Anda di halaman 1dari 2

Bentuk: PUTUSAN (PUT)

Oleh: PENGADILAN PAJAK

Nomor: PUT.01835/PP/M.V/13/2003

Pemohon: PT ARUTMIN INDONESIA

Jenis: PAJAK PENGHASILAN PASAL 26

Masa: 1999

Sengketa: 1. KOREKSI OBJEK PPH PS. 26 ATAS PEMBAYARAN


MARKETING COMMISSION SEBAGAI DIVIDEN
TERSELUBUNG
2. KOREKSI OBJEK PPH PS. 26 ATAS PEMBAYARAN IMBALAN
JASA KARENA TIDAK ADA AGREEMENT
Copyright © 1997 - 2018 PT Legal Centric Indonesia. All Rights Reserved.

Copyright © 1997 - 2018 PT Legal Centric Indonesia. All Rights Reserved.


1. Koreksi objek PPh Ps. 26 atas pembayaran marketing commission sebagai
dividen terselubung

Menurut Terbanding:

Koreksi dilakukan karena pada waktu pemeriksaan terdapat pembayaran ke


salah satu kelompok perusahaan tanpa didukung bukti-bukti kegiatan marketing
dan hanya terjadi pembayaran pada tahun 1999, sehingga dianggap sebagai
pembayaran terselubung ke kelompok perusahaan.

Menurut Pemohon:

Pembayaran tersebut adalah bisnis profit bagi penerima sepanjang penerima


yaitu BHP Minerals Exploration Inc. tidak mempunyai BUT di Indonesia,
tentunya tidak menjadi objek pajak.

Pendapat Majelis:

Berdasarkan perjanjian antara Pemohon dengan BHP Minerals Exploration Inc.,


pihak BHP Minerals Exploration Inc. memberikan jasa marketing dengan
imbalan berupa komisi penjualan dari Pemohon.

Menurut Pemohon, BHP Minerals Exploration Inc. tidak mempunyai BUT di


Indonesia dan atas penjelasan ini tidak ada bantahan dari Terbanding.

Menurut Pemohon, penghasilan yang diterima BHP Minerals Exploration Inc.


termasuk dalam pengertian bisnis profit yang dapat dikenakan pajak di
Indonesia apabila BHP Minerals Exploration Inc. mempunyai BUT di Indonesia.

Pembayaran kepada BHP Minerals Exploration Inc. tidak dapat disebut sebagai
dividen terselubung dan oleh karena itu Majelis memutuskan koreksi Terbanding
atas marketing commission, tidak dapat dipertahankan.

2. Koreksi objek PPh Ps. 26 atas pembayaran imbalan jasa karena tidak ada
Agreement

Copyright © 1997 - 2018 PT Legal Centric Indonesia. All Rights Reserved.


Menurut Terbanding:

Koreksi dilakukan dengan alasan karena pada saat pemeriksaan Pemohon


belum menyerahkan agreement dan atas jasa apa, dikenakan Pajak
Penghasilan Pasal 26 karena tidak menyerahkan sertifikat domisili.

Menurut Pemohon:

Pembayaran ke luar negeri pada dasarnya terutang Pajak Penghasilan Pasal 26


namun apabila pembayaran dilakukan ke negara yang mempunyai tax treaty
dengan Indonesia, hak pemajakan telah diatur khusus di masing-masing treaty
dan pembayaran yang dilakukan Pemohon adalah yang tidak termasuk kena
pajak di Indonesia.

Pendapat Majelis:

Menurut Terbanding alasan diperlukan surat keterangan domisili adalah untuk


mengetahui keberadaannya dan pada saat pemeriksaan tidak terdapat sama
Copyright © 1997 - 2018 PT Legal Centric Indonesia. All Rights Reserved.

Copyright © 1997 - 2018 PT Legal Centric Indonesia. All Rights Reserved.


sekali agreement dan penjelasan lain, yang diketahui pada saat itu ada biaya
jasa yang dibayarkan kepada Mitsui dan lain-lain, namun atas jasa apa tidak
jelas.

Terbanding tidak bersedia melegalisir surat keterangan domisili karena tidak ada
aslinya.
Untuk meyakini kebenaran pihak penerima penghasilan di suatu negara
memang diperlukan keterangan dari instansi di negara yang bersangkutan yang
disebut keterangan domisili.

Dalam persidangan Pemohon tidak dapat menunjukkan bukti asli keterangan


domisili dan oleh karena itu Majelis memutuskan koreksi Terbanding atas
imbalan jasa, tetap dipertahankan.

------------------------

CATATAN

Kutipan: RESUME PUTUSAN PENGADILAN PAJAK SERI (II)

Copyright © 1997 - 2018 PT Legal Centric Indonesia. All Rights Reserved.

Anda mungkin juga menyukai