Modul Automasi Industri 2013 PDF
Modul Automasi Industri 2013 PDF
PERSIAPAN
Pelajari datasheet PLC OMRON CP1L-M30DR-A
Pelajari petunjuk praktikum modul ini
Salah satu keuntungan dari penggulaan PLC adalah pengguna tidak harus mengubah
pengkabelan (wiring) jika program yang sudah tertanam ingin diubah.
RELAY
Relay adalah suatu komponen elektronik yang terdapat kontak (contact) dan lilitan (coil).
Jika coil dialiri oleh arus, maka coil akan menghasilkan medan elektromagnetik yang akan
mendorong contact sehingga bisa terhubung. Gambar di bawah mengilustrasikan keadaan
relay pada saat belum terhubung dan pada saat terhubung (energized).
Secara umum, relay dibagi dua jenis yaitu Normally Open (NO) dan Normaly Closed
(NC). Relay jenis NO adalah relay yang posisi contact-nya tidak terhubung dalam keadaan
normal. Relay jenis NC adalah relay yang posisi contact-nya terhubung dalam keadaan
normal. Biasanya relay jenis NO dan NC sudah terdapat dalam satu (1) kemasan. Gambar
dari relay NC dan NO ditunjukkan pada gambar di bawah berikut.
Ladder diagram disusun secara bertingkat dimulai dari anak tangga (rung) pertama hingga
rung terakhir. LD adalah load dimana power bermula dari sisi kiri mengalir ke sebalah
kanan. Alur membaca ladder diagram adalah apabila tegangan sumber berasal dari sebelah
kiri (contact) berlogika satu (1), maka bagian kanan (coil) akan terhubung. Lalu mulai lagi
scan dari kiri ke kanan.
Tegangan diskrit yang dibaca pada input module dikonversikan menjadi 5 volt
dengan menggunakan optocoupler untuk diproses di CPU. Setelah diproses, keluaran 5 volt
akan kembali menjadi 24 volt dengan menggunakan relay atau transistor atau triac
(tergantung jenis PLC yang digunakan).
Input module AC dan DC
Input module PLC hanya memiliki satu buah port COM. Jadi, untuk semua input device bisa
menggunakan port COM tersebut secara bersamaan. Pengalamatan pada input module
terdapat dua (2) buah channel, yaitu channel 0.xx dan 1.xx.
Output module AC dan DC
Output module PLC memiliki beberapa buah port COM. Setiap port COM hanya untuk alamat
tertentu. Masing-masing COM dibatasi oleh garis putih yang lebih tebal. Pengalamatan pada
output module terdapat dua (2) channel, yaitu channel 100.xx dan 101.xx.
SOURCING DAN SINKING
Pengkabelan pada PLC menggunakan dua metode, yaitu sourcing dan sinking. Untuk input
module, sourcing berarti memberikan arus kepada input device. Sedangkan sinking berarti
input module menerima arus dari input device.
Ketika aktuator dari limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri
ataupun kanan sebesar 450 atau 900 (tergantung dari jenis dan tipe limit switch), maka
aktuator akan bergerak ke bagian dalam limit switch sehingga menghubungkan kontak-
kontaknya. Pada limit switch terdapat kontak jenis NO dan NC yang digunakan sesuai
dengan keperluan.
PROXIMITY SENSOR
Proximity sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya sebuah
benda pada jarak tertentu tanpa melakukan kontak fisik. Range (jarak) dari proximity sensor
sendiri tergantung berdasarkan tipe dari proximity sensor tersebut. Pada umumnya
proximity sensor digunakan untuk:
a. Mendeteksi objek yang terlalu kecil, ringan, atau halus untuk dideteksi oleh sensor
mekanik;
b. Plant yang memerlukan respon tinggi dan kemampuan mendeteksi yang cepat seperti
pada proses perhitungan atau sortir;
c. Objek yang dideteksi harus melewati sebuah penghalang dari benda-benda yang terbuat
dari bahan non logam seperti gelas, plastik, maupun kertas;
d. Lingkungan yang tidak bersahabat untuk penggunaan sensor mekanik;
e. Untuk sIstem dengan jangka waktu yang panjang dan membutuhkan layanan yang
handal;
f. Untuk sistem kontrol elektronik yang membutuhkan perubahan sinyal input yang
sangat cepat.
Inductive Proximity
Proximity sensor beroperasi dengan prinsip yang berbeda, tergantung dari jenis
benda yang ingin dideteksi. Ketika benda yang dideteksi merupakan benda yang
terbuat dari logam maka dapat menggunakan sensor tipe induktif. Sensor dengan
tipe induktif mampu mendeteksi bahan yang terbuat dari besi maupun bahan yang
tidak mengandung besi misal tembaga dan alumunium. Induktif proximity sensor
bekerja berdasarkan prinsip dari induksi elektrik dimana arus induksi berfluktuasi
berdasarkan electromotive force (emf).
Capacitive Proximity
Capacitive proximity sensor hampir sama dengan inductive proximity sensor.
Perbedaan utamanya ialah capacitive proximity sensor menghasilkan medan
elektrostatik sedangkan pada inductive proximity sensor yang dihasilkan merupakan
medan elektromagnetik. Selain itu capacitive proximity sensor dapat bekerja untuk
objek konduktif atau non-konduktif.
Capacitive proximity sensor mengandung osilator dengan frekuensi tinggi
dengan permukaan sensor yang terdiri dari dua metal electrode. Ketika objek berada
pada jarak jangkauan sensor maka objek tersebut akan memasuki medan
elektrostatik dan merubah kapasitansi dari osilator. Sebagai hasilnya rangkaian
osilator akan mulai berosilasi dan merubah kondisi output dari sensor ketika
mencapai amplitudo tertentu. Ketika target bergerak menjauhi sensor maka
ampitudo dari osilator akan berkurang dan mengubah kondisi sensor kembali ke
kondisi awal.
PHOTOELECTRIC SENSOR
Photoelectric sensor adalah perangkat optik yang bekerja dengan mendeteksi ada atau
tidaknya berkas cahaya dan merespon perubahan dari intesitas cahaya yang diterima.
Photoelectric sensor terdiri dari dua komponen dasar yaitu transmitter dan receiver. Cara
kerja secara umum dari sensor ini antara lain :
Retroreflective Scan
Pada retroreflective scan, transmitter dan receiver di tempatkan pada tempat yang
sama. Retroreflective scan menggunakan cermin (reflector) untuk memantulkan
cahaya yang dihasilkan oleh transmitter.
WIRING SENSOR
Kebanyakan penggunaan sensor ini bekerja pada tegangan 24 VDC atau 120 VAC. Untuk
wiring dari proximity sensor bervariasi tergantung dari tipe dan aplikasi sensor tersebut.
Untuk sensor tipe three-wire memiliki positive dan negative line yang terhubung langsung.
Ketika sensor bekerja, rangkaian akan menghubungkan kabel sinyal ke bagian positive line
jika beroperasi pada kondisi normally open. Jika beroperasi pada kondisi normally closed,
maka rangakaian akan memutus hubungan dengan kabel sinyal dari bagian positive line.
Untuk tipe two-wire, sensor dihubungkan secara seri dengan beban. Dalam keadaan
off, diperlukan arus mengalir agar melewati rangkaian agar sensor tetap aktif. Arus pada
kondisi off ini disebut sebagai arus jebol atau bocor dan besar arusnya bervariasi antara
sesuai dengan spesifikasi dari sensor tersebut.
Gambar di bawah ini merupakan skema wiring dari sensor ketika dihubungkan
dengan PLC CP1L.
PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PLC OMRON CP1L-M30DR-A
Kit PLC dan Kit Input
Tool box
Jumper secukupnya
MENGAWALI PRAKTIKUM
Ambil PLC, kit hardware praktikum, kit sensor, dan jumper yang sudah disediakan ke
meja peserta praktikum
Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok
PERINGATAN!
PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG MENGGUNAKAN
TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN
PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN
MULTIMETER
PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT
MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT
MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI
TERTUKAR!)
SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN
APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN,
SEGERA MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY
Download program dari komputer ke dalam PLC. (Baca cara mendownload di Appendix
A);
MENGAKHIRI PERCOBAAN
Matikan MCB dan saklar terlebih dahulu
Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC
Lepas semua jumper dari kit praktikum
Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya
Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang
disediakan
Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa
Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
dilakukan
Representasi gerbang logika AND dalam ladder diagram menggunakan contact (bisa
NO atau NC) yang dihubungkan secara seri.
GERBANG LOGIKA OR
Gerbang logika OR adalah jenis gerbang logika yang memiliki input lebih dari dua (2) dan
hanya mimiliki satu (1) buat output. Output gerbang logika OR akan berlogika nol (0) hanya
dan hanya jika semua input berlogika nol (0).
Klik New pada toolbar maka akan muncul window seperti di bawah ini
DeviceName hanya untuk memberikan nama pada program yang akan dibuat
Pada DeviceType ganti jenis PLC sesuai dengan PLC yang digunakan pada saat
praktikum yaitu CP1L
TIMER (TIM)
Timer adalah instruksi yang menghasilkan waktu jeda (delay) ON/OFF dalam waktu
tertentu. Lamanya delay Timer ditentukan oleh pengguna (user). Timer yang dapat
digunakan pada PLC OMRON CP1L beraneka ragam. Banyaknya jenis timer dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Pada modul ini hanya akan dibahas timer dasar (TIM). TIM beroperasi dengan
mengurangkan nilai Set Value (SV) yang bisa diatur oleh user dengan basis 0,1 detik
(100ms).
Timernumber (N) adalah alamat untuk timer TIM. Setvalue (SV) adalah nilai delay
yang diinginkan oleh user. Apabila input TIM berubah dari logika nol (0) ke logika satu (1),
maka timer akan menghitung mundur dari nilai SV yang sudah diatur. Timer akan terus
menghitung mundur selama input TIM berlogika satu (1). Apabila sudah mencapai waktu
0000 detik, maka CompletionFlag(flag penanda penghitungan mundur sudah selesai) akan
berlogika satu (1).
Untuk mereset timer dapat dilakukan dengan cara membuat input timer berlogika
nol.
COUNTER (CNT)
Counter adalah instruksi yang digunakan untuk mencacah (count) dalam jumlah yang sudah
ditentukan. Input dari counter bisa sebuah sensor yang digunakan untuk menghitung
banyaknya masukan. Maksimal jumlah bilangan yang dapat dicacah berkisar dari 0-9999.
Secara umum, jenis counter dibagi dua (2), yaitu up-counter dan down-counter. Input
dari counter diambil dari logika diskrit pada port PLC.
Up-counter adalah counter yang menghitung naik dari nol (0) sampai kepada
bilangan yang diinginkan.
Gambar di atas merupakan contoh dari up-counter. Setiap ada input berlogika
satu (1) pada port PLC yang ditentukan oleh user, counterbertambah satu
sampai inputnya berlogika nol (0).
Down-counter adalah counter yang menghitung turun dari bilangan sampai
kepada nol (0).
Gambar di atas merupakan contoh dari down-counter. Setiap ada input berlogika
satu (1) pada port PLC yang ditentukan oleh user, counterberkurang satu sampai
inputnya berlogika nol (0).Cara menggunakan instruksi counter dapat dilihat
pada Appendix A.
LATCHING RELAY
Latching relay digunakan untuk membuat output terus berjalan walaupun input sudah tidak
ditekan lagi. Penggunaannya ialah dengan menghubungkan output (coil) dengan input
(contact) seperti pada gambar di bawah ini. Penghubungannya dapat dilakukan dengan
memberikan alamat yang sama.
PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PLC OMRON CP1L
Kit hardware praktikum
Tool box
Jumper secukupnya
MENGAWALI PERCOBAAN
Ambil PLC, kit hardware praktikum, toolbox, dan jumper yang sudah disediakan ke meja
peserta praktikum
Pada kit praktikum sudah dihubungkan jumper dari input module dan output module
ke terminal dan dari power supply ke PLC
Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok
PERINGATAN!
PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG MENGGUNAKAN
TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN
PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN
MULTIMETER
PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT
MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT
MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI
TERTUKAR!)
SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN
APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN,
SEGERA MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY
b. Program Counter
TUGAS:
Buatlah program sesuai dengan kasus di atas pada CX-Programmer;
Aplikasikan program tersebut pada kit praktikum;
Isi jurnal praktikum dengan lengkap;
Jelaskan cara kerja program yang dibuat kepada Asisten.
TUGAS:
Buatlah program sesuai dengan kasus di atas pada CX-Programmer;
Aplikasikan program tersebut pada kit praktikum;
Isi jurnal praktikum dengan lengkap;
Jelaskan cara kerja program yang dibuat kepada Asisten.
MENGAKHIRI PERCOBAAN
Matikan MCB dan saklar power terlebih dahulu;
Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC;
Lepas semua jumper dari kit praktikum;
Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya;
Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang
disediakan;
Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa;
Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
dilakukan.
PENDAHULUAN
Praktikum kali ini mengaplikasikan materi wiring dan ladder diagram yang telah dipelajari
pada praktikum sebelumnya menggunakan program CX-Programmer. Diharapkan kepada
para peserta praktikum untuk mempelajari kembali materi pada dua (2) praktikum
sebelumnya dan praktikum yang akan dilakukan.
INSTRUKSI TAMBAHAN
COMPARISON INSTRUCTION
Comparison Instruction adalah membandingkan antara suatu nilai dengan nilai lain.
Parameter perbandingannya bisa berupa sama dengan (=), tidak sama dengan (<>), lebih
kecil dari (<), lebih kecil dari atau sama dengan (<=), lebih besar dari (>), lebih besar dari
atau sama dengan (>=). Jenis-jenis Comparison Instruction seperti pada tabel di bawah ini.
Dari banyaknya jenis instruksi Comparison Instruction di atas, yang akan dijelaskan dalam
modul ini hanya instruksi Input Comparison Instructions dan Compare saja.
a. Input Comparison Instructions
Instruksi ini membandingkan dua (2) buah masukan dan akan memberikan logika
satu (1) apabila kondisi yang diinginkan terpenuhi. S1 dan S2 adalah input yang
akan dibandingkan.
Instruksi ini dapat ditempatkan dengan koneksi LD, AND, dan OR. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Symbol & options dapat menggunakan enam (6) jenis perbandingan yang dapat
dilihat di bawah ini.
Status flag pada saat instruksi CMP(020) ini dilakukan dapat dilihat di
bawah ini.
Berikut ini adalah contoh penggunaan dari CMP(020) yang benar dan yang
salah.
Area yang dapat ditulis pada source (S) dan destination (D) dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Contoh penggunaan instruksi MOV dalam program dapat dilihat pada gambar di
bawah. Apabila contact 0.00 berlogika satu (1), maka data 1000 akan dipindahkan ke D100
(Data Memory).
PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PLC OMRON CP1L-M30DR-A
Kit hardware praktikum
Tool box
Jumper secukupnya
MENGAWALI PRAKTIKUM
Ambil PLC, kit hardware praktikum, toolbox, dan jumper yang sudah disediakan ke meja
peserta praktikum
Pada kit praktikum sudah dihubungkan jumper dari input module dan output module
ke terminal dan dari power supply ke PLC
Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok
PERINGATAN!
PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG MENGGUNAKAN
TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN
PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN
MULTIMETER
PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT
MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT
MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI
TERTUKAR!)
SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN
APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN, SEGERA
MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY
EKSPERIMEN 1: SISTEM PENGEPAKAN BOTOL MINUMAN
Sistem ini berjalan otomatis dengan menempatkan botol minuman, yang sudah diisi air dan
diberi tutup botol, pada kardus yang disediakan. Sistem akan bekerja sebagai berikut:
Ketika tombol Start dalam keadaan “ON”, maka konveyor akan bergerak;
Jika Sensor satu (1) mendeteksi adanya botol minuman, maka konveyor akan berhenti
dan solenoid valve akan terbuka selama tiga (3) detik untuk mengisi air (filling water);
Setelah selesai melakukan pengisian air, konveyor akan bergerak kembali;
Jika Sensor dua (2) mendeteksi adanya botol minuman, maka konveyor akan kembali
berhenti dan botol akan diberi penutup botol (capping);
Setelah selesai memberi tutup botol, konveyor akan bergerak kembali;
Sensor tiga (3) akan membaca jumlah botol yang sudah selesai diisi air (filling) dan
diberi tutup (capping). Setelah membaca sampai empat (4) kali, konveyor akan berhenti
dan Solenoid akan bergerak selama lima (5) detik untuk memindahkan empat (4) buah
botol ke dalam box.
Ketika tombol Start dalam keadaan “ON”, maka Lampu Indikator (Indicator Lamp)
akan “ON” dan Motor Konveyor berjalan;
Ketika sensor LS1 dalam keadaan “ON”, Motor Konveyor langsung “OFF” dan Green
Spray langsung menyemprotkan warna Hijau sebanyak dua (2) kali. Lama setiap
penyemprotan masing-masing warna Hijau ini adalah dua (2) dan tiga (3) detik dengan
selang waktu antara penyemprotan pertama dan kedua adalah dua (2) detik;
Setelah warna Hijau disemprotkan sebanyak dua (2) kali dan diiringi dengan selang
waktunya, maka Red Spray langsung bekerja dan menyemprotkan warna Merah
sebanyak dua (2) kali. Lama setiap penyemprotan ini adalah tiga (3) detik dengan
selang waktu penyemprotan pertama dan kedua adalah satu (1) detik;
Setelah warna terakhir selesai disemprotkan dan diiringi dengan selang waktunya
selanjutnya Motor Konveyor langsung “ON” lagi. Jika sensor LS2 dalam keadaan “ON”,
maka Motor Konveyor berhenti. Dan jika LS2 dalam keadaan “OFF”, Motor Konveyor
kembali bergerak.
Nilai analog ini akan dibandingkan dengan batasan-batasan warna sebagai berikut:
Batas nilai analog untuk warna merah adalah #0-#200;
Batas nilai analog untuk warna kuning adalah #201-#400;
Batas nilai analog untuk warna hijau adalah #401-#600;
*gunakan instruksi MOV untuk menyimpan data analog dalam format word
*gunakan instruksi compare (bisa 300-328 atau 020) untuk memutuskan warna.
Sistem akan bekerja sebagai berikut:
Terdapat switch start/stop yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan
konveyor;
Pada saat benda menyentuh sensor satu (1), nilai analog dari warna benda tersebut
akan dibaca dan akan dibandingkan untuk memutuskan apa warna benda tersebut;
Warna benda yang dibaca akan menghidupkan lampu indikator sesuai dengan warna
benda (merah, kuning, hijau);
Saat benda berada pada sensor dua (2), solenoid akan bergerak untuk memisahkan
benda berdasarkan warnanya masing-masing.
Sistem ini bekerja untuk memproses daun teh menjadi serbuk teh yang siap kemas menjadi
teh celup kemasan. Sistem mengunakan enam (6) buah sensor, dua (2) buah konveyor, satu
(1) mesin penggiling, dan satu (1) mesin oven.
Jika mobil sampai pada sensor 2, maka konveyor akan mati dan melakukan
penyemprotan sabun yang sudah dipilih sebelumnya pada mobil selama 7 detik. Setelah
itu, konveyor bergerak kembali;
Jika mobil sampai pada sensor 3, maka konveyor akan mati dan melakukan
penyemprotan air kembali pada mobil selama 15 detik. Setelah itu, konveyor bergerak
kembali;
Jika mobil sampai pada sensor 4, maka konveyor akan mati dan melakukan pengeringan
pada mobil selama 20 detik. Setelah itu, konveyor bergerak kembali;
Jika mobil sampai pada sensor 5, maka konveyor akan mati dan sistem selesai.
MENGAKHIRI PERCOBAAN
Matikan MCB dan saklar terlebih dahulu
Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC
Lepas semua jumper dari kit praktikum
Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya
Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang
disediakan
Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa
Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
dilakukan
KONVEYOR
Konveyor merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan benda dari suatu tempat ke tempat
lain. Kenveyor terdapat dua (2) jenis bergantung pada caranya benda dipindahkan yaitu gravity
conveyor dan belt conveyor.
Gravity Conveyor
Gravity conveyor adalah jenis konveyor yang dapat bergerak melawan gravitasi bumi dan
memanfaatkan gravitasi bumi. Konveyor ini bergerak ke atas atau ke bawah. Gravity
conveyor tidak menggunakan energi listrik untuk memindahkan barang.
Belt Conveyor
Belt Conveyor adalah jenis konveyor yang terdapat sabuk (belt) yang digerakkan secara
elektrik oleh sebuah motor. Motor yang dipakai dapat menggunakan motor DC atau motor
AC sesuai dengan kebutuhan.
Belt conveyor terdiri dari alas (bed), batang (shaft), katrol (pulley), dan motor. Bed
adalah tempat dimana barang ditaruh untuk dipindahkan. Katrol adalah bagian untuk
memutar belt konveyor yang terdiri dari dua (2) buah. Bagian utama katrol terhubung
langsung ke motor dan bagian lainnya sebagai tempat memutarnya konveyor. Motor adalah
bagian untuk memutarkan katrol utama.
Motor memiliki tingkat putaran yang cukup tinggi (bisa di atas 1700 putaran per
menit). Oleh karena itu, motor pada konveyor dihubungkan ke gear box yang berfungsi
untuk menurunkan banyaknya putaran motor sekaligus meningkatkan torsi dari motor.
Dengan torsi yang besar maka dapat menggerakkan benda yang jauh lebih berat.
PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PLC OMRON CP1L-M30DR-A
Kit hardware praktikum
Tool box
Jumper secukupnya
MENGAWALI PRAKTIKUM
Ambil PLC, kit hardware praktikum, toolbox, dan jumper yang sudah disediakan ke
meja peserta praktikum
Pada kit praktikum sudah dihubungkan jumper dari input module dan output
module ke terminal dan dari power supply ke PLC
Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok
PERINGATAN!
EKSPERIMEN
Buatlah sebuah program bebas dengan memanfaatkan Conveyor Simulator Unit CU-4001.
Keterangan tentang Conveyor Simulator CU-4001 bisa dibaca di Appendix E. Ketentuan
pembuatan program adalah sebagai berikut:
Simpan program yang telah dibuat ke dalam folder dengan nama sesuai dengan nomor
kelompok masing-masing peserta;
Isi jurnal praktikum;
Terapkan hasil program yang telah dibuat pada Conveyor Simulator CU-4001;
Program harus berfungsi dengan baik sebelum diterapkan pada Conveyor Simulator
CU-4001.
MENGAKHIRI PERCOBAAN
Matikan MCB dan saklar terlebih dahulu
Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC
Lepas semua jumper dari kit praktikum
Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya
Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang
disediakan
Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa
Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
dilakukan
2. Kaitkan bagian belakang CP1L pada DIN track seperti gambar di bawah
3. Pastikan CP1L terpasang dengan baik, lalu dorong pengunci dudukan DIN track
DIMENSI CP1L
WIRING CP1L
Gambar di bawah merupakan input module CP1L dan tempat sumber catuan
tegangan AC.
Keterangan :
1) Input tegangan yang dibolehkan berkisar 100-240 VAC pada
frekuensi 50/60 Hz.
2) Functional ground (LG) berguna sebagai ground yang bebas noise
untuk menghindari malfungsi dari PLC;
3) Protective ground (GR) berguna untuk melindungi PLC dari
electrical shock yang dihubungkan dengan bumi;
4) Jenis kepala kabel (skun) yang disarankan untuk menghindari kabel
terlepas dari rangkaian
2. Wiring I/O CP1L
1) Wiring input. Lakukan wiring untuk input module seperti pada
gambar di bawah ini. Sumber tegangan DC yang digunakan didapat
dari tegangan output DC pada PLC
3. Klik Yes
DOWNLOAD KE PLC
1. Pada CX-Programmer, pilih [PLC]-[Transfer]-[To PLC]
2. Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini, klik OK
INSTRUKSI DASAR
Contact Normally Open (NO)
1. Ketikkan [C] dari keyboard maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
Klik OK, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
Coil
1. Ketikkan [O] dari keyboard, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
TIMER COUNTER
Timer (TIM)
1. Ketik [I] pada keyboard lalu ketikkan TIM_[alamat]_[lamanya delay dalam satuan
ms]
2. TIM untuk memilih jenis timer yang ada. 0 untuk mengisi alamat timer. #30 adalah
jeda waktu yang diinginkan user. Lalu tekan OK.
3. Peletakkan pada ladder diagram bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Counter (CNT)
1. Tekan [I] pada keyboard lalu ketikkan CNT_[alamat]_[banyaknya counter]
EDIT OF RUNGS
Copy & Paste
1. Pilih bagian yang akan disalin (copy)
2. Klik pada keyboard [Ctrl+C]
COMPARISON INSTRUCTION
Input Comparison Instruction
1. Ketikkan [I] pada keyboard untuk menampilkan jendela instruksi
2. Ketik angka 300-328 untuk memilih jenis Input Comparison Instruction yang akan
dipilih
Compare
1. Ketikkan [I] pada keyboard untuk menampilkan jendela instruksi
2. Ketikkan angka 020 atau CMP
4. Ketikkan [C] atau [/] pada keyboard untuk memunculkan contact Normally Open
(NO) atau Normally Closed (NC)
5. Arithmetic Flag dapat dimunculkan dengan format P_arithmetic logic
POWER SUPPLY
Kit ini menggunakan catuan AC 220V-230V dengan besar arus 0,5 A.
Setelah bagian catu daya terpasang, hidupkan sistem dengan menekan switch ke posisi ON.
INPUT (LIMIT SWITCH DAN PROXIMITY SENSOR)
Bagian input terdapat pada bagian kiri dari kit ini. Cara pemakaian dari bagian input adalah
dengan melakukan wiring yang sesuai. Bagian ini akan dihubungkan dengan input module
dari PLC.
Limit switch terletak pada bagian awal dan akhir dari conveyor. Wiring dari limit switch
adalah Normally Open (NO). Jika limit switch berlogika 1, maka lampu LED merah yang ada
di samping limit switch akan menyala.
Proximity sensor yang ada pada kit ini terdapat dua (2) jenis berdasarkan fungsinya, yaitu
proximity sensor yang mendeteksi benda dengan ketinggian rendah dan yang mendeteksi
benda dengan ketinggian tinggi. Pada bagian awal conveyor, terdapat dua (2) buah sensor
proximity dengan nama PS-1 dan PS-2. PS-1 mendeteksi benda dengan ketinggian rendah,
sedangkan PS-2 mendeteksi bedan dengan ketinggian tinggi. Di bagian samping kanan dari
sensor terdapat PS-1 ADJ dan PS-2 ADJ yang berfungsi untuk mengubah jarak jangkau
sensor dalam mendeteksi benda.
Proximity sensor yang terakhir adalah PS-3 yang terletak di bagian akhir dari conveyor. PS-3
mendeteksi benda dengan ketinggian yang rendah, sama seperti PS-1. Di samping kanan PS-
3 juga terdapat PS-3 ADJ yang berfungsi untuk mengatur jarak jangkau dari PS-3. Pada kit
terjadi kesalahan dalam mencetak nomor yang tertulis seharusnya PS-3 ADJ, bukan PS-2
ADJ.
Output yang ada pada kit ini berupa tampilan counter dan solenoid. Tampilan counter akan
menampilkan digit secara naik (dari 00-99).
Solenoid berfungsi untuk menyortir barang yang lewat. Solenoid yang ada di bagian awal
adalah soledoid SO-1. Solenoid yang ada di bagian akhir adalah solenoid SO-2. Kedua
solenoid ini dapat dikendalikan secara manual atau melalui PLC. Apabila ingin dicoba secara
manual, maka dapat menekan push button yang terdapat di samping masing-masing
solenoid. Apabila ingin dikendalikan melalui PLC, maka dapat melakukan wiring yang
sesuai.
Jika ingin conveyor dikendalikan secara otomatis, maka dapat menggunakan port output
yang ada pada bagian kanan atas dari kit ini. Wiring pada port output harus dilakukan
dengan baik, sesuai dengan jenis wiring yang digunakan (sinking atau sourcing). Kecepatan
motor yang digunakan terdapat dua (2), yaitu kecepatan normal (MOTOR) dan kecepatan
tinggi (HIGH SPEED)