Anda di halaman 1dari 75

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI

FAKULTAS ELEKTRO DAN KOMUNIKASI


INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
BANDUNG
2013
PRAKTIKUM 1
PENGENALAN DASAR PLC DAN WIRING
TUJUAN
 Memahami komponen relay dan penggunaannya dalam system automasi
sederhana
 Memahami dasar Input/Output (I/O) dari PLC
 Mampu merancang system automasi ON/OFF sederhana berbasis wiring relay
dengan menggunakan ladder diagram
 Mampu mengimplementasikan rancangan ladder diagram dengan membuat
wiring diagram dan implementasi fisiknya
 Peserta mampu memahami cara kerja dan pemasangan berbagai macam sensor

PERSIAPAN
 Pelajari datasheet PLC OMRON CP1L-M30DR-A
 Pelajari petunjuk praktikum modul ini

PENGENALAN DASAR PLC


PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
Programmable Logic Controller (PLC) adalah perkembangan dari sistem kendali berbasis
relay ke sistem kendali yang menggunakan Central Processing Unit (CPU). Keunggulan dari
penggunaan PLC dibandingkan dengan sistem kendali berbasis relay adalah sistem
pengkabelannya (wiring) yang jauh lebih sederhana dan prosesnya dikendalikan oleh CPU.
Input dari PLC diproses oleh Central Processing Unit (CPU) lalu disimpan di memory lalu
dikeluarkan melalui output module PLC.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI – INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


2 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

Salah satu keuntungan dari penggulaan PLC adalah pengguna tidak harus mengubah
pengkabelan (wiring) jika program yang sudah tertanam ingin diubah.
RELAY
Relay adalah suatu komponen elektronik yang terdapat kontak (contact) dan lilitan (coil).
Jika coil dialiri oleh arus, maka coil akan menghasilkan medan elektromagnetik yang akan
mendorong contact sehingga bisa terhubung. Gambar di bawah mengilustrasikan keadaan
relay pada saat belum terhubung dan pada saat terhubung (energized).

Secara umum, relay dibagi dua jenis yaitu Normally Open (NO) dan Normaly Closed
(NC). Relay jenis NO adalah relay yang posisi contact-nya tidak terhubung dalam keadaan
normal. Relay jenis NC adalah relay yang posisi contact-nya terhubung dalam keadaan

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 3

normal. Biasanya relay jenis NO dan NC sudah terdapat dalam satu (1) kemasan. Gambar
dari relay NC dan NO ditunjukkan pada gambar di bawah berikut.

Normally Open (NO) Normally Closed (NC)


DARI LOGIKA RELAY (RELAY LOGIC) KE LOGIKA PLC
Konversi dari logika relay (relay logic) ke logika PLC (ladder diagram) memakai simbol
contact dan coil yang ada di relay.

Simbol contact Simbol coil


Semua jenis input dapat kita gambarkan (generalisasikan) ke dalam bentuk contact pada
relay dan untuk jenis output dapat kita gambarkan ke dalam bentuk coil. Gambar di bawah
ini merepresentasikan lambang relay ke logika PLC dalam bahasa ladder diagram.

Contoh ladder diagram


LADDER DIAGRAM
PLC diprogram menggunakan representasi simbol dari komponen relay. Pada gambar di
bawah ini, terdapat ladder diagram berikut komponen-komponen yang perlu diperhatikan.

Ladder diagram disusun secara bertingkat dimulai dari anak tangga (rung) pertama hingga
rung terakhir. LD adalah load dimana power bermula dari sisi kiri mengalir ke sebalah
kanan. Alur membaca ladder diagram adalah apabila tegangan sumber berasal dari sebelah

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


4 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

kiri (contact) berlogika satu (1), maka bagian kanan (coil) akan terhubung. Lalu mulai lagi
scan dari kiri ke kanan.

PLC OMRON CP1L-M30DR-D


PENDAHULUAN
PLC OMRON pada kelas CP merupakan PLC jenis Compact. PLC jenis ini sudah memiliki
bagian power supply, input/output, memory dalam satu (1) buah kemassan. PLC OMRON
CP1L-M30DR-D memiliki 18 buah input module dan 12 output module. Masing-masing
module terdapat alamat yang nantinya dicocokkan dengan pengalamatan pada program.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 5

INPUT/OUTPUT DAN PENGALAMATAN


PLC OMRON CP1L yang digunakan saat praktikum, input module membaca tegangan diskrit
(0 dan 1) yang diwakili oleh tegangan 0 volt dan 24 volt. Untuk bagian input module,
tegangan power supply dapat dicatu dari port output PLC atau menggunakan power supply
tambahan yang sesuai.

Tegangan diskrit yang dibaca pada input module dikonversikan menjadi 5 volt
dengan menggunakan optocoupler untuk diproses di CPU. Setelah diproses, keluaran 5 volt

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


6 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

akan kembali menjadi 24 volt dengan menggunakan relay atau transistor atau triac
(tergantung jenis PLC yang digunakan).
 Input module AC dan DC

Input module PLC hanya memiliki satu buah port COM. Jadi, untuk semua input device bisa
menggunakan port COM tersebut secara bersamaan. Pengalamatan pada input module
terdapat dua (2) buah channel, yaitu channel 0.xx dan 1.xx.
 Output module AC dan DC

Output module PLC memiliki beberapa buah port COM. Setiap port COM hanya untuk alamat
tertentu. Masing-masing COM dibatasi oleh garis putih yang lebih tebal. Pengalamatan pada
output module terdapat dua (2) channel, yaitu channel 100.xx dan 101.xx.
SOURCING DAN SINKING
Pengkabelan pada PLC menggunakan dua metode, yaitu sourcing dan sinking. Untuk input
module, sourcing berarti memberikan arus kepada input device. Sedangkan sinking berarti
input module menerima arus dari input device.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 7

Input sourcing Input sinking


Untuk output module, sourcing berarti memberikan arus kepada beban. Sedangkan
sinking berarti output module menerima arus dari beban.

Output sourcing Output sinking

SENSOR DAN TRANSDUSER


Sensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk membaca keadaan fisik (suhu, cahaya, tekanan, dll.).
Transduser adalah alat yang berfungsi untuk mengubah keadaan fisik menjadi energi yang
diinginkan, misalnya tegangan. Sensor dan transduser menjadi alat yang sangat banyak digunakan
terutama di bidang sistem kendali.
LIMIT SWITCH
Limit switch (sensor pembatas) adalah sensor mekanik yang didesain untuk mendeteksi
gerakan dari suatu benda sehingga bisa membatasi atau memberhentikan gerakan dari
mesin.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


8 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

Ketika aktuator dari limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri
ataupun kanan sebesar 450 atau 900 (tergantung dari jenis dan tipe limit switch), maka
aktuator akan bergerak ke bagian dalam limit switch sehingga menghubungkan kontak-
kontaknya. Pada limit switch terdapat kontak jenis NO dan NC yang digunakan sesuai
dengan keperluan.

PROXIMITY SENSOR
Proximity sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya sebuah
benda pada jarak tertentu tanpa melakukan kontak fisik. Range (jarak) dari proximity sensor
sendiri tergantung berdasarkan tipe dari proximity sensor tersebut. Pada umumnya
proximity sensor digunakan untuk:
a. Mendeteksi objek yang terlalu kecil, ringan, atau halus untuk dideteksi oleh sensor
mekanik;
b. Plant yang memerlukan respon tinggi dan kemampuan mendeteksi yang cepat seperti
pada proses perhitungan atau sortir;

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 9

c. Objek yang dideteksi harus melewati sebuah penghalang dari benda-benda yang terbuat
dari bahan non logam seperti gelas, plastik, maupun kertas;
d. Lingkungan yang tidak bersahabat untuk penggunaan sensor mekanik;
e. Untuk sIstem dengan jangka waktu yang panjang dan membutuhkan layanan yang
handal;
f. Untuk sistem kontrol elektronik yang membutuhkan perubahan sinyal input yang
sangat cepat.
 Inductive Proximity
Proximity sensor beroperasi dengan prinsip yang berbeda, tergantung dari jenis
benda yang ingin dideteksi. Ketika benda yang dideteksi merupakan benda yang
terbuat dari logam maka dapat menggunakan sensor tipe induktif. Sensor dengan
tipe induktif mampu mendeteksi bahan yang terbuat dari besi maupun bahan yang
tidak mengandung besi misal tembaga dan alumunium. Induktif proximity sensor
bekerja berdasarkan prinsip dari induksi elektrik dimana arus induksi berfluktuasi
berdasarkan electromotive force (emf).

Cara kerja dari tipe sensor ini antara lain :


a. Rangkaian osilator membangkitkan gelembong elektromagnetik dengan
frekuensi yang tinggi yang akan beradiasi dari ujung sensor;
b. Ketika sebuah objek logam memasuki jangkauan sensor maka akan ada
arus eddy yang akan menginduksi permukaan objek;
c. Permukaan objek yang terinduksi oleh arus eddy akan menyerap energi
dari radiasi gelombang elektromagnetik dan berakibat pada
berkurangnya energi dan perubahan energi pada osilator;
d. Sensor mendeteksi adanya perubahan energi pada osilator dan akan
memicu solid-state output pada level tertentu;

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


10 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

e. Ketika objek logam melewati jangkauan sensor maka osilator akan


kembali ke kondisi awal.

 Capacitive Proximity
Capacitive proximity sensor hampir sama dengan inductive proximity sensor.
Perbedaan utamanya ialah capacitive proximity sensor menghasilkan medan
elektrostatik sedangkan pada inductive proximity sensor yang dihasilkan merupakan
medan elektromagnetik. Selain itu capacitive proximity sensor dapat bekerja untuk
objek konduktif atau non-konduktif.
Capacitive proximity sensor mengandung osilator dengan frekuensi tinggi
dengan permukaan sensor yang terdiri dari dua metal electrode. Ketika objek berada
pada jarak jangkauan sensor maka objek tersebut akan memasuki medan
elektrostatik dan merubah kapasitansi dari osilator. Sebagai hasilnya rangkaian
osilator akan mulai berosilasi dan merubah kondisi output dari sensor ketika
mencapai amplitudo tertentu. Ketika target bergerak menjauhi sensor maka
ampitudo dari osilator akan berkurang dan mengubah kondisi sensor kembali ke
kondisi awal.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 11

PHOTOELECTRIC SENSOR
Photoelectric sensor adalah perangkat optik yang bekerja dengan mendeteksi ada atau
tidaknya berkas cahaya dan merespon perubahan dari intesitas cahaya yang diterima.
Photoelectric sensor terdiri dari dua komponen dasar yaitu transmitter dan receiver. Cara
kerja secara umum dari sensor ini antara lain :

a. Transmitter mengandung sebuah sumber cahaya, pada umumnya berupa LED


yang bersama dengan sebuah osilator;
b. Osilator memodulasi atau mengubah kondisi LED dari on ke off dengan
kecepatan yang sangat tinggi;
c. Transimitter mengirim berkas cahaya yang termodulasi ini ke receiver;
d. Receiver menerjemahkan berkas cahaya dan merubah kondisi dari output yang
terhubung dengan beban;
e. Receiver akan mengubah frekuensi modulasi pada bagian emitter dan akan
memperkuat sinyal cahaya pada frekuensi tertentu;
f. Sebagian jenis sensor ini dapat diatur tingkat intensitas cahaya yang dapat
diterima sehingga kondisi output dapat berubah;
g. Waktu respon berhubungan dengan frekuensi dari sinyal cahaya. Waktu respon
akan menjadi sangat penting ketika menggunakan aplikasi untuk mendeteksi
benda yang sangat kecil, benda bergerak pada kecepatan tinggi.
Ada dua jenis photoelectric sensor, yaitu through-beam scan dan retroreflective scan.
 Through-Beam Scan
Pada through-beam scan, transmitter dan receiver ditempatkan secara berhadap-
hadapan. Hal ini di karenakan berkas cahaya ditransmisikan searah, through-beam
scan memberikan jangkauan sensor yang jauh.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


12 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

Through-beam scan biasanya digunakan pada sistem buka tutup pintu


garasi, dimana sensor biasanya diletakkan di dekat lantai.

 Retroreflective Scan
Pada retroreflective scan, transmitter dan receiver di tempatkan pada tempat yang
sama. Retroreflective scan menggunakan cermin (reflector) untuk memantulkan
cahaya yang dihasilkan oleh transmitter.

Ketika terdapat benda di depan sensor, bagian receiver tidak mendapat


cahaya dari transmitter. Ketika tidak ada benda, maka bagian receiver menerima
cahaya dari transmitter yang merupakan hasil pantulan dari transmitter.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 13

WIRING SENSOR
Kebanyakan penggunaan sensor ini bekerja pada tegangan 24 VDC atau 120 VAC. Untuk
wiring dari proximity sensor bervariasi tergantung dari tipe dan aplikasi sensor tersebut.
Untuk sensor tipe three-wire memiliki positive dan negative line yang terhubung langsung.
Ketika sensor bekerja, rangkaian akan menghubungkan kabel sinyal ke bagian positive line
jika beroperasi pada kondisi normally open. Jika beroperasi pada kondisi normally closed,
maka rangakaian akan memutus hubungan dengan kabel sinyal dari bagian positive line.

Untuk tipe two-wire, sensor dihubungkan secara seri dengan beban. Dalam keadaan
off, diperlukan arus mengalir agar melewati rangkaian agar sensor tetap aktif. Arus pada
kondisi off ini disebut sebagai arus jebol atau bocor dan besar arusnya bervariasi antara
sesuai dengan spesifikasi dari sensor tersebut.
Gambar di bawah ini merupakan skema wiring dari sensor ketika dihubungkan
dengan PLC CP1L.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


14 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 PLC OMRON CP1L-M30DR-A
 Kit PLC dan Kit Input
 Tool box
 Jumper secukupnya

MENGAWALI PRAKTIKUM
 Ambil PLC, kit hardware praktikum, kit sensor, dan jumper yang sudah disediakan ke
meja peserta praktikum
 Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok

PERINGATAN!
 PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG MENGGUNAKAN
TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN
PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN
MULTIMETER
 PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT
MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT
MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI
TERTUKAR!)
 SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN
 APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN,
SEGERA MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY

EKSPERIMEN 1: BASIC I/O (NO/NC CONTACT)

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 15

 Buka file soal 1 pada folder Modul 1 di Desktop;


 Rancanglah pengkabelan dengan menggunakan sinking-sourcing;
 Hubungkan kit input dan kit PLC sesuai dengan alamat yang tertera pada soal;
 Periksa kembali wiring yang telah dilakukan (baca tabel peringatan di atas!);
 Nyalakan saklar untuk power PLC. PLC akan berfungsi secara normal apabila lampu
indikator power dan run nyala seperti pada gambar di bawah ini;

 Download program dari komputer ke dalam PLC. (Baca cara mendownload di Appendix
A);

 Analisis, gambarkan ladder digramnya, buatlah flowchartnya, dan buat gambar


wiringnya pada lembar jurnal yang telah disediakan.

EKSPERIMEN 2: BASIC I/O (GERBANG AND DAN OR)


 Buka file soal 2 pada folder Modul 1 di Desktop;
 Lakukan hal yang sama dengan eksperimen 1;

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


16 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

 Rancanglah pengkabelan dengan metode sourcing-sinking;


 Analisis, gambarkan ladder digramnya, buatlah flowchartnya, dan buat gambar
wiringnya pada lembar jurnal yang telah disediakan.

EKSPERIMEN 3: BASIC I/O (LATCHING RELAY)


 Buka file soal 3 pada folder Modul 1 di Desktop;
 Lakukan hal yang sama dengan eksperimen 1;
 Rancanglah pengkabelan dengan metode sourcing-sinking;
 Analisis, gambarkan ladder digramnya, buatlah flowchartnya, dan buat gambar
wiringnya pada lembar jurnal yang telah disediakan.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 17

MENGAKHIRI PERCOBAAN
 Matikan MCB dan saklar terlebih dahulu
 Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC
 Lepas semua jumper dari kit praktikum
 Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya
 Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang
disediakan
 Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa
 Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
dilakukan

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


18 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


PRAKTIKUM 2
GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC
TUJUAN
 Praktikan mampu memahami dan menerapkan sistem otomasi dengan
menggunakan PLC
 Praktikan mampu memahami dan melakukan pengoperasian terhadap software
CX-One
 Praktikan mampu merancang dan membangun sistem otomasi sederhana dengan
memanfaatkan software PLC
 Praktikan mampu memahami dan menerapkan pengkomunikasian infornasi dari
bahasa ladder diagram ke dalam PLC
PERSIAPAN
 Mempelajari modul praktikum sebelum pelaksanaannya
 Mempelajari materi yang diperlukan sebelum melaksanakan praktikum

GERBANG LOGIKA PLC


PENDAHULUAN GERBANG LOGIKA
PLC beroperasi secara digital dengan representasi bilangan biner. dalam bilangan biner
terdapat dua kondisi, 1 atau 0, benar atau salah, terbuka (open) atau tertutup (closed), atau
jenis kondisi lainnya. Gerbang logika bisa terdiri dari beberapa input (satu atau lebih), akan
tetapi hanya terdiri dari satu output. Logika adalah kemampuan untuk mengambil suatu
keputusan pada saat terdapat dua atau lebih faktor yang harus dipertimbangkan. Macam-
macam gerbang logika adalah gerbang logika AND, OR, NOT, NOR, XOR.
GERBANG LOGIKA AND
Gerbang logika AND adalah jenis gerbang logika yang memiliki input lebih dari dua (2) dan
hanya memiliki satu (1) buah output. Output dari gerbang logika AND akan berlogika satu
(1) hanya dan hanya jika semua input berlogika satu (1).

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI – INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


20 MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC

Representasi gerbang logika AND dalam ladder diagram menggunakan contact (bisa
NO atau NC) yang dihubungkan secara seri.

GERBANG LOGIKA OR
Gerbang logika OR adalah jenis gerbang logika yang memiliki input lebih dari dua (2) dan
hanya mimiliki satu (1) buat output. Output gerbang logika OR akan berlogika nol (0) hanya
dan hanya jika semua input berlogika nol (0).

Representasi gerbang logika OR dalam ladder diagram menggunakan contact (bisa


NO atau NC) yang dihubungkan secara paralel.

GERBANG LOGIKA NOT


Gerbang logika NOT adalah jenis gerbang logika yang hanya memiliki satu (1) buah input
dan satu (1) buat output. Output gerbang logika NOT adalah kebalikan dari logika inputnya.
Apabila input berlogika nol (0), maka outputnya akan berlogika satu (1), begitu pula
sebaliknya.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC 21

Representasi gerbang logika NOT dalam ladder diagram adalah dengan


menggunakan contact jenis NC.

GERBANG LOGIKA XOR (EXCLUSIVE-OR)


Gerbang logika XOR adalah jenis gerbang logika yang memiliki lebih dari dua (2) input dan
hanya memiliki satu (1) buah output. Output gerbang logika XOR adalah nol (0) apabila
semua inputnya berlogika sama dan akan berlogika satu (1) apabila inputnya tidak
berlogika sama semua.

PEMROGRAMAN PADA CX-PROGRAMMER


BAHASA PEMROGRAMAN PLC
Software yang digunakan untuk membuat program pada PLC berbeda-beda bergantung
pada merek PLC masing-masing. Untuk PLC Schneider menggunakan program Zelio,
sementara untuk PLC OMRON menggunakan software CX-Programmer. CX-Programmer
merupakan salah satu aplikasi yang terdapat pada CX-One.
Pada ladderdiagram dapat menggunakan banyak input, tetapi hanya bisa terdapat
satu (1) output. Apabila ingin menggunakan banyak output bisa dimanipulasi dengan
teknik latching relay.
MENGGUNAKAN CX-PROGRAMMER
 Jalankan CX-Programmer
 Window pada program CX-Programmer akan tampak seperti di bawah ini

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


22 MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC

Terdapat window kecil yang menginformasikan shortcut yang terdapat pada


program CX-Programmer

 Klik New pada toolbar maka akan muncul window seperti di bawah ini

 DeviceName hanya untuk memberikan nama pada program yang akan dibuat
 Pada DeviceType ganti jenis PLC sesuai dengan PLC yang digunakan pada saat
praktikum yaitu CP1L

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC 23

 Abaikan sementara NetworkType, langsung klik OK


 Window baru akan muncul dan siap untuk digunakan
 Untuk penggunaan instruksi bisa dilihat pada Appendix A

INSTRUKSI DASAR PLC


LADDER DIAGRAM
Bahasa pemrograman yang dapat dipakai pada PLC beraneka ragam. Berdasarkan standar
dari IEC 61131 terdapat lima (5) macam jenis pemrograman untuk PLC. Jenis pemrograman
yang paling banyak dipakai adalah LadderDiagram (LD) karena bentuk pemrogramannya
merupakan tiruan dari relaylogic.

TIMER (TIM)
Timer adalah instruksi yang menghasilkan waktu jeda (delay) ON/OFF dalam waktu
tertentu. Lamanya delay Timer ditentukan oleh pengguna (user). Timer yang dapat
digunakan pada PLC OMRON CP1L beraneka ragam. Banyaknya jenis timer dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


24 MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC

Pada modul ini hanya akan dibahas timer dasar (TIM). TIM beroperasi dengan
mengurangkan nilai Set Value (SV) yang bisa diatur oleh user dengan basis 0,1 detik
(100ms).

Timernumber (N) adalah alamat untuk timer TIM. Setvalue (SV) adalah nilai delay
yang diinginkan oleh user. Apabila input TIM berubah dari logika nol (0) ke logika satu (1),
maka timer akan menghitung mundur dari nilai SV yang sudah diatur. Timer akan terus
menghitung mundur selama input TIM berlogika satu (1). Apabila sudah mencapai waktu
0000 detik, maka CompletionFlag(flag penanda penghitungan mundur sudah selesai) akan
berlogika satu (1).

Untuk mereset timer dapat dilakukan dengan cara membuat input timer berlogika
nol.

Cara menggunakan instruksi timerdan beberapa instruksi lainnya pada CX-


Programmer dapat diihat pada Appendix A.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC 25

COUNTER (CNT)
Counter adalah instruksi yang digunakan untuk mencacah (count) dalam jumlah yang sudah
ditentukan. Input dari counter bisa sebuah sensor yang digunakan untuk menghitung
banyaknya masukan. Maksimal jumlah bilangan yang dapat dicacah berkisar dari 0-9999.

Secara umum, jenis counter dibagi dua (2), yaitu up-counter dan down-counter. Input
dari counter diambil dari logika diskrit pada port PLC.
 Up-counter adalah counter yang menghitung naik dari nol (0) sampai kepada
bilangan yang diinginkan.

Gambar di atas merupakan contoh dari up-counter. Setiap ada input berlogika
satu (1) pada port PLC yang ditentukan oleh user, counterbertambah satu
sampai inputnya berlogika nol (0).
 Down-counter adalah counter yang menghitung turun dari bilangan sampai
kepada nol (0).

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


26 MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC

Gambar di atas merupakan contoh dari down-counter. Setiap ada input berlogika
satu (1) pada port PLC yang ditentukan oleh user, counterberkurang satu sampai
inputnya berlogika nol (0).Cara menggunakan instruksi counter dapat dilihat
pada Appendix A.
LATCHING RELAY
Latching relay digunakan untuk membuat output terus berjalan walaupun input sudah tidak
ditekan lagi. Penggunaannya ialah dengan menghubungkan output (coil) dengan input
(contact) seperti pada gambar di bawah ini. Penghubungannya dapat dilakukan dengan
memberikan alamat yang sama.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC 27

PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 PLC OMRON CP1L
 Kit hardware praktikum
 Tool box
 Jumper secukupnya
MENGAWALI PERCOBAAN
 Ambil PLC, kit hardware praktikum, toolbox, dan jumper yang sudah disediakan ke meja
peserta praktikum
 Pada kit praktikum sudah dihubungkan jumper dari input module dan output module
ke terminal dan dari power supply ke PLC
 Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


28 MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC

PERINGATAN!
 PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG MENGGUNAKAN
TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN
PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN
MULTIMETER
 PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT
MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT
MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI
TERTUKAR!)
 SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN
 APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN,
SEGERA MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC 29

EKSPERIMEN 1: ANALISIS GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI TIMER/COUNTER


Buatlah program seperti pada gambar di bawah ini. Simpan program dengan nama sesuai
dengan nama program (Program Timer dan Program Counter) di dalam folder dengan
nama sesuai dengan nomor kelompok (TE-XX).
a. Program Timer

b. Program Counter

 Aplikasikan program tersebut pada kit praktikum;


 Isi jurnal praktikum dengan lengkap.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


30 MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC

EKSPERIMEN 2: APLIKASI GERBANG LOGIKA, TIMER, DAN COUNTER


SOAL:
Seorang engineer diberi tugas untuk membuat suatu sistem kendali pada suatu percobaan
praktikum. Pada sistem tersebut terdapat sebuah konveyor, dua (2) buah lampu LED dan
dua (2) buah proximity sensor. Sensor akan “ON” ketika mendeteksi ada benda dan akan
“OFF” ketika mendeteksi tidak ada benda. Sistem tersebut akan bekerja seperti ini:
 Konveyor akan bergerak apabila Sensor satu (1) “ON”;
 Setelah barang melewati Sensor satu (1), konveyor tetap bergerak;
 Ketika Sensor dua (2) mendeteksi benda, konveyor akan mati selama sepuluh (10)
detik lalu PLC menghitung banyaknya benda yang dideteksi Sensor dua (2).
Ilustrasi sistem dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

TUGAS:
 Buatlah program sesuai dengan kasus di atas pada CX-Programmer;
 Aplikasikan program tersebut pada kit praktikum;
 Isi jurnal praktikum dengan lengkap;
 Jelaskan cara kerja program yang dibuat kepada Asisten.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC 31

EKSPERIMEN 3: APLIKASI CONVEYOR UNTUK MEMINDAHKAN BARANG


SOAL:
Sistem ini berjalan otomatis dengan mengunakan tiga (3) buah konveyor yang digerakkan
oleh tiga (3) buah motor. Konveyor berfungsi untuk memindahkan copper plate dari
Konveyor 3 ke Konveyor 1. Sensor proximity terdapat pada tiap konveyor yang berguna
untuk mendeteksi copper plate. Sensor proximity akan “ON” ketika mendeteksi ada copper
plate dan akan “OFF” ketika mendeteksi tidak ada copper plate. Sistem bekerja sebagai
berikut:
 Tombol Start dan Stop digunakan untuk menyalakan dan mematikan Konveyor 3;
 Pada saat Sensor 3 “ON” maka Motor 2 akan “ON” sehingga copper plate dapat
dipindahkan dari Konveyor 3 ke Konveyor 2;
 Pada saat Sensor 2 “ON” maka Motor 1 akan “ON” dan 3 detik kemudian Motor 2 akan
“OFF”, ds
 Sensor 1 berguna untuk menghitung jumlah barang yang melewati sensor tersebut

TUGAS:
 Buatlah program sesuai dengan kasus di atas pada CX-Programmer;
 Aplikasikan program tersebut pada kit praktikum;
 Isi jurnal praktikum dengan lengkap;
 Jelaskan cara kerja program yang dibuat kepada Asisten.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


32 MODUL 2: GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC

MENGAKHIRI PERCOBAAN
 Matikan MCB dan saklar power terlebih dahulu;
 Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC;
 Lepas semua jumper dari kit praktikum;
 Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya;
 Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang
disediakan;
 Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa;
 Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
dilakukan.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


PRAKTIKUM 3
PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC
TUJUAN
 Praktikan mampu memahami dan melakukan pengoperasian terhadap hardware
dan software yang digunakan PLC;
 Praktikan mampu mengenali beragam instruksi ladder diagram;
 Praktikan mampu memahami dan menerapkan pengkomunikasian infornasi dari
bahasa ladder diagram ke dalam PLC.
PERSIAPAN
 Pelajari kembali materi pada praktikum modul satu (1), modul dua (2), dan
modul tiga (3);
 Pelajari ladder diagram beserta instruksi-instruksi dasarnya;
 Pelajari aplikasi PLC secara umum.

PENDAHULUAN
Praktikum kali ini mengaplikasikan materi wiring dan ladder diagram yang telah dipelajari
pada praktikum sebelumnya menggunakan program CX-Programmer. Diharapkan kepada
para peserta praktikum untuk mempelajari kembali materi pada dua (2) praktikum
sebelumnya dan praktikum yang akan dilakukan.

INSTRUKSI TAMBAHAN
COMPARISON INSTRUCTION
Comparison Instruction adalah membandingkan antara suatu nilai dengan nilai lain.
Parameter perbandingannya bisa berupa sama dengan (=), tidak sama dengan (<>), lebih
kecil dari (<), lebih kecil dari atau sama dengan (<=), lebih besar dari (>), lebih besar dari
atau sama dengan (>=). Jenis-jenis Comparison Instruction seperti pada tabel di bawah ini.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI – INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


34 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

Dari banyaknya jenis instruksi Comparison Instruction di atas, yang akan dijelaskan dalam
modul ini hanya instruksi Input Comparison Instructions dan Compare saja.
a. Input Comparison Instructions
Instruksi ini membandingkan dua (2) buah masukan dan akan memberikan logika
satu (1) apabila kondisi yang diinginkan terpenuhi. S1 dan S2 adalah input yang
akan dibandingkan.

Instruksi ini dapat ditempatkan dengan koneksi LD, AND, dan OR. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Untuk macam-macam Input Comparison Instruction dapat dilihat pada tabel


di Appendix C.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 35

Symbol & options dapat menggunakan enam (6) jenis perbandingan yang dapat
dilihat di bawah ini.

Cara penggunaan instruksi ini pada CX-Programmer dapat dilihat di


Appendix A.
b. Compare
Instruksi compare ini membandingkan dua (2) buah masukan dan mengeluarkan
hasilnya pada Arithmetic Flag. S1 dan S2 adalah input yang akan dibandingkan.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


36 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

Arithmetic Flag yang dapat digunakan pada CX-Programmer dapat dilihat


pada gambar di bawah ini.

Status flag pada saat instruksi CMP(020) ini dilakukan dapat dilihat di
bawah ini.

Berikut ini adalah contoh penggunaan dari CMP(020) yang benar dan yang
salah.

Untuk penggunaan instruksi ini pada CX-Programmer dapat dilihat di


Appendix A.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 37

DATA MOVEMENT INSTRUCTION


MOVE (MOV)
MOV adalah instruksi yang berfungsi untuk memindahkan data dalam word (source) ke
alamat yang diinginkan (destination) dalam bentuk word juga.

Area yang dapat ditulis pada source (S) dan destination (D) dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.

Contoh penggunaan instruksi MOV dalam program dapat dilihat pada gambar di
bawah. Apabila contact 0.00 berlogika satu (1), maka data 1000 akan dipindahkan ke D100
(Data Memory).

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


38 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 PLC OMRON CP1L-M30DR-A
 Kit hardware praktikum
 Tool box
 Jumper secukupnya
MENGAWALI PRAKTIKUM
 Ambil PLC, kit hardware praktikum, toolbox, dan jumper yang sudah disediakan ke meja
peserta praktikum
 Pada kit praktikum sudah dihubungkan jumper dari input module dan output module
ke terminal dan dari power supply ke PLC
 Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok

PERINGATAN!
 PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG MENGGUNAKAN
TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN
PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN
MULTIMETER
 PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT
MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT
MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI
TERTUKAR!)
 SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN
 APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN, SEGERA
MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY
EKSPERIMEN 1: SISTEM PENGEPAKAN BOTOL MINUMAN

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 39

Sistem ini berjalan otomatis dengan menempatkan botol minuman, yang sudah diisi air dan
diberi tutup botol, pada kardus yang disediakan. Sistem akan bekerja sebagai berikut:

 Ketika tombol Start dalam keadaan “ON”, maka konveyor akan bergerak;
 Jika Sensor satu (1) mendeteksi adanya botol minuman, maka konveyor akan berhenti
dan solenoid valve akan terbuka selama tiga (3) detik untuk mengisi air (filling water);
 Setelah selesai melakukan pengisian air, konveyor akan bergerak kembali;
 Jika Sensor dua (2) mendeteksi adanya botol minuman, maka konveyor akan kembali
berhenti dan botol akan diberi penutup botol (capping);
 Setelah selesai memberi tutup botol, konveyor akan bergerak kembali;
 Sensor tiga (3) akan membaca jumlah botol yang sudah selesai diisi air (filling) dan
diberi tutup (capping). Setelah membaca sampai empat (4) kali, konveyor akan berhenti
dan Solenoid akan bergerak selama lima (5) detik untuk memindahkan empat (4) buah
botol ke dalam box.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


40 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

EKSPERIMEN 2: PENGECATAN BARANG (diambil dari


www.lombaplc.tf.itb.ac.id)
Sistem pengecatan otomatis bekerja dengan menyemprotkan dua (2) buah warna pada
objek untuk mendapatkan warna tertentu. Terdapat dua (2) buah sensor, LS1 dan LS2, yang
berfungsi untuk mendeteksi benda. Sensor akan “ON” ketika mendeteksi ada benda dan
akan “OFF” ketika mendeteksi tidak ada benda. Sistem bekerja sebagai berikut:

 Ketika tombol Start dalam keadaan “ON”, maka Lampu Indikator (Indicator Lamp)
akan “ON” dan Motor Konveyor berjalan;
 Ketika sensor LS1 dalam keadaan “ON”, Motor Konveyor langsung “OFF” dan Green
Spray langsung menyemprotkan warna Hijau sebanyak dua (2) kali. Lama setiap
penyemprotan masing-masing warna Hijau ini adalah dua (2) dan tiga (3) detik dengan
selang waktu antara penyemprotan pertama dan kedua adalah dua (2) detik;
 Setelah warna Hijau disemprotkan sebanyak dua (2) kali dan diiringi dengan selang
waktunya, maka Red Spray langsung bekerja dan menyemprotkan warna Merah
sebanyak dua (2) kali. Lama setiap penyemprotan ini adalah tiga (3) detik dengan
selang waktu penyemprotan pertama dan kedua adalah satu (1) detik;
 Setelah warna terakhir selesai disemprotkan dan diiringi dengan selang waktunya
selanjutnya Motor Konveyor langsung “ON” lagi. Jika sensor LS2 dalam keadaan “ON”,
maka Motor Konveyor berhenti. Dan jika LS2 dalam keadaan “OFF”, Motor Konveyor
kembali bergerak.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 41

EKSPERIMEN 3: PEMISAHAN BARANG BERDASARKAN WARNA


Sistem ini bekerja untuk memisahkan barang berdasarkan warna. Nilai warna akan dibaca
oleh sensor warna photoelectric. Nilai yang dibaca merupakan nilai analog. Ilustrasi dari
sistem adalah sebagai berikut.

Nilai analog ini akan dibandingkan dengan batasan-batasan warna sebagai berikut:
 Batas nilai analog untuk warna merah adalah #0-#200;
 Batas nilai analog untuk warna kuning adalah #201-#400;
 Batas nilai analog untuk warna hijau adalah #401-#600;
*gunakan instruksi MOV untuk menyimpan data analog dalam format word
*gunakan instruksi compare (bisa 300-328 atau 020) untuk memutuskan warna.
Sistem akan bekerja sebagai berikut:
 Terdapat switch start/stop yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan
konveyor;
 Pada saat benda menyentuh sensor satu (1), nilai analog dari warna benda tersebut
akan dibaca dan akan dibandingkan untuk memutuskan apa warna benda tersebut;
 Warna benda yang dibaca akan menghidupkan lampu indikator sesuai dengan warna
benda (merah, kuning, hijau);
 Saat benda berada pada sensor dua (2), solenoid akan bergerak untuk memisahkan
benda berdasarkan warnanya masing-masing.

EKSPERIMEN 4: SISTEM PENGGILINGAN DAUN TEH

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


42 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

Sistem ini bekerja untuk memproses daun teh menjadi serbuk teh yang siap kemas menjadi
teh celup kemasan. Sistem mengunakan enam (6) buah sensor, dua (2) buah konveyor, satu
(1) mesin penggiling, dan satu (1) mesin oven.

Sistem kerja dari alat di atas adalah:


 Ketika tombol Start ditekan, maka sistem akan “ON” dengan konveyor 1 dalam
keadaan “ON”;
 Ketika Sensor 1 dalam keadaan “ON” maka Konveyor 1 akan mati dan mesin
penggiling akan bekerja selama 20 menit;
 Setelah 20 menit Valve akan terbuka dan akan menutup kembali saat Sensor 2 dalam
keadaan “OFF”;
 Jika Sensor 3 dalam keadaan “ON” atau oven masih dalam kondisi kerja, maka
Konveyor 2 akan “ON”. Konveyor 2 akan mati ketika semua benda telah melewati
Sensor 6;
 Oven akan bekerja saat Sensor 4 mendeteksi benda dan akan mati saat benda telah
melewati Sensor 5.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 43

EKSPERIMEN 5: SISTEM PENCUCIAN MOBIL OTOMATIS


Sistem ini bertujuan untuk mencuci mobil pengguna dengan menggunakan jenis sabun cuci
mobil yang berbeda-beda. Para pengguna dapat memilih jenis sabun dengan cara
memasukkan tiga (3) buah kombinasi koin sebelum menjalankan sistem. Kombinasi koin
untuk memilih jenis sabun dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis sabun Koin 1 Koin 2 Koin 3

Sabun A Ya Tidak Tidak

Sabun B Tidak Ya Tidak

Sabun C Tidak Tidak Ya

Sabun A + Sabun B Ya Ya Tidak

Sabun A + Sabun C Ya Tidak Ya

Sabun B + Sabun C Tidak Ya Ya

Sistem kerja sistem adalah sebagai berikut:


 Pengguna memasukkan kombinasi koin yang sesuai lalu menekan tombol Start.
 Jika kombinasi koin benar, maka sistem akan bekerja dengan indikator lampu berwarna
hijau. Jika kombinasi salah, maka sistem tidak akan bekerja dengan memberikan
indikator lampu berwarna merah;
 Ketika sistem ON, konveyor akan bergerak membawa mobil pengguna;
 Jika mobil sampai pada sensor 1, maka konveyor akan mati dan melakukan
penyemprotan air pada mobil selama 10 detik. Setelah itu, konveyor bergerak kembali;

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


44 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

 Jika mobil sampai pada sensor 2, maka konveyor akan mati dan melakukan
penyemprotan sabun yang sudah dipilih sebelumnya pada mobil selama 7 detik. Setelah
itu, konveyor bergerak kembali;
 Jika mobil sampai pada sensor 3, maka konveyor akan mati dan melakukan
penyemprotan air kembali pada mobil selama 15 detik. Setelah itu, konveyor bergerak
kembali;
 Jika mobil sampai pada sensor 4, maka konveyor akan mati dan melakukan pengeringan
pada mobil selama 20 detik. Setelah itu, konveyor bergerak kembali;
 Jika mobil sampai pada sensor 5, maka konveyor akan mati dan sistem selesai.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 45

MENGAKHIRI PERCOBAAN
 Matikan MCB dan saklar terlebih dahulu
 Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC
 Lepas semua jumper dari kit praktikum
 Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya
 Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang
disediakan
 Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa
 Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
dilakukan

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


46 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


PRAKTIKUM 4
APLIKASI PADA KIT CONVEYOR
TUJUAN
 Peserta mampu memahami cara kerja konveyor secara sederhana;
 Peserta mampu mengaplikasikan program pada kit Conveyor pratikum.

KONVEYOR
Konveyor merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan benda dari suatu tempat ke tempat
lain. Kenveyor terdapat dua (2) jenis bergantung pada caranya benda dipindahkan yaitu gravity
conveyor dan belt conveyor.
 Gravity Conveyor
Gravity conveyor adalah jenis konveyor yang dapat bergerak melawan gravitasi bumi dan
memanfaatkan gravitasi bumi. Konveyor ini bergerak ke atas atau ke bawah. Gravity
conveyor tidak menggunakan energi listrik untuk memindahkan barang.

 Belt Conveyor
Belt Conveyor adalah jenis konveyor yang terdapat sabuk (belt) yang digerakkan secara
elektrik oleh sebuah motor. Motor yang dipakai dapat menggunakan motor DC atau motor
AC sesuai dengan kebutuhan.

Belt conveyor terdiri dari alas (bed), batang (shaft), katrol (pulley), dan motor. Bed
adalah tempat dimana barang ditaruh untuk dipindahkan. Katrol adalah bagian untuk
memutar belt konveyor yang terdiri dari dua (2) buah. Bagian utama katrol terhubung

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI – INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


48 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

langsung ke motor dan bagian lainnya sebagai tempat memutarnya konveyor. Motor adalah
bagian untuk memutarkan katrol utama.

Motor memiliki tingkat putaran yang cukup tinggi (bisa di atas 1700 putaran per
menit). Oleh karena itu, motor pada konveyor dihubungkan ke gear box yang berfungsi
untuk menurunkan banyaknya putaran motor sekaligus meningkatkan torsi dari motor.
Dengan torsi yang besar maka dapat menggerakkan benda yang jauh lebih berat.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 49

Berikut ini adalah penampang belt konveyor.

PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 PLC OMRON CP1L-M30DR-A
 Kit hardware praktikum
 Tool box
 Jumper secukupnya
MENGAWALI PRAKTIKUM
 Ambil PLC, kit hardware praktikum, toolbox, dan jumper yang sudah disediakan ke
meja peserta praktikum
 Pada kit praktikum sudah dihubungkan jumper dari input module dan output
module ke terminal dan dari power supply ke PLC
 Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok

PERINGATAN!

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


50 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

 PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG


MENGGUNAKAN TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS
TEGANGAN DAN PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN
BAIK DENGAN MULTIMETER
 PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN
INPUT MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA
OUTPUT MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING
(JANGAN SAMPAI TERTUKAR!)
 SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH
PENGKABELAN
 APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN,
SEGERA MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY

EKSPERIMEN

Buatlah sebuah program bebas dengan memanfaatkan Conveyor Simulator Unit CU-4001.
Keterangan tentang Conveyor Simulator CU-4001 bisa dibaca di Appendix E. Ketentuan
pembuatan program adalah sebagai berikut:

 Gunakan semua jenis sensor dan aktuator yang ada;


 Gunakan instruksi yang sudah dipelajari pada modul dua (2) dan modul tiga (3).

Ketentuan eksperimen adalah sebagai berikut:

 Simpan program yang telah dibuat ke dalam folder dengan nama sesuai dengan nomor
kelompok masing-masing peserta;
 Isi jurnal praktikum;
 Terapkan hasil program yang telah dibuat pada Conveyor Simulator CU-4001;
 Program harus berfungsi dengan baik sebelum diterapkan pada Conveyor Simulator
CU-4001.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC 51

MENGAKHIRI PERCOBAAN
 Matikan MCB dan saklar terlebih dahulu
 Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC
 Lepas semua jumper dari kit praktikum
 Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya
 Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang
disediakan
 Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa
 Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
dilakukan

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


52 MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX A: PLC OMRON CP1L-M30DR-A/D
INSTALASI PLC OMRON CP1L PADA DIN TRACK

1. Tarik pengunci dudukan DIN track menggunakan obeng

2. Kaitkan bagian belakang CP1L pada DIN track seperti gambar di bawah

3. Pastikan CP1L terpasang dengan baik, lalu dorong pengunci dudukan DIN track

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI – INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


54 APPENDIX A: PLC OMRON CP1L-M30DR-A/D

4. PLC siap dipakai.

DIMENSI CP1L

WIRING CP1L

 UNIT AC POWER SUPPLY


1. Wiring Power Supply CP1L AC

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX A: PLC OMRON CP1L-M30DR-A/D 55

Gambar di bawah merupakan input module CP1L dan tempat sumber catuan
tegangan AC.

Keterangan :
1) Input tegangan yang dibolehkan berkisar 100-240 VAC pada
frekuensi 50/60 Hz.
2) Functional ground (LG) berguna sebagai ground yang bebas noise
untuk menghindari malfungsi dari PLC;
3) Protective ground (GR) berguna untuk melindungi PLC dari
electrical shock yang dihubungkan dengan bumi;
4) Jenis kepala kabel (skun) yang disarankan untuk menghindari kabel
terlepas dari rangkaian
2. Wiring I/O CP1L
1) Wiring input. Lakukan wiring untuk input module seperti pada
gambar di bawah ini. Sumber tegangan DC yang digunakan didapat
dari tegangan output DC pada PLC

2) Wiring output. Lakukan wiring untuk output module seperti pada


gambar di bawah ini. Sumber tegangan yang digunakan bisa DC
atau AC sesuai dengan kebutuhan beban yang digunakan.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


56 APPENDIX A: PLC OMRON CP1L-M30DR-A/D

 UNIT DC POWER SUPPLY


1. Wiring Power Supply CP1L DC

2. Wiring I/O CP1L DC


1) Wiring input. Lakukan wiring untuk input module seperti pada unit
AC Power Supply. Sumber tegangan DC bisa menggunakan tegangan
DC input dari PLC

2) Wiring output. Lakukan wiring untuk output module seperti pada


unit AC Power Supply. sumber tegangan DC menggunakan sumber
tegangan input PLC

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX B: CX-PROGRAMMER
PENDAHULUAN
CX-Programmer adalah software yang digunakan untuk memprogram PLC merek OMRON dengan
menggunakan ladder diagram. CX-Programmer merupakan salah satu bagian dari program CX-One
produksi OMRON.
WORK ONLINE
1. Buka program pada CX-Programmer
2. Pilih [PLC]-[Work Online]

3. Klik Yes

4. Pada contact bisa diatur masukan yang diinginkan (1 atau 0)


5. Apabila terhubung antara contact dan coil, akan terlihat warna hijau

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI – INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


58 APPENDIX B: CX-PROGRAMMER

DOWNLOAD KE PLC
1. Pada CX-Programmer, pilih [PLC]-[Transfer]-[To PLC]
2. Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini, klik OK

3. Akan muncul dialog seperti di bawah ini, klik OK

Lalu klik OK kembali

Transfer ke PLC akan mulai


4. Transfer selesai

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX B: CX-PROGRAMMER 59

INSTRUKSI DASAR
 Contact Normally Open (NO)
1. Ketikkan [C] dari keyboard maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

Alamat dari coil ditentukan menyesuaikan dengan port PLC


2. Klik OK, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

Komen bisa diganti


3. Setelah di klik OK, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

 Contact Normally Closed (NC)


1. Ketikkan [/] dari keyboard, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

Klik OK, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

Komen bisa diganti


2. Setelah di klik OK, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


60 APPENDIX B: CX-PROGRAMMER

 Coil
1. Ketikkan [O] dari keyboard, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

Alamat dari coil ditentukan menyesuaikan dengan port PLC


2. Klik OK, maka akan muncul dialog seperti di bawah ini

Komen bisa diganti


3. Setelah di klik OK, maka akan muncul dialog seperti di bawah ini

Alamat dari coil ditentukan menyesuaikan dengan port PLC


Ketik R untuk menormalisasi

TIMER COUNTER
 Timer (TIM)
1. Ketik [I] pada keyboard lalu ketikkan TIM_[alamat]_[lamanya delay dalam satuan
ms]

2. TIM untuk memilih jenis timer yang ada. 0 untuk mengisi alamat timer. #30 adalah
jeda waktu yang diinginkan user. Lalu tekan OK.
3. Peletakkan pada ladder diagram bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX B: CX-PROGRAMMER 61

 Counter (CNT)
1. Tekan [I] pada keyboard lalu ketikkan CNT_[alamat]_[banyaknya counter]

2. Contoh penggunaan counter

3. Memasukkan Counter pada Contact

Alamat Contact disamakan dengan alamat Counter


4. Tampilan setelahnya

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


62 APPENDIX B: CX-PROGRAMMER

EDIT OF RUNGS
 Copy & Paste
1. Pilih bagian yang akan disalin (copy)
2. Klik pada keyboard [Ctrl+C]

3. Pindahkan pada tempat yang diinginkan

COMPARISON INSTRUCTION
 Input Comparison Instruction
1. Ketikkan [I] pada keyboard untuk menampilkan jendela instruksi
2. Ketik angka 300-328 untuk memilih jenis Input Comparison Instruction yang akan
dipilih

3. Dengan mengetikkan angkanya akan otomatis mengubah simbol Input Comparison


Instruction yang akan digunakan

4. Selanjutnya masukkan alamat S1 dan S2 yang akan dibandingkan

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX B: CX-PROGRAMMER 63

5. Berikut tampilan dari 300 pada CX-Programmer

 Compare
1. Ketikkan [I] pada keyboard untuk menampilkan jendela instruksi
2. Ketikkan angka 020 atau CMP

3. Masukkan alamat atau nilai yang akan dibandingkan

4. Ketikkan [C] atau [/] pada keyboard untuk memunculkan contact Normally Open
(NO) atau Normally Closed (NC)
5. Arithmetic Flag dapat dimunculkan dengan format P_arithmetic logic

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


64 APPENDIX B: CX-PROGRAMMER

6. Berikut adalah tampilan dari 020 pada CX-Programmer

DATA MOVEMENT INSTRUCTION


 Move (MOV)
1. Ketikkan [I] pada keyboard untuk menampilkan jendela instruksi
2. Ketikkan MOV source destination

3. Tampilan MOV pada CX-Programmer

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX C: DAFTAR FUNGSI 300-328
Berikut ini daftar fungsi dari Input Comparison Instruction dari urutan 300-328

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI – INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


66 APPENDIX C: DAFTAR FUNGSI 300-328

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX D: ELECTRICAL RELAY DIAGRAM SYMBOLS

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI – INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


68 APPENDIX C: DAFTAR FUNGSI 300-328

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX E: PERLENGKAPAN PRAKTIKUM
KIT PLC
KIT INPUT/OUTPUT
CONVEYER SIMULATOR UNIT CU-4001
Kit ini merupakan miniatur dari sistem kendali industri dalam hal sortir barang. Pada kit ini
terdapat lima (5) buah input yang terdiri dari dua (2) buah limit switch dan tiga (3) buah proximity
sensor dan tiga (3) buah output yang terdiri dari dua (2) buah aktuator berupa solenoid dan satu
(1) buah display counter. Conveyor dapat dikendalikan melalui dua (2) cara, yaitu cara manual dan
dengan cara dikendalikan melalui PLC.

 POWER SUPPLY
Kit ini menggunakan catuan AC 220V-230V dengan besar arus 0,5 A.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI – INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


68 APPENDIX C: DAFTAR FUNGSI 300-328

Setelah bagian catu daya terpasang, hidupkan sistem dengan menekan switch ke posisi ON.
 INPUT (LIMIT SWITCH DAN PROXIMITY SENSOR)
Bagian input terdapat pada bagian kiri dari kit ini. Cara pemakaian dari bagian input adalah
dengan melakukan wiring yang sesuai. Bagian ini akan dihubungkan dengan input module
dari PLC.

Limit switch terletak pada bagian awal dan akhir dari conveyor. Wiring dari limit switch
adalah Normally Open (NO). Jika limit switch berlogika 1, maka lampu LED merah yang ada
di samping limit switch akan menyala.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX C: DAFTAR FUNGSI 300-328 69

Proximity sensor yang ada pada kit ini terdapat dua (2) jenis berdasarkan fungsinya, yaitu
proximity sensor yang mendeteksi benda dengan ketinggian rendah dan yang mendeteksi
benda dengan ketinggian tinggi. Pada bagian awal conveyor, terdapat dua (2) buah sensor
proximity dengan nama PS-1 dan PS-2. PS-1 mendeteksi benda dengan ketinggian rendah,
sedangkan PS-2 mendeteksi bedan dengan ketinggian tinggi. Di bagian samping kanan dari
sensor terdapat PS-1 ADJ dan PS-2 ADJ yang berfungsi untuk mengubah jarak jangkau
sensor dalam mendeteksi benda.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


70 APPENDIX C: DAFTAR FUNGSI 300-328

Proximity sensor yang terakhir adalah PS-3 yang terletak di bagian akhir dari conveyor. PS-3
mendeteksi benda dengan ketinggian yang rendah, sama seperti PS-1. Di samping kanan PS-
3 juga terdapat PS-3 ADJ yang berfungsi untuk mengatur jarak jangkau dari PS-3. Pada kit
terjadi kesalahan dalam mencetak nomor yang tertulis seharusnya PS-3 ADJ, bukan PS-2
ADJ.

 OUTPUT (AKTUATOR DAN COUNTER)


Bagian output terdapat di sebelah kanan dari kit ini. Cara pemakaian dari bagian output
adalah dengan melakukan wiring yang sesuai (sinking atau sourcing). Bagian ini akan
dihubungkan dengan output module dari PLC. Bagian output tidak perlu diberi catu daya
karena sudah terdapat di dalam kit ini. pada gambar dapat terlihat bahwa yang diperlukan
untuk menghidupkan output adalah membuat pin biru dan pin hitam short circuit.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


APPENDIX C: DAFTAR FUNGSI 300-328 71

Output yang ada pada kit ini berupa tampilan counter dan solenoid. Tampilan counter akan
menampilkan digit secara naik (dari 00-99).

Solenoid berfungsi untuk menyortir barang yang lewat. Solenoid yang ada di bagian awal
adalah soledoid SO-1. Solenoid yang ada di bagian akhir adalah solenoid SO-2. Kedua
solenoid ini dapat dikendalikan secara manual atau melalui PLC. Apabila ingin dicoba secara
manual, maka dapat menekan push button yang terdapat di samping masing-masing
solenoid. Apabila ingin dikendalikan melalui PLC, maka dapat melakukan wiring yang
sesuai.

 KENDALI MOTOR CONVEYOR


Untuk mengendalikan motor conveyor yang terdapat pada kit ini dapat dilakukan secara
manual dan melalui PLC. Jika conveyor dihidupkan secara manual, dapat menekan push
button START pada bagian kiri bawah dari kit dan conveyor akan bergerak normal.

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI


72 APPENDIX C: DAFTAR FUNGSI 300-328

Jika ingin conveyor dikendalikan secara otomatis, maka dapat menggunakan port output
yang ada pada bagian kanan atas dari kit ini. Wiring pada port output harus dilakukan
dengan baik, sesuai dengan jenis wiring yang digunakan (sinking atau sourcing). Kecepatan
motor yang digunakan terdapat dua (2), yaitu kecepatan normal (MOTOR) dan kecepatan
tinggi (HIGH SPEED)

LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI

Anda mungkin juga menyukai