Anda di halaman 1dari 20

Nomor : KEP-00979/KEB/WPJ.

07/2018
Tanggal : 18 April 2018
Tentang : Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh Sadan
Nomor Kohir : 00001/206/13/056/17
Tanggal : 21 Februari 2017
Masa Pajak : 2013
Atas nama : PT. TRANSFARMA MEDICA INDAH
NPWP : 01.331.097.4-056.000
Nomor Sengketa Pajak : 005556.15/2018/PP

Yth. Sekretaris Pengadilan Pajak


JI. Hayam Wuruk No. 7
Jakarta Pusat

Sehubungan dengan surat Saudara Nomor U.2014/PAN.Wk/BG.1/2018 tanggal 23 Juli 2018


berkenaan dengan surat banding dari PT.TRANSFARMA MEDICA INDAH Nomor 097/TFMI-
FA/TAX/Vll/2018 tanggal 11 Juli 2018 hal tersebut pada pokok surat, dengan ini disampaikan uraian
sebagai berikut:

I. PEMENUHAN KETENTUAN FORMAL

1. Berdasarkan penelitian surat banding Pemohon Banding Nomor 097/TFMI-FA/TAX/Vll/2018 tanggal


11
Juli 2018 yang diterima oleh Pengadilan Pajak tanggal 16 Juli 2018, diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Banding diajukan dengan surat banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak;
b. Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima surat keputusan yang
dibanding;
c. Terhadap 1 (satu) keputusan diajukan 1 (satu) surat banding;
d. Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
e. Pada surat banding sudah dilampirkan salinan surat keputusan yang dibanding, yaitu Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-00979/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 18 April 2018;
f. Surat banding tidak dilampiri bukti pembayaran atas pajak yang masih harus dibayar sesuai yang telah
disetujui dalam pernbahasan akhir hasil pemeriksaan (TIdak Ada Pelunasan Kekurangan Pembayaran
karena Nilai yang disetujui Wajib Pajak saat pembahasan akhir adalah (Rp.6.532.686.875,-)).
h. Surat banding ditandatangani oleh Sdr. Reinhard Ehrenberger (berdasarkan data SIDJP -
Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2017 Lampiran V terdapat nama Sdr. Reinhard
Ehrenberger sebagai Presiden Direktur Wajib Pajak).
2. Permohonan banding pemohon banding sepanjang memenuhi ketentuan formal sebagaimana
diatur dalam Pasal 32 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2009 dan Pasal 37 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak,
sehingga dapat dipertimbangkan lebih lanjut;

II. URAIAN MENGENAI KETETAPAN SEMULA, KEBERATAN DAN KEPUTUSAN ATAS KEBERATAN

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh Badan Nomor 00001/206/13/056/17 tanggal 21 Februari
2017 Masa Pajak 2013 diterbitkan Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan KPP Penanaman Modal
Asing Tiga Nomor LPAD-00022/WPJ.07/KP.0405/2016 tanggal 20 Februari 2017 dengan perhitungan
sebagai berikut :
Table
2. Atas ketetapan tersebut, Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan surat nomor 011/TFMI•
FA/TAX/V/2017 tanggal 19 Mei 2017 yang diterima oleh KPP Penanaman Modal Asing Tiga pada
tanggal 19 Mei 2017 berdasarkan LPAD nomor PEM:01002007/056/may/2017 tanggal 19 Mei 2017
3. Atas surat keberatan Pemohon Banding telah diterbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP-00979/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 18 April 2018, dengan perhitungan sebagai berikut:
Table
Ill. ANALISA POKOK SENGKETA
Setelah membaca Surat Banding, mempelajari Laporan Penelitian Keberatan, berkas surat menyurat yang
berlangsung selama proses penyelesaian keberatan, surat keberatan Pemohon Banding, dengan ini
disampaikan analisa pokok sengketa alas Surat Banding dari Pemohon Banding sebagai berikut:
Menurut Pemohon Banding
Setelah membaca Surat Banding, mempelajari Laporan Penelitian Keberatan, berkas surat menyurat yang
berlangsung selama proses penyelesaian keberatan, surat keberatan Pemohon Banding, dengan ini
disampaikan analisa pokok sengketa alas Surat Banding dari Pemohon Banding sebagai berikut:

Pokok Sengketa Peredaran Usaha


Koreksi atas Biaya Retur Penjualan sebesar Rp 575.106.947
Bahwa Pemohon Banding tidak setuju terhadap koreksi Terbanding atas Biaya Retur Penjualan sebesar
Rp 575.106.947 dengan alasan sebagai berikut:

• Biaya retur penjjualan tersebut merupakan pengembalian barang kepada Pemohon Banding yang
dilakukan oleh distributor yaitu PT Anugrah Phannindo Lestari ("PT APL"). Alasan
Pengembalian barang tersebut dikareriakan adanya cacat pada kemasan produk kadaluarsa, dll.
• Pengembalian barang tcrsebut merupakan pengurang penjualan Pemohon Banding kepada PT
APL yang diterima oleh Pemohon Banding pada tahun 2013.
• Bahwa koreksi yang dilakukan oleh Terbanding juga terdapat retur penjualan yang berasal dari
penjualan tahun 2000, 2008, dan
2009. Sehingga retur penjualan yang dikoreksi oleh Tim Pemeriksa adalah retur penjualan yang berasal
dari tahun 2000, 2008, 2009,
2010, 2011, dan 2012. Bersama ini kami earnpaikan rincian koreksi retur penjualan yang dilakukan
oleh Tim Pemeriksa.
• Pemohon Banding melaporkan retur tersebut dalam SPT masa PPN pada saat barang
dikembalikan/ retur, sehingga tidak, dimungkinkan bagi Pemohon Banding untuk
mencatat retur tersebut pada tahun -tahun pajak sebelumnya sebab kejadian tersebut baru
terjadi pada tahun 2013.
• Bahwa transaksi pengembalian barang tersebut telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik yang
indcpenden sebagai pengurang penjualan dan telah mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pcngecualian.
• Perlu kami sampaikan bahwa, Pemohon Banding telah melaporlcan seluruh peredaran usaha
sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, Sehingga retur yang diterima seharusnya
dapat diperhitungkan sebagai pengurang peredaran usaha.
• Bahwa nota retur yang diterima oleh Wajib Pajak tersebut merupakan biaya yang
dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 huruf a
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan ("UU PPh"), dikarenakan
biaya retur tersebut berkaitan Iangsung dengan kegiatan usaha dan dimaksudkan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Berdasarkan penjelasan kami diatas, maka koreksi Terbanding atas Biaya Retur Penjualan sebesar Rp
575.106.947 adalah tidak benar dan seharusnya dibatalkan.
Koreksi atas Biaya Diskon/ Trade Discount PT Dos Ni Roha dan PT Laniros sebesar Rp 550. 792.880 .
Bahwa Pemohon Banding tidak setuju terhadap koreksi Terbanding atas koreksi Biaya Diskon PT Dos Ni
Roha ("PT DNR") dan PT Laniros sebesar Rp 550.792.880 dcngan penjelasan sebagai berikut:
Latar Belakang Kegiatan Usaha Pemohon Banding
I. Profil Pemohon Banding
Pemohon Ban.ding adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran, penjualan dan
pendistribusian duajenis produk utama farmasi, yaitu produk obat - obatan yang menggunakan resep
dan produk farmasi over-the-counter ("OTC"), yang disebut sebagai produk obat-obatan yang tidak
menggunakan resep.
Pemohon Banding Menjual operasi komersial pada tahun 1973 dan, sampai dengan 31 Desember
2013, telah mempekerjakan sekitar 263 orang. Kantor Perusahaan beralamat di JL. Sultan Iskandar
Muda Blok V-TA, Wisma Pondok Indah 2 Unit 802, Jakarta Selatan.

A. Struktur Kepemilikan I Pemegang Saham


Sarnpai derigari 31 Desember 2013, 92,6% saham IT Transfarma: Medica Indah dimiliki oleh A.
Menarini Asia-Pacific Pte. Ltd. dcngan sisa 7,4% dimiliki oleh A. Menarini (Singapore) Pte. Ltd, seperti
yang digambarkan dalam figur berikut:
Picture
B. Produk
Pemohon Banding menjual produk farmasi yang bisa dikategorikan menurut dua kategori:
• Produk farmasi yang memerlukan resep; dan
• Produk farmasi yang tidak memerlukan resep
Selama tahun 2013, Pemohon Banding menjual obat-obatan yang memerlukan resep yang dibeli
terutama dari pemasok pihak ketiga. meskipun Transfarma membeli obat-obatan yang memerlukan
resep yang bersifat generik dan obat-obatan etis lainya yang dipasarkan dengan merek yang
dikembangkan, Pemohon Banding hanya memperoleh satu produk farmasi etis, Papulex, dari Menarini
APAC. Semua obat yang memerlukan resep lainnya dibeli dari pihak ketiga.
Produk Farmasi yang mcmerlukan resep terdiri dari dua produk utama:
• Dermatix, gel silicon transparan yang dirancang untuk meratakan dan menghasilkan hipertrofik
dan bekas luka :keloid dan
• Glyderm, krim yang digunakan untuk membantu membangun kembali kolagen dan memperbaiki
elastisitas kulit untuk memperbaiki warna kulit dan mengurangi ukuran tanda kerutan.
Selama tahun 2013,Pemohon Banding mcmbeli produk farmasi yang memerlukan resep dari Menarini
APAC dan memperoleh produk farmasi yang memerlukan resep dari pihak ketiga.

C. Konsumen
Pemohon Banding menjual obat - obatan yang menggunakan resep dan obat-obatar yang tidak
menggunakan resep kepada konsumen pihak ke-tiga di Indonesia selama tahun 2013. Semua produk
obat-obatan yang menggunakan resep dijual kepada Rurnah Sakit, farmasi, dan outlet yang
tcrkait, sedangkan produk obat-obatan yang tidak merigguriakan resep seluruhnya dijual melahai
modem trade channels, seperti outlet yang dioprasikan oleh Century dan Guardian bersama dengan
perdagangan traditional trade channels yang meliputi sejurnlah sub distributor.
Penjualan untuk modern trade menghasilkan sekitar 20 persen penjualan sedangkan sisanya adalah
traditional trade. Namur, Pemohon Banding menjual semua produk di masing-masing kategori ke mitra,
distribusi pihak ketiga, Anugrah Pharmindo Lcstari, Tri Sapta Jaya dan Dos Ni Roha untuk didistribusikan
lebih lanjut ke jalur modern dan tradisional trade channels. Bila pelanggan pihak ketiga (yaitu
rurnah sakit, farmasi, Century, Guardian, traditional trade distribution) melakukan pemesanan,
pesanan tersebut ditujukan ke distributor yang di tunjuk oleh Pemohon Banding.
Proses Bisnis
• Sebagai pedagang besar farmasi (PBF), Pemohon Banding menjalankan bisnis dengan menjual
produk Farmasi melalui distributor.
• Distributor ditunjuk urrtuk menjual produk TFMI kepada konsumen/ pelanggan (Apotek, Rurnah Sakit,
dan lain- lain).
• Bahwa Pemohon Banding menjual produk farmasi yang bisa dikategorikan menurut dua kategori:
• produk farmasi yang memerlukan resep
• produk farmasi yang titlak memerlukan resep.
• Berikut ilustrasi singkat mengenai mekanisme usaha Pemohon Banding:
picture
Pemohon banding juga ingin menyampaikan penjelasan mengenai latar belakang dan mekanisme
pemberian Trade Discount:
• Sebagai pedagang besar farmasi (PBF), Pemohon Banding menjalankan bisnis derigan rnenjual produk
Farmasi melalui distributor.
• Seluruh distributor yang menjadi rekanan Pemohon Banding rncrupakan pihak ke-tiga yang tidak
memiliki hubungan istimewa sebagaimana yang diatur dalam Pasal 18 UU Pajak Penghasilan. Salah satu
distributor yang menjadi rekananPemohon Banding adalah PT DNR dan PT Laniros
Pemberian Trade Diskon merupakan hal yang wajar dalarn industri farmasi, baik, kcpada distributor
maupun kepada pelanggan yang diberikan melalui distributor.

• Pada dasarnya mekanisme tersebut merujuk pada mekanisme diskon yang diberikan melalui
Distributor kepada rantai penjualan berikutnya. Diskon yang diberikan kepada distributor dan pelanggan
sangat terkait dengan penjualan produk TFMI.
• Dalam hal ini, Trade discount merupakan diskon yang diberikan Distributor kepada apotik/retailer
dalam bentuk potongan harga.
• Berikut karni sampaikan mekanisme pemberian diskon kepada konsumen akhir yang dilakukan melalui
klaim dari distributor
Picture
Hal tersebut sesuai dcngan perjanjian distribusi antara Pemohon Banding dengan PT DNR dan PT
Laniros , di mana Pemohon Banding akan menanggung pemberian diskon / potongan harga yang
dibcrikan oleh PT DNR dan PT Laniros kepada Customer.
• Bahwa pemohon banding memberikan diskon / potongan harga Kepada potongan harga Dalam hal ini
PT DNR dan PT Laniros akan menerbitkan tagihan/ Debit Note beserrta faktur pajak kepada Pemohon
Banding sebesar jumlah diskon/ potogan. harga yang diberikan kepada customer.
• Setiap bulan Distributor akan melaporkan jumlah Diskon yang diberikan kcpada retailer/ apotik
• Hal itu akan diverifikasi oleh Pemohon Banding dan akan dibayarkan dalan bentuk cash.
• Oleh Pemohon Banding biaya tersebut dicatat sebagai pengurang Penjualan Bruto karerra sifatnya yang
berhubungan Iangsung dengan penjualan
• Selanjutnya Pemohon Banding akan membayarkan tagihan tersebut kepada PT DNR dan PT Laniros

Dasar Pembebanan Trade Discount


• Bahwa pemberian diskon/ potongan harga kepada distributor dapat menjadi pengurang penghasilan
kena pajak. Hal ini karena diskon/ potongan harga merupakan pengeluaran yarig secara langsung
berkaitan dengan kegiatan usaha dan dimaksudkan untuk mend
apatkan, menagih, dan memelihara penghasilan kena pajak. Hal ini sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 huruf
a UU Pajak Penghasilan.
• Bahwa mckanisme pemberilcan diskon/ potongan harga tersebut didasarkan pada perjanjian
arrtara Pemohon Banding dengan PT DNR dan PT Laniros.
• Bahwa pembukuan Pemohon Banding sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan mendapatkan
opini Wajar Tanpa Pengecualian.
- Bahwa transaksi Trade Discount ini merupakan sesuatu yang Iazirn dalam industri farmasi.
Sebagai informasi tambahan, terdapat Putusan Pengadilan Pajak yang mengabulkan permohonan
banding Wajib Pajak lain yang bergerak di industri farmasi atas kasus serupa dengan Nomor Put-
50091/PP/wLXIII/ 15/2014. Sesuai dengan prinsip perpajakan sebagaimana yang tertuang dalam
penjelasan Pasal 31A.
ayat 1 sebagai berikut:
"Salah satu prinsip yang perlu dipegang teguh di dalam. Undanq Undanq perpajakan adalah:
diterapkannya. Perlakuan yang sama terhadap semua Wajib Pajak atau terhadap kasus-kasus dalam
bidang perpajakan: yang hakitkatnya sama, dengan berpegang pada ketentuan peraturan perundang
undangan:"
Maka wajib pajak seharusnya juga mendapat perlakuan yang sama atas transaksi serupa sebagaimana
tertuang dalarn Putusan Pengadilan Pajak tersebut.
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan diatas , pemberian diskon kepada PT DNR dan PT Laniros
sebesar Rp 550.792.880 merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
("UU PPh."). Sehingga, koreksi Terbanding atas Biaya Diskon/ Trade Discount PT Dos Ni Roha dan PT
Laniros sebesar Rp550.792.880 adalah tidak benar dan seharusnya dibatalkan.

Menurut Terbandinq
a. Dasar Hukum
o Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah diubah terakhir kali dengan Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009;
> Pasal 12 ayat (3)
Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
jumlah pajak yang terutang.
> Pasal 13 ayat (1)
Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
A .apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang
dibayar;
> Pasal 13 ayat (2)
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak
atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
> Pasal 13 ayat (6)
Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

o Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir
kali dengan Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008;
> Pasal 4 ayat (1)
Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apapun, termasuk :
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang undang ini;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
c. laba usaha;
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.
o Peraturan Menteri Keuangan No 65/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak
Pertambahan Nilai Atau Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan ATas Barang Mewah Atas
Barang Kena Pajak Yang Dikembalikan Dan Pajak Pertambahan Nilai Alas Jasa Kena Pajak Yang
Dlbatalkan;
> Pasal 4 ayat (3)
Nota retur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat pada saat Barang Kena
Pajakdikembalikan.
> Pasal 18 ayat (3)
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
penguranganserta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan
kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan
menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang independen, metode harga penjualan
kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.
> Pasal 18 ayat (4}
Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9 ayat (1) huruf
f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila:
a. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak /angsung paling rendah 25%
(dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan
paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di
antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;
b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak /ainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah
penguasaan yang sama baik /angsung maupun tidak langsung; atau
c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan!atau
ke samping satu derajat.
Pedoman Penerapan
A. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2013 tanggal 1 Juli 2013 tentang Pedoman
Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang Mempunyai Hubungan lstimewa.
B. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2011 tanggal 11 November 2011 tentang
Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 tentang Penerapan Prinsip
Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak yang
Mempunyai Hubungan lstimewa.
Pasal 3 Ayat 1
Wajib Pajak dalam melakukan transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dengan pihak• pihak yang
mempunyai hubungan istimewa wajib menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha.
Pasal 3 Ayat 2
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dilakukan dengan langkha-langkah sebagai berikut :
a. Melakukan analisis Kesebandingan dan menentukan pembanding.
b. Menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat.
c. Menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha berdasarkan hasil analisis Kesebandingan
dan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam transaksi yang dilakukan antara Wajib
Pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa; dan
d. Mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan Harga Wajar atau Laba Wajar sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Pasal 3 ayat 4
Wajib Pajak yang melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan nilai seluruh transaksi tidak melebihi Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh Milyar) dalam 1 (satu)
tahun pajak untuk setiap lawan transaksi, dikecualikan dari kewajiban pada ayat
2. Pasal 11 Ayat 1
Dalam penentuan metode Harga Wajar atau Laba Wajar wajib dilakukan kajian untuk menentukan
metode Penentuan Harga Transfer yang p aling sesuai (The Most Appropriate Method).
Pasal 11 Ayat 2
Metode Penentuan Harga Transfer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dapat diterapkan
adalah :
a. Metode Perbandingan Harga antara Pihak yang tidak mempunyai Hubungan lstimewa (Comparable
Uncontrolled Price);
b. Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method/RPM);
c. Metode Biaya-Plus (Cost Plus Method);
d. Metode Pembagian Laba (Profit Split Method/PSM);
e. Metode Laba Bersih Transaksional (Transactional Net Margin Method/TNMM).
o Organisation For Economic Co-operation and Development (OECD) Transfer Pricing
Guidelines
> Pasal 4 ayat (8)
Pengembalian Barang Kena Pajak dianggap tidak terjadi dalam hal:
a. nota retur tidak selengkapnya mencantumkan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. nota retur tidak dibuat pada saat Barang Kena Pajak tersebut dikembalikan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3); atau
c. nota retur tidak disampaikan sebagaimana dimaksud ayat (7)
Tanggapan Peneliti
Bahwa peredaran usaha dikoreksi positif oleh Pemeriksa karena terdapat trade discount yang tidak
dimasukkan ke dalam faktur penjualan, trade discount tersebut dikurangkan dari penghasilan brutO.
Bahwa Pemeriksa mengakui trade discount & free goods sesuai dengan yang dilaporkan di SPT PPN ,
yaitu discount dan free goods yang diberikan kepada PT. Anugerah Pharmindo Lestari yang dilaporkan
dengan DPP sebesar Rp.25.791.867.202,62 dengan rincian sebagai berikut:
TABLE
Bahwa dalam proses pemeriksaan, Wajib Pajak memberikan bukti pada tanggal 29 Desember 2016 dan
diakui oleh pemeriksa, dengan jumlah DPP alas claims discount sebesar Rp.19.743.317.743, dengan
rincian sebagai berikut :
TABLE
Adapun jumlah discount dan free goods yang telah dilaporkan sebesar :
- PT. Anugerah Pharmindo Lestari Rp 25.791.867.202,62
- Bukti yang diberikan tanggal 29/12/2016 Rp 19.743.317.743,00
Jumlah Rp 45.535.184.945,62
Trade Discount & Free Goods menurut Wajib Pajak Rp. 46.085.977.825,00
Trade Discount & Free Goods menurut Pemeriksa Rp. 45.535.184.945,62
Koreksi Peredaran Usaha alas Trade Discount & Free GooRp. 550.792.879,38

Bahwa menurut Wajib Pajak Biaya Diskon PT Dos Ni Roha dan PT Laniros sebesar
Rp.550.792.880 merupakan diskon yang diberikan kepada distributor, karena Wajib Pajak
menanggung diskon yang diberikan oleh distributor kepada konsumen akhir. Adapun mekanisme trade
diskon sebagai berikut :
Mekanisme Trade Discount
a. Adapun mekanisme pemberian diskon potongan harga adalah sebagai berikut:

PICTURE
b. Hal tersebut sesual dengan perjanjlan distrlbusl antara Wajib Pajak dengan PT DNR dan PT taruros,
di mane Wajib Pajak akan menanggung pemberlan diskon / potongan harga yang dlberlkan oleh
PT DNR dan PT Lanlros kepada Customer.
c. Bahwa Wajib Pajak memberikan diskon / potongan harga kepada PT DNR dan PT Laniros dengan
mekanisme penagihan. Dalam hal lnl PT DNR dan PT Laniros akan menerbltkan tagihan/ Debit
Note beserta Faktur pajak kepada Wajib PaJaK senesar jumtan dlskon/ potongan harga yang
dlberikan kepada customer.
d. Selanjutnya Wajib Pajak akan membayarkan taglhan tersebut kepada PT DNR dan PT Laniros.
Bahwa dari dokumen yang diberikan oleh Wajib Pajak, tidak diperoleh cukup bukti untuk meyakini
adanya sales return sebesar Rp.575.106.947,-, Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) dan Pasal 4 ayat (8) PMK
Nomor 65 tahun 2010, retur penjualan tidak dapat diakui.
Tim Peneliti berpendapat bahwa tidak terdapat ketidakbenaran atas koreksi peredaran usaha
terkait Trade Discount dan Free Goods yang dilakukan oleh Pemeriksa.
Bahwa koreksi Peredaran usaha atas sales return dilakukan karena sales return yang dilaporkan oleh
Wajib Pajak pada SPT Masa PPN tidak sesuai dengan Sales Return yang dilaporkan pada ledger.

Sales Return/transaksi retur tahun 2013 pada SPT Masa PPN Rp 277.686.940,00
Sales return berdasarkan akun 4100100 Wajib Pajak Rp 852.793.887,00
Koreksi Peredaran Usaha atas Sales return Rp 575.106.947,00
Adapun rincian Transaksi retur yang dilaporkan pada SPT Masa PPN sebagai berikut:
Picture
Bahwa menurut Wajib Pajak biaya retur kepada PT. Anugerah Pharmindo Lestari merupakan
pengembalian barang kepada Wajib pajak yang dilakukan oleh PT. Anugerah Pharmindo Lestari
(PT. APL). Alasan pengembalian tersebut dikarenakan adanya cacat pada kemasan produk
tersebut, dan pengembalian tersebut telah diaudit oleh KAP yang independen sebagai pengurang
penjualan dan elah mendapatkan opini Wajar tanpa Pengecualian, serta Wajib Pajak telah
melaporkan seluruh peredaran usaha sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Bahwa berdasarkan nota retur yang telah dilaporkan pada SPT Masa PPN untuk tahun 2013
sebesar Rp.277.686.940 dan berdasarkan akun 4100100 Wajib Pajak sales return dilaporkan
sebesar Rp.852.793.887, sehingga terdapat selisih sebesar Rp.575.106.947.
Bahwa Wajib Pajak tidak memberikan penjelasan atas perbedaan pelaporan nota retur pada SPT
Masa PPN dan sales return pada akun 4100100, serta Wajib Pajak tidak memberikan dokumen
pendukung atau bukti lainnya selain alasan pada surat permohonan terkait sales return dari PT.
Anugerah Pharmindo Lestari.
Tim Peneliti berpendapat bahwa tidak terdapat ketidakbenaran atas koreksi peredaran usaha
terkait Sales Discount yang dilakukan oleh Pemeriksa.
Pokok Senqketa Harga Pokok Peniualan
Menurut Pemohon Banding
Koreksi Positif Atas Pembayaran Royalti sebesar Rp 2.668.881.793
Bahwa yang menjadi sengketa adalah pembayaran royalti kepada MEDA Pharma GmbH & Co. KG
{"MEDA''). Adapun pembayaran royalti tersebut didasari olch Perjanjian Manufacturing, Registration,
Distribution, Promotion, and Supply Agreement antara MEDA dan Invida Pharmaceutical Holdings
Pte. Ltd ("INVIDA") pada tanggal 3 Juli 2008.
Dalarn perjanjian tersebut, MEDA mcmberikan hak eksldusif kepada INVIDA untuk memproduksi,
rnengembangkan, menjual, dan mcndistribusikan produk MEDA di wilayah Indonesia. Atas
pemberian hak eksldusif terse but, disepalcati bahwa INVIDA akan rnembayar royalti sebesar 9% dari
Penjualan Bersih atas Produk kepada MEDA.
Perlu Pemohon Banding aampaikan bahwa MEDA bukan merupakan pihak yang memiliki
hubungan istimewa dengan Pemohon Banding. MEDA merupakan pihak yang sama sekali tidak
terafiliasi baik sccara kepernilikan maupun kontrol dengan Pemohon Banding. Bahwa transaksi
yang dilakulcan oleh MEDA dan INVIDA, merupakan transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan
farmasi pada umumnya.
a. Menurut Ketentuan Hukum Umtun Yang Berlaku
• Bahwa berdasarkan Pasal 1340 ayat {l) KUHPerdata memancangkan Asas Umum
atau "Alqemene Beginsel” [General Principle):
"Corttraterende Partier:" atau popular juga disebut "Contracting Parties". Sedang dalam istilah.
Hukum. Indonesia Biasa disebut "Partai Kontrak".
• Bahwa pada berdasarkan asas umum, "Contraterende Partien" merupakan. suatu perjanjian
"hanya berlaku dan mengikat kepada atau antara pihak-pihak yang membuatnya". Dalam kasus
ini pihak yang terlibat adalah Meda dan Invida.
• Menurut Pasal 1340 ayat (1) KUHPcrdata, menyatakan:
"Persetujuan. hanya berlaku antara piriak-pihat: yang membuatnya”
• Menurut Pasal 1338 KUHPerdata, menyatakan pula bahwa:

"Semua persetujuan. yang dibuat sesuai dengan undang undang berlaku sebagai undang undang
bagi mereka. yang membuatnyaa. Persetujuan: itu tidak dapat ditarik kembaii selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak atau karena alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan
harus dilakanakan dengan itikad baik:"
Kewajiban Pemohon Banding Untuk Membayar Royalty Kepada MEDA
• Bahwa Pemohon Banding telah menyampaikan Perjanjian Manufacturing, Registration,
Distribution, Promotion, and Supply Agreement antara MEDA Pharma GmbH & Co. KG ("MEDA")
dengan Invida Pharmaceutical Holdings Ptc. Ltd ("INVIDA") yang dibuat pada tanggal 3 Juli 2008
kepada Terbanding.
• Pemohon Banding juga telah menyampaikan Amendment and Renewal Agreement with respect
to the Mnnufacturing, Registration, Distribution, Promotion, and Supply Agreement antara
MEDA Pharma GmbH & Co. KG {MEDA] dengan A. Menarini Asia-Pacific Holding Private
Limited (Sebelumnya INVIDA) tertanggal Desember 2012 kepada Terbanding.
Bahwa berdasarkan Perjanjian Manufacturing, Registration, Distribution, Promotion, and
Supply Agreement yang dibuat oleh MEDA dan INVIDA pada tanggal 3 Juli 2008, MEDA memberikan
hak eksklusif kepada INVIDA dan afilliasinya 1.1ntuk memproduksi, menjual, dan mendistribusikan
produk MEDA di wilayah Teritori (Thailand, Filipina, dan Indlonesia)
• Berdasarkan perjanjian tersebut yang dimaksud dengan Affiliasi adalah:
"Afiliasi berarti sehubungan dengan salah. satu pihak; baik dari perusahaan, firma, kemitraan.
atau badan hukum, dimana, secara langsung atau Tidak langsung”
(a) Mengendalikan pihak yang tersebut
(b) Dikendalikan oleh pihak yang tersebut: atau
(c] Berada dibawah pengendalian yang sama dengan pihak yang tersebut persyaratan
mengendalikan atau dikendalilcan berarti memiliki kepemilikan sekurang kurangnya 50%
(limapuluhpersen), dari hak untuk memilih: dan modal, atau wewenang untuk mengarahkan
: mariajemen perusahaan atau entitas tersebut. '"
• Mengacu pada SPT Tahunan PPh Badan tahun 2013, bahwa A.
Menarini Asia-Pacific PTE. LTD (dahulu INVIDA) merupakan pemegang sahrun dari Pemohon
Banding sebanyak 92,6%. Dengan demikian seluruh klausul yang tercantum dalam Perjanjian antara
INVIDA dan MEDA turut mengikat bagi Pemohon Banding.
• Kemudlian pada Desember 2012 MEDA Pharma GrnbH & Co. KG (MEDA) dengan A. Menarini
Asia-Pacific Holding Private Limited (sebelumnya INVIDA) membuat "Amendment and Renewal”.
Agreement with respect to the Manufacturing, Registration, Distribution, Promotion, and Supply
Agreement". Maksud dari Perjanjian tersebut adalah untuk menegaskan kembali mengamandemen
Perjanjian sebelumnya. Mengacu pada Angka 2.4. Pasal 20.2 rnenyebutkan bahwa:

"The Royalty Fees shall be calculated as 9% {nine percent) of the Net Sales of the Products (net of
any applicable taxes) and shall be paid by MENARINI to MEDA on a quarterly basis, within 30
(thirty) days after the end of the relevant quarter."

Dengan demikian sesuai dengan isi perjanjian tersebut, diketahui bahwa pembayaran royalti kepada
MEDA merupakan kewajiban Pemohon Banding karena Pemohon Banding telah mendapatkan hak
untuk rnelakukan kegiatan manufacturing registration, distribute promotion dan supply di wilayah
Indonesia.
- Sebagai tambahan, MEDA telah membuat Surat Pernyataan yang dibuat pada tanggal 21
.Jarruari 2016. Surat Pernyataan tersebut berisi keterangan yang dibuat oleh MEDA yarig
menyatakan bahwa benar MEDA telah mengikatkan diri dalam sebuah Perjanjian
Manufacturing, Registration, Distribution, Promotion, and Supply Agreement dengan
INVIDA. Dalrun Surat Pernyataan terscbut, turut diperjelas bahwa Pemohon Banding
yang merupakan merupakan afiliasi dari INVIDA mempunyai hak dan kewajiban yang setara
dengan INVIDA untuk pelalcsariaan usaha di wilayah Indonesia.

Berdasarkan kontrak perjanjian dan Pasal 1340 an Pasal 1338 KUHPerdata diatas, maka Pemohon
Banding mempunyai kewajiban untuk membayar Royalty kepada Meda sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak sebelumnya.
Lebih Ianjut, berikut Pemohon Banding sampaikan perhitungan royalty yang dibayarkan pada tahun
2013:
Table

Berdasarkan penjelasan diatas, maka koreksi terbanding atas Biaya, Royalty sebesar Rp
2.668.881.793 adalah tidak benar dan seharusnya dibatalkan.
Bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi akun #5050300 – Cost Difference sebesar Rp
683.060.919. Biaya tcrsebut merupakan biaya untuk mencatat provisi pembayaran margin kepada
Allergan. Adapun biaya tersebut telah Pcmohon Banding korelcsi fiskal secara konsisten dari tahun -
tahun sebelumnya.
Namun dalam perhitungan SPT' PPh Badan Tahun 2013, Pemohon Banding telah melakukan
koreksi fiscal (net) pada akuri #5050100 - unit cost of goods sebesar Rp 3.614.741.444. Adapun rincian
koreksi terscbut adalah sebagai berikut:

Koreksi Negatif pada akun #5050100 - Unit cost of goods (Rp 4·.297 .802.363)

Koreksi Positif Pada akun #5050300 - Cost Difference Total Rp 683.060.919


Total (Rp 3.614.741.444)

Adapun koreksi fiskal yang telah dicatat oleh Pemohon Banding dalam perhitungan SPT PPh
Badan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Table
Berdasarkan rincian koreksi diatas, dapat dilihat bahwa Pemohon Banding telah melakukan
koreksi positif pada akun #5050300 - Cost Difference sebesar Rp 683.060.919 pada akun #5050100
- Unit cost of goods.
Berdasarkan penjelasan koreksi diatas, maka koreksi Terbanding atas Cost of Difference Sebesar Rp
683.060.919 adalah tidak benar dan seharusya dibatalkan.
Koreksi Positif Atas Cost of Advertising - and Promotion sebesar Rp. 214.759. 717.
Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi akun #5100161 - COS - Advertising & Promotion
sebesar Rp 214.759.717. Pada dasarnya biaya tersebut timbul karerna adanya persetujuan jumlah
klaim yang ditagihkan kepada PT Aventis Pharma. Klaim tersebut ditagihkan berdasarkan perjanjian
Product Promotional Agreement PT Aventis Pharma (Sanofi) pada taraggal 1 April 2008. Sehingga
jumlah yang tidak bisa kami tagihkan kepada PT. Aventis Pharma juga baru diketahui pada tahun
2013. Karena itu , biaya tersebut baru. dapat dicatat pada tahun 2013 ketika nilai yang tidak
dapat ditagihkan tersebut diketahui.
Perlu Pemohori Banding inforrnasikan bahwa pembukuari peru sahaan tahun 2013 telah di audit
oleh Kantor Akuntan Publik yang bersifat 2013.berdasaan penjelasan Icarni diatas, maka koreksi
Terbanding atas Cost of Advertising and Promotion sebesar Rp 214.759.717 adalah tidak benar dan
seharusnya dibatalkan.
Menurut Terbanding
a. Dasar Hukum
o Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009;
> Pasal 12 ayat (3)
Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
jumlah pajak yang terutang.

o Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir kali dengan Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008;
> Pasal 6 ayat (1)
Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap,
ditentukan berdasarkan penghasilan brute dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, termasuk:
a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain:
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi,
dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya pomosi dan penjuaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
> Pasal 18 ayat (3)
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai
dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa
dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang independen, metode harga
penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.
> Pasal 18 ayat (4)
Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9
a. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25%
(dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan
paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di
antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;
b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah
penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus danlatau
ke samping satu derajat.

B. Tanggapan Peneliti
Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, Pemeriksa melakukan koreksi alas HPP terdiri dari :
Unit Cost of Good 150.259.951
Royalty Fees 2.668.881.793
Cost of Difference 214.759.717
Cost of Advertising 214.759.717
3.716.962.380
Wajib Pajak mengajukan keberatan atas koreksi Pemeriksa Royalties Fees, Cost Of Deference dan
Cost Of Advertising & promotion, Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan alas koreksi Unit Cost
Of Good. Pokok sengketa yang diajukan Wajib Pajak adalah sebagai berikut:

No Deskripsi Jumlah
1 Biava Rovalty Rp 2.668.881.793
2 Cost of Difference Rp 683.060.919
3 Cost of Advertising and Promotion Rp 214.759.717
Jumlah Rp 3,566.702,429
Bahwa menurut Pemeriksa biaya royalty yang dibayarkan kepada Meda dikoreksi karena tidak
terdapat kejelasan pembebanan biaya dan tidak terdapat perjanjian serta bukti perhitungan biaya.
Pembayaran royalty tersebut tidak memberikan manfaat ekonomis sehubungan dengan kegiatan
untuk mendapat, menagih dan memelihara penghasilan.
Bahwa menurut Wajib Pajak, MEDA Pharma GmbH & Co. KG ("MEDA") dan lnvida Parmaceutical
Holdings Pte. ltd ("INVIDA") merupakan pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa. Wajib Pajak
telah menyampaikan Perjanjian Manufacturing, Registration, Distribution, Promotion and Supply
Agreement antara MEDA Pharma GmbH & Co. KG ("MEDA") dengan lnvida Pharmaceutical
Holdings Pte. ltd ("INVIDA") kepada Tim Pemeriksa.
Bahwa menurut Wajib Pajak, MEDA Pharma GmbH & Co. KG ("MEDA") dan lnvida Parmaceutical
Holdings Pte. ltd ("INVI DA") merupakan pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa. Wajib Pajak
telah menyampaikan Perjanjian Manufacturing, Registration, Distribution, Promotion and Supply
Agreement antara MEDA Pharma GmbH & Co. KG ("MEDA") dengan lnvida Pharmaceutical
Holdings Pte. ltd ("INVIDA") kepada Tim Pemeriksa.
Wajib Pajak juga telah menyampaikan Amendement and Renewal Agreement with respect to the
Manufacturin, registration, Distribution, Promotion and Supply Agreement antara MEDA Pharma
GmBh & Co. KG MEDA dengan A. Menarini Asia- Pasific Holding Private Limited tertanggal Desember
2012 kepada Tim Pemeriksa.
“ The Royalty fees shall be calculated as 9% ( nine percent) of the net sales of the product (
net of any applicable taxes) and shal be paid by MENARINI To Meda On quarterly basis, within
30(thirty) days after the end of the relevant quarter”
Berdasarkan kontrak perjanjian dan pasal 1340 dan pasal 1338 KUHPerdata diasat , maka INVIDA
mempunyai kewajiban untuk membayar Royalty kepada Meda sesuasi dengan perjanjian yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak sebelumnya.
Bahwa perjanjian yang ada adalah perjanjian Amendment and Renewal Agreement antara MEDA
Pharma GmBH&Co (MEDA) dengan A. Menarini Asia-Pasific Holding Private Limited, yang
menyatakan bahwa royalty Fee sebesar 9% dari NetSales of The Products yang harus
dibayarkan oleh Menarini Asia-Pacific Holding Private Limited.

Bahwa pada perjanjian tersebut, tidak menyebutkan bahwa kewajiban pembayaran royalty
kepada MEDA merupakan kewajiban pembayaran yang harus dilakukan oleh PT. Transfarma
Medica lndah (Wajib Pajak), serta tidak menyebutkan adanya perhitungan yang jelas atas
royalty yang harus dibayar oleh WAjib Pajak kepada MEDA.
Bahwa Menarini Asia-Pasific Holding Private Limited merupakan pemegang saham Wajib Pajak
sebesar 92.56%.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas,tim peneliti berpendapat tidak adanya ketidakbenaran
atas koreksi biaya royalty sebesar Rp.2.668.881.793.
Bahwa koreksi atas Cost Of Difference sebesar Rp. 683.060.919 menurut Pemeriksa disebabkan
tidak adanya kejelasan atas apa saja dan tidak adanya perhitungan.
Bahwa menurut Wajib Pajak, biaya tersebut adalah biaya untuk mencatat provisi pembayaran
margin kepada vendor Wajib Pajak yaitu Allergan. Adapun alas biaya tersebut telah Wajib Pajak
lakukan koreksi fiskal secara konsisten dari tahun-tahun sebelumnya.
Bahwa menurut Wajib Pajak dalam perhitungan SPT Tahunan PPh Sadan Tahun 2013, Wajib
Pajak telah melakukan koreksi fiskal (net) pada akun unit cost goods sebesar Rp.3.614.741.444.
Adapun rincian koreksi tersebut adalah sebagai berikut :
Koreksi Negatif pada akun #5050100 - Unit cost of goods (Rp 4·.297 .802.363)

Koreksi Positif Pada akun #5050300 - Cost Difference Total Rp 683.060.919


Total (Rp 3.614.741.444)

TABLE
Bahwa atas keterangan dan perhitungan yang disampaikan sebagai alasan keberatan pada
permohonan keberatan wajib Pajak, tidak dilengkapi dengan dokumen sumber yang membuktikan adanya
pembayaran margin kepada vendor.
Bahwa Wajib Pajak tidak menyampaikan dokumen sumber sebagai pendukung atau bukti bahwan Wajib
Pajak telah melakukan pembayaran margin kepada vendor Wajib Pajak yaitu Allergan, sehingga tidak
adanya kejelasan dari penggunaan atas biaya Unit Cost Of Goods.
Bahwa tim peneliti tidak meyakini perhitungan dan keterangan Wajib Pajak karena tidak adanya
dokumen sumber yang membuktikan atas perhitungan tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas,tim peneliti berpendapat tidak adanya ketidakbenaran atas
koreksi Unit Cost Of Goods sebesar Rp.683.060.919.
Bahwa koreksi atas Cost Of Advertising & Promotion sebesar Rp. 214.759.717 menurut Pemeriksa
biaya tersebut merupakan pengeluaran tahun 2012 yang tidak dapat dibiayakan.
Bahwa menurut Wajib Pajak, biaya tersebut timbul karena adanya persetujuan jumlah klaim yang
ditagihkan kepada PT Aventis Pharma, sehingga jumlah yang tidak bisa ditagihkan kepada PT Aventis
Pharma juga baru diketahui pada tahun 2013, karena itu biaya tersebut baru dapat dicatat pada tahun
2013 ketika nilai yang tidak ditagihkan tersebut diketahui.
Bahwa biaya yang tidak bisa ditagihkan kepada PT Aventis Pharma dan baru diketahui dan dicatat pada
tahun 2013, merupakan biaya yang tidak terjadi pada tahun yang bersangkutan. Dalam hal ini, biaya
tersebut merupakan pengeluaran tahun 2012, sehingga tidak dapat dibiayakan dan seharusnya
dltakukan penyesuaian fiskkal positif.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, tim peneliti berpendapat tidak adanya ketidakbenaran alas
koreksi Cost Advertising and Promotion sebesar Rp.214.759.717.
Bahwa koreksi Pemeriksa atas HPP sebesar Rp.3.566.702.429 telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku,sehingga tidak terdapat ketidakbenaran dan tim peneliti berpendapat untuk mempertahankan
koreksi tersebut.
Pokok Sengketa Biaya Usaha Lainnya
Menurut Pemohon Banding
Bahwa Pemohon Banding tidak setuju tcrhadap koreksi terbanding atas Biaya Usaha Lainnya sebesar
Rp 76.853.344.981 dengan alasan sebagai berikut:
Koreksi Positif atas Biaya IT Fees Sebesar Rp 1.231.641.266
Kami tidak setuju atas koreksi IT fees sebesar Rp. 1.231.641.266 dengan penjelasan sebagai berikut:
A. Pembayaran IT fees oleh TFMI telah memenuhi prinsip kewajaran kelaziman usaha sesuai Pasal
18 ayat (3) UU PPh Badan No- 36 Tahun 2008
Berdasarkan peraturan transfer pricing yang berlaku , antara lain PER-22/PJ/2013 (PER-22) dan surat
peredaran SE-50/PJ/2013 yang mengatur atas analisa kewajaran transaksi yang melibatkan jasa
intragroup dengan pihak yang memliki hubungan istimewa terdapat tiga kriteria oemenuhan kewajaran
transaksi sebagai berikut:
a. Eksistensi atas jasa yang diberikan (intra-group seruice has been rendered)
b. Jasa tersebut memberikan manfaat ekonomi bagi Wajib Pajak
c. Transaksi tersebut telah dilalcsanakan secara wajar.
berdasarkan hal diatas , jelas bahwa TFMI telah memenuhi seluruh kriteria diatas sehingga jelas secara
nyata menggunakan dan memanfaatkan jasa tersebut dengan demikian, seharusnya transaksi IT fee tidak
dapat dikoreksi dengan alasan sebagai berikut:
a. Jasa IT telah benar-benar diberikan oleh Menarini APAC
Pembayaran jasa IT kepada Menarini APAC pada dasarnya merupakan biaya langgrangan dan jasa
maintenance software system Infomasi diperlukan TFMI dalam menjalankan usanya yaitu terdiri dari:
Microsoft Windows 2003 Server, SQL Database 2005 Server, Microecft Exchange 2003 Server, Citrix
Presentation. Server, Microsoft Axapta Financial, Atlas XL3.5, Hyperion Enterprise, Symantec Antivisrus
Corporate Edition, Veritas backup, Penggunaan aplikasi / system Software. Telah kami sampaikan
kepada Terbanding sebelumnya Menarini APAC secara nyata telah memberikan jasa tersebut kepada
TFMI.
Jasa tersebut dapat dibuktikan eksistensinya dengan bukti tambahan sebagai berikut:
• Bukti prinscstreen software IT tersebut.
• Rincian jasa yang dilakukam dapat dilihat pada bagian b di bawah.
OECD paragraf 7.18 menyatakan pembayaran yang dicatat untuk jasa manajemen seharusnya dapat
dipertimbangkan bahwa jasa tersebut telah secara nyata dilakukan dan dimanfaatlcan [ it is stated that
the act of payment recorded for management services should be further taken into consideration that
the actual services have in fact been utilized and benefitted}. Oleh karena itu, bukti pembaharuan
jasa IT otela Menarini APAC kepada penyedia jasa pihak ketiga serta pembayaran atas jasa IT
dan maintenance oleh TFMI kepada Menarini APAC yang ditujukankan dalam. Invoice dan bukti
transfer itu sendiri telah menjadi bukti bahwa jasa tersebut benar benar telah terjadi terjadi.

Sehingga berdasarkan rincian pembayaran tersebut di atas dapat tersebut telah benar benar terjadi.

dan penjelasan bukti pembayaran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa IT fee tersebut telah benar
benar terjadi.

b. TFMI secara nyata mendapatkan manfaat ekonomis dari IT fee.

TFMI mendapatkan akees terhadap software-software yang telah disediakain. Menarini APAC
sehingga dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dengan adanya pemberian jasa IT dari
pihak afiliasi, TFMI telah mendapatkan manfaat manfaat atas economies of· scale yaitu dengan
mendapatkan harga yang lebih efisien dibandingkan apabila mengadalan pembeian langsung dari
pihak ketiga.
Manfaat atas jasa IT diperoleh tfmi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Anda mungkin juga menyukai