Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN KE 3

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN

Pendahuluan 1. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
Berdoa dengan dipimpin oleh seorang peserta didik dan menanyakan kehadiran.
2. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran
3. Menyampaikan secara singkat garis besar materi yang akan disajikan selama
pembelajaran.
4. melakukan kegiatan apersepsi dengan mengawali pengetahuan peserta didik tentang
materi yang akan disampaikan dan mengingatkan kembali materi yang telah diajarkan
sebelumnya.
5. Memberikan pertanyaan pemantik
a. Adakah diantara kalian yang pernah mendengar kata nilai dan norma?
b. Menurutmu apa itu nilai dan norma?
c. Adakah yang tahu jenis jenis nilai dan norma?
d. Menurutmu apa peranan nilai dan norma dalam kehidupan kita?
Dari hasil asesmen di atas peserta didik yang sudah lebih memahami, dapat membantu k
membimbing temannya di dalam kelompok.
6. Memberi motivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Inti 1. Peserta didik dengan bimbingan guru dibagi menjadi 5 kelompok. dalam setiap
kelompok terdapat teman yang sudah lebih paham untuk membantu teman-
temannya.
2. Peserta didik mengamati gambar, tayangan video/gambar/karya tulis tentang nilai dan
norma https://www.youtube.com/watch?v=tUI9HqXV_8Y
3. Guru meminta peserta didik untuk memberikan komentar atau ulasan singkat
mengenai tayangan video diatas atau gambar,
4. Siswa dalam kelompoknya mendiskusikan dari LK dibawah ini, dan menuangkannya
dalam bentuk hasil karya secara kreatif. Hasil karya dapat dipilih dalam bentuk: essay,
gambar/infografis, video, audio, slide show atau yang lainnya sesuai dengan keinginan
peserta didik.

Menurutmu apa yang Jelaskan jenis-jenis Menurutmu apa peranan


dimaksud dengan nilai dan nilai dan norma sosial. nilai dan norma dalam
norma kehidupan kita.

5. Semua kelompok bergotong-royong mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian,


kelompok yang lain saling menghargai dan memberikan tanggapan/pertanyaan.
6. Peserta didik mampu secara objektif memproses informasi dan dapat menyimpulkan
kembali dari materi yang diberikan.
7. Guru mengkonfirmasi kesimpulan hasil diskusi
Penutup 1. Membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran yang dilakukan.
2. Melakukan refleksi, pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk memandu proses
refleksi:
ü Apa yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
ü Apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
ü Kepada siapa akan meminta bantuan jika belum memahami pelajaran ini?
ü Apa yang akan dilakukan setelah mempelajari materi ini?
ü Apa hikmah mempelajari materi ini?
3. Memberikan apresiasi kepada peserta didik atas semua usaha yang dilakukan sepanjang
mempelajari materi ini.
4. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah seorang
peserta didik secara bergiliran.

Materi

B. Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial


Sebagai mahkluk sosial manusia selalu melakukan interaksi dengan manusia yang lain. Manusia akan selalu
melakukan interaksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kita membutuhkan petani untuk
memenuhi kebutuhan pangan. Kita butuh penjahit untuk memenuhi kebutuhan pakaian. Kita membutuhkan
tukang untuk membangun rumah. Dan kita membutuhkan orang yang lain untuk kebutuhan yang lain pula.
Karena manusia selalu berinteraksi dengan orang lain, maka kita membutuhkan norma – norma untuk
mengatur interaksi sosial, karena dengan adanya norma yang mengatur maka akan tercipta keteraturan dan
ketertiban sosial. Karena fungsi norma adalah mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat. Misalnya kita
berbicara dengan orang yang lebih tua harus dengan tutur kata yang sopan. Karena kalau tidak sopan maka kita
akan melanggar etika sopan santun. Apabila di sekolah kita melanggar tata tertib maka kita juga akan diberi
sanksi sesuai dengan norma yang berlaku di sekolah. Apabila di jalan kita melanggar lalu lintas maka kita akan
kena tilang dan diberi sanksi sesuai dengan undang – undang yang berlaku.

Menurut Soerjono Soekano, norma adalah suatu perangkat agar hubungan antar masyarakat terjalin dengan
baik. Secara umum, pengertian norma adalah pedoman tingkah laku untuk melangsungkan kehidupan bersama
– sama dalam suatu kelompok masyarakat. Norma dapat juga diartikan sebagai petunjuk atau patokan perilaku
yang dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial dalam kelompok masyarakat tertentu.
Pada norma sosial terdapat sanksi sosial (penghargaan maupun hukuman) untuk orang yang mematuhi atau
melanggar norma. Masyarakat harus tunduk pada norma – norma yang berlaku. Norma yang berada dalam
masyarakat berisi tentang tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.

Berdasarkan kekuatan mengikatnya kepada anggota masyarakat, norma dibagi menjadi:


1. Cara (usage)
Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan oleh individu dalam suatu masyarakat akan
tetapi tidak dilakukan secara terus menerus. Norma ini adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya
sehingga pelanggaranya tidak akan mendapatkan hukuman atau sanksi yang berat, melainkan hanya
sekeder celaan atau teguran oleh anggota masyarakat lainnya. Contohnya saat sedang makan bersama,
seseorang mengeluarkan suara berdecak dan sendawa sesudahnya atau meludah di sembarang tempat.
Sanksinya berupa teguran.
2. Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan adalah suatu bentuk perubatan yang dilakukan terus menerus dalam bentuk yang sama secara
sadar dengan tujuan jelas yaitu dianggap baik dan benar oleh masyarakat tertentu. Aturan ini daya ikatnya
lebih kuat daripada cara (usage).
Norma kebiasaan dapat terbentuk secara cepat, sehingga kebiasaan itu bisa sebuah perilaku yang modern
ataupun tradisi. Norma kebiasaan bila dilanggar tidak memiliki sanksi yang jelas, hanya tidak lazim saja
Contohnya memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan, memakai baju
bagus di waktu pesta, lazimnya anak laki-laki berambut pendek dan anak perempuan berambut panjang
atau menggunakan tangan ketika hendak memberi sesuatu. Norma kebiasaan bila dilanggar tidak memiliki
sanksi yang jelas, hanya tidak lazim saja.
3. Tata Kelakuan (mores)
Tata kelakuan (mores) adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup akan suatu
kelompok manusia secara sadar untuk melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap
anggota-anggotanya. Fungsi tata kelakuan adalah untuk membuat seluruh anggota masyarakat
menyesuaikan perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.
Tata kelakuan juga merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran agama, atau ideologi yang
dianut oleh masyarakat. Pelanggaran terhadap tata kelakuan adalah sanksi yang agak berat, seperti
dikucilkan secara diam-diam dari pergaulan. Contohnya adalah melarang berpakaian sangat minim,
perbuatan asusila di depan umum dan lain sebagainya.
4. Adat Istiadat (custom)
Norma adat merupakan sebuah tata kebiasaan / kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke
generasi berikutnya sebagai warisan budaya sehingga kuat tertanam pada pola perilaku masyarakat yang
ada sekarang. Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan
dalam lingkungan masyarakat. Adat istiadat merupakan ciri khas dari suatu daerah / wilayah tertentu.
Apa saja contoh adat istiadat? Acara sesajen dalam masyarakat Jawa, piagam-piagam raja (surat
pengesahan raja, kepala adat), Upacara Ngaben dalam kebudayaan Bali, Upacara kematian suku Toraja,
Upacara selamatan dalam masyarakat Sunda.
Apa ciri-ciri norma adat istiadat?

1) Bersifat turun-temurun, sudah ada sejak zaman dahulu


2) Sulit berubah
3) Ruang lingkupnya sempit atau lokal saja
4) Mengikat masyarakat
5) Bisa dalam aturan tertulis maupun tidak tertulis
6) Dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan

Jika dilihat diatas, ada perbedaan maupun persamaan dari norma kebiasaan dan norma adat. Perbedaan
yang mendasarnya adalah terletak pada sifat terbentuknya. Norma kebiasaan dapat terbentuk secara cepat,
sehingga kebiasaan itu bisa sebuah perilaku yang modern ataupun tradisi. Sedangkan adat istiadat
terbentuk dari sebuah jalan yang sangat panjang, turun temurun sejak dulu, sehingga tidak terbentuk secara
cepat, dan merupakan sebuah tradisi sejak dulu.
Perbedaan sanksi kebiasaan dan adat istiadat ada dalam hal “ikatan” dengan masyarakat. Norma kebiasaan
bila dilanggar tidak memiliki sanksi yang jelas, hanya tidak lazim saja. Sedangkan norma Adat Istiadat sangat
mengikat, bila tidak dilakukan bisa saja mendapat sebuah sanksi, sanksi yang diterima bisa berat ataupun
ringan, tergantung hukum adat dari masing – masing daerah.
5. Hukum (laws)
Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis. Sanksi terhadap pelanggar
sifatnya paling tegas dibanding dengan norma-norma lainnya.
Hukum adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-
ketentuan, perintah, kewajibam, ataupun larangan, agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan
keadilan. Ketentuan-ketentuan dalam norma hukum lazimnya dikodifikasikan dalam bentuk kitab undang-
undang atau konvensi-konvensi. Sanksi yang diberikan dapat berupa denda atau hukuman fisik.

Interaksi sosial merupakan dasar terbentuknya lembaga sosial. Melalui interaksi sosial, masyarakat membentuk
aturan, lembaga dan sistem bersama. Interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok menjadi dasar terbentuknya lembaga sosial. Lembaga sosial merupakan syarat
utama terbentuknya lembaga sosial. Norma – norma sosial akan dapat berjalan dengan baik apabila terbentuk
lembaga sosial.

MEDIA
1. Proyektor
2. Komputer/laptop
3. Sumber Belajar (buku, internet,lembar kerja)
4. Platform Video berbagi untuk Pembelajaran
5. Slide show
6. Gambar yang relevan
7. Group media sosial
8. Lingkungan tempat tinggal
Referensi:
1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Penulis M. Nursa’ban dkk Penerbit kurikulum dan perbukuan tahun
2021
2. https://www.youtube.com/watch?v=tUI9HqXV_8Y
3. https://www.zenius.net/blog/materi-sosiologi-nilai-dan-norma-sosial

Anda mungkin juga menyukai