Semakin
ke sini maka semakin hebat sebuah film baik dalam teknologi pembuatan dan skenarionya.
Berbagai genre film juga muncul sana sini yang melambangkan para sineas dan insan
perfilman tidak pernah kehabisan ide untuk berkarya.
Nah, tahukah anda bagaimana bentuik naskah film itu?. naskah film sedikit berbeda dengan
naskah berita atau drama karena disini selain pemain dan sutradara, ada pula orang
dibelakang layar seperti kameraman yang harus paham dengan naskah tersebut. Dibawah ini
adalah sebuah contoh naskah film untuk dipahami.
MASIH BELAJAR
Sinopsis: adalah cerita bagaimana tentang demokrasi di Indonesia yang ternyata masih
belajar.
FADE IN:
TEASER
SCENE 1.INT.RUANG KELAS (NOON)
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jovan(Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
START MUSIC
Suasana pagi hari di ruang kelas.
Ratmi (Bu Guru)
Bu Ratmi Menulis “Demokrasi adalah…….”,
CAMERA CLOSE UP TO:Bu Ratmi sedang menulis.
Bu Ratmi berbalik dan bertanya “Anak – anak ada yang bisa jawab?”
CAMERA MOVE TO: Bu Ratmi bertanya.
SCENE 2.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jovan(Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Semua terdiam dan saling melihat
CAMERA Close up: Mengambil gambar setiap siswa di kelas dengan impose jabatan dari
masing - masing siswa, seperti Anggota Dewan, Aktivis, Artis, dll.
CUT TO:
SCENE 3.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jojo(Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Seketika itu Angger Sang anggota dewan yang duduk bersebelahan dengan Cahyo
(Pengusaha)mengangkat tangannya dan menghentakkan tangannya di meja ingin menjawab,
dan langsung cahyo pun membungkam mulut angger (anggota dewan) dengan uang, dan
angger pun langsung diam, dan cahyo pun yang sambil menelfon berkata “sory bos ada
interupsi sedikit”
CAMERA Close up to Angger lalu long shot dan terlihat cahyo membungkam mulut angger
dengan uang lalu camera Close up ke cahyo yang sambil nelfon.
CUT TO:
SCENE 4.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Setelah itu Sutono (petani )yang duduk di dekat bayu (polisi) pun angkat tangan ingin
menjawab, dan seketika itu sutono pun langsung di tangkap oleh bayu dengan memegang
leher dan tangan sutono dan membenturkannya ke meja.
CAMERA Close up Sutono mengangkat tangan, lalu long shot bayu menangkap sutono.
CUT TO:
SCENE 5.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Ajik (Media) sedang mememotret Jojo (Artis) dan jojo bertanya kepada ajik yang sedang
memotret I dia “kamu tau nggak?” (sambil memegang alat kosmetik dan berdandan, dan ajik
pun menggelengkan kepalanya.
CAMERA Close up ke ajik sedang memotret lalu long shot kepada ajik dan jojo yang
bertanya, dan di belakangnya masih ada pak polisi yang sedang menangkap sutono.
CUT TO:
SCENE 6.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Lalu bu Ratmi pun kesal dan berkata “duh berantem mulu sih”, lalu bu ratmi bertanya
kepada siwsa – siswanya lagi “ada lagi yang bisa jawab??”
CAMERA Zoom out kepada bu Ratmi yang berada di depan berdiri sedang kesal.
CUT TO:
SCENE 7.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Lalu Saprol (anak SD) pun mengangkat tangannya.
Camera Close Up to Tangan Saprol
CUT TO:
SCENE 8.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Saprol pun Maju ke depan kelas berniat ingin menjawab pertanyaan bu guru Ratmi.
Camera Long shot ke arah saprol berjalan menuju kedepan kelas dengan senyum yang lebar.
CUT TO:
SCENE 9INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Setelah sampai depan lalu bu guru pun menyodorkan spidol di depan muka Saprol.
CAMERA close up ketika bu guru Ratmi menyodorkan spidol di depan muka Saprol.
CUT TO:
SCENE 10.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Dengan muka yang polos saprol pun ingin menulis jawaban dari soal bu guru ratmi dengan
tangan yang gemetar.
CAMERA close up to muka saprol dan move to tangan saprol yang gemetar
CUT TO:
SCENE 11.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi),
Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Lalu tiba – tiba Bel pun bordering, dan murid – murid yang lain pun berlarian meninggalkan
kelas.
Sound Effect Bel Berbunyi dengan keras.
CAMERA close up ke muka saprol dan spidol nya dengan tujuan ingin menulis dan seketika
itu layar hitam.
CUT TO :
SCENE 12.INT.RUANG KELAS
Cast: Saprol (Anak SD)
Lalu dengan penuh kecewa saprol meninggalkan kelas karena kelas sudah selesai.
CAMERA long shot dari belakang saprol yang pergi meninggalkan kelas.
CUT TO :
SCENE 13.INT.RUANG KELAS
Dengan perginya Saprol maka terlihat papan yang berisi pertanyaan “Demokrasi adalah….”
Lalu muncul effect tulisan yang berisi “Masih Belajar” yang muncul di samping pertanyaan
tadi yang memperlihatkan bahwa jawaban dari Demokrasi adalah masih belajar.
CAMERA Close up ke papan tulis.
CUT TO :
SCENE 14.INT.RUANG KELAS
Closing
CAMERA Close up ke arah gambar pancasila yang berada di dalam kelas dan muncullah
credi title yang menandakan bahwa film sudah selesai.
Dari deskripsi ide di atas, sebenarnya dapat ditulis alur cerita film yang sangat sederhana
sebagai berikut:
“Hutan Terakhir”
Film ini akan diawali dengan kamera yang menangkap gambar hamparan lahan hutan
dengan sisa-sisa pohon rusak dan tebangan pohon di satu wilayah Berau Kalimantan.
Kemudian, beberapa orang penebang masih sibuk mengikat, dan menarik batang pohon yang
telah dipotong menuju ke sungai.
Gambar berpindah, akan ditampilkan tebing yang longsor, di tepi wilayah hutan yang
gundul. Detail-detail longsoran tanah akibat banjir, menimbun beberapa rumah penduduk
yang ada di sekitarnya ditangkap kamera. Beberapa orang penduduk masih sibuk menggali
timbunan tanah yang menutup rumah mereka. Tampak Pak Anjang diantara warga desa
tersebut. Ia sedang sibuk bekerja sambil bercakap dengan para warga lain tentang apa saja
yang harus mereka lakukan dalam mengatasi masalah mereka.
Film kemudian menampilkan suasana kantor kabupaten. Keramaian lalu lintas dan Pak
Anjang serta warga desa berjalan memasuki kantor kabupaten. Beberapa staff di kantor
bupati tampak hilir mudik.. Kemudian terlihat wajah-wajah penduduk yang bercerita tentang
kondisi hutan sebelum ada penebangan, sampai akibat dari banjir yang mengakibatkan
banyak orang meninggal. Selain itu, mereka juga akan mengisahkan, penebangan hutan,
telah membuat sungai-sungai besar menjadi keruh. Sementara, sebelum adanya penebangan,
dasar sungai bisa mereka lihat dari sampan-sampan yang ditumpangi. Pak Anjang
menjelaskan maksud kedatangan mereka menghadap bupati. Kemudian cerita akan
menampilkan hasil pertemuan mereka dengan bupati (dari hasil riset, bupati disana kurnag
mendukung upaya pelestarian). Beberapa warga tampak kurang antusias dengan usaha
mereka tersebut, mereka menjelaskan baaimana isyu yang beredar menyebutkan beberapa
perusahaan pemotongan kayu yang ada di wilayah itu adalah miliki pak bupati. Namun pak
Anjang menjelaskan bahwa mereka harus menempuh jalur birokrasi sesuai aturan hokum
dan tidak serta-merta bertindak anarki.
Dan seterusnya…
Di akhir film akan ditampilkan penduduk yang mempunyai keinginan untuk mempertahankan
tanah adat. Mereka menginginkan, tanah-tanah adat, makam leluhur, dan beberapa jenis
pohon sumber kehidupan mereka, jangan sampai dirusak dan ditebang.
Dengan demikian, imajinasi pembaca (siapapun) sudah mampu membayangkan, film macam
mana yang akan dikerjakan. Susunannyapun, terdiri dari serangkaian kata-kata yang
membentuk kalimat sederhana. Sekuens demi sekuens, dan masing-masing senantiasa
berkorelasi. Pilihan kata-kata yang akan ditulis, setidaknya mengandungi makna visual (yang
mudah divisualkan). Sehingga, ketika dirangkai menjadi sebuah kalimat, dengan mudah akan
tertangkap gambaran visualnya. Ini menjadi penting, karena, alur cerita adalah paparan awal
dari film itu sendiri. Yang dibutuhkan adalah, segenap kejelasan. Semuanya menjadi jelas
terlebih dahulu, sebelum melakukan langkah kerja berikutnya.
Namun, sebagai kerangka dasar, untuk melihat perbedaan-perbedaan penting lainnya antara
video komunitas dengan video dokumenter, mungkin tabel berikut akan sedikit membantu.*
Slug
Video Dokumenter
Video Komunitas
Siapa menentukan isi?
Pembuat Dokumenter
Warga masyarakat setempat
Siapa menulis naskah?
Pembuat Dokumenter
Sering tidak memerlukan naskah, atau warga setempat bersama-sama menyusunnya
Siapa mengambil gambar?
Pembuat Dokumenter atau pengarah kamera profesional
Warga setempat atau bersama fasilitator (sebagai suatu tim pengarah kolektif)
Siapa penonton utama?
Tak dapat ditentukan, bahkan ‘anonim’ (tak dikenal oleh pembuat).
Warga setempat, tidak anonim.
Siapa yang menyebarkan?
Pembuat dokumenter kerjasama dengan pihak lain.
Warga setempat kadang dibantu oleh fasilitator.
Siapa yang membiayai?
Pembuat dokumenter atau penyandang dana tertentu.
Masyarakat
Apakah umpan balik diharapkan?
Tidak terlalu diperlukan, bair penonton yang berpikir tentang itu.
Wajib, video itu hanya alat untuk memulai tindakan-tindakan nyata.
Proses atau produk?
Lebih mementingkan produk.
Lebih mementingkan proses.
Apa paradigma dibelakangnya?
Monoisme, obsesi, obyektivitas, subyektif.
Pluralisme, subyektif.
Sekarang sudah tidak aneh lagi melihat orang menenteng-nenteng kamera video di
berbagai acara. Yup, perangkat ini tidak lagi didominasi oleh para profesional dan
sineas saja. Dengan desain yang semakin minimalis dan kompak, plus fitur dan fungsi
yang mudah dioperasikan, kamera video semakin ’ramah’ bagi pengguna amatir dan
pehobi videography.
Salah satu kamera video portable yang marak saat ini adalah camcorder. Yaitu kamera
sekaligus video recorder. Perangkat ini merupakan kamera video tipe digital yang
hadir dalam berbagai ukuran dan kemampuan.
Jika Anda baru membeli camcorder atau sedang mencoba hobi videography
menggunakan perangkat ini, berikut langkah-langkah untuk membuat video yang
tidak terlihat ’biasa ’ dan ’amatiran’.
1. Gunakan tripod
Meski camcorder Anda dilengkapi built-in image stabilization, sebaiknya Anda
menggunakan tripod untuk menjaga kestabilan camcorder sehingga dapat
menghasilkan gambar video yang lebih baik dan tidak shaky
2. Panning, zooming, dan gerakan lainnya
Salah satu kesalahan dalam pembuatan video adalah perekaman satu scene yang
terlalu lama atau sebaliknya perpindahan antar scene yang terlalu cepat. Rekam
subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain. Saat melakukan
panning dan zooming, lakukan secara pelan, smooth dan tidak tergesa-gesa. Ini akan
membuat video lebih nyaman ditonton.
3. Mengatur komposisi
Sebelum merekam, perhatikan posisi subyek dan latarnya, apakah sudah sesuai dengan
keinginan. Lakukan seperti halnya sedang memotret. Sebagai panduan, gunakan The
Rule of Thirds. Yaitu membayangkan layar dibagi menjadi tiga bidang horisontal dan
vertikal. Pastikan subyek yang akan direkam berada pada salah satu dari 4 titik potong
antara garis horisontal dan vertikal tersebut. Ini akan membuat tampilan menjadi lebih
dinamis, terutama saat Anda membuat video interview atau melakukan close up. Tentu
saja, ini bukan harga mati, karena Anda juga bebas untuk membuat kompisisi kreatif
lainnya.
4. Gunakan cahaya
Sebagian besar camcorder tidak dapat menghasilkan gambar yang bagus jika pada saat
perekaman minim pencahayaan. Untuk mengatasinya, Anda dapat memanfaatkan
cahaya alam dengan melakukan syuting outdoor. Untuk hasil lebih baik, sebaiknya
Anda melakukan syuting outdoor di pagi atau sore hari, ketika matahari tidak terlalu
tinggi. Jika tetap harus melakukan syuting indoor, pastikan ruangan memiliki
pencahayaan yang memadai. Seperti dengan membuka jendela, menyalakan lampu,
dan menggunakan built-in light pada camcorder.
5. Gunakan external microphone
Tanpa peralatan audio yang memadai, sulit untuk mendapatkan video dengan suara
yang berkualitas. Beberapa camcorder memang telah dilengkapi dengan built-in
microphone, tapi mike ini akan merekam audio dari berbagai arah. Sehingga jika
mewawancarai subyek di tempat yang ramai, suaranya tidak akan terdengar jelas.
Maka pastikan camcorder Anda memiliki audio input, untuk memasang external mike.
6. Hindari penggunaan special effects
Memang menyenangkan bermain-main dengan fitur special effects yang ada pada
camcorder. Tapi ini tidak akan membuat video Anda tampak lebih keren. Sebaiknya
Anda membuat efek-efek tertentu pada video melalui proses editing menggunakan
software. Sehingga Anda bisa melakukan kontrol transisi yang lebih baik dengan
pilhan special effects yang variatif. Dengan demikian, Anda juga tidak akan kehilangan
materi video yang asli.
7. Video haruslah bercerita
Video yang baik harus memiliki alur cerita yang utuh, yaitu pembuka, isi dan penutup.
Maka sebaiknya sebelum melakukan perekaman, Anda sudah memiliki rencana apa
saja yang akan direkam dalam bentuk storyboard sederhana.
8. Jangan lupa, perawatan!
Terakhir adalah merawat camcorder agar tidak mudah rusak sehingga dapat
digunakan dalam jangka waktu lama. Bersihkan lensa dan layar dengan lap khusus
yang lembut. Hindari dari panas, pasir, air dan udara yang lembab. Dan letakkan pada
tempat yang aman agar tidak jatuh. Jika rusak, segera perbaiki di layanan perbaikan
resmi.
1. Subyek : Anak
2. Lokasi : Daerah-daerah bencana dan potensi menimbulkan bencana.
3. POV 1 : Point of View Anak terhadap lingkungannya (bencana alam yang
1. POV 2 : Pandangan orang luar (para ahli, media) terhadap kejadian, bencana, hal yang
1. Data tambahan : Klipping koran, komparasi data historis dan segment Animasi.
Rancangan tayangan :
2. SIAPKAN SINOPSISNYA
Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah cerita, tetapi ada perbedaan.
Perbedaannya pada medium yang digunakan. Seperti disebutkan pada nomor satu, film
menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan novel menggunakan
medium teks.
Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam pembuatan skenario, yaitu sebagai
pijakan. Kita akan kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis ceritanya. Akan
sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila tidak punya ide cerita.
Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar), melainkan sinetron, maka selain
menyiapkan sinopsis global, kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu
saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global.
3. BIKIN LOGLINE/PREMIS
Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa yang kamu buat. Logline sejenis
iklan. Logline yang bagus akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar
mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola kalimat sebagai berikut:
bagaimana jika…… dan kemudian……. Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa
adalah orang yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya dibikin sederhana
menjadi: yang kamu siksa adalah penolongmu yang tidak kamu ketahui.
Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover-cover film. Di sana ada kalimat-
kalimat yang menarik. Itulah logline atau premis.
4. TREATMENT
Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke
dalam tiga babak ini. Babak pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal masalahnya.
Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah. Babak ketiga sebagai penyelesaiannya.
Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang
disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga
babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari:
· Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain.
· Babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis).
· Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada
masalah orang lain pada babak 1.
· Babak 4: protagonis dan antagonis
· Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah
· Babak 6: protagonis salah mengambil jalan
· Babak 7: protagonis mendapat pertolongan
· Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi
· Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya
Keterangan:
Fade In : Cerita dimulai
Act 1 : Babak 1
01 : Scene 1 (secene [pemandangan]= potongan peristiwa)
EXT : Exterior (peristiwa terjadi di luar), INT=interior
Taman Sari : Lokasi peristiwa
Pagi : Waktu kejadian
Hari 1 : Hari kejadian (untuk membedakan kostum dll)
Pemain: ….. : Pemain yang main pada film
Kepengen…. : Deskripsi peristiwa
Kepengen: Haiya : Dialog
CUT TO : Pemisah antar scene.
Fade Out : Tanda cerita sudah usai
Selain Cut To masih ada turunannya spt: intercut to, disslove to, paralel cut to, dll
PERTANYAAN PENTING
Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus.
Tujuh pertanyaan itu ialah:
sumberhttp://www.fb.co.id/blogs/1472/134/tips-membuat-film-dokumenter-den:
Itulah sekiranya “prosedur” penulisan skenario film dokumenter. Lebih jelasnya bisa baca
pada buku-buku panduan menulis scenario atau referensi dari para pakar Sinematografi
Share this:
Twitter
Facebook
Like this:
Like Loading...
*kotak musik
Didalam kamar sedang santai
Nasya : (main laptop)
*stasiun
Nasya celingukan mencari om heru dan rangga.
setelah beberapa jam menuggu, hingga stasiun sepi barulah rangga dan om heru terlihat.
Nasya duduk sambil melihat i jam tangan.
Om heru : nasya ?
Nasya : (menoleh) yaa ?
Om heru : kamu nasya anaknya pak susanto kan ? (menunjuk ke nasya)
Nasya : eh iyaa, om heru ya ? (ragu-ragu)
Om heru : iyaaa, yaampun om tungguin dari tadi disana. (memukul pundak nasya dengan akrab)
Nasya : hhe maaf om (bersaliman). Nasya dari tadi ngguin di sini, ( melirik ke belakang om heru
dan mengulurkan tangan) rangga kan ?
Rangga : (tak tertarik dan menyabut tangan nasya secara dingin tanpa berkata apa*)
Om heru : dia biasa begitu, ayo kita pulang ke rumahmuu, om tak sabar bertemu ayah dan bundamu.
*dirumah
Ayah : heruuu (membuka kedua tangan) apa kabarmu ?
Om heru : susanto, tambah ganteng aja kamu. Aku baik (merangkul pundak ayah)
Bunda : (senyum) ayo masuk pak heru, (melihat rangga) rangga udah besar yaa. Masuk yuk.
*disekolah
Nasya masuk kelas, bel masuk berbunyi.
Guru masuk.
Guru : selamat pagi anak bangsa,
Murid : pagii pak.
Guru : hari ini saya ada kabar gembira untuk kalian, kita kedatangan tamu dari Jakarta yang akan
sekolah di sekolah ini selama sebulan dalam rangka melakukan perbandingan untuk sekolah
kita. Rangga, ayo masuk
Rangga : masuk dengan tersenyum
Nasya : (kaget) lho kok dia.. aduh kenapa ga bilang-bilang si .
Rangga : selamat pagi, perkenalkan nama saya rangga dwi putera. Saya berasal dari sma 08 jakarta.
Saya aka disini selama satu bulan lamanyaa, mohon bantuan teman-teman semuanya.
Terimakasih
Semua berbisik* melihat rangga.
Guru : terima kasih rangga, kamu boleh duduk dimana saja yang kamu suka.
Rangga duduk disebelah nasya
Nasya : (berbisik) kenapa kamu ga bilang kalo mau sekolah di sini ?
Rangga : (melihat papan tulis) emang kamu siapa ?
Nasya : (melotot, dongkol dan mengikuti pelajaran seperti biasa)
Bel istrht berbunyi
Seorang siswi menghampiri rangga
Khazanah : rangga, (mengulurkan tangan) apa kabar ? (tersenyum)
Rangga : (menatap melihat wajah khazanah) khaza ? (tersenyum senang dan menyambut tangan
khazanah) kamu sekolah disini ? aku ga nyangka bisa ketemu kamu lagi,
Khazanah : (duduk disamping rangga) iyaa, kebetulan ayahku kemarin pindah tugasnya di daerah sini.
Jadi yaa akunya sekolah di sini deh, (tersenyum)
Riva : khazanah, sholat dhuha yuk.!
Khazanah : (menoleh teman sekelasnya) iyaa duluan aja, ntar aku nyusul.
Tifa : za, kita berdua duluan yaa,
Khazanah : okedeh. ( teman khazanah pergi ) hey, sholat dhuha yuk. ( menatap rangga)
Rangga : sholat dhuha ?
Khazanah : iyaa, kamu tau apa itu sholat dhuha kan ?
Rangga : sama seperti sholat fardu ?
Khazanah: (tersenyum) beda dong, yaudah deh. Nanti aku jelasin sama kamu.
Aku sholat dulu yaa.
Rangga : (tersenyum) iyadeh.
Nasya datang bersama ketiga temannya.
Dan duduk dibawah kipas sambil bercerita*
Lina : eh kalian tau nggak, tadi aku liat anak sebulan itu ngbrol sama khazanah. Kayaknya mereka
berdua ada apa* deh, masak baru masuk udah akrab gitu.
Lino : ah lu, khazanah kan emang ramah. Nggosip aja
Lini : udah deh, mereka juga ada apa* kan ga ngaruh sama kita.
Nasya : (tersenyum tipis)
(Alexa lewat depan kelas)
Lini : eh nas, itu saingan lu lewat.
Nasya : (melihat kepintu) apaan sih kalian. Udahlah, ngapain liatin dia.
Lino : abib mana nas ?
Nasya : gatau, dikelasnya mungkin.
Lina : eh nas, lu mesti hati* ama si alexa, dia kan jatuh cinta banget sama pacar lu.
Nasya : tenang aja, abib setia kok. (beranjak dan pergi ke bangku)
*bel pulang
Abib menunggu nasya di depan kelas. anak-anak keluar kelas, nasya dan ketiga temannya keluar.
Abib : nas! (melambai kepada nasya)
Lina : eciee nasyaa, kita bertiga duluan yaa .
Nasya : (tersenyum) iya, hati-hati yaa . (menghampiri abib)
Abib : pulang yuk, ( mengambil tas nasya dan membawanya)
Nasya : yuk! (berjalan berdua)
Tiba-tiba alexa lewat.
Alexa : abib… mau pulang ya ?
Abib : (merasa risih dan berusaha sopan dengan tersenyum) iya, kita berdua duluan yaa.
Nasya : (terdiam dan tersenyum tipis)
Alexa : hmm, iyadeh. Hati-hati ya abib.
Abib : makasi lex.
Nasya dan abib hanya terdiam selama di jalan ke parkiran sampai tiba ke motor nasya.
Nasya : emm, aku pulang ya. (ngambil tas dari abib)
Abib : iyaa, hati* nas.
Nasya : (tersenyum tipis dan mengangguk)
Sementara di kelas.
Rangga lagi beres* buku, dan khazanah lagi mencatat di papan tulis. Rangga menghampiri khazanah.
Rangga : za, ga pulang ?
Khazanah : kamu duluan aja, aku masih ada kerjaan.
Rangga : kerjaan apa ? aku tungguin yaa.
Khazanah : ga deh, kamu duluan aja.
Rangga : gpp kok, lagian aku ga ada temen buat bareng pulang.
Khazanah : yaudah, tunggu bentar yaa.
Khazanah selsai menulis dan mengajak rangga pulang.
Khazanah : udah ni, yok pulang.
Rangga : ayo .
Jalan berdua melewati parkiran dan melihat abib dan alexa sedang ngbrol dan ketawa*
Rangga : bukannya itu pacarnya nasya ya ?
Khazanah : iya, si abib. Setiap nasya udah pulang pasti dia langsng ngbrol sama si alexa
itu.
Rangga : apa nasya ga cemburu ?
Khazanah : gatau deh, mungkin kalo dia lihat bakalan cemburu.
*sampe depan rumha khazanah dan rangga pulang.
Dpan rumah rangga melihat bunda nasya dan nasya sedang duduk di teras. Bunda beranjak
dan hendak pergi ke dapur tiba-tiba melihat rangga pulang.
Bunda : eh nak rangga udah pulang.
Rangga : iya tante (saliman) papa mana tante ?
Bunda : papamu pergi sama papanya nasya ke muara enim, biasa ngurusin bisnis
mereka. Yaudah tante masuk dulu yaa.
Rangga : iya tante (sopan), (melihat nasya yang sedang membaca majalah dan sok
bersikap cuek. Rangga membuka sepatu di sebelah kursi nasya) nas, td gue liat pacar lu
ngbrol sama cwek lain.
Nasya : (menutup majalah) apaan si ? baru pulang udh ngmng ngawur aja.
Rangga : gue cuma ngasih tau doang kok, lu ga mau dnger yaudah (masuk ke rmh)
Nasya : resek bnget si, pinter bnget ngilangi mood. ( masuk ke rumah menemui
bunda)
Bunda : eh nas, bekal kamu dimana ? bunda mau cuci tempatny.
Nasya : yaampun bun, ketinggalan di kelas. yaudah deh, nasya ambil dulu yaa.
Bunda : eh, ajak si rangga buat nemenin kamu. Ntar ada apa* di jalan.
Nasya : sendiri aja deh bunn..
Rangga lewat.
Bunda : eh nak rangga, kamu temenin nasya balik ke sekolah ya. Ada barangnya
ketinggalan.
Rangga : iya tante, rangga bakal temenin nasya.
*pergi ke sekolah
Nasya : kamu tunggu di depan gerbang aja, aku ga bakal lama kok.
Rangga : hm.m
Berlari ke kelas, saat mengambil bekal nasya tidak sengaja melihat ke jendela dan terlihatla
abib dan alexa lagi berbincang* smbil tertawa*
Nasya : (melihat ke jendela) abib.. (berlari keluar menuju parkiran dan melihat
semuanya dengan jelas dan berlari ke gerbang)
Saat dilobi menabrak rangga
Rangga : apaan sih nabrak*!
Nasya : (menunduk) maaf,
Rangga : kamu nangis ? kenapa ?
Nasya : gpp kok.
Rangga : yaudah deh, ayo ikut aku.
*jembatan gantung
Nasya : kita kemana sih ? serem banget.
Rangga : udah, ikut aja ayo.
*tiba di jembatan
Nasya : wahh, kamu tau tempat ini dari siapa ?
Rangga : internet.
Nasya : internet ? emngnya ..
Rangga : udah deh, ga ush banyak Tanya.
Berjalan berdua di jembatan sampai di tengah, berhenti .
Nasya : (melamun melihat air)
angga : udahlah nas, ga ush terlalu lu pikirin.
asya : ngmng mah emng mudah ..
angga : asal kamu tau . terkadang… tuhan mengingkan kita mencintai orang yang salah sebelum
akhirnya kita bertemu dengan orang yang tepat. Hal yang menyedihkan dalam hidup itu
ketika kita menemukan seseorang yang berarti hanya untuk menemukan bahwa .. pada
akhirnya menjadi tidak berarti dan kita harus membiarkannya pergi.. yaudahla ! dia bukan
lelaki yang tepat untuk kamu, jadi biarin aja abib pergi. Percaya deh, nasya bakal dapetin
orang yang lebih baik lagi.
asya : (tersenyum) aku ga nyangka di balik wajah sombong kamu, ternyata kamu orng yg bijak .
angga : udah ah, apaan si. Ayo pulang!!
asya : eh tunggu !!
erjalan.
asya : eh tumben bnget kamu panggil aku nasya, biasanya juga pkk lu.
angga : lgi prihatin.
asya : kirain kamu udh khilaf trus jdi orang baik.
angga : cepetan jalanny, pulang!
hazanah : aww!
angga dan nasya menoleh
angga : khaza ? ngapain kamu di situ ?
hazanah : ga kok, aku Cuma ….
angga : (mengulurkan tangan menyambut khazanah) sini aku bantu, nas kamu tunggu di motor aja
sana
asya : iyadeh, tapi jangan lama-lama ya ngga. Takut nih.
angga : iyaaa, bawel banget.
hazanah telah berdiri di sebelah rangga
haza : kamu suka nasya ya ?
angga : eh, (kaget) kenapa kamu nanya kek gitu ?
haza : gpp, aku td liat kamu sama nasya . trus aku ikuti kalian sampe disini, maaf yaa.
angga : udah lupain aja. Mau pulang ?
haza : aku suka sama kamu .. (menunduk)
angga : (terdiam) aku ..
lasback saat khaza mengajari rangga tentang sholat
haza : iyaa, aku tau kamu suka sama nasya kan ?
angga : aku… aku ga maksud buat nyakitin kamu. Tapi, aku.. suka nasya sejak kami ketemu waktu
kecil(menunduk)
haza “ hmm, gpp kok. (tersenyum) aku tau sifat kamu, aku janji ga bakal kasih tau ini sama siapa*
angga : beneran ?
haza : iyaaa, ayo pulang. Nasya udah nungguin loh .
angga : tapi .. kamu gpp kan ? kamu ga bakal jauhin aku ?
haza : ga kok, lagiann kita kan udah sma, bukan anak smp lagi. Santai aja, lagian bundaku pernah
bilang jika kita menyayangi seseorang kita akan senantiasa mendoakannya walaupun dia tak
berada disisi kita.
angga : khaza, kamu baik bnget.
haza : apaan sih ngga, tumben banget kamu mau muji orang. Biasanya cuek juga.
angga : eh apaan sih, ga kok. Ayo pulang! (berjalan lebih dulu didepan khaza)
soknyaa.
angga dan nasya berangkat sekolah bareng.
asya : eh rangga sialan!, lu bilang apasih sama bunda sampe* dia nyuruh aku berangkat sama lu.
angga : apaan sih! Lu pkir gue mau berangkat sama lu, kagak!
asya : yaudah, aku jalan aja!
angga : eh nas, jangan dong. Nanti kalo bunda kamu marah gimana ?
asya : emang gua pikirin. Byeee
isekolah
bib : nasyaaa ..
asya : (menoleh dan berjalan cepat)
bib : nas, kamu kenapa sih ?
angga : (datang tiba* dan memegang tangan abib) ga ush temuin nasya lagi, dia udh putus sama
kamu.
bib : eh ngmng apa si lu!!
asya : iya, aku mau putus..
bib : nas .. kamu ngmng apaan si ?
angga : lu dnger sendiri kan (memegang kerah baju abib ) sekarang lu pergi dan jangan ganggu*
nasya lagi …
bib : (melepaskan tangan rangga dari kerah baju abib) lu bakal tau akibatnyaa ! (pergi)
asya : (pandangan kosong) lu apaan sih ngga! Lu pikir gua ga bisa nyelesain masalah gua sendiri!!
Lu seneng banget kan kalo liat gue kek gini, lu happy banget kan kalo liat aku sedih! (pergi)
angaa : (menunduk)
ikelas
uru : baik, buka halaman 198 latihan 9. (menjelaskan)
na : eh nasya kenapa tuh, liat deh dia kayak badmood gitu.
no : gatauuu, suram banget mukanyaa..
ni : (berbisik ke nasya) eh nas lu kenapa ?
asya : eh, gpp kok. Lagi ga enak badan aja.
uru : siapa yang mengbrol di belakang!
fa : linaa cs tuh pak .
va : iya tuh, hukum pak hukuuuuummmm
haza : apaan sih kalian, gaada kok pak. Orang diluar mungkin
uru : yasudah, tenang semuanya kita lanjut belajar lagi.
ulang
angga : nas ikut aku!
asya : eh mau kemanaa ?
angga : ikut aja. Eh tapi tutup mata dulu( mengikatkan kain di mata nasya)
asya : eh rangga apa-apaan sih, mau maen petak umpet ? gamau ah.
angga : ikut ajaa.
ergi
na : eh liat deh mereka, mau ngapain tuh pakek acara tutup mata segala
ni : ih sosweeettt
no : ikutin yok.
na, lini : ayooo.
na lini lino : ciyeeee ciyee suit suittttt, sosweetnyaaaaaa. Sampe* ga sadar kalo kita ikutin
asya : eh kalian apaan sih, sialan.
na : hahaha, 8 tahun .
haza dan dua temannya muncul
haza : ciyee 8 tahun atas restu allah. Amin
Semua tersenyum berbahagiaaaa.