Digitalisasi Layanan Zakat Dan Wakaf

Digitalisasi
Layanan Zakat dan Wakaf
Oleh:
Drs. HM. Lutfi Hamid, M.Ag.
Kepala Kanwil Kementerian Agama DIY
Senin, 5 November 2018
www.muhammadlutfihamid.com
Dasar Perintah Zakat
‫س َك ٌن لَّ ُه ْۗ ْم‬ َ ‫علَ ْي ِه ْۖ ْم ِإ َّن‬

َ ‫ص ََلت َ َك‬ َ ‫ص ِِّل‬ ِ ‫ص َدقَةً ت ُ َط ِ ِّه ُر ُه ْم َوت ُ َز ِك‬
َ ‫ِّيهم ِب َها َو‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
﴾١٠٣﴿ ‫ع ِلي ٌم‬ َ ‫س ِمي ٌع‬ َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫َو‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.”
(Qs. At-Taubah: 103)
Undang-undang Zakat
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2011
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat.
Potensi Zakat di Indonesia
BAZNAS dan IPB mencoba menghitung, berdasarkan PDB
tahun 2010 potensi zakat di Indonesia sebesar Rp. 217
Triliun. Dengan metode esktrapolasi, potensi zakat tahun
2015 sebesar Rp. 280 triliun dan realisasinya diperkirakan
Rp. 4 triliun atau kurang dari 1,4% dari potensinya.
Realisasi pengumpulan zakat, infak dan sedekah yang

diperoleh BAZNAS dalam laporan tahun 2015 sebesar Rp.
98.5 milyar atau naik 18,72% dibandingkan 2014 hanya
sebesar Rp. 82.9 milyar.
Sumber: pajak.go.id
Menurut BAZNAS
Menurut Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas), Prof. Bambang Sudibyo, potensi zakat di
Indonesia mencapai Rp 217 triliun, tetapi yang bisa
dikelola hanya Rp 3,4 triliun. Ini berdasar riset IPB pada
tahun 2011
DIY - Potensi zakat pendapatan di Yogyakarta, menurut

Baznas Yogyakarta baru bisa menghimpun sekitar Rp 260
juta (25%) dari Rp1 miliar potensi zakat pendapatan per
bulan.
Mustahik di DIY
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)
Jumlah penduduk miskin di DIY pada Maret 2016
sebanyak 494.940 ribu atau naik 9.380 dibanding
September 2015 sebanyak 45.560 orang.
Penduduk miskin tersebar di perkotaan sebanyak 60,15

persen dan perdesaan 39,85 persen.
Jumlah Penduduk DIY, semester II tahun 2016 Laki-laki

1.809.618, perempuan 1.818.344. Total 3.627.962
Peran Penting Amil Zakat
Kelebihan Zakat Melalui Amil
 Pertama, menjamin kepastian dan disiplin
muzakki dalam membayar zakat.
 Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para
mustahik.
 Ketiga, memperlihatkan syiar Islam.
 Keempat, mencapai efisiensi dan efektivitas
serta sasaran yang tepat dalam penggunaan
dana zakat menurut skala prioritas.
 Kelima, dapat digunakan untuk kemaslahatan
umat Islam secara umum yang memerlukan dana
yang besar.
Langkah Menjaga
Profesionalitas Amil
Pertama, amil semestinya ditunjuk atau diangkat
secara resmi oleh Negara, organisasi, lembaga, atau
yayasan. Tidak boleh sembarang orang bertindak
sebagai amil secara gegabah dan tanpa pengawasan.
Kedua, amil zakat harus memiliki sifat amanat. Tugas

amil bukanlah sekedar menerima zakat dari para
muzakki, akan tetapi mereka juga berkewajiban
menyalurkannya kepada golongan yang berhak
menerima.
Langkah Menjaga
Ketiga, profesionalisme pengelola zakat bisa
ditingkatkan dengan menambah pengetahuan agama.
Sehingga amil zakat mengetahui dasar, aturan, dalam
pengelolaan zakat yang selaras dengan tuntunan Al
Quran dan Hadits.
Keempat, selain memiliki pengetahuan agama yang

cukup, amil zakat juga sudah semestinya memiliki
pengetahuan tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
pengelolaan zakat. Karena dalam zakat juga
dibutuhkan perhitungan harta yang harus dizakati
berdasarkan nisab.
Langkah Menjaga
Kelima, belajar manajemen dalam mengelola dan
mengembangkan aset secara produktif. Sehingga
penyaluran zakat benar-benar bisa menjadi solusi
mengatasi kemiskinan.
Keenam, amil harus siap bersinergi dengan lintas

sektoral. Sehingga memahami peta pembanguan
dan menjadi bagian penting dalam penguatan
ketahanan sumber daya manusia di Indonesia.
Mengoptimalkan Potensi Zakat
Pertama, Ukhuwah Islamiyah, sebagai landasan

kesepahaman dan sinergisitas.
Kedua, sosialisasi dan edukasi tentang zakat,

sehingga zakat dipahami dengan baik dan benar
oleh pemimpin dan umat Islam.
Mengoptimalkan Potensi Zakat
Ketiga, harus dibangun sistem perzakatan

nasional. Misal, sekarang sudah ada Nomor Pokok
Wajib Zakat (NPWZ) atau nomor rekening untuk
zakat dan infak secara khusus sehingga
memudahkan muzakki membayar zakat dan infak.
Keempat, masjid harus ditata dan dibangun juga

sistemnya. Misalnya, nanti ada Kartu Pokok
Masjid, Kartu Jamaah Masjid, dan Kartu Dhuafa.
Wakaf dan Zakat di Era Digital
Mengapa pengelolaan wakaf dan zakat harus
beradaptasi dengan era digital?
 Meningkatnya transaksi Non-Tunai (E- Toll, Kartu

Kredit, Kartu Debit, dll.)
 Hadirnya financial tecnology (Fintech) yang
memungkinkan melakukan berbagai transaksi
perbankan melalui aplikasi.
 Tersedianya fasilitas Internet/Mobile Banking, dll.
Kesimpulan : Perilaku muzakki ke arah digital
Mengapa Digital?
 Kemudahan dalam transaksi (melalui transfer)

 Keamanan (meminimalkan setoran tunai)
 Keterjangkauan (semakin luas, seiring
dibangunnya insfrastruktur komunikasi)
 Kecepatan (dalam penyetoran maupun pelaporan)
 Efisiensi (mengurangi pengeluaran operasional)
 Layanan 24 Jam (bisa tersetting online 24 jam)
Kekurangan Digital?
 Segmented (belum semua umat Islam melek

teknologi maka butuh edukasi dan sosialisasi)
 Kesiapan SDM (SDM pengelola harus terlatih)
 Keakuratan (teknologi digital butuh keakuratan
dalam input, kesalahan input data akan berakibat
kekeliruan di hasil akhir)
 Biaya Pengadaan (Biaya pengadaan hardware dan
software butuh biaya sesuai dengan tingkat
teknologinya)
TERIMA KASIH
materi ini bisa diunduh di website:

Digitalisasi Layanan Zakat Dan Wakaf

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Digitalisasi Layanan Zakat Dan Wakaf

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Digitalisasi

Layanan Zakat dan Wakaf

Senin, 5 November 2018

‫س َك ٌن لَّ ُه ْۗ ْم‬ َ ‫علَ ْي ِه ْۖ ْم ِإ َّن‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2011

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

Realisasi pengumpulan zakat, infak dan sedekah yang

DIY - Potensi zakat pendapatan di Yogyakarta, menurut

Penduduk miskin tersebar di perkotaan sebanyak 60,15

Jumlah Penduduk DIY, semester II tahun 2016 Laki-laki

Kedua, amil zakat harus memiliki sifat amanat. Tugas

Keempat, selain memiliki pengetahuan agama yang

Keenam, amil harus siap bersinergi dengan lintas

Pertama, Ukhuwah Islamiyah, sebagai landasan

Kedua, sosialisasi dan edukasi tentang zakat,

Ketiga, harus dibangun sistem perzakatan

Keempat, masjid harus ditata dan dibangun juga

 Meningkatnya transaksi Non-Tunai (E- Toll, Kartu

 Kemudahan dalam transaksi (melalui transfer)

 Segmented (belum semua umat Islam melek

Anda mungkin juga menyukai