Dinamika Gerak
Dinamika Gerak
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pada gambar 2.1.1.a , pada benda bekerja gaya pada sumbu x dan sumbu
y. pada sumbu y bekerja gaya sebesar F1 sebesar 1 Newton dan pada
5
sumbu x bekerja gaya sebesar F2 sebesar 2 newton . Besarnya gaya F
adalah F F
Maka F = F = 2,23 newton
Untuk arah gaya F kita tentukan dengan menentukan nilai ϴ
Tan ϴ = y/x , Tan ϴ = 1/2 ;
Maka tan-1(1/2) = 26,20
Maka dapat disimpulkan bahwa gaya merupakan besaran vektor yang
memiliki besar , arah dan besarnya dapat ditentukan dengan aturan jajaran
genjang dalam konsep vektor.
Dalam kajian ini kita akan berbagai macam jenis gaya diantaranya:
Gaya Berat
Gaya berat (W) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
suatu benda. Gaya berat selalu mengarah ke pusat bumi dimana
pun posisi benda diletakkan, apakah dibidang horizontal,
vertikal ataupun bidang miring.
Gaya Normal
Gaya Gesek
2.2.1 Massa
2.2.2 Berat
Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan oleh
bumi kepada benda tersebut. Berat memiliki vektor berat yang selalu
berarah tegak lurus pada permukaan bumi menuju ke pusat bumi. Dengan
demikian vector berat suatu benda di Bumi selalu digambarkan tegak lurus
ke bawah dimana pun posisi benda diletakkan.
W = mg (2.2.2.(A))
W = mg (2.2.2.(A))
Keterangan:
W = berat benda ( N)
m = massa benda (Kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s²)
Massa Batu di bumi adalah 65 kg. Berapa berat Batu yang hilang jika
dipindahkan ke bulan? (Percepatan gravitasi bumi = 9,8 m/s 2 dan
percepatan gravitasi bulan adalah seperenam percepatan gravitasi bumi)
Penyelesaian:
Massa Batu di Bumi m Bm = 65 kg
Percepatan Gravitasi Bumi g Bm = 9,8 m/s2
Berat Batu di Bumi adalah,
W Bm = m Bm . g Bm
= (65) (9.8)
= 637 N
Gravitasi di Bulan adalah,
1
Gravitasi bulan = Gravitasi Bumi
6
1
= (9.8)
6
9,8
= m/s2
6
Berat batu di bulan adalah,
W Bl = m Bl . g Bl
= (65) (9.8/6)
= 106.1 N
Kehilangan berat dari Batu adalah,
W = W Bm - W Bl
= 637 – 106.1
= 530.9 N
Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam
atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja padanya
adalah nol.
∑F = 0 (2.3.1.(A))
Keterangan:
Jika resultan gaya pada pada suatu benda sama dengan nol maka benda
yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula
bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap.
Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan
keadaan diam dinamakan inersia. Karenanya, hukum I Newton dikenal
juga dengan julukan Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman. Sifat
lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan saus tomat
dari botol dengan mengguncangnya. Pertama, kita memulai dengan
menggerakan botol ke bawah; pada saat kita mendorong botol ke atas, saus
Fisika Dasar 1 ( Dinamika
Gerak ) 9
akan tetap bergerak ke bawah dan jatuh pada makanan. Kecenderungan
sebuah benda yang diam untuk tetap diam juga diakibatkan oleh inersia
atau kelembaman. Misalnya ketika kita menarik selembar kertas yang
ditindih oleh tumpukan buku tebal dan berat. Jika lembar kertas tadi
ditarik dengan cepat, maka tumpukan buku tersebut tidak bergerak.
Contoh lain yang sering kita alami adalah ketika berada di dalam mobil.
Apabila mobil bergerak maju secara tiba-tiba, maka tubuh kita akan
sempoyongan ke belakang, demikian juga ketika mobil tiba-tiba direm,
tubuh kita akan sempoyongan ke depan. Hal ini diakibatkan karena tubuh
kita memiliki kecenderungan untuk tetap diam jika kita diam dan juga
memiliki kecenderungan untuk terus bergerak jika kita telah bergerak.
Hukum Pertama Newton telah dibuktikan oleh para astronout pada saat
berada di luar angkasa. Ketika seorang astronout mendorong sebuah pensil
(pensil mengambang karena tidak ada gaya gravitasi),pensil tersebut
bergerak lurus dengan laju tetap dan baru berhenti setelah menabrak
dinding pesawat luar angkasa. Hal ini disebabkan karena di luar angkasa
tidak ada udara, sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat gerak
pensil tersebut.
Apa yang terjadi jika gaya total yang bekerja pada benda tidak
sama dengan nol ? Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda
diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat gaya total yang bekerja
pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak, demikian juga
benda yang sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah gaya
total berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya tersebut akan
mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan arah
gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin
besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan
percepatan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja
pada benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan. Arah
percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar gaya total
tetap, maka besar percepatan yang dialami benda juga tetap atau tidak
berubah.
y
F
Fsin
ϴϴ x
x
fk Fcos
fk Fcos
m.g
m.g
Pembahasan :
a) Ada, karena benda tersebut pada dasarnya memiliki gaya, baik dari
benda tersebut dan sistem. Gaya yang bekerja pada benda tersebut
adalah gaya berat(W) dan gaya normal(N), sementara dari sistem
bekerja gaya tegang tali. Karena benda berada pada bidang miring
maka kerangka acuan sumbu x dan sumbu y mengacu pada sudut yang
dibentuk pada bidang miring tersebut.
, (2.4.4.(B))
N - Wcos α = 0
N = Wcos α (2.5.1(A))
Sementara pada sumbu x gaya – gaya yang bekerja adalah W sin α dan
T, maka dalam menentukan besarnya tegangan tali,
W sin α – T = 0
T = W sin α (2.5.1(B))
w
N
a
A
T
B
A
B
T T
W
T
B
’
Gambar 2.5.2
b) Tinjau Balok A
Tinjau Balok B
w m1a m2 a
m2 g m1a m2 a
m2 g ( m2 m1 ) a
m2 g
a
( m2 m1 ) (2.5.2(C))
(2.5.2(D))
Gambar 2.6.1b
2.6.2.1 Benda yang diletakan pada bidang datar dan ditarik dengan
gaya konstan
Gambar 2.6.2.a
Pada gambar 2.6.2.a (a) , benda di tarik ke kanan dengan konstan F yang
sejajar horisontal, sedangkan pada 2.6.2.a (b) , benda ditarik ke kanan
dengan gaya konstan F yang membentuk sudut terhadap horisontal.
Apakah pada benda hanya bekerja gaya tarik F ? mari kita tinjau gaya-
gaya yang bekerja pada benda di atas.
Gambar 2.6.2.b
Karena permukaan bidang datar sangat licin, maka kita mengkaitkan gaya
gesekan nol. Dalam kenyataannya gaya gesek tidak pernah bernilai nol. Ini
hanya model ideal. Selain gaya tarik F yang arahnya ke kanan, pada benda
juga bekerja gaya berat (W) dan gaya normal (N). Pasangan gaya berat w
dan gaya normal N bukan pasangan gaya aksi-reaksi. Ingat bahwa gaya
aksi-reaksi bekerja pada benda yang berbeda, sedangkan kedua gaya di
Gambar a
(2.6.2.1.(A))
(2.6.2.1.(B))
Gambar b
(2.6.2.1.(C))
arah vertikal
(2.6.2.1.(D))
Sekarang mari kita tinjau benda yang diletakan pada bidang datar yang
kasar. Selain seperti yang telah diuraikan di atas, pada benda juga bekerja
gaya gesekan (Fg).
Gambar 2.6.2.c
(2.6.2.1.(B))
(2.6.2.1.(G))
(2.6.2.1.(D))
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan,
ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik
(lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah
Fisika Dasar 1 ( Dinamika
Gerak ) 25
bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang
sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan
laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada
permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan yang bekerja
ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk)
(kinetik berasal dari bahasa yunani yang berarti “bergerak”). Ketika
sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja
berlawanan arah terhadap kecepatan benda.
Gambar 2.6.2.d
Tabel 2.6.2.1.a
Gambar 2.6.2.2.d
Pada gambar a, Benda bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang
sejajar permukaan bidang miring.
(2.6.2.2.(B))
Pada gambar b, benda bergerak akibat adanya gaya tarik F dan komponen
gaya berat (w sin θ ) yang sejajar permukaan bidang miring.
(2.6.2.2(C))
Pada gambar c, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik F yang
sejajar permukaan bidang miring (F cos θ) dan komponen gaya berat yang
sejajar permukaan bidang miring (w sin θ).
(2.6.2.2.(E))
(2.6.2.2.(F))
benda bergerak pada bidang miring akibat adanya komponen gaya berat
(2.6.2.2.(G))
(2.6.2.2.(B))
Gambar 2.6.2.2(b)
Kedua, benda bergerak pada bidang miring akibat adanya gaya tarik (F)
dan komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring (w sin
miring kasar, maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan
dengan arah gerakan benda.
(2.6.2.2.(B))
Ketiga
Gambar 2.6.2.2(c)
Ketiga, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik yang sejajar
permukaan bidang miring (F cos teta) dan komponen gaya berat yang
sejajar bidang miring (w sin teta). Karena permukaan bidang miring kasar,
maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan dengan arah
gerakan benda.
(2.6.2.2.(K))
(2.6.2.2.(L))
Penyelesaian :
a) Besarnya gaya gesek kinetis
F
fk
= mg
= 0,5 . 10. 10 = 50 N
F - fk = m. a
N Fy=F sin
F
fk Fx=Fcos
w
b) N + F sin = w
N = mg - F sin
fk = µk N
= 0,5 . 36
= 18 N
F ma
(80. 3/5) – 18 = 20 a
30 = 20 a
a = 1,5 m /s2
N
fk
W sin α
α W cos α
Pembahasan :
Sehingga
= mg cos
= 0,25 . 4. 10 . 3/5 = 6N
Gambar 2.8.1.b
Contoh soal :
Gambar 2.8.1.c
Solusi :
Jika kita meninjau gaya yang bekerja berdasarkan sumbu y , ressultan gaya
( ∑FY = 0) karena T harus berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang
bekerja pada sumbu y adalah gaya TY = T sin ϴ serta gaya berat (mg) yang
saling berlawanan sehingga dapat ditulis .
Jika kita meninjau gaya yang bekerja pada sumbu x , Bekerja gaya
sentripetal yang besarnya sama dengan T x = T cosϴ sehingga dapat
dituliskan
∑Fx = T cosϴ = mv2/r 2.8.1.(D)..............(2)
Jika pers (1) dan (2) dibagi maka didapat persamaan tangensial
Tan ϴ = v2 / rg
Dari konsep trigonometri kita maka besarnya r = Lsin ϴ sehingga
Tan ϴ = v2 / Lsinϴ g , maka
v= Lg . sin tan 2.8.1.(E)
Dapat disimpulkan bahwa kecepatan tidak bergantung pada massa benda
Pada bola yang diputar secara vertikal bola akan berputar mebentuk
lingkaran searah sumbu vertikal . Ada dua titik posisi yang akan ditinjau
dalam gaya sentripetal pada arah vertikal yaitu pada titik bawah (B) dan
titik atas (A) Konsep gaya sentripetal pada arah vertikal akan dijelaskan
dengan satu contoh soal konseptual yaitu bola yang diputar secara vertikal.
Contoh :
FTB
FTB
B
FTA
mg
Gambar 2.8.1.d
Solusi : Pada gambar diagram bebas yang telah disediakan titik puncak
(titik A) , memiliki dua gaya yang bekerja yaitu gaya dari tegangan tali dan
gaya berat yang searah dengan percepatan sentripetal sehinngga kedua
gaya bernilai positif . Dengan menggunakan hukum newton kedua dapat
disimpulkan :
mg = mvA2/r
sehingga vA =
∑FR = maR
FTB-mg = mvb2/r
FTB = mvb2/r + mg 2.8.1.(G)
Dalam hal ini kita tidak dapat menentukan F TB = mvb2/r , namun juga
melibatkan gaya berat . Sehingga dapat dijelaskan bahwa tegangan tali tali
tidak hanya memberikan percepatan sentripetal saja , tapi harus lebih besar
dari gaya sentripetal itu sendiri untuk mengimbangi gaya berat.
Contoh (1) :
Sebuah mobil dengan berat 1000 kg melewati tikungan pada jalan
mendatar dengan radius jalan 50 m dengan kecepatan 14 m/s . Apakah
Solusi :
Pada gambar 9.2 menunjukkan
diagram bebas yang bekerja pada
mobil. Pada sumbu vertikal tidak
ada percepatan yang bekerja dan
gaya yang bekerja pada sumbu
vertikal yaitu gaya normal FN dan
gaya berat yang ditimbulkan oleh
mobil sehingga menurut hukum
newton kedua
∑F y = may
Karena ay = 0 sehingga
∑F y = 0
FN - mg = 0
FN = mg = (1000 kg) (9,8m/s 2) =
9800 Newton
Karena gaya gesekan lebih besar dari gaya sentripetal maka mobil akan
melewati tikungan dengan baik.
Karena gaya gesekan lebih kecil dari gaya sentripetal maka mobil akan
tergelincir pada tikungan dan cenderung bergerak ke jalur yang lurus .
Hal ini akan lebih buruk jika ban mobil berhenti secara mendadak
mengakibatkan ban mobil pada bagian bawah bergerak terhadap permukaan
jalan sehingga bekerja gaya gesekan kinetis (terjadi selip) yang besarnya lebih
kecil dari gaya gesekan kinetis . Dalam teknologi otomotif kita mengenal ABS
(Antilock Brakes) dirancang untuk membatasi tekanan rem persis saat ban
mobil akan selip , dengan bantuan sensor yang peka dan komputer yang
sangat cepat .
ϴ
Seorang engginering ingin membuat jalan miring sebagai jalan keluar masuk
pada jalan bebas hambatan . Kecepatan yang didisain pada tiap kendaraan
sebesar 14 m/s berapakah sudut kemiringan yang harus didesain oleh
Gambar 2.8.3.
Solusi :
Kita pilih sumbu x dan sumbu y sebagai arah horisontal dan vertikal .
Pada arah horisontal hanya ada satu gaya yaitu F N sin ϴ yang menyebabkan
terjadinya gaya sentripetal sehingga :
Pada arah vertikal kendaraan berada pada kondisi setimbang maka resultan
gaya (∑Fy=0) dan pada sumbu vertikal terdapat gaya F N cos ϴ dan gaya berat
(mg) yang saling berlawanan sehingga :
FN cos ϴ - mg = 0
FN cos ϴ = mg
FN = mg/cos ϴ..........................(2)
mg/cosϴ sinϴ = mv2/r
mg tan ϴ = mv2/r
tan ϴ = v2/gr
tan ϴ = (14m/s)2 / (50m) (9,8 m/s2) = 0,4
arc tan (0,4) = 220
Jadi besarnya sudut kemiringan yang perlu didesain adalah sebesar 220
Contoh :
Orbit bulan yang disekeliling bumi hampir bulat mempunyai radius dan
periode T selama 27,3 hari tentukan percepatan bulan terhadap bumi.
Solusi :
aR = v2/r
= (2πr)2 / T2r
= 4π2r/T2
= 2,72x10-3 m/s2
F ̴ mEmB/r2 2.9.1(A)
Pemahaman konsep :
Apakah yang akan terjadi jika kita jatuh ke dalam pusat bumi yang
lubangnya tembus hingga ke sisi lain (seperti lubang terbentuk tembus dari
kutub utara sampai kutub selatan) jika kondisi pada pusat bumi seperti
temperatur yang tinggi dan kondisi yang lain diabaikan apakah yang akan
terjadi pada kita?
Jawaban :
Kita akan kembali ke posisi awal dimana kita jatuh , mengapa?? karena
semakin kita jatuh kedalam bumi , walaupun jarak antara kita dengan
pusat bumi namun massa bumi semakin kedalam akan semakin mengecil.
Semakil kecil massa berarti semakin kecil gaya tarik menarik yang
dihasilkan sampai pada pusat bumi besarnya gaya gravitasi akan sama
dengan nol . Momentum yang dihasilkan ketika kita jatuh dari lubang akan
membawa kita melewati pusat bumi dan kita akan kembali ditarik oleh
gaya gravitasi yang semakin membesar ketika semakin menjauh dari
pusat bumi kita akan, kemudian kembali ditarik kembali hingga melewati
pusat bumi dan akan kembali ke tempat di mana kita jatuh.
“ Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lainnya dengan gaya
yang berbanding lurus dengan hasil kali dari massa-massa benda tersebut
dan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak di antaranya”.
F = G m1m2/r2 2.9.1.(B)
Nilai G pastilah sangat kecil , karena kita tidak bisa menyadari adanya
gaya yang bekerja pada benda yang berukuran biasa , seperti diantara dua
bola. Gaya antara dua benda biasa dapat diukur pertama kalinya oleh
Henry Cavendish pada tahhun 1798, lebih 100 tahun ketika newton telah
mengajukan hukum mengenai Gravitasi Universal . Cavendish
mengkonfirmasikan hipotesa Newton bahwa hukum Gravitasi Universal
dapat digunakan untuk menentukan besarnya gaya gravitasi , Cavendish
mampu menentukan nilai-nilai tersebut secara akurat cavendish juga
mampu mementukan besarnya nilai konstanta G yang sekarang diakui
bernilai : G = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2
Gambar 2.9.1.a
Tiga bola biliard bermassa 0,3 ditaruh pada meja biliiard pada pojok kanan
meja billiard seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini tentukanlah
gaya gravitasi pada bola putih yang dinyatakan sebagai m 1 yang
diresultasikan dari kedua bola yang lain .
Fisika Dasar 1 ( Dinamika
Gerak ) 50
Gambar 2.9.1.b
Seperti yang terlihat dalam gambar. Pada bola putih bekerja dua buah gaya
gravitasi yang bekerja pada sumbu x maupun y. Langkah pertama yang
dapat kita lakukan adalah menentukan masing-masing gaya gravitasi yang
dihasilkan oleh kedua sumbu. Besarnya F21 = (G(m1m2/(r21)2)j
F = ((3,75x10-11)2 + (6,67x10-11))1/2
F = 7,65 x 10-11 N
Dan bekerja pada sudut arc tan (3,75x10-11/6,67x10-11) = 29,30
Jika pada sebuah gaya diberikan pada benda seperti pada pegas
yang ditarik maupun ditekan maupun diregangkan akan mengakibatkan
pegas bergerak sejauh Δx dari titik keseimbangan. Maka gaya yang
diberikan kepada pegas akan sebanding dengan nilai dari Δx sehingga
besarnya gaya yang bekerja pada pegas adalah :
Pada daerah elastik (elastic behaviour) gaya F yang diberikan pada pegas
sehingga pegas akan berpindah sejauh Δx ketika gaya dilepaskan maka
benda akan kembali pada posisi awal yaitu posisi kesetimbangan . Ketika
melewati titik limit elastik (elastic limit) gaya yang diberikan pada benda
mengakibatkan benda bergerak
Δx
sejauh Δx namun ketika gaya dilepaskan
benda tidak lagi kembali pada posisi kesetimbangan (dikatakan sebagai
perubahan permanen) ketika benda diberikan gaya melebihi titik patahan
(breaking point) maka benda tersebut akan patah. Besarnya gaya
maksimum yang dapat diberikan pada benda tanpa mematahkan benda
tersebut dikatakan sebagai kekuatan ultimal.
Contoh Soal :
Tegangan pada kawat piano. Kawat Piano yang yang terbuat dari baja
(steel) dengan panjang (1,6 m) berdiameter (0,20cm). Berapa besar gaya
yang harus diberikan kepada kawat agar kawat meregang 0,30 jika
dikencangkan ?
Solusi
Berdasarkan persamaan : E = (F/A) / (Δx/x0)
Sehingga besarnya F = (E(Δx/x0)) A = (2,0x1011N/m2) (0,003m/1,6m)
(3,1x10-6) = 1200 Newton
Gambar 2.10.2.a
Fisika Dasar 1 ( Dinamika
Gerak ) 55
Pada gambar diatas dikatan mengalami tarikan atau tegangan tarik .
Kita melihat bahwa bagian atas dari materi tersebut diberi gaya sebesar F
sehingga benda bergeser sejauh Δx dari titik keseimbangan. Gaya F ini
merupakan gaya eksternal yang diberikan kepada materi, akibat adanya
gaya eksternal yang bekerja pada benda tersebut maka bagian bawah yang
mengalami kesetimbangan mengerjakan gaya (internal) sebesar (-F) yang
berlawan dengan gaya eksternal dengan tujuan menjaga bagian bawah
tetap berada pada kondisi setimbang , dalam hal ini disebutkan sebagai
tegangan materi. Regangan merupakan perubahan bentuk yang disebabkan
oleh tegangan tarik merupakann satu tipe tipe tegangan yang dialami
materi . Pada umumnya ada dua jenis umum lain dari tegangan yaitu
tegangan : tekan dan geser. Tegangan tekan berlawanan langsung dengan
tegangan geser materi bukan digeser melainkan ditekan .
ΔV = -(1/B)(ΔP)(V0) atau
B = - (ΔP)/(ΔV/V0) 2.10.4.(A)
Contoh soal :
Sebuah pegas tergantung secara vertikal. Ketika beban digantungkan pada
ujung bawah pegas yang memiliki massa 0,55 kg mengalami pertambahan
panjang sejauh 4 cm dari titik seimbang tentukanlah berapa nilai dari
konstanta pegas . Jika nilai dari percepatan gravitasi (g=9,8m/s2)
Gambar 2.11.1.a
Solusi :
Pada gambar diatas dijeaskan bahwa pada gambar (a) merupakan jondisi
awal sebelum diberi beban pada gambar (b) menunjukan gambar pegas
ketika beban telah diberikan pada ujung pegas sehingga pegas bertambah
panjang sejauh Δx . dan pada gambar (c) menunjukkan gaya yang bekerja
pada bola. Pada bola bekerja gaya searah sumbu vertikal yaitu gaya berat
∑FY = m.ay
karena percepatan pada sumbu vertikal sebesar 0 (ay = 0)
sehingga,..
∑FY = 0
mg – Fpegas = 0 sehingga
mg = Fpegas atau mg = kΔx
k = mg/Δx
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Hukum II Newton:
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan para mahasiswa mampu memahami konsep dinamika gerak
secara lebih mendalam.
2. Hendaknya para mahasiswa banyak berlatih dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan teori dinamika gerak.