Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu daerah yang memiliki iklim tropis
sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tersebar luas.
Keanekaragaman yang ada ini sudah digunakan dengan baik sejak zaman
nenek moyang. Diantaranya keanekaragaman tersebut ialah tumbuhan yang
bisa dijadikan tanaman hias dan juga obat-obatan.
Untuk membantu kesuburan tanaman tersebut, biasanya masyarakat
menggunakan pupuk. Namun akhir-akhir ini harga pupuk dipasaran semakin
melonjak, baik pupuk organik maupun anorganik. Hal tersebut dikarenakan
meningkatnya harga disetiap tahunnya. Pelonjakkan harga pupuk membuat
para petani semakin tercekik, apalagi pupuk ini selain dibutuhkan untuk
penyubur tanah, juga untuk pertumbuhan tanaman.
Maka dari itu, masyarakat berusaha untuk mencari cara bagaimana
agar bisa mengatasi kesulitan tersebut. Ada satu produk yang dapat dijadikan
sebagai pengganti pupuk yaitu Monosodium Glutamat. Selama ini di
kalangan masyarakat hanya tahu bahwa Monosodium Glutamat hanya di
gunakan sebagai penyedap rasa, apalagi jarang terdengar dan bahkan jarang
ada orang yang menggunakan Monosodium Glutamat sebagai pengganti
pupuk.
Namun kalangan masyarakat masih meragukan hal tersebut dan masih
takut jika Monosodium Glutamat akan merusak tanaman. Berdasarkan uraian
diatas maka di lakukan penelitian ini untuk membuktikan bahwa apakah
Monosodium Glutamat memiliki pengaruh terhadap petumbuahan atau bisa di
jadikan sebagai pengganti pupuk. Pada penelitian ini sampel tanaman yang
digunakan ialah jagung (Zea mays). Pemberian MSG dimaksudkan untuk
penambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah msg berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Zea mays.
2. Apakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Zea mays.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh msg terhadap pertumbuhan batang
Zea mays.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan
jagung Zea mays.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilakukanya penelitian ini adalah:
1. Mampu mengetahui bagaimana pengaruh msg terhadap pertumbuhan
batang Zea mays.
2. Mampu mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan
jagung Zea mays.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Rochani (2007 : 13-14) tanaman jagung merupakan tanaman


yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya
matahari. Maka lokasi tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa sawah
atau ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari. Lokasi untuk tanaman
jagung sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup.
Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuk tanaman jagung, sebaiknya harus sesuai
dengan syarat tumbuh jagung. Syarat tumbuh dijelaskan sebagai berikut.
1. Susunan atau sifat tanah
Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi jagung, namun sifat tanah
yang paling dikehendaki oleh tanaman jagung adalah yang drainasenya
lancer, subur dengan humus dan pupuk yang mencukupi persediaan untuk
tumbuh.
2. Iklim
Iklim yang tidak mendukung, misalnya banyak hujan badai dan angin ribut
bahkan banjir, akan berpengaruh pada tumbuhan, termasuk pada tanaman
jagung. Walaupun tanaman jagung sangat cocok pada daerah yang beriklim
sejuk dan dingin, namun jika terlalu banyak hujan juga akan mengurangi
kualitas jagung.
3. Derajat keasaman tanah (Ph)
Derajat keasaman tanah dipengaruhi oleh banyaknya kandungan unsur kimia
dalam tanah serta kadar air dalam tanah tersebut. Daerah yang cenderung
basah dan banyak humus akan menyebabkan tanahnya cenderung bersifat
asam. Sebaliknya tanah yang kering berkapur dengan kadar air yang sedikit
akan lebih bersifat basa.
Seperti manusia, tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara
tanaman. Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya.
Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak
terdapat suatu suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu
atau berhenti sama sekali. Di samping itu, umumnya tanaman yang kekurangan

3
atau ketiadaan suatu hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu
yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Gejala ini akan hilang apabila
hara tanaman ditambahkan ke dalam tanah atau diberikan lewat daun.
Berdasarkan jumlah yang diperlukan tanaman, unsur hari di bagi menjadi dua
golongan, yakni: unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro
diperlukan tanaman dan terdapat dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan
unsur hara mikro (Rosmarkam, 2010 : 29-30).
Menurut Warisno (2009 :18) tanaman jagung (Zea mays) dalam tata nama
atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Tanah merupakan media atau tempat tumbuh tanaman. Akar tanaman
berpegang kuat pada tanah serta mendapatkan air dan unsur hara dari tanah.
Meskipun ada tanaman yang diusahakn dengan media air (hydroponic).
Perubahan keadaan tubuh tanah, baik secara kimia, fisik, maupun biologi akan
mempengaruhi fungsi dan kekuatan akar dalam menopang pertumbuhan tanaman.
Pemberian pupuk misalnya, akan memperkaya secara kimia ketersediaan hara
dalam tanah sehingga akar dapat menyerapnya untuk keperluan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Purwono, 2006 : 18).
Pemberian monosodium glutamat sebaiknya dilakukan pada tanaman yang
sudah dewasa, karena monosodium glutamat berperan untuk mempercepat
pembungaan (katalisator). Monosodium glutamat diduga mempunyai kandungan
yang berperan sebagai hormon perangsang tumbuh seperti giberelin, yang
berfungsi memacu keanekaragaman fungsi sel sehingga sel yang awalnya di

4
arahkan untuk pertumbuhan tunas daun dialihkan untuk pertumbuhan tunas
bunga. Pemberian MSG juga harus cermat (biasanya 2 mg/liter air), karena jika
konsentrasinya kurang, pembungaan tidak akan terjadi. Kalaupun terjadi akan
diselingi dengan tunas daun sedangkan apabila berlebihan akan menyebabkan
bunga akan tumbuh subur tapi cepat rontok (Gresinta, 2015 : 211).

5
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Selasa, 27 November 2018 – Jum’at, 28 Desember 2018
Waktu : Setiap pukul 08.00 WITA
Tempat : Pondok Mardhiyah, Jalan Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pot bunga : 2 buah
b. Penggaris : 1 buah
c. Kamera : 1 buah
d. Mangkuk : 1 buah
e. Alat tulis : 1 buah
2. Bahan
a. Biji jagung : 4 biji
b. Tanah : secukupnya
c. Kapas : secukupnya
d. Air : secukupnya
e. Msg (Monosodium Glutamat) : setengah sendok teh
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Merendam biji selama satu hari dalam mangkuk yang berisi kapas yang
telah dibasahi.
3. Menanam 2 biji jagung pada setiap pot yang sudah disediakan. Pot
pertama (kontrol) berisikan tanah dan pada pot kedua atau (perlakuan)
berisikan tanah dan msg.
4. Melakukan penyiraman setiap hari agar tanaman tetap tumbuh.
5. Memberikan msg setiap 10 hari sekali pada pot kedua.
6. Mengukur tanaman sekali dalam sehari.
7. Mencatat hasil pengamatan pada tabel.

6
D. Variabel
Variabel Bebas : Msg (Monosodium Glutamat)
Variabel Terikat : Pertumbuhan Batang Jagung
Variable Kontrol : yang tidak diberi Msg (Monosodium Glutamat)

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel IV. Pengamatan pada Jagung
Gambar dan Ukuran
Hari
Hari/Tanggal Perlakuan
ke- Kontrol (tanah)
(tanah dan msg)

Selasa,
1 - -
27 November 2018

Rabu,
2
28 November 2018

0 cm 0 cm

Kamis,
3
29 November 2018

0 cm 0 cm

Jum’at,
4
30 November 2018

0 cm 0 cm

8
Sabtu,
5
01 Desember 2018

0,01 cm 0,02 cm

Minggu,
6
02 Desember 2018

0,02 cm 0,04 cm

Senin,
7
03 Desember 2018

0,1 cm 0,2 cm

Selasa,
8
04 Desember 2018

0,4 cm 0,5 cm

9
Rabu,
9
05 Desember 2018

0,5 cm 0,7 cm

Kamis,
10
06 Desember 2018

1,1 cm 1,6 cm

Jum’at,
11
07 Desember 2018

2,0 cm 1,8 cm

Sabtu,
12
08 Desember 2018

2,8 cm 2,0 cm

10
Minggu,
13
09 Desember 2018

3,4 cm 2,4 cm

Senin,
14
10 Desember 2018

4,0 cm 2,5 cm

Selasa,
15
11 Desember 2018

4,2 cm 2,0 cm

Rabu,
16
12 Desember 2018

4,4 cm 2,0 cm

11
17 Kamis, 13 Desember 2018

4,6 cm 1,6 cm

Jum’at,
18
14 Desember 2018

4,7 cm 0 cm

Sabtu,
19
15 Desember 2018

0 cm
4,8 cm

Minggu,
20
16 Desember 2018

5,0 cm 0 cm

12
Senin,
21 -
17 Desember 2018

5,2 cm

Selasa,
22 -
18 Desember 2018

5,4 cm

Rabu,
23 -
19 Desember 2018

5,5 cm

Kamis,
24 -
20 Desember 2018

5,8 cm

13
Jumat,
25 -
21 Desember 2018

6.0 cm

Sabtu,
26 -
22 Desember 2018

6,1 cm

Minggu,
27 -
23 Desember 2018

6,2 cm

Senin,
28 -
24 Desember 2018

6,4 cm

14
Selasa,
29 -
25 Desember 2018

6,4 cm

Rabu,
30 -
26 Desember 2018

6,5 cm

B. Pembahasan
Pada penelitian terhadap tanaman Zea mays dilakukan dengan dua
perlakuan, dimana perlakuan pertama tanaman Zea mays di tanam pada pot
yang berisi tanah tapi tidak di beri MSG (Monosodium Glutamat), dan pada
perlakuan kedua tanaman Zea mays di tanam pada pot yang berisi tanah dan
diberi MSG (Monosodium Glutamat). Pemberian MSG diberikan pada hari
pertama penanaman dan selanjutnya pada hari ke sepuluh penanaman.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada hari
pertama hingga hari keempat tanaman tidak mengalami pertumbuhan. Pada
hari kelima sampai hari kesepuluh, sudah mulai terlihat terjadi pertumbuhan
pada kedua pot, namun tanaman pada pot kedua yang diberi MSG lebih tinggi
di bandingkan pada tanaman di pot pertama. Pertumbuhan ini di lihat dan di
ukur ketinggian batangnya. Hal ini terjadi karena MSG mengandung unsur
nitrogen. Unsur N berguna untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Hal ini
sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Sudarmono (2009 : 38) yang

15
menyatakan bahwa unsur N berfungsi merangsang pertumbuhan vegetatif
seperti daun, cabang, dan ranting.
Pada pemberian MSG pada media kedua di hari ke 11, tanaman Zea
mays masih terlihat segar namun pada keesokan harinya pertumbuhannya
sudah mulai terlihat sedikit menurun bahkan pada hari ke 18 sudah layu/mati,
dan tanaman kontrollah yang tumbuh dengan baik dan peningkatan
tumbuhnya sangat baik. Hal ini disebabkan karena pemberian MSG di waktu
yang tidak tepat yaitu pada saat pertama ditanam. Ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Gresinta (2015 : 211) yang menyatakan bahwa pemberian
monosodium glutamat sebaiknya dilakukan pada tanaman yang sudah
dewasa, karena monosodium glutamat berperan untuk mempercepat
pembungaan (katalisator). Monosodium glutamat diduga mempunyai
kandungan yang berperan sebagai hormon perangsang tumbuh seperti
giberelin, yang berfungsi memacu keanekaragaman fungsi sel sehingga sel
yang awalnya di arahkan untuk pertumbuhan tunas daun dialihkan untuk
pertumbuhan tunas bunga.

16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat di tarik
kesimpulan bahwa tanaman yang diberi MSG (Monosodium Glutamat) cepat
subur tetapi juga cepat layu, sedangkan tanaman yang di berikan air biasa
atau tanpa MSG tumbuhan subur dan tidak layu hanya saja pertumbuhannya
yang begitu lama.
B. Saran
Adapun saran pada penelitian ini yaitu sebaiknya memperhatikan
terlebih dahulu waktu dan jenis tanaman yang akan di tanam, sehingga
pemberian perlakuan bisa disesuaikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Gresinta, Efri. 2015. Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamat (MSG)


Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah. Jurnal Exacta. Vol.
2. No. 8. ISSN: 1979-276X

Purwono & Hartono, Rudi. 2006. Bertanam Jagung Unggul. Depok: Penebar
Swadaya

Rochani, Azka. 2007. Bercocok Tanam Jagung/AZP. Jakarta: Azka Press

Rosmarkam, Afandie & Yuwono, Nasih Widya. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Yogyakarta: Kanisius

Sudarmono. 2009. Mengenal dan Merwat Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta:


Kanisius

Warisno. 2009. Jagung Hibrida. 2009. Yogyakarta: Kanisius

18

Anda mungkin juga menyukai