Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

UPAYA PENGENALAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT NEOPLASMA


GANAS NASOFARING (KANKER NASOFARING) DI RUANG RAWAT
INAP RST III BALADHIKA HUSADA JEMBER

Oleh:

Kelompok 4

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Upaya Pengenalan dan Pencegahan Penyakit Neoplasma Ganas

Nasofaring (Kanker Nasofaring)

Sasaran : Keluarga dan Pasien Rawat Inap RST III Baladhika Husada

Jember

Waktu : 13.00-Selesai

Hari/Tanggal : Senin, 27 November 2017

Tempat : Ruang Perawatan

1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan penyuluhan mengenai penyakit neoplasma ganas
nasofaring dan upaya pencegahannya, klien akan dapat mengerti dan
memahami tentang penyakit dan bagaimana upaya mencegah.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit
setiap klien akan mampu :
A. Menjelaskan tentang penyakit neoplasma ganas nasofaring minimal
75% dengan benar.
B. Menjelaskan tentang pencegahan penyakit neoplasma ganas nasofaring
minimal 75% dengan benar.
3. Pokok Bahasan
Pengenalan penyakit dan upaya pencegahan
4. Subpokok Bahasan
A. Pengertian penyakit neoplasma ganas nasofaring (kanker nasofaring)
B. Penyebab penyakit neoplasma ganas nasofaring (kanker nasofaring)
C. Tanda dan gejala penyakit neoplasma ganas nasofaring (kanker
nasofaring)
D. Upaya pencegahan penyakit neoplasma ganas nasofaring (kanker
nasofaring)
5. Waktu : 30 Menit
6. Bahan / Alat yang Diperlukan
A. Materi
B. Leaflet
C. Poster
7. Model Pembelajaran
A. Jenis model penyuluhan : presentasi dan demonstrasi
B. Langkah Pokok:
1. Meminta perhatian pada pasien dan keluarga
2. Menciptakan suasana ruangan tenang
3. Memberikan materi dengan presentasi
4. Memberikan demonstrasi agar pasien dan keluarga lebih
memahami
5. Memberikan waktu tanya jawab kepada pasien dan keluarga
8. Setting Tempat

Keterangan:

: Dosen

: Pemateri

: Pengkaji

: Peserta
9. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi tentang penyakit neoplasma ganas
nasofaring (kanker nasofaring) dan pencegahannya
10. Kegiatan Pendidikan kesehatan

Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 3 Menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan khusus
4. Memberikan leaflet
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 25 Menit
tentang: menanggapi dengan
a. Pengertian pertanyaan.
penyakit
neoplasma ganas
nasofaring
(kanker
nasofaring)
b. Penyebab
penyakit
neoplasma ganas
nasofaring
(kanker
nasofaring)
c. Tanda dan gejala
penyakit
neoplasma ganas
nasofaring
(kanker
nasofaring)
d. Upaya
pencegahan
penyakit
neoplasma ganas
nasofaring
(kanker
nasofaring)
2. Memberikan
demonstrasi
3. Memberikan
kesempatan kepada
keluarga dan pasien
untuk tanya jawab.
Penutup 1. Kesimpulan materi Memperhatikan dan 2 Menit
2. Evaluasi menanggapi
3. Saran penutup

11. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Materi yang akan disajikan terkait penyakit neoplasma ganas
nasofaring (kanker nasofaring) dan pencegahannya
b. Tempat yang akan digunakan untuk melakukan pendidikan telah siap
digunakan;
c. Persiapan mahasiswa telah dilakukan;
d. Persiapan keluarga dan pasien telah dilakukan.
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan pada warga berjalan dengan lancar mulai dari awal
hingga akhir penyuluhan sesuai yang diharapkan;
b. Keluarga dan pasien kooperatif selama dilakukan penyuluhan
mengenai penyakit neoplasma ganas nasofaring (kanker nasofaring)
dan pencegahannya
c. Tujuan umum dan tujuan khusus akan tercapai setelah penyuluhan
dilaksanakan.
3. Evaluasi Hasil
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan klien mampu:
a. Menjelaskan tentang penyakit neoplasma ganas nasofaring (kanker
nasofaring);
b. Memahami cara pencegahan kanker nasofaring.
Lampiran Materi:

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT NEOPLASMA GANAS NASOFARING (KANKER


NASOFARING) DAN PENCEGAHANNYA

A. PENGERTIAN PENYAKIT NEOPLASMA GANAS NASOFARING


(KANKER NASOFARING)

Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas kepala leher yang paling
banyak di Indonesia. Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala
dan leher yang paling banyak di Indonesia (Roezin dan Adam, 2007). Di antara
jenis tumor lainnya, karsinoma nasofaring (KNF) menduduki peringkat keempat
sebagai yang paling banyak di Indonesia setelah kanker serviks, kanker payudara,
dan kanker kulit. Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan karsinoma yang
muncul pada daerah nasofaring (area diatas tenggorokan dan dibelakang hidung) .

Kanker nasofaring adalah tumor ganas yang timbul didaerah nasofaring area
diatas tenggorokan dan dibelakang hidung (POI, 2010)

Kanker nasofaring merupakan jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang


hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data laboratorium Patologi
Anatomi FKUI melaporkan bahwa kanker nasoraring hampir tiap tahunnya
menduduki lima besar dari tumor ganas tubuh manusia (Soepardi dkk, 2012)

Sehingga dapat disimpulakn bahwa kanker nasofaring adalah tumor ganas


yang tumbuh di daerah nasofaring yaitu pada rongga belakang hidung dan
belakang rongga mulut.

B. PENYEBAB PENYAKIT NEOPLASMA GANAS NASOFARING


(KANKER NASOFARING)

Penyebab pasti kanker nasofaring (karsinoma nasofaring) masih belum


diketahui secara pasti. Namun, bahwa kondisi ini memiliki hubungan dengan
virus Epstein-Barr (EBV). EBV umumnya terdapat pada air liur dan dapat
ditularkan melalui kontak langsung ke orang atau benda yang terkontaminasi.

Kanker nasofaring diduga muncul karena adanya kontaminasi EBV dalam


sel nasofaring penderitanya. Sel yang telah terkontaminasi menyebabkan
pertumbuhan sel yang tidak normal.

EBV menjadi penyebab beberapa penyakit, seperti mononukleosis. Namun


pada kebanyakan kasus, EBV tidak menyebabkan permasalahan infeksi yang
berkepanjangan. Keterkaitan EBV dengan kanker nasofaring masih terus diteliti.

Faktor resiko lain yang masih diteliti yaitu

1. Faktor genetik/ Faktor keturunan


Kerabat tingkat pertama (termasuk orangtua, saudara, dan anak-anak) dari
pasien penderita Karsinoma Nasofaring memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk menderita kanker yang sama bila dibandingkan dengan orang
lainnya.
2. Pola Hidup
Kebiasaan hidup dari pasien, cara memasak makanan serta pemakaian
berbagai macam bumbu masak mempengaruhi tumbuhnya tumor ini dan
kebiasaan makan makanan terlalu panas. Terdapat hubungan antara kadar
nikel dalam air minum dan makanan dengan mortalitas karsinoma
nasofaring (Soepardi et al, 2012). Beberapa penelitian juga menyebutkan
hubungan antara kanker nasofaring dengan kebiasaan memakan ikan asin
secara terus menerus dimulai dari masa kanak-kanak. Konsumsi ikan asin
meningkatkan risiko 1,7 sampai 7,5 kali lebih tinggi dibanding yang tidak
mengkonsumsi ikan asin (Ondrey dan Wright, 2003 cit Ariwibowo, 2013).
Ikan asin dan makanan yang diawetkan menggunakan larutan garam akan
mengubah senyawa yang terkandung dalam ikan yakni senyawa nitrat
menjadi senyawa nitrosamin. Tubuh mengkonsumsi makanan tinggi garam
dapat menurunkan kadar keasaman lambung, sehingga dapat memicu
perubahan nitrat pada ikan asin atau makanan yang mengandung tinggi
garam menjadi nitrit dan nitrosamin yang bersifat karsinogenik pemicu
kanker (Barasi, 2007).
3. Faktor Lingkungan
Faktor yang berpengaruh adalah iritasi oleh bahan kimia, asap sejenis kayu
tertentu yang dihasilkan dari memasak menggunakan kayu bakar, terutama
apabila pembakaran kayu tersebut tidak sempurna dapat menyebarkan
partikel-partikel besar (5-10 mikrometer) yang dalam segi kesehatan dapat
tersangkut di hidung dan nasofaring, kemudian tertelan. Jika pembersihan
tidak sempurna karena ada penyakit hidung, maka partikel ini akan
menetap lebih lama di daerah nasofaring dan dapat merangsang
tumbuhnya tumor (Ballenger, 2010)

C. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS


NASOFARING (KANKER NASOFARING)

Nasofaring merupakan organ bagian dalam tubuh, pada gejala awal kanker
nasofaring stadium awal tidak terlihat. Namun ketika tumor telah berkembang dan
menjalar ke jaringan sekitar akan timbul gejala-gejala sebagai berikut (Hospital
Authority, 2017) :

1. Hidung tersumbat, pendarahan dari dalam hidung, dan noda berdarah pada
dahak.
2. Gangguan pendengaran, tinnitus (suara berdenging di telinga), dan
keluarnya cairan dari saluran telinga
3. Kelenjar getah bening di leher bengkak
4. Sakit kepala : migrain secara berkelanjutan (sakit kepala yang parah dan
berdenyut-denyut) terutama pada malam hari.
5. Kelumpuhan wajah, penglihatan kabur, suara serak, kesulitan menelan.
6. Kejang mulut, rasa tidak enak, penurunan berat badan.

Jika gejala di atas bertahan selama lebih dari 2 minggu maka akan dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut guna menegakkan diagnose kanker nasofaring.
D. PENCEGAHAN PENYAKIT NEOPLASMA GANAS
NASOFARING (KANKER NASOFARING)

Terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan


tubuh agar potensi munculnya kanker dapat berkurang. Upaya tersebut meliputi:

1. Hindari mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.


2. Menghindari asap rokok.
3. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
4. Pemberian vaksin pda penduduk yangtinggal di daerah dengan resiko
tinggi
5. konsumsi makanan yang sehat
DAFTAR PUSTAKA

Hospital Authority. 2017. Nasopharyngeal Carsinoma.


https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/Diseases/Can
cer/Nasopharyngeal%20Carcinoma/Cancer-Nasopharyngeal-Carcinoma-
Indonesian.pdf?ext=.pdf (diakses pada 9 Januari 2019)

Anda mungkin juga menyukai