Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peraturan adalah suatu perintah yang digunakan untuk menertibkan


sekelompok orang yang dapat bersifat tertulis dan lisan (Kevin Christ : 2014).
Peraturan sejatinya dibuat saat seseorang melakukan suatu kesalahan
sehingga membuat rugi sekelompok orang. Penulis berpikir bahwa apakah
benar saat diterapkan sebuah peraturan akan membuat tertib semua orang
yang ada di daerah tersebut.

Kemampuan seseorang dalam menjalankan peraturan sesungguhnya


dapat terlihat dalam kehidupan orang tersebut. Banyak sekali orang yang
menjalankan peraturan hanya untuk beberapa saat dan akan melupakannya di
kemudian hari. Banyak orang berpikir bahwa peraturan itu ada untuk
dilanggar dan tidak akan berpengaruh besar pada lingkungan sekitar
dibuatnya peraturan tersebut.

Penulis akan membahas tentang tempat yang terkenal akan banyaknya


aturan yang mengikat, yaitu sekolah. Pada saat kita pergi ke sekolah, pasti
kita menggunakan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan peraturan di
sekolah tersebut. Akan tetapi, menurut saya banyak juga peraturan yang
dilanggar oleh siswa. Apakah benar bahwa di sekolah, peraturan dilakukan
tanpa ada pelanggar? Ataukah banyak sekali pelanggaran yang terjadi di
sekolah atas peraturan sekolah tersebut?

Masa depan negara ini akan diatur oleh siswa dan siswi yang sedang
dalam masa pembelajarannya. Apabila siswa siswi tersebut dalam keadaan
tidak patuh dalam menjalankan peraturan yang ada maka masa depan negara
kita ini akan hancur pula karena ketidaktertiban pemimpin negara ini.
Bukankah itu berarti bahwa peraturan itu sangat penting untuk dijalankan

1
dan pantas untuk dijadikan sebagai titik acuan kedisiplinan seorang anak
manusia di hidupnya?

Seluruh siswa adalah orang yang akan melanjutkan ketatanegaraan


negara kita. Akan tetapi bukankah aneh apabila masa depan negara kita
dipegang oleh para pelanggar? Tanpa pemimpin yang baik di negara ini,
bukankah negara ini akan hanncur? Masa depan negeri ini ada di tangan
pelajar di zaman ini. Merekalah yang akan menentukan masa depan negara
ini. Akankah negara ini menjadi maju? Ataukan hancur? Pilihan ada di
pelajar pada zaman sekarang.

Untuk menjadikan masa depan kita, negara kita, dan seluruh orang yang
berada di sekitar kita, maka kedisiplinan kita harus kita jaga dan
mewujudkan kedisiplinan itu di panggung yang lebih besar. Seseorang
membuat peraturan untuk melatih kedisiplinan malah dilanggar oleh seorang
pelanggar. Dan juga, seorang pelanggar akan mencari peraturan untuk
dilanggarnya. Itu merupakan dasar dari dunia pada saat ini.

Oleh karena itu saya sebagai penulis akan membuktikan kefektivan


keberadaan sebuah peraturan. Apakah dilakukan dengan benar, ataukah
banyak yang melakukannya hanya karena takut dihukum, ataukah banyak
yang tidak melakukannya?

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah kefektifan jalannya peraturan sekolah oleh peserta didik


kelas X di SMA Plus Negeri 17 Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui keefektifan jalannya peraturan pada peserta didik


kelas X di SMA Plus Negeri 17 Palembang.

2
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat terhadap penulis:

1) Penulis dapat menghargai keberadaan peraturan.

2) Penulis dapat menjaga diri untuk selalu melaksanakan peraturan.

3) Penulis dapat mengajarkan pentingnya peraturan pada orang lain.

4) Penulis dapat pengalaman dalam meneliti suatu kejadian yang umum.

5) Penulis dapat menjadi lebih baik atas penulisan karya ini.

Manfaat terhadap pembaca:

1) Pembaca dapat menghargai peraturan yang dibuat.

2) Pembaca mengetahui manfaat dari adanya peraturan.

3) Pembaca mendapatkan ilmu yang lebih.

4) Pembaca dapat selalu menjaga diri terhadap suatu peraturan.

5) Pembaca dapat mencegah seseorang melanggar peraturan.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Peraturan

2.1.1 Pengertian Peraturan

Peraturan merupakan segala perintah yang mempunyai sifat memaksa


yang diadakan untuk mengatur dan melindungi kepentingan orang di dalam
masyarakat (Dr. Van Kan: 1999).

Peraturan merupakan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang


penggunaannya di saat tertentu di acuhan oleh suatu masyarakat sebagai
jaminan atas kepentingan bersama terhadap orang yang melanggar peraturan
(Duguit: 1987).

Peraturan merupakan sebagai subordinasi atau produk dari kepentingan


umum (Bambang Sunggono: 2000).

Peraturan merupakan akal tertinggi yang ditanamkan oleh alam kepada


diri setiap manusia untuk memutuskan segala sesuatu yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan (Tullius Cercico: 1995 ).

Peraturan merupakan keseluruhan kaidah serta semua asa yang mangatur


pergaulan hidup dalam masyarkat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban
serta meliputi berbagai lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya
kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat (Prof. Dr. Mochtar Atmadja:
1992).

Secara umum, peraturan adalah suatu norma yang berlaku atas suatu
golongan masyarakat yang memiliki sanksi apabila dilanggar, baik sosial
maupun hukum.

2.2 Sekolah

2.2.1 Pengertian Sekolah

Sekolah adalah suatu strategi pembelajaran yang mencakup suatu


rangkaian materi yang dilakukan secara bersama untuk tujuan pembelajaran
siswa (Carey: 1985)

4
Sekolah adalah tempat terjadinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran menjadi efektif dan efisien
(Kemp: 1995)

Secara umum, sekolah adalah kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh


guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

2.2.2 Macam Sekolah

2.2.2.1 Sekolah Formal

Sekolah jenis ini mengikuti pola pendidikan yang sudah diatur


pemerintah dan memiliki izin. Keuntungan sekolah di sekolah formal
adalah kejelasan jenjang karir. Anak cukup belajar, lulus ujian, asal
nilainya bagus dia langsung bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Komposisi siswa di sekolah formal ini juga cukup majemuk, meskipun
kemajemukan ini terkadang juga bisa menjadi kelemahan. Pelajaran
yang diberikan juga relatif sama antar sekolah karena konon ada
standarnya.

2.2.2.2 Sekolah Formal Plus

Sekolah formal, mengikuti sistem yang sama, tetapi ada topik


muatan lokal sekolah (atau pemilik sekolah) yang bobotnya ditambah,
kadang-kadang ada metode belajar yang tidak umum yang dijadikan
nilai jual mereka. Contoh paling mudah adalah Madrasah Ibtidaiyah
dan Tsanawiyah, Sekolah Alam, Sekolah Kristen, dan lain lain.

2.2.2.3 Sekolah Non-Formal

Sekolah non formal ini adalah lembaga apapun yang


menyelenggarakan pendidikan/pengajaran di satu atau sejumlah bidang
tertentu tapi tidak terdaftar sebagai lembaga yang boleh mengikuti
ujian negara (sekarang sih namanya Ujian Nasional). Contohnya
banyak, pondok pesantren (yang benar benar mondok, tidak digabung
dengan sekolah), lembaga bimbingan belajar (iya, LBB), Sekolah
Sepak Bola, dan lain lain.Kelebihannya, sekolah model begini
umumnya lebih fokus pada satu atau sejumlah pelajaran dibanding
banyak pelajaran sekaligus. Metode pengajarannya juga umumnya
tidak konvensional dan lebih ramah dan siswa oriented dimana
pembelajaran dilakukan sesuai dengan karakter siswa dan tidak asal
dipukul rata.

5
2.3 Disiplin

2.3.1 Pengertian Disiplin

Disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat


terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima
sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya (Siswanto: 2001).

Disiplin adalah suatu sikap menghormati dan menghargai suatu


peraturan yang berlaku,baik secara tertulis maupun tidak tertulis serta
sanggup menjalankannya dan tidak menolak untuk menerima sanksi-sanksi
apabila dia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan (Hasibuan: 2002).

Displin adalah setiap usaha mengkoordinasikan perilaku seseorang


pada masa yang akan datang dengan mempergunakan hukum dan ganjaran
(Flippo: 2000).

Secara umum, disiplin berarti suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, ketentraman, keteraturan dan ketertiban.

2.4 Efektivitas

2.4.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat
membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya
kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan
sasaran yang dituju. Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf
tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien,
meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas
menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada
bagaiman cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan
antara input dan outputnya (Siagaan, 2001: 24).

6
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Istilah


1. Peraturan adalah suatu norma yang berlaku atas suatu golongan masyarakat
yang memiliki sanksi apabila dilanggar, baik sosial maupun hukum.

2. Sekolah adalah kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh guru dan siswa
demi mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

3. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui


serangkaian perilakuyang menunjukkan nilai nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan,ketentraman, keteraturan, dan ketertiban.

4. Efektivitas adalah keaktifan dan daya guna pada suatu objek dalam
mencapai tujuan tertentu

3.2 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Metode ini adalah metode dimana pencapaian kesimpulan
dijabarkan secara rinci berdasarkan jumlah persentase dari jawaban yang diberikan
oleh sampel penelitian

3.3 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek dari sebuah penelitian. Populasi yang akan
diambil adalah siswa kelas X di SMA Plus Negeri 17 Palembang. Seluruh siswa
kelas X di SMA Plus Negeri 17 Palembang adalah berjumlah 365 siswa.

KELAS JUMLAH SISWA

X.1 MIPA 30 Orang

X.2 MIPA 30 Orang

X.3 MIPA 31 Orang

X.4 MIPA 31 Orang

X.5 MIPA 31 Orang

X.6 MIPA 30 Orang

7
X.7 MIPA 31 Orang

X.8 MIPA 30 Orang

X.9 MIPA 30 Orang

X.10 MIPA 31 Orang

X.11 MIPA 30 Orang

X.12 IPS 30 Orang

3.4 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk sebuah penelitian.
Dari keseluruhan populasi, akan diambil 10% untuk menjadi sampel penelitian kali
ini, yaitu sekitar 36 orang. Sampel ini diambil dengan teknik purposive, yaitu teknik
pengmbilan berdasarkan suatu alasan tertentu

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada awal mula semester 2, yaitu pada bulan
Januari 2019. Tempat berlangsungnya penelitian ini adalah SMA Plus Negeri 17
Palembang yang bertepatan di Jalan Mayor Zurbi Bustan, Pipa Jaya, Kemuning,
Kota Palembang.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan


kuisioner yang akan dijawab oleh sampel penelitian. Teknik ini dilakukan dengan
cara membagikan pertanyaan pada sampel yang telah ditentukan jawabannya.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisi kuantitatif yang
akan dibuat persentase dari jumlah jawaban yang sama dan dibandingkan dengan
persentase jawaban yang lain pada kuisioner yang telah dibagikan.

Anda mungkin juga menyukai