MAHKAMAH AGUNG
337/B/PK/PJK/2017
MAHKAMAH AGUNG
1. Catur Rini Widosari, Direktur Keberatan dan Banding, Direktorat Jenderal Pajak;
2. Budi Christiadi, Kasubdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan
Banding;
3. Farchan Ilyas, Kepala Seksi Peninjauan Kembali, Subdit Peninjauan Kembali dan
Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding;
MELAWAN
Bahwa Pemohon Banding mengajukan banding atas Keputusan Terbanding Nomor: KEP-
1629/WPJ.19/2012 dengan penjelasan sebagai berikut:
DASAR HUKUM
Bahwa berdasarkan Pasal 27 Undang-Undang Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan jo. Pasal 35 dan Pasal 36
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Pemohon Banding
mengajukan banding atas Keputusan Terbanding Nomor: KEP-1629/WPJ.19/2012 tanggal 27
Desember 2012 tentang Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Pertambahan Nilai Masa Pajak November 2008 Nomor: 00011/207/08/091/12 tertanggal 20
Januari 2012;
LATAR BELAKANG
Bahwa Terbanding menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Nomor:
00011/207/08/091/12 tertanggal 20 Januari 2012 dengan jumlah pajak yang masih harus
dibayar sebesar Rp1.805.095.505,00;
Bahwa atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut, Pemohon Banding telah
mengajukan keberatan dengan surat Pemohon Banding Nomor: 477/DIR-WOM/2012
tertanggal 04 April 2012 yang diterima oleh Terbanding pada tanggal 05 April 2012;
1) Discount Asuransi
a. Alasan Terbanding
Bahwa selain hal tersebut, pihak bank sebagai pihak yang mendanai pinjaman
tersebut mewajibkan atas motor yang dibiayai oleh Pemohon Banding untuk
diasuransikan;
a. Alasan Terbanding
Bahwa pemberian hadiah berupa: tas, jaket, T-shirt, jas hujan, dan barang
promosi lainnya yang diberikan kepada nasabah yang mengadakan kontrak
pembiayaan dengan Pemohon Banding maupun yang diberikan dalam kegiatan
sponsorship dalam rangka promosi penjualan yang dilakukan oleh Pemohon
Banding merupakan penyerahan barang kena pajak sebagaimana dimaksud
Pasal 1A ayat (1) huruf d Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan dilakukan
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya;
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dengan ini Pemohon Banding memohon
kepada Majelis untuk mengabulkan permohonan banding yang Pemohon Banding ajukan
dan membatalkan Surat Ketetapan Pajak yang telah diterbitkan oleh Terbanding. Untuk itu
bersama surat ini Pemohon Banding lampirkan Keputusan Terbanding Nomor: KEP-
1629/WPJ.19/2012 tertanggal 27 Desember 2012 dan salinan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Nomor: 00011/207/08/091/12 tertanggal 20 Januari 2012;
Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor PUT-50580/PP/M.IIIB/16/2014,
Tanggal 20 Februari 2014 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai
berikut:
Menyatakan mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap
Keputusan Terbanding Nomor: KEP-1629/WPJ.19/2012 tanggal 27 Desember 2012, tentang
Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
Masa Pajak November 2008 Nomor: 00011/207/08/091/12 tanggal 20 Januari 2012, atas
nama: PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk, NPWP: 01.311.910.2-091.000, beralamat di:
Mega Glodok Kemayoran Office Tower B LT. 2, Jl. Angkasa, Kav. B-6, Jakarta 10610, sehingga
perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak November 2008 menjadi sebagai berikut:
Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu
Putusan Pengadilan Pajak Nomor PUT-50580/PP/M.IIIB/16/2014, Tanggal 20 Februari 2014 ,
diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada Tanggal 14 Maret 2014, kemudian
terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan perantaraan kuasanya berdasarkan
Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-1409/PJ./2014, tanggal 28 Mei 2014 , diajukan permohonan
peninjauan kembali secara tertulis di Kepaniteraan Pengadilan Pajak pada Tanggal 9 Juni
2014, dengan disertai alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak
tersebut pada Tanggal 9 Juni 2014;
Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut telah diberitahukan
kepada pihak lawan dengan saksama pada Tanggal 11 Maret 2016, kemudian terhadapnya
oleh pihak lawannya diajukan Jawaban yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak
tersebut pada Tanggal 24 Maret 2016;
Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasanya telah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004
dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, juncto Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka permohonan peninjauan
kembali tersebut secara formal dapat diterima;
e. Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;”
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 91 huruf e dan Pasal 92 ayat (3) juncto
Pasal 1 angka 11 UU Pengadilan Pajak, maka pengajuan Memori Peninjauan
Kembali atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor: PUT.50580/PP/M.IIIB/16/2014
tanggal 20 Februari 2014 ini ini masih dalam tenggang waktu yang diijinkan oleh
UU Pengadilan Pajak atau setidak-tidaknya antara tenggang waktu
pengiriman/pemberitahuan Putusan Pengadilan Pajak tersebut dengan
Permohonan Peninjauan Kembali ini belum lewat waktu sebagaimana telah
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu,
sudah sepatutnyalah Memori Peninjauan Kembali ini diterima oleh Mahkamah
Agung Republik Indonesia.
1. Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas diskon asuransi
sebesar Rp12.119.477.972,00 yang tidak dipertahankan oleh Majelis Hakim
Pengadilan Pajak.
2. Koreksi atas Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas Pemberian
Hadiah/Barang Promosi sebesar Rp77.113.276,00 yang tidak dipertahankan oleh
Majelis Hakim Pengadilan Pajak.
b. keterangan ahli;
e. pengetahuan Hakim
f. pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal yang
terjadi dalam persidangan selama sengketa itu diperiksa;”
Pasal 4 huruf c:
“Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Jasa Kena Pajak di
dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha”.
Memori penjelasan Pasal 4 huruf c:
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi
baik Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang
seharusnya dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi belum
dikukuhkan. Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
C. Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 tentang Jenis Barang dan
Jasa Yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, yang antara lain
mengatur sebagai berikut:
Pasal 1:
Kelompok barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai adalah:
Pasal 5:
Kelompok jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai adalah:
Pasal 8 huruf b:
Jenis jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak
opsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d meliputi jasa asuransi,
tidak termasuk broker asuransi;
2. Tentang Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas diskon
asuransi sebesar Rp12.119.477.972,00 yang tidak dipertahankan oleh Majelis
Hakim Pengadilan Pajak.
PIHAK PERTAMA
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk, dalam hal ini diwakili oleh Bellynawaty
dan Irwan Suryadi, masing-masing bertindak selaku dan dalam jabatannya
sebagai Direktur dan Direktur dari dan karenanya bertindak untuk dan atas
nama PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk;
PIHAK KEDUA
PT Asuransi Jaya Proteksi dalam hal ini diwakili oleh Sujaya Dinata Pangestu
dan Sandi Wijaya, masing-masing bertindak selaku dan dalam jabatannya
sebagai Presiden Direktur dan Direktur dari dan karenanya bertindak untuk
dan atas nama PT Asuransi Jaya Proteksi;
F. Bahwa dari isi perjanjian tersebut di atas dapat diketahui dengan pasti
bahwa:
P. Bahwa jasa yang menjadi pokok sengketa adalah kegiatan yang diberikan
Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) kepada pihak
perusahaan asuransi dalam rangka mendapatkan klien asuransi dengan
gambaran sebagai berikut:
3. Tentang Koreksi atas Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas
Pemberian Hadiah/Barang Promosi sebesar Rp77.113.276,00 yang tidak
dipertahankan oleh Majelis Hakim Pengadilan Pajak.
B. Bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi atas Dasar Pengenaan
Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas Pemberian Hadiah/Barang Promosi
sebesar Rp77.113.276,00 atas penyerahan barang kena pajak berupa
pemberian hadiah berupa: tas, jaket, T-shirt, jas hujan, dan barang promosi
lainnya.
b. keterangan ahli;
e. pengetahuan Hakim.
(iv) Bahwa faktanya pula, tidak ada satupun amar pertimbangan Majelis
Hakim yang menguji dan membahas mengenai apakah barang
yang diberikan oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula
Pemohon Banding) adalah merupakan barang pada saat dibeli
oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding)
telah dikenakan Pajak Pertambahan Nilai;
b. Bahwa dengan demikian, tidak terdapat putusan Pengadilan Pajak yang nyata-nyata
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana
diatur dalam Pasal 91 huruf e Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak.
MENGADILI
Panitera Pengganti:
ttd.
Dewi Eliza Kusumaningrum, S.H., M.H.