Anda di halaman 1dari 2

Nama : Selestinus Rionaldus Halut

Npm : 1904742010083
Tugas Uts : Hk Perlindungan Konsumen
Absen : 38

IKLAN YANG TIDAK JELAS DAN PROMOSI YANG TIDAK SESUAI DENGAN
KENYATAAN PADA PEMBELIAN PRODUK 1 (SATU) UNIT MESIN USG MEREK SOGATA
MODEL SG80 4D SEHARGA RP. 450.000.000,- (SERATUS LIMA PULUH JUTA
RUPIAH)

Berdasarkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Nomor


: 015/G/VI/2020/BPSK.BDG4 mengenai iklan yang tidak jelas dan promosi yang tidak
sesuai dengan kenyataan pada pembelian produk 1 (satu) unit mesin USG merek
Sogata model SG80 4D seharga Rp. 450.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah)
secara tunai bertahap. Awalnya konsumen membeli unit mesin USG merk Sogata
model SG80 4D tersebut kepada pelaku usaha, karena tertarik dengan promosi yang
ditawarkan oleh sales marketingnya bahwa mesin USG merk Sogata mempunyai
keunggulan-keunggulan dan tahan lama serta apabila di beli secara cash akan
mendapatkan potongan harga. Namun pada bulan Maret 2019 USG tersebut
mengalami masalah pada Ultrasound Main Board, sehingga konsumen menghubungi
pelaku usaha penjual alat tersebut, padahal konsumen sangat jarang
menggunakannya. Dari sini bisa dilihat bahwa apa yang dilakukan oleh pelaku usaha
tidak seperti apa yang di promosikan sebagaimana dalam janji yang di nyatakan
dalam label, iklan atau promosi penjualan barang. Hal ini tentu tidak sejalan atau
melanggar sebagaimana yang di maksud dalam Pasal 8 huruf f jo Pasal 62 Undang-
Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Oleh karena itu pelaku usaha harus siap bertanggungjawab kepada
konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang telah di iklankan apabila terdapat
iklan yang tidak benar. Tanggungjawab pelaku usaha juga telah diatur dalam Pasal
19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,
yaitu bahwa : “pelaku usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang
dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.” Hal ini membuka peluang bagi
konsumen agar dapat memperoleh suatu produk (barang dan/atau jasa) yang sesuai
dengan yang dijanjikan dan sekaligus melahirkan tanggungjawab di pihak pelaku
usaha untuk memberikan ganti kerugian apabila produk yang diiklankan menjadi
penyebab timbulnya kerugian bagi konsumen.
Dalam kasus Putusan Nomor : 015/G/VI/2020/BPSK.BDG pihak Konsumen
dan Pelaku Usaha menyelesaikan masalahnya melalui Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK). Dimulai dari pihak konsumen yang menyerahkan dalil-dalil
tuntutan atas iklan yang merugikan konsumen dan memaparkan bahwa pihak
Konsumen meminta ganti kerugian atas apa yang sudah dialami oleh Konsumen,
dilanjut dengan jawaban atau eksepsi dari pihak Pelaku Usaha. Kasus ini berakhir
dengan perdamaian yang dikemukanan dalam persidangan oleh Majelis BPSK dalam
Putusan Nomor 015/G/VI/2020/BPSK.BDG. Pelaku Usaha menyampaikan dan
menjelaskan tawaran upaya damai kepada Konsumen, dimana Pelaku Usaha
memberikan 2 (dua) opsi yaitu :
1. Pelaku Usaha membantu menjual objek sengketa seharga Rp.
250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dalam waktu 3 (tiga)
bulan
2. Objek sengketa dibeli kembali oleh Pelaku Usaha seharga Rp.
175.000.000 (seratus tujuh puluh lima juta rupiah).
Awalnya Konsumen menyatakan masih tetap pada tuntutannya sebagaimana
telah diuraikan di dalam gugatan. Bahwa opsi Pelaku Usaha tersebut ditolak
Konsumen dengan tetap pada pendiriannya semula. Maka dari itu untuk mengatasi
atas kebuntuan tersebut, Majelis akhirnya sepakat untuk melakukan kaukus. Kaukus
adalah pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak
yang lainnya, tercantum dalam Pasal 1 butir (4) Peraturan Mahkamah Agung No. 1
Tahun 2008.
Setelah Majelis melakukan kaukus terjadilah kesepakatan perdamaian antara
Konsumen dan Pelaku Usaha. Konsumen mengembalikan objek perkara kepada
pihak Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha member uang kepada Konsumen sebesar Rp.
175.000.000,- (seratus tujuh puluh lima juta rupiah) dengan keadaan objek
sengketa yang telah diperiksa oleh teknisi Pelaku Usaha di depan persidangan.
Penyerahan uang dibayar dengan tunai pada saat itu juga dengan menyerahkan cek
tunai kepada Konsumen.

Anda mungkin juga menyukai