai hasil yang diharapkan.
7. Membakukan jalur-jalur komunikasi dengan manajer departemen/bagian.
8. Bagi pasien dan keluarganya, MPP adalah analog dengan pemandu wisata/ tour guide
dalam berbagai perjalanan kegiatan pelayanan di rumah sakit.
Seorang MPP jelas bukan PPA (Profesional Pemberi Asuhan) yang menulis resep,
mengorder pemeriksaan penunjang dan sebagainya. MPP mempunyai peran untuk
mendorong kepatuhan PPA dalam pengisian rekam medis, yaitu terkait dengan
kelengkapan dan kesesuaian pengisian rekam medis berdasarkan dengan asuhan yang
diberikan kepada pasien. MPP dapat menggabungkan beberapa karakteristik seperti
koordinator, manajer finansial, problem solver, fasilitator, konselor, manajer
perencanaan, edukator dan advokasi. Gambaran kinerja MPP ditampilkan melalui
suatu kombinasi beberapa aktifitas yang dibentuk untuk mendukung tujuan dan
sasaran program asuhan pasien dan penerapan dari prinsip yang mengarahkan ke segi
praktis dari program tersebut.

D. MANFAAT MPP / CASE MANAJER UNTUK RUMAH SAKIT

Bagi rumah sakit adanya MPP dalam manajemen pelayanan pasien akan memberikan
manfaat sebagai berikut :

1. Peningkatan mutu pelayanan

2. Peningkatan kepuasan pasien dan keluarga

3. Peningkatan keterlibatan pasien dalam asuhan

4. Peningkatan kepatuhan pasien dalam asuhan

5. Peningktan kualitas hidup pasiePeningkatan kolaborasi interprofesional tim PPA


(Profesional Pemberi Asuhan)

6. Penurunan tingkat asuhan sesuai kebutuhan pasien dan panduan klinis

7. Penurunan lama dirawat

8. Pencegahan hari rawat yang tidak perlu

9. Penurunan frekuensi, jenis dan lama pemeriksaan, termasuk pemeriksaan yang tidak
perlu

10. Pengurangan / menghindari tagihanyang tidak perlu

2
11. Penurunan readmisi ke rumah sakitPengurangan kunjungan pasien yang sam ke IGD

12. Membantu proses evaluasi penerapan alur klinis (Clinical Pathway)

E. KEUNTUNGAN MPP/ CASE MANAJER DI RUMAH SAKIT

Bagi rumah sakit adanya MPP dalam manajemen pelayanan pasien akan memberikan
keuntungan sebagai berikut :

1. Biaya pelayanan efektif


2. Orientasi pelayanan yang holistik
3. Kontinuitas pelayanan diseluruh tatanan pelayanan kesehatan
4. Klien mengetahui siapa yang harus dihubungi untuk bantuan
F. PERAN MPP / CASE MANAJER MENCAKUP :

1. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, termasuk keluarga dan pemberi


asuhannya, baik akut, dalam proses rehabilitasi di rumah sakit maupun pasca rawat,
mendorong keterlibatan dan pemberdayaan pasien.
2. Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien (patient centered
care) dan asuhan pasien terintegrasi, serta membantu meningkatkan kolaborasi
interprofesional.
3. Mengoptimalkan proses reimbursemen.
G. FUNGSI MPP / CASE MANAJER :

Manajer pelayanan pasien menjalankan fungsi asesmen, perencanaan, fasilitasi dan


advokasi, melalui kolaborasi dengan pasien, keluarga, profesional pemberi asuhan,
sehingga menghasilkan outcome/ hasil asuhan yang diharapkan.

1. Melakukan asesmen tentang kebutuhan kesehatan dan aspek psiko-sosio-kultural-


nya, termasuk status health literacy (kurang pengetahuan tentang kesehatan).
2. Menyusun perencanaan manajemen pelayanan pasien (case manajement plan)
berkolaborasi dengan pasien, keluarga dan pemberi asuhan di rumah sakit,
pembayar, PPA di fasilitas pelayanan primer, untuk memaksimalkan hasil asuhan
yang berkualitas, aman, dan efektif biaya. Perencanaan termasuk discharge planning
terintegrasi dengan PPA.
3. Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar PPA dalam konteks keterlibatan
pasien dalam pengambilan keputusan, sehingga meminimalkan fragmentasi
pelayanan.
4. Memberikan edukasi dan advokasi kepada pasien dan keluarga atau pemberi asuhan
untuk memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarga dalam pengambilan
keputusan terkait pelayanan yang diterimanya. Memberikan edukasi kepada pasien
dan keluarga atau pemberi asuhan, PPA, terkait alternatif pelayanan, sumber daya

3
di komunitas/ lingkungan rumahnya, manfaat asuransi, aspek psieko-sosio-kultural
sehingga keputusan tepat waktu dengan dasar informasi lengkap.
5. Memberikan advokasi sehingga meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga
mengatasi masalah dengan mencari opsi pelayanan yang tersedia, rencana alernatif
sesuai kebutuhan, agar tercapai hasil asuhan yang diharapkan.
6. Mendorong pemberian pelayanan yang memadai untuk kendali mutu dan biaya
dengan basis kasus per kasus.
7. Membantu pasien untuk transisi pelayanan yang aman ke tingkat pelayanan
berikutnya yang memadai.
8. Berusaha meningkatkan kemandirian advokasi dan kemandirian pengambilan
keputusan pasien.
9. Memberikan advokasi kepada pasien dan pembayar untuk memfasilitasi hasil yang
positif bagi pasien, bagi PPA dan pembayar. Namun bila ada perbedaan kepentingan
maka kebutuhan pasien lebih menjadi prioritas.
H. HUBUNGAN PROFESIONAL

Para MPP mempunyai hubungan kerja profesional dengan para dokter dan staf klinis.
Mereka juga harus terbiasa dengan pelayanan penagihan (billing), pelayanan bantuan
finansial, bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan kerohanian.

I. HUBUNGAN DENGAN PASIEN

Penting bagi para MPP untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga. MPP perlu
memelihara rasa saling percaya yang menunjukkan kepada pasien bahwa mereka
terlibat untuk manfaat dan kepentingan pasien. Untuk itu MPP perlu memperhatikan
secara aktif kebutuhan dan keinginan pasien.

J. TANGGUNG JAWAB

Case Manager bertanggung jawab kepada Direktur Pelayanan Medis

K. TUGAS CASE MANAGER

1. Melakukan asesmen tentang kebutuhan kesehatan pasien, sesuai kriteria


pengelolaan Manajer Pelayanan Pasien (MPP)
2. Menyusun perencanaan pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, berkolaborasi
dengan pasien, keluarga dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
3. Melakukan kolaborasi dengan PPA untuk membuat perencanaan pemulangan pasien
(Discharge Planning)
4. Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar Profesional Pemberi Asuhan, pasien
dan keluarga dalam pengambilan keputusan
5. Mengevaluasi kepatuhan implementasi Clinical pathway
6. Mengkoordinasikan para Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dalam pelayanan
terhadap pasien.

4
7. Menjamin pelaksanaan asesmen awal tercapai dalam kerangka waktu.
8. Melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien,
berdasarkan pasien yang meliputi:
9. Memantau pergerakan dan perkembangan pasien yang menjalani pelayanan kritis,
seperti menjalani tindakan operatif, pasien isolasi, pasien kondisi terminal, pasien
yang beresiko mendapatkan penganiayaan, dan pasien beresiko tinggi lainnya.
10. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara MPP dan DPJP serta para
anggota tim klinis lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi,
perwakilan pembayar. Fasilitasi untuk koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara
pasien dan pemangku kepentingan, serta menjaga kontinuitas pelayanan.
11. Sebagai sumber informasi pasien dan keluarga.
12. Mendorong partisipasi pasien dan keluarga dalam pelayanan.
13. Mendorong kepatuhan PPA dalam pengisian rekam medis.
14. Memantau kelengkapan pengisian rekam medis.
15. Menindaklanjuti kebutuhan pasien dan keluarga, khususnya pada pasien yang
beresiko, dan atau menjalani pelayanan yang bersifat kritis.
16. Mendampingi pasien dan keluarga apabila dibutuhkan dalam proses konsultasi dan
edukasi dengan DPJP.
17. Membantu dan mengawasi pelaksanaan proses rujukan/transfer eksternal, termasuk
bila dibutuhkan mencarikan tempat rujukan dan alternatifnya.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup Manajemen Pelayanan Pasien meliputi : peningkatan mutu dan


keselamatan pasien, kendali biaya, pelayanan berfokus pada pasien, asuhan
pasien terintegrasi, kontinuitas pelayanan, perencanaan pemulangan pasien
(Discharge Planning), kepatuhan pasien serta kepuasan pasien.

B. Ketentuan staf yang melakukan panduan ini adalah Manajer Pelayanan Pasien
Manajemen pelayanan pasien bersumber dari pelayanan fokus pada pasien (PFP).
Sehingga pelaksanaan tugas MPP/ Case Manajer adalah meningkatkan pelayanan
berfokus pada pasien.

Patient Centered Care adalah asuhan yang menghormati dan responsif


terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai- nilai pribadi pasien. Serta memastikan
bahwa nilai- nilai pasien menjadi panduan bagi semua keputusan klinis.

Konsep inti patient-centered care dilihat dari perspektif pasien sebagai


berikut :

1. Martabat dan Respek.


Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan, menghormati dan menghargai
pandangan dan pilihan pasien serta keluarga.

Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan


keluarga dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian
pelayanan kesehatan.

2. Berbagi informasi.
Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi
secara lengkap dengan pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga menerima
informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat.

3. Partisipasi.
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam
asuhan dan pengambilan keputusan serta pilihan mereka.

4. Kolaborasi/kerjasama.
Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan. Pemberi
pelayanan kesehatan bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam
pengembangan, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program.

6
Konsep inti patient-centered care dari perspektif profesional pemberi
asuhan adalah sebagai berikut :

1. Berpatrner dengan pasien


1) Keputusan klinis berdasarkan nilai- nilai pasien
2) BPIS : Bila Pasien Itu Saya
3) Komitmen
2. PPA merupakan TIM interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional
1) Profesional pemberi asuhan diposisikan mengelilingi pasien bekerja
sebagai Tim dengan kolaborasi interprofesional
2) Tugas mandiri, kolaborasi interprofesional
3) Kompetensi profesi dan kompetensi kolaborasi interprofesional yang
memadai.
3. DPJP adalah Clinical Leader.
1) DPJP menyusun kerangka asuhan, melakukan koordinasi, kolaborasi,
sintesis, interpretasi, review dan mengintegrasikan asuhan pasien
4. Asuhan Pasien Terintegrasi
1) Asuhan pasien terintegrasi oleh PPA dgn DPJP sebagai Clinical
Leader
C. Area Unit Pelaksanaan MPP adalah :

- Rawat Jalan
- Rawat inap
- IGD
- ICU
- Unit lain yang berhubungan dengan pelayanan pasien.
- Unit structural

D. Diagram Koordinasi – Integrasi - Kontinuitas Pelayanan

7
BAB III
TATA LAKSANA

A. Kualifikasi case manager


8
1. Perawat
a. Pendidikan minimal S1 Ners
b. Memiliki pengalaman klinis sebagai profesional pemberi asuhan minimal 3 tahun
c. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruang rawat minimal 2 tahun
2. Dokter (Umum)
a. Memiliki pengalaman minimal 3 tahun dalam pelayanan klinis di rumah sakit
b. Memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan minimal 1 tahun
B. Tata hubungan kerja MPP/Case manajer

TATA HUBUNGAN KERJA MANAJER PELAYANAN PASIEN

DIREKTUR

BIDANG PELAYANAN

PPA

KEPALA SEKSI
PELAYANAN MEDIS

MANAJER UNIT KERJA


PELAYANAN PASIEN PELAYANAN

KEPALA SEKSI
KEPERAWATAN

TIM KOMPLAIN

Ket : -- -- -- -- : Garis Koordinasi

C. Skrining, Asesmen, Identifikasi, Perencanaan, implementasi untuk MPP/ Case


Manajer meliputi :

1. Skrining pasien untuk manajemen pelayanan pasien sesuai kriteria:


9
a. Usia Pasien > 65 tahun
b. Pasien dengan fungsi kognitif rendah
c. Pasien resiko tinggi
d. Potensi komplain tinggi
e. Kasus penyakit kronis, katastropik, terminal
f. Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL
g. Riwayat gangguan mental
h. Riwayat penggunaan peralatan medis
i. Sering masuk IGD, readmisi RS
j. Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi
k. Masalah finansial
l. Hari rawat yang panjang
m. Membutuhkan kontinuitas pelayanan.

2. Asesmen untuk MPP


Data asesmen diperoleh melalui hal tersebut dibawah ini namun tidak terbatas pada:
1) Wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan
2) Asesmen awal saat admisi rawat inap, asesmen secara intermiten “ongoing”
selama dirawat
3) Komunikasi dengan dokter, PPA lainy
4) Rekam medis
5) Data klaim, asuransi

3. Identifikasi masalah dan kesempatan


1) Tingkat asuhan yang tidak sesuai panduan, norma yang digunakan
2) Over/under utilization pelayanan dengan dasar panduan norma yang digunakan
3) Ketidak patuhan pasien
4) Edukasi kurang memadai, atau pemahamannya yang belum memadai tetntang
proses penyakit, kondisi terkini, daftra obat
5) Kurangnya dukungan keluarga
6) Penurunan determinasi pasien (ketika tingkat keparahan/ komplikasi meningkat)
7) Kendala keuangan ketika keparahan/ komplikasi meningkat
8) Pemulangan/ rujukan yang belum memenuhi kriteria, atau sebaliknya
pemulangan/ rujukan yang ditunda

4. Perencanaan manajemen pelayanan pasien


1) Pahami dan pastikan diagnosis pasien, prognosis, kebutuhan asuhan, sasaran hasil
asuhan
2) Validasi rencana asuhan konsisten dengan panduan, norma yang digunakan

10
3) Tentukan sasaran terukur dan indikator dalam kerangka waktu yang spesifik
antara lain dalam akses ke pelayanan, asuhan dengan biaya efektif, mutu asuhan
4) Tentukan pemberian informasi kepada pasien dan keluarga untuk pengambilan
keputusan
5) Tentukan juga partisipasi pasien pasien dan keluarga dalam asuha, termasuk
persetujuan akan kemugkinan perunahan rencana
6) Siapkan fasilitas mengatasi masalah dan konflik
7) Perhatikan harapan pembayar, frekuensi komunikasi evaluasi perkembangan
pasien, revisi sasaran jangka pendek atau panjang.

5. Implementasi manajeman pelayanan pasien


a. Monitoring
1) Mencatat perjalanan / perkembangan kolaborasi dengan pasien, keluarga,
pemberi asuhan, tim PPA dan pemangku kepentingan lain yang terkait,
sehingga dapat dinilai respon pasien terhadap intervensi yang diberikan
2) Verifikasi kelangsungan pelaksanaan rencana asuhan memadai, dipahami dan
diterima pasien serta keluarga
3) Paham dan sadar akan kebutuhan revisi rencana asuhan, termasuk preferensi
perubahan, transisi pelayanan, kendala pelayanan
4) Kolaborasi dalam rangka perubahan rencana dan pelaksanaanya

b. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi


1) Pastikan peran MPP sesuai kebijakan yang ada dan memadai, dalam pelayanan
pasien, terhadap pemangku kepentingan lain dalam rumah sakit
2) Kembangkan dan pelihara secara proaktif pelayanan berfokus pada pasien,
membantu asuhan terintegrasi oleh PPA
3) Transisi pelayanan yang memadai sesuai kebutuhan pasien
4) Jaga privasi pasien dalam kolaborasi
5) Gunakan mediasi dan negosiasi untuk meninkatkan komunikasi, koordiansi dan
kolaborasi, termasuk mengatasi perbedaan pandangan
6) Koordinasi juga pada rencana pemulangan pasien dengan pelayanan pasca
rawat
c. Advokasi
1) Menyampaikan, mendiskusikan dengan PPA dan staf lain tentang kebutuhan
pasien, kemampuanya dan sasaran pasien
2) Memfasilitasi akses ke pelayanan sesuai kebutuhan pasien melalui koordinasi
dengan PPA atau pemnagku kepentingan terkait
3) Meningkatkan kemandirian, menentukan pilihan dan pengambilan keputusan
4) Mengenali, mencegah dan menghindari disparitas untuk mengakses mutu dan
hasil pelayanan terkait dengan ras,etnik, agama, gender, latar belakang

11
budaya, status pernikahan, umur, pandangan politik, disabilitas fisik-mental-
kognitif
5) Advokasi untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan yang berkembang karena
perubahan kondisi

d. Hasil Pelayanan
1) Lakukan pendokumentasian pencapaian sasaran
2) Catat keberhasilan, kualitas, kendai biaya efektif dari intervensi MPP dalam
mencapai sasaran asuhan psien
3) Nilai laporan tentang dampak pelaksanaan rencana asuhan psien
4) Catat utilisasi sesuai panduan / norma yang digunakan
5) Catat kepuasan psien, keluarga dengan manajemen pelayanan pasien

e. Terminasi manajemen pelayanan pasien


MPP mengakhiri pelaksanaan manajemen pelayanan pasien sesuai dengan
regulasi rumah sakit yang berlaku. Identifiaksi alasan pengakhiran pelaksanaan
manajemen pelayanan pasien antara lain :

1) Telah tercapainya sasaran manajemen pelayanan pasien


2) Telah terlaksana transisi ke fasilitas pelayanan lain
3) Pasien menolak manajemen pelayanan pasien
4) Tercapainya persetujuan pengakhiran pelaksanaan manajemen pelayanan
pasien, dengan pasien maupun pemnagku kepentingan lain
5) Dokumentasikan proses pengakhiran tersebut

BAB IV
DOKUMENTASI

12
1. SPO Case Manager
2. Form A dan form B
3. Form Evaluasi Clinical patways

DIREKTUR
RSU BAITUL HIKMAH KENDAL

dr. LUQMAN HAKIM


NIK. 17.10.06.14

DAFTAR PUSTAKA

CSMA – Case Management Society of America, 2010)


13
14

Anda mungkin juga menyukai