Anda di halaman 1dari 42

ISAK 16

Perjanjian Konsesi Jasa


Agenda

1 Latar Belakang

2 Ruang Lingkup

3 Grantor vs Operator

4 Intepretasi

2
Latar Belakang
Pemerintah berkewajiban melakukan pelayanan publik yang umumnya didanai oleh
APBN/APBD
Keterbatasan APBN/APBD mengharuskan pemerintah menarik swasta untuk mendanai
kegiatan investasi pengadaan jasa layanan publik.
 KPS = Kerjasama Pemerintah Swasta dibina oleh Direktorat KPS (DKPS)
 Merupakan service concession arrangement (public to private services)
 Sektor yang memiliki KPS, berdasarkan Indonesian Infrastructure Summit 2005, adalah:
 Gas
 Power and electricity
 Road transportation (68 projects)
 Water
 Telecommunication

Pengaturan akuntansi untuk sewa dan perjanjian mengandung sewa belum lengkap.
ISAK 8 mengecualikan perjanjian konsesi jasa

3
Latar Belakang

Terdapat kekosongan pengaturan untuk beberapa industri akibat dicabutnya PSAK


yang terkait, misal industri jalan tol, air minum, dsb.

Terdapat ketidakjelasan pengaturan untuk beberapa industri, misal distribusi bahan


bakar minyak dan gas

Makin banyaknya perjanjian konsesi pelayanan publik

4
Ciri Perjanjian Konsesi Jasa

Kewajiban melayani publik ada pada operator

Pemberi konsesi (grantor) adalah entitas sektor publik


atau entitas swasta yang telah diberikan tanggung
jawab
Operator bertanggung jawab setidaknya atas sebagian
pengelolaan infrastruktur dan jasa terkait, tidak hanya
bertindak sebagai agen dari grantor

Penetapan harga awal dan perubahan harga selama masa


konsesi

Operator wajib menyerahkan infrastruktur kepada grantor


pada akhir masa konsesi

5
Grantor vs Operator
Grantor Operator
Pemerintah atau perusahaan swasta yang Membangun infrastruktur untuk pelayanan
bertanggungjawab atas jasa yang diberikan publik, memperbaiki dan mengoperasikan
infrastruktur selama jangka waktu tertentu

Menentukan jenis pelayanan publik, Bertanggungjawab atas manajemen


pelanggan, dan harga infrastruktur dan jasa yang diberikan, dan
tidak semata-mata bertindak sebagai agen
untuk Grantor.
Mengendalikan (melalui kepemilikan) -
kepentingan residu signifikan pada akhir
periode perjanjian atau aset digunakan
selama umur ekonominya

Grantor BUMN/ BUMN Operator


Swasta

Pemerintah Swasta
Perjanjian/Pengaturan

6
ISAK 8

• Merupakan adopsi dari IFRIC 12 (2009) Service Concession


Arrangement.
• Mengadopsi seluruh IFRS kecuali tanggal efektif dan tidak
mengijinkan penerapan dini.

7
Struktur Isi ISAK 8

Pendahuluan
• Referensi
• Latar Belakang
• Ruang Lingkup
• Permasalahan

Interpretasi
Tanggal Efaktif
Ketentuan Transisi
Panduan Apllikasi
Contoh ilustrasi – bukan bagian standar

8
Ruang Lingkup
Cakupan:

ISAK 16 hanya berlaku untuk operator atas perjanjian konsesi jasa.

ISAK 16 tidak mengatur akuntansi untuk grantor

Perjanjian konsensi jasa

Grantor mengendalikan atau mengatur jenis, pengguna, dan harga jasa

Grantor mengendalikan (melalui kepemilikan) atas hak manfaat selama


masa perjanjian dan kepentingan residual dalam infrastruktur pada
akhir masa konsesi

Berlaku untuk infrastruktur yang telah ada dan baru

9
Permasalahan

• Interpretasi ini menetapkan prinsip-prinsip umum dalam mengakui dan


mengukur kewajiban dan hak-hak terkait dalam perjanjian konsesi jasa.
Persyaratan untuk pengungkapan (ISAK 22).
• Permasalahan yang dibahas dalam Interpretasi ini adalah:
(a) perlakuan hak operator atas infrastruktur;
(b) pengakuan dan pengukuran imbalan atas perjanjian;
(c) konstruksi atau peningkatan jasa;
(d) jasa operasi;
(e) biaya pinjaman;
(f) perlakuan akuntansi setelah pengakuan awal atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud; dan
(g) Item yang diberikan oleh pemberi konsesi kepada operator.

10
Perlakuan Hak Operator atas Infrastruktur

• Tidak diakui sebagai aset tetap dari operator:


– Perjanjian jasa kontraktual tidak memberikan hak kepada
operator untuk mengendalikan penggunaan infrastruktur
layanan publik
– Operator mengoperasi infrastruktur untuk pelayanan
publik untuk kepentingan grantor sesuai persyaratan
kontrak

11
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan atas Perjanjian

Jasa pembangunan dan peningkatan infrastruktur diakui sesuai PSAK


34 Akuntansi Kontrak Konstruksi dalam bentuk:
Aset keuangan (operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk
menerima kas/aset keuangan lain)
Aset tidak berwujud (operator memiliki hak untuk membebankan
pengguna)

Pendapatan dari aktivitas pemberian jasa operasi diakui sesuai dengan


PSAK 23 Pendapatan

Melakukan 2 jasa dalam 1 kontrak  imbalan yang diterima/piutang


dialokasikan mengacu pada nilai wajar relatif dari jasa yang diberikan, apabila
jumlahnya dapat diidentifikasi secara terpisah.

12
Imbalan yang Diberikan oleh Grantor kepada Operator

Jasa pembangunan atau peningkatan kemampuan:


Imbalan diukur dengan nilai wajar
Imbalan meliputi hak atas aset keuangan atau aset tak berwujud

Aset keuangan  diakui sejauh operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk
menerima kas atau aset keuangan lain dari atau atas petunjuk gantor

Aset tak berwujud  diakui sejauh operator menerima hak (lisensi) untuk
membebankan pengguna layanan publik

Menerima keduanya dilakukan pencatatan terpisah dan keduanya diakui pada nilai
wajar

13
Pemulihan Infrastruktur

• Jika ada kewajiban kontraktual untuk memelihara atau


memulihkan infrastruktur (Maintenance clause), kecuali
untuk peningkatan konstruksi:
– Accrue kewajiban sesuai PSAK 57 (Rev 2009): Provisi, Liabilitas
Kontijensi, dan Aset Kontijensi berdasarkan estimasi pengeluaran
untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode
pelaporan

14
Biaya Pinjaman

• Biaya pinjaman terkait dengan perjanjian diakui sebagai


beban pada periode terjadinya biaya pinjaman tersebut
• Dikapitalisasi selama periode konstruksi hanya jika
operator menerima aset tidak berwujud

15
Pengakuan Aset Keuangan dan Aset Tak Berwujud

Aset Keuangan:
 Pengakuan awal: nilai wajar
 Selanjutnya: Amortized cost (initial amount + cumulative
interests - repayments)
Aset Tak Berwujud:
 Pengakuan awal: biaya perolehan
 Selanjutnya: amortized cost (acquisition cost - accumulated
amortization or accumulated impairment loss )

16
Item dari Grantor kepada Operator

Persyaratan:

Item dikendalikan operator, dan

Pemberian item merupakan bagian dari service fees untuk operator


karena memberikan layanan publik

Memenuhi syarat  aset operator dan diakui pada nilai wajar

17
ISAK 16

18
ISAK 16

19
SAK Terkait
Kategori Sewa Provider Pemilik
Tipe Sewa Jasa / Kontrak Rehabilitasi- BOT Bangun- 100% Divestasi
Pengaturan Pemeliharaan operasi- Miliki- Privatisasi
transfer Operasi Perusahaan
Kepemilikan Grantor Operator
Aset
Investasi Grantor Operator
Modal
Risiko Dibagi Grantor Operator dan Grantor Operator
Permintaan
Jangka waktu 8-20 1-5 tahun 25-30 Tak terbatas
tahun
Bunga Grantor Operator
SAK PSAK 30 PSAK 23 ISAK 16 PSAK 16

20
Tanggal Efektif dan ketentuan transisi

• Interpretasi ini berlaku efektif pada 1 Januari 2012.


• Perubahan dalam kebijakan akuntansi dicatat sesuai dengan PSAK 25
• Untuk setiap perjanjian jasa tertentu, apabila tidak praktis bagi
operator untuk menerapkan secara retrospektif, maka entitas:
– mengakui aset keuangan dan aset tidak berwujud yang ada pada awal periode
sajian paling awal;
– menggunakan jumlah tercatat sebelumnya atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud tersebut (tidak memperhatikan klasifi kasi sebelumnya) sebagai
jumlah tercatat pada tanggal tersebut; dan
– melakukan pengujian penurunan nilai atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud yang diakui pada tanggal tersebut, kecuali hal tersebut tidak praktis,
dalam hal ini jumlah penurunan tersebut harus diuji pada awal periode
berjalan.

21
Ilustrasi 1 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Keuangan

• Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan


pembangunannya dalam waktu dua tahun.
• Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama
delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10). Perjanjian berakhir di tahun 10
• Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan
penghasil pendapatan.
• Biaya yang terjadi:

Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100

• Persyaratan perjanjian mensyaratkan pemberi konsesi membayar sebesar Rp200


kepada operator setiap tahun dari tahun ke 3 sampai tahun ke 10 agar jalan dapat
tersedia untuk publik.
• Diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada akhir tahun.

22
Ilusrasi 1
• Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi
Kontrak Konstruksi dan PSAK 23 Pendapatan. Biaya dari setiap kegiatan konstruksi,
operasi dan pelapisan diakui sebagai beban mengacu pada tahap penyelesaian kegiatan.
Untuk pendapatan kontrak, nilai wajar dari jumlah yang diberikan pemberi konsesi diakui
pada saat yang sama.
• Operator diwajibkan melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Pemberi konsesi akan
mengganti kepada operator biaya pelapisan jalan pada tahun ke 8. Kewajiban untuk
melapisi jalan diukur pada nilai nol dalam laporan posisi keuangan, serta pendapatan dan
beban tidak diakui dalam laporan laba rugi sampai pekerjaan pelapisan selesai dilakukan.
• Total imbalan (Rp200 pada setiap tahun ke 3 sampai 8) mencerminkan nilai wajar untuk
masing-masing jasa
• Pada tahun ke 1, biaya konstruksi sebesar Rp500, pendapatan konstruksi sebesar
Rp525 (biaya ditambah 5 persen), dan karenanya laba konstruksi sebesar Rp25 diakui
dalam laporan laba rugi. Berikut nilai wajar imbalan yang diterima
Nilai wajar
Jasa konstruksi Biaya perkiraan + 5%
Jasa operasi Biaya perkiraan + 20%
Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10%
Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun

23
Ilusrasi 1
Rp
• Aset Keuangan
Jumlah terutang konstruksi di tahun I 525
• Jumlah terutang dari pemberi konsesi
adalah jumlah yang memenuhi definisi Piutang akhir tahun 525
piutang dalam PSAK 55.
• Pada saat pengakuan awal piutang diukur Bunga efektif di tahun ke 2 atas piutang 32
pada nilai wajar. pada akhir tahun 1 (6,16% x Rp 525)
• Pada saat pengukuran selanjutnya diukur
Jumlah terutang konstruksi di tahun ke 2 525
pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu
jumlah yang diakui sebelumnya ditambah Piutang di akhir tahun ke 2 1082
bunga kumulatif pada jumlah yang
dihitung dengan menggunakan metode
bunga efektif dikurangi pembayaran. Bunga efektif di tahun ke 3 atas piutang 67
pada akhir tahun 2
• Jika arus kas dan nilai wajar tetap sama
seperti yang diperkirakan, tingkat bunga Jumlah terutang untuk operasi di tahun 3 12
efektif sebesar 6,18 persen per tahun dan (10 x (1+20%)
piutang diakui pada akhir tahun ke 1 Penerimaan kas dalam tahun 3 (200)
sampai 3
Piutang pada akhir tahun 3 961

24
Ilusrasi 1
• Diasumsikan operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba.
Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang.
Arus kas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Penerimaan - - 200 200 200 200 200 200 200 200 1.600
Biaya kontrak (500) (500) (10) (10) (10) (10) (10) (110) (10) (10) (1.180)
Biaya pinjaman - (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342)
Arus masuk (keluar) net -500 -543 121 129 137 147 157 67 171 183 78

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Pendapatan 525 525 12 12 12 12 12 122 12 12 1.256
Biaya kontrak (500) (500) (10) (10) (10) (10) (10) (110) (10) (10) (1.180)
Pendapatan keuangan - 32 67 59 51 43 34 25 22 11 344
Biaya pinjaman - (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342)
Laba neto 25 23 - - - 2 3 14 5 6 78

25
Ilusrasi 1
Laporan Posisi Keuangan
1 2 3 4 5- 6 7 8 9 10
Jumlah terutang dari 525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12
pemberi konsesi (a)
Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (500) (343) (276) (305) (78)
Aset neto 25 48 48 48 48 50 53 67 72 78

(a). Jumlah terutang dari pemberi konsesi pada awal tahun ditambah pendapatan dan
pendapatan keuangan yang diperoleh di tahun terkait dikurangi penerimaan di tahun terkait
(b) Utang pada awal tahun ditambah arus kas neto di tahun terkait

• Banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan
perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik.
• Diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari
operator konstan selama periode tersebut. Periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang
dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga perubahan
laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.

26
Ilustrasi 2
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan
pembangunannya dalam waktu dua tahun.
• Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama
delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10).
• Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan
penghasil pendapatan.

Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100

• Persyaratan perjanjian mensyaratkan memperkenankan operator menarik tariff tol dari


pengguna jalan. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan akan stabil
selama masa kontrak dan operator akan menerima tariff tol sebesar 200 dari tahun ke
3 – 10.

27
Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud
• Operator memberikan jasa konstruksi kepada pemberi konsesi yang ditukar engan aset
tak berwujud yaitu hak untuk menarif tariff tol dari pengguna jalan tol pada tahun 3-10.
• Operator mengestimasi jumlah kendaraan stabil dan akan diterima pendapatan dari
penerimaan tol sebesar 200 setiap tahun dari tahun 3-10
• Operator akan mengakui aset tak berwujud menurut PSAK 19  aset tak berwujud

Rp
Jasa Konstruksi pada tahun 500x(1+5%) 525
Kapitalisasi biaya pinjaman 34
Jasa konstturksi tahun 2 500x(1+5%) 525
Aset tak berwujud tahun 2 1.084

• Amortisasi dilakukan selama masa kontrak selama 8 tahun 1084/8 = 135 per tahun
• Operator mengakui biaya pendapatan dan biaya kontrak sesuai PSAK 34, sehingga
terdapat laba sebesar 25.
• Pengguna jalan membayar jasa public maka operator akan mengakui pendapatan tol.
• Kewajiban pelapisan diakui sesuai PSAK 57, diestimasi sejak jalan tersebut selesai
mulai tahun ke-3 sampai dengan tahun 8

28
Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud

• Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai


dengan PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi, yaitu dengan
mengacu pada tahap penyelesaian konstruksi. Operator
mengukur pendapatan kontrak pada nilai wajar imbalan yang
diterima atau piutang. Jadi, dalam setiap tahun 1 dan 2 operator
mengakui biaya konstruksi dalam laporan laba rugi sebesar
Rp500 dan pendapatan konstruksi sebesar Rp525 (biaya
ditambah 5 persen) dan, karenanya, laba konstruksi sebesar
Rp25.
• Para pengguna jalan membayar layanan publik pada saat yang
sama ketika mereka menerima jasa tersebut, yaitu ketika
mereka menggunakan jalan. Oleh karena itu operator mengakui
pendapatan tol ketika menerima tarif tol.

29
Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud
• Kewajiban operator untuk pelapisan timbul sebagai akibat dari penggunaan
jalan selama tahap operasi. Kewajiban diakui dan diukur sesuai dengan
PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi,
yaitu pada estimasi terbaik pengeluaran yang disyaratkan untuk
menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
• Kewajiban operator untuk pelapisan timbul sebagai akibat dari penggunaan
jalan selama tahap operasi. Kewajiban diakui dan diukur sesuai dengan
PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi,
yaitu pada estimasi terbaik pengeluaran yang disyaratkan untuk
menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
3 4 5 6 7 8 Total
Kewajiban timbul pada tahun 17 12 13 14 15 16 17 87
dengan diskonto sebesar 6%
Kenaikan provisi awal tahun 0 1 1 2 4 5 13
karena berjalannya waktu
Total beban diakui dalam laba rugi 12 14 15 17 20 22 100

30
Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud

• Operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba.


Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang.
Arus kas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Penerimaan - - 200 200 200 200 200 200 200 200 1.600
Biaya kontrak (500) (500) (10) (10) (10) (10) (10) (110) (10) (10) (1.180)
Biaya pinjaman - (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342)
Arus masuk (keluar) net -500 -543 121 129 137 147 157 67 171 183 78
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Pendapatan 525 525 200 200 200 200 200 200 200 200 2.650
Amortisasi - - (135) (135) (136) (136) (136) (136) (135) (135) (1.184)
Biaya pelapisan - - (12) (14) (15) (17) (22) - - - (100
Biaya kontrak lain (500) (500) (10) (10) (10) (10) (10) (110) (10) (10) (1.080)
Biaya pinjaman - - (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342)
Laba neto 25 25 (26) (20) (14) (6) 1 9 36 48 78
31
Ilusrasi 2
• Contoh ini hanya berlaku untuk satu jenis dari banyak kemungkinan jenis perjanjian.
Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk
beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik. Untuk membuat ilustrasi
sejelas mungkin, diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan
penerimaan tahunan dari operator konstan selama periode tersebut. Dalam
praktiknya, periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang dan pendapatan tahunan
dapat meningkat dengan berjalannya waktu. Dalam keadaan demikian, perubahan
laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.

Laporan Posisi Keuangan


1 2 3 4 5- 6 7 8 9 10

Jumlah terutang dari 525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12
pemberi konsesi (a)

Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (500) (343) (276) (305) (78)
Kewajiban pelapisan - - (12 (26) (41) (58) (78) - - -
Aset neto 25 50 24 4 (10) (16) (15) (6) 90 78

32
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud

• Perjanjian mensyaratkan operator membangun jalan.


• Estimasi laba 5%
• Persyaratan perjanjian memperkenankan operator untuk menarik tariff
tol dari pengguna jalan. Selain konsesi memberikan jaminan operator
pembayaran minimal sebesar 700 dan bunga 6.18%. Operator
memperkirakan penerimaan stabil selama 8 tahun sebesar 200.
• Nilai penerimaan akan dibagi menjadi dua 700 adalah aset keuangan
dan sisanya adalah aset tak berwujud.
• Aset keuangan di tahun 1 sebesar 350 dan 175 aset tak berwujud.
• Penerimaan tol terdiri dari jaminan pemberi konsesi dan penghasilan
keuangan 700+237 = 937 dan akan dialokasikan selama 8 tahun atau
per tahun 117

33
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud

• Persyaratan perjanjian jasa mensyaratkan operator untuk membangun jalan,


menyelesaikan pembangunannya dalam waktu dua tahun, kemudian
mengoperasikan dan memelihara jalan tersebut sesuai standar yang
ditetapkan selama delapan tahun (yaitu tahun ke 3 - 10).
• Persyaratan perjanjian juga mengharuskan operator untuk melapisi jalan ketika
permukaan asli telah memburuk dibawah kondisi yang telah ditetapkan.
Operator mengestimasikan akan melakukan pelapisan pada akhir tahun ke 8.
Perjanjian akan berakhir pada akhir tahun 10. Operator mengestimasikan biaya
yang terjadi untuk memenuhi kewajibannya sebagai berikut:

Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100

34
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud

• Operator mengestimasikan imbalan sehubungan dengan jasa konstruksi


sebesar biaya ditambah 5 persen.
• Persyaratan perjanjian memperbolehkan operator untuk menagih tarif tol dari
pengguna jalan. Selain itu, pemberi konsesi menjamin operator pada jumlah
minimum sebesar Rp700 dan bunga sebesar 6,18 persen untuk mencerminkan
waktu penerimaan kas. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan
akan stabil selama masa kontrak dan operator akan menerima tarif tol sebesar
Rp200 pada setiap tahun dari tahun ke 3 sampai ke 10.
• Untuk tujuan ilustrasi ini, diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada
akhir tahun

35
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud

• Hak kontraktual untuk menerima kas dari pemberi konsesi untuk jasa dan hak
untuk membebankan pengguna terhadap layanan publik harus dianggap
sebagai dua aset yang terpisah sesuai PSAK. Oleh karena itu, dalam perjanjian
ini perlu untuk membagi imbalan operator menjadi dua komponen: komponen
aset keuangan berdasarkan jumlah yang dijamin dan aset tidak berwujud
untuk sisanya.

Nilai wajar
Jasa konstruksi Biaya
perkiraan +
5%
Jasa operasi Biaya perkiraan + 20%
Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10%
Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun

36
Ilusrasi 1
• Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi
Kontrak Konstruksi dan PSAK 23 Pendapatan. Biaya dari setiap kegiatan konstruksi,
operasi dan pelapisan diakui sebagai beban mengacu pada tahap penyelesaian kegiatan.
Untuk pendapatan kontrak, nilai wajar dari jumlah yang diberikan pemberi konsesi diakui
pada saat yang sama.
• Operator diwajibkan melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Pemberi konsesi akan
mengganti kepada operator biaya pelapisan jalan pada tahun ke 8. Kewajiban untuk
melapisi jalan diukur pada nilai nol dalam laporan posisi keuangan, serta pendapatan dan
beban tidak diakui dalam laporan laba rugi sampai pekerjaan pelapisan selesai dilakukan.
• Total imbalan (Rp200 pada setiap tahun ke 3 sampai 8) mencerminkan nilai wajar untuk
masing-masing jasa
• Pada tahun ke 1, biaya konstruksi sebesar Rp500, pendapatan konstruksi sebesar
Rp525 (biaya ditambah 5 persen), dan karenanya laba konstruksi sebesar Rp25 diakui
dalam laporan laba rugi. Berikut nilai wajar imbalan yang diterima
Nilai wajar
Jasa konstruksi Biaya perkiraan + 5%
Jasa operasi Biaya perkiraan + 20%
Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10%
Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun

37
Ilusrasi 1
Rp
• Aset Keuangan
Jumlah terutang konstruksi di tahun I 525
• Jumlah terutang dari pemberi konsesi
adalah jumlah yang memenuhi definisi Piutang akhir tahun 525
piutang dalam PSAK 55.
• Pada saat pengakuan awal piutang diukur Bunga efektif di tahun ke 2 atas piutang 32
pada nilai wajar. pada akhir tahun 1 (6,16% x Rp 525)
• Pada saat pengukuran selanjutnya diukur
Jumlah terutang konstruksi di tahun ke 2 525
pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu
jumlah yang diakui sebelumnya ditambah Piutang di akhir tahun ke 2 1082
bunga kumulatif pada jumlah yang
dihitung dengan menggunakan metode
bunga efektif dikurangi pembayaran. Bunga efektif di tahun ke 3 atas piutang 67
pada akhir tahun 2
• Jika arus kas dan nilai wajar tetap sama
seperti yang diperkirakan, tingkat bunga Jumlah terutang untuk operasi di tahun 3 12
efektif sebesar 6,18 persen per tahun dan (10 x (1+20%)
piutang diakui pada akhir tahun ke 1 Penerimaan kas dalam tahun 3 (200)
sampai 3
Piutang pada akhir tahun 3 961

38
Ilusrasi 1
• Diasumsikan operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba.
Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang.
Arus kas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Penerimaan - - 200 200 200 200 200 200 200 200 1.600
Biaya kontrak (500) (500) (10) (10) (10) (10) (10) (110) (10) (10) (1.180)
Biaya pinjaman - (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342)
Arus masuk (keluar) net -500 -543 121 129 137 147 157 67 171 183 78

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Pendapatan 525 525 12 12 12 12 12 122 12 12 1.256
Biaya kontrak (500) (500) (10) (10) (10) (10) (10) (110) (10) (10) (1.180)
Pendapatan keuangan - 32 67 59 51 43 34 25 22 11 344
Biaya pinjaman - (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342)
Laba neto 25 23 - - - 2 3 14 5 6 78

39
Ilusrasi 1
Laporan Posisi Keuangan
1 2 3 4 5- 6 7 8 9 10
Jumlah terutang dari 525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12
pemberi konsesi (a)
Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (500) (343) (276) (305) (78)
Aset neto 25 48 48 48 48 50 53 67 72 78

(a). Jumlah terutang dari pemberi konsesi pada awal tahun ditambah pendapatan dan
pendapatan keuangan yang diperoleh di tahun terkait dikurangi penerimaan di tahun terkait
(b) Utang pada awal tahun ditambah arus kas neto di tahun terkait

• Banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan
perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik.
• Diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari
operator konstan selama periode tersebut. Periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang
dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga perubahan
laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.

40
Ilustrasi 2
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan
pembangunannya dalam waktu dua tahun.
• Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama
delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10).
• Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan
penghasil pendapatan.

Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100

• Persyaratan perjanjian mensyaratkan memperkenankan operator menarik tariff tol dari


pengguna jalan. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan akan stabil
selama masa kontrak dan operator akan menerima tariff tol sebesar 200 dari tahun ke
3 – 10.

41
Profesi untuk
Mengabdi pada
TERIMA KASIH Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

42

Anda mungkin juga menyukai