Barings Bank Case
Barings Bank Case
KELOMPOK 7
Disusun oleh :
Barings Bank merupakan bank tertua di Inggris dan keluarga Barings telah memimpin
bank tersebut sejak tahun 1763. Namun tahun 1995, kepemimpinan keluarga Barings telah
berakhir setelah diumumkannya kebangkrutan Barings Bank oleh Bank of England. Semua
tuduhan menunjuk pada satu orang yakni Nick Leeson. Bagaimana bank sebesar Barings bisa
bangkrut karena seorang Nick Leeson?
Nick Lesson merupakan kepala unit yang melakukan perdagangan berjangka di
Singapura. Dia menjadi star trader setelah memberi kontribusi yang besar terhadap laba Barings
Bank secara keseluruhan, yakni tahun 1992, unitnya menghasilkan £1.18 juta, di tahun 1993
sebesar £8.83 juta dan pada 7 bulan pertama di tahun 1994 menghasilkan total pendapatan
sebesar £19.6 juta atau lebih dari sepertiga total laba dari keseluruhan perusahaan. Namun,
ternyata Nick Leeson memanipulasi laporan keuangan yang dikirimkan ke London. Nick
membuat sebuah account yang disebut error account 88888 yang merupakan tempat Nick untuk
menyembunyikan kerugian akibat perdagangan contract future yang dilakukan tanpa hedging
dan tidak melaporkannya ke London. Kerugian yang disembunyikan dalam rekening tersebut
antara lain berjumlah £2 juta di tahun 1992, £23 juta di tahun 1993, £208 juta di akhir tahun
1994 dan £827 juta pada tanggal 27 Februari setelah Barings Bank dalam pengawasan kurator.
Kasus ini terkuak setelah kantor pusat di London mengeluarkan kebijakan baru yang berkaitan
dengan pengendalian yakni akan dilakukan review operasional di back office dan pemeriksaan
sistem akuntansinya. Kebijakan baru ini membuka kenyataan bahwa Nick melakukan
perdagangan berjangka tanpa hedging atas nama Barings dan menyembunyikan kerugian yang
dialami pada rekening 88888. Sebelumnya, Nick memiliki kewenangan untuk mengatur front
office ( investasi) dan back office (pencatatan) sehingga dia berpeluang untuk memanipulasi
laporan keuangan yang dikirimkan ke London.
Upaya-upaya penyelamatan oleh Peter Barings yang merupakan pemimpin Barings Bank
di London, tidak mampu untuk mencegah kebangkrutan yang sudah ada di depan mata. Bank of
England akhirnya mengumumkan bahwa Barings Bank mengalami kebangkrutan pada hari
Minggu, 26 Februari 1995. ING yang merupakan perusahaan asuransi terbesar ke dua di
Belanda tertarik untuk membeli Barings Bank dan mengirimkan team penyelidik untuk menilai
tingkat risiko yang berkaitan dengan Barings Bank dengan cabangnya di Singapura. Dengan
1. Bagaimana pendapatmu dengan adanya pengendalian tambahan untuk star trader yang
merasa resah dan merasa tidak dipercaya dengan adanya pengendalian tambahan
tersebut?
Menurut kelompok kami, dengan adanya pengendalian tambahan tersebut baik
untuk dilakukan, karena dengan adanya pengendalian tambahan dapat mencegah
terjadinya kecurangan. Pengendalian merupakan suatu cara untuk mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Pengendalian berperan penting
untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya
organisasi. Jadi pengendalian tambahan itu diperlukan dan harus diterapkan di pusat
maupun di cabang perusahaan termasuk pengendalian tambahan untuk karyawan yang
merupakan star trader, hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
kecurangan. Adanya paperwork dan explanations tersebut merupakan konsekuensi dari
pengendalian tambahan.
2. Apa saja pengendalian etis dan pengendalian akuntansi yang kamu sarankan pada ING
untuk mengadakan pemeriksaan pada Barings?
Pengendalian Etika yang kelompok kami sarankan adalah:
Perusahaan ING harus bisa menerapkan nilai-nilai etika perusahaan
(profesionalisme, kejujuran, objektivitas, keadilan, tanggung jawab,
kompetensi, kerahasiaan, integritas, kredibilitas) pada semua karyawannya
baik di pusat maupun di cabang untuk mencapai goal congruence. Nilai-nilai
etika perusahaan ini harus diwujudkan dalam aturan tertulis (code of conduct)
maupun tidak tertulis, yang memberi arahan bagi setiap karyawan perusahaan
untuk bertindak.
Pengendalian Akuntansi yang kelompok kami sarankan adalah :
KESIMPULAN
Dari kasus di atas, kami dapat menyimpulkan pentingnya peran perusahaan dalam
menanamkan nilai–nilai etika pada karyawannya. Perusahaan sebaiknya memiliki Credo yang
diwujudkan dengan Code of Conduct yang mengatur perilaku karyawannya, khususnya yang
berkaitan dengan etika karyawan. Perusahaan juga sebaiknya menyusun dan menerapkan sistem