Anda di halaman 1dari 41

GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR CABANG HULU SUNGAI UTARA


Jln.Negara Dhipa .Kel. Sungai Malang ,087716432687, 08125017546

Amuntai 71418.

Nomor : 67 /1609-C Amuntai, 11 Nopember 2013


Perihal : Edaran Pelaksanaan KMD

Kepada Yth,

Ketua Majelis Gugus Depan


Se- Kwarcab Hulu Sungai Utara

di-
Tempat

Salam Pramuka,
Disampaikan dengan hormat, sesuai dengan Program Kerja Tahun 2013, bahwa Kwartir
Cabang Gerakan Pramuka Hulu Sungai Utara akan melaksanakan Kegiatan Kursus Pembina
Pramuka Tingkat Dasar pada tanggal 18 Nopember s.d 22 Nopember 2013 di UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Amuntai Utara di Sungai Turak

Sehubungan dengan kegiatan tersebut,perlu disampaikan beberapa hal sebagai berikut :


1. Peserta adalah utusan dari Pembina Gugus Depan aktif Kwartir Ranting Gerakan
Pramuka se – Kwarcab Hulu Sungai Utara ( Quota peserta terlampir )
2. Persyaratan Peserta :
a. Mengisi dan menyerahkan Biodata
b. Menyerahkan foto berwarna pakaian Pramuka ukuran 3 X 4 cm sebanyak 3 lbr
c. Menyerahkan Surat Tugas dari KAMABIGUS
d. Menyerahkan Surat Keterangan Aktif Membina Gugus Depan
e. Membawa perlengkapan Pribadi ( obat-obatan, pakaian olahraga,sepatu dan pakaian
Pramuka serta perlengkapan pribadi lainnya )
f. Semua berkas persyaratan di masukan kedalam map hijau dan diserahkan pada saat
registrasi
3. Akomodasi dan Konsumsi di tanggung oleh Panitia Penyelenggara
4. Peserta tidak dikenakan biaya / Gratis
5. Peserta mendapatkan Sertifikat,buku panduan KMD dllnya.
6. Registrasi peserta pada hari Sabtu tanggal 16 Nopember 2013,pukul 08.30 – 12.00
WITA di- SDN Padang Basar Hulu ( Kontak Person : Abdus Syukur,S.Pd.SD HP.
0852484124 ).
7. Peserta mentaati peraturan yang telah ditetapkan dan tidak merokok selama kegiatan
berlangsung.

Demikian Surat ini kami sampaikan,atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka


Hulu Sungai Utara
Ketua,

Drs.H.M.SUHARYANTO,M.Si
GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR CABANG HULU SUNGAI UTARA
Jln.Negara Dhipa RT.07 No. 345.Kel. Sungai Malang ,087716432687,
08125017546

Amuntai 71418.

Nomor : 68 /1609-C Amuntai, 11 Nopember 2013


Perihal : Mohon Tenaga Pelatih KMD

Kepada Yth,

Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka


Kalimantan Selatan

di-
Tempat

Salam Pramuka,
Sehubungan dengan pelaksanaan Kegiatan Kursus Pembina Pramuka Tingkat Dasar
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Hulu Sungai Utara,pada tanggal 18 Nopember s.d 22
Nopember 2013 di Aula PKG UPT Disdik Kecamatan Amuntai Utara di Sungai Turak

Maka dengan ini kami mohon berkenan kiranya, Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka
Kalimantan Selatan menugaskan beberapa orang Tenaga Pelatih pada pelaksanaan Kegiatan
Kursus Mahir Tingkat Dasar Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Hulu Sungai Utara.

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian,perkenan dan bantuan serta
kerjasamanya,diucapkan terima kasih.

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka


Hulu Sungai Utara
Ketua,

Drs.H.M.SUHARYANTO,M.Si
AD & ART Gerakan Pramuka 2018
(Anggaran Dasar Rumah Tangga)
Penting dibaca dulu!!! Pada halaman ini, kakak dapat men download AD ART Gerakan Pramuka terbaru
pada link download yang sudah Halo Pramuka siapkan, tepatnya dibawah pasal 119 (karena admin suka
angka tersebut :)

Halaman ini merupakan lanjutan dari halaman sebelumnya (bagian 2), untuk membuka Bagian 2,
Silahkan kakak buka link di bawah ini

AD ART Gerakan Pramuka Terbaru 2018 (Anggaran Dasar Rumah Tangga) Bagian 2

Disclaimer:

 AD ART Pramuka ini adalah hasil Munas (Musyawarah Nasional) Tahun 2013.
 Hingga saat ini (Pada Tahun 2018)/saat Anda membaca ini, AD ART ini merupakan yang paling
baru dan berlaku saat ini.
 Jika dikemudian hari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka merevisi/ mengeluarkan AD ART
selanjutnya, maka informasi akan segera admin update dan informasikan di halaman ini.
 Isi yang termuat di halaman ini, sama persis dengan apa yang dikeluarkan oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
 Halo Pramuka hanya bersifat meneruskan informasi/mensajikan ulang dalam format yang lebih
mudah di baca secara langsung melalui web browser.

Lanjutan . . .

ART (Anggaran Rumah Tangga) Gerakan pramuka

Pasal 100
Pemilihan Ketua Kwartir Ranting

 (1) Musyawarah ranting memilih dan menetapkan ketua kwartir ranting untuk masa bakti
berikutnya.
 (2) Calon ketua kwartir ranting diusulkan oleh gugus depan selambatlambatnya dua bulan
sebelum pelaksanaan musyawarah ranting.
 (3) Calon ketua kwartir ranting yang diusulkan harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan.
 (4) Kwartir ranting menyampaikan nama-nama calon ketua kwartir ranting yang diusulkan oleh
gugus depan dan yang diusulkan oleh kwartir ranting kepada seluruh gugus depan selambat-
lambatnya satu bulan sebelum pelaksanaan musyawarah ranting.
 (5) Calon ketua kwartir ranting yang bersedia dicalonkan harus menyatakan kesediaannya
secara tertulis dan disampaikan pada saat musyawarah ranting dimulai, dan setelah itu tidak ada
pencalonan lagi.
 (6) Calon ketua kwartir ranting harus hadir pada saat pemilihan ketua kwartir ranting
berlangsung.
 (7) Calon ketua kwartir ranting Gerakan Pramuka dalam 5 (lima) tahun terakhir aktif dalam
Gerakan Pramuka
 (8) Ketua kwartir ranting hanya dibenarkan menjabat sebanyak dua kali masa bakti secara
berturut-turut.
 (9) Selama pengurus kwartir ranting yang baru hasil musyawarah belum dilantik, maka pengurus
kwartir lama tetap melaksanakan tugasnya, dengan ketentuan tidak dibenarkan mengambil
keputusan mengenai halhal yang prinsip, seperti:
o a. mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga;
o b. menandatangani pengeluaran uang di luar program kerja;
o c. mengubah struktur organisasi kwartir dan/atau mengadakan alih tugas staf.

Pasal 101

Tim Formatur Musyawarah Ranting

 (1) Tim formatur pembentukan pengurus terdiri dari ketua kwartir ranting terpilih sebagai ketua
tim dan empat orang anggota.
 (2) Anggota formatur terdiri dari:
o a. satu orang wakil pengurus lama yang ditunjuk oleh ketua kwartir ranting terpilih;
o b. satu orang wakil majelis pembimbing ranting;
o c. dua orang wakil gugus depan yang dipilih oleh peserta.
 (3) Anggota formatur dipilih secara langsung dalam musyawarah ranting.
 (4) Apabila antara ketua dengan anggota dan/atau antar sesama anggota tim formatur tidak
terdapat kesepahaman, keputusan terakhir ditentukan oleh ketua tim.
 (5) Tim formatur dalam waktu selambat-lambatnya satu bulan menyusun pengurus kwartir
ranting baru, yang selanjutnya diajukan kepada ketua kwartir cabang untuk dikukuhkan.

Pasal 102

Usulan Materi Musyawarah Ranting

 (1) Penyampaian usul dan materi musyawarah ranting oleh pengurus gugus depan harus
dilakukan secara tertulis kepada kwartir ranting selambat lambatnya dua bulan sebelum
pelaksanaan musyawarah ranting
 (2) Kwartir ranting, selambat-lambatnya satu bulan sebelum musyawarah ranting, harus sudah
menyiapkan bahan musyawarah ranting secara tertulis dan menyampaikannya kepada semua
gugus depan.
 (3) Penyampaian usul dan materi musyawarah ranting diatur oleh kwartir ranting.

Pasal 103

Pimpinan Musyawarah Ranting

 (1) Musyawarah ranting dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh dan dari peserta
musyawarah ranting.
 (2) Presidium musyawarah ranting sebanyaknya tiga orang, terdiri atas satu orang unsur ranting
dan dua orang unsur gugus depan.

Pasal 104

Pengambilan Keputusan Musyawarah Ranting

 (1) Keputusan musyawarah ranting dicapai atas dasar musyawarah untuk mufakat.
 (2) Apabila mufakat tidak tercapai keputusan diambil dengan cara pemungutan suara dan
keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih dari setengah jumlah suara yang hadir.
 (3) Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidang menganggap perlu,
pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tidak langsung dan bersifat rahasia.

Pasal 105

Musyawarah Gugus Depan

 (1) Musyawarah gugus depan adalah forum tertinggi Gerakan Pramuka di gugus depan.
 (2) Musyawarah gugus depan diadakan sekali dalam tiga tahun.
 (3) Musyawarah gugus depan dinyatakan sah jika dihadiri sekurangkurangnya oleh dua pertiga
jumlah yang berhak hadir dalam musyawarah gugus depan.

Baca ini: Draft Sidang Musyawarah Gugus Depan (Mugus) Pramuka Untuk SD SMP SMA SMK

Pasal 106
Peserta Musyawarah Gugus Depan

 (1) Peserta musyawarah gugus depan terdiri dari para pembina gugus depan, para pembantu
pembina gugus depan, perwakilan dewan ambalan, perwakilan dewan racana, dan perwakilan
majelis pembimbing gugus depan.
 (2) Setiap peserta yang hadir pada musyawarah gugus depan memiliki satu hak suara.

Pasal 107

Acara Musyawarah Gugus Depan

 (1) Acara musyawarah gugus depan terdiri atas acara pendahuluan dan acara pokok.
 (2) Acara pendahuluan musyawarah gugus depan terdiri dari:
o a. pembahasan dan pengesahan tata tertib dan agenda musyawarah gugus depan;
o b. pemilihan pimpinan sidang musyawarah gugus depan;
o c. penyerahan kepemimpinan musyawarah gugus depan dari ketua gugusdepan kepada
pimpinan sidang musyawarah gugus depan terpilih.
 (3) Acara pokok musyawarah gugus depan terdiri dari:
o a. penyampaian, pembahasan, dan pengesahan pertanggungjawaban ketua gugus
depan selama masa bakti termasuk pertanggungjawaban keuangan.
o b. penyampaian, pembahasan, dan pengesahan rencana kerja gugus depan untuk masa
bakti berikutnya.
o c. memilih ketua gugus depan untuk masa bakti berikutnya.

Pasal 108

Pemilihan Ketua Gugus Depan

 (1) Musyawarah gugus depan memilih dan menetapkan ketua gugus depan untuk masa bakti
berikutnya.
 (2) Ketua gugus depan menyampaikan nama-nama calon yang akan ikut dalam pemilihan ketua
gugus depan kepada semua yang berhak hadir dalam musyawarah gugus depan.
 (3) Ketua gugus depan yang lama dapat dipilih kembali.
 (4) Ketua gugus depan lama berstatus demisioner sejak terpilihnya ketua gugus depan yang baru
sampai dengan pengesahan ketua gugus depan yang baru tersebut. Selama berstatus
demisioner bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.

Pasal 109

Usulan Materi Musyawarah Gugus Depan

 (1) Penyampaian usul dan materi musyawarah gugus depan dari peserta harus diajukan secara
tertulis kepada ketua gugus depan selambatlambatnya satu bulan sebelum waktu pelaksanaan
musyawarah gugusdepan.
 (2) Selambat-lambatnya dua minggu sebelum pelaksanaan musyawarah gugus depan ketua
gugus depan harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan musyawarah gugus depan dan
menyampaikan kepada semua orang yang berhak hadir dalam musyawarah gugus depan.
 (3) Penyampaian usul dan materi musyawarah gugus depan diatur oleh ketua gugus depan.

Pasal 110

Pimpinan Musyawarah Gugus Depan

 (1) Musyawarah gugus depan dipimpin oleh pimpinan sidang yang dipilih oleh musyawarah
gugus depan.
 (2) Pimpinan sidang musyawarah gugus depan sebanyak-banyaknya tiga orang.

Pasal 111

Pengambilan Keputusan Musyawarah Gugus Depan

 (1) Keputusan musyawarah gugus depan dicapai atas dasar musyawarah untuk mufakat.
 (2) Apabila mufakat tidak tercapai keputusan diambil dengan cara pemungutan suara dan
keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih dari setengah jumlah suara yang hadir.
 (3) Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidang menganggap perlu,
pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tidak langsung dan rahasia.

Pasal 112

Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

 (1) Musyawarah pramuka penegak dan pramuka pandega putri putra (Musppanitra)
diselenggarakan sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi pramuka
penegak dan pramuka pandega dalam penyelenggaraan kegiatan pembinaan pramuka penegak
danracana pramuka pandega.
 (2) Musppanitra diselenggarakan sebelum musyawarah kwartir.
 (3)
o a. hasil Musppanitra nasional merupakan bahan acuan bagi penyusunan Rencana
Strategik Gerakan Pramuka;
o b. hasil Musppanitra daerah, cabang, dan ranting merupakan bahan acuan bagi
penyusunan rencana kerja daerah, cabang, dan ranting.
 (4) Peserta Musppanitra terdiri dari:
o a. dewan kerja yang bersangkutan;
o b. dewan kerja pada kwartir setingkat di bawahnya, sedangkan untuk Musppanitra
kwartir ranting pesertanya adalah utusan dewan ambalan dan dewan racana.
 (5) Musppanitra dihadiri pula oleh:
o a. andalan kwartir yang bersangkutan sebagai penasehat; dan
o b. dewan kerja pada kwartir setingkat di atasnya sebagai narasumber.

Pasal 113

Acara Musppanitra

 (1) Acara Musppanitra terdiri atas acara pendahuluan dan acara pokok.
 (2) Acara pendahuluan Musppanitra terdiri dari:
o a. pembahasan dan pengesahan tata tertib dan agenda Musppanitra;
o b. pemilihan pimpinan sidang Musppanitra;
o c. penyerahan kepemimpinan Musppanitra dari kertua dewan kerja kepada pimpinan
sidang Musppanitra terpilih.
 (3) Acara pokok Musppanitra terdiri dari:
o a. penyampaian, pembahasan, dan pengesahan pertanggungjawaban dewan kerja
selama masa bakti;
o b. menetapkan rencana kerja masa bakti berikutnya;
o c. membahas materi sebagai masukan untuk kebijakan kwartir dalam pembinaan
pramuka penegak dan pramuka pandega;
o d. memilih ketua dewan kerja masa bakti berikutnya;
o e. memilih anggota formatur untuk bersama ketua dewan kerja terpilih menyusun
pengurus dewan kerja masa bakti berikutnya.

Pasal 114

Pengambilan Keputusan Musppanitra

 (1) Keputusan Musppanitra dicapai atas dasar musyawarah untuk mufakat.


 (2) Apabila mufakat tidak tercapai keputusan diambil dengan cara pemungutan suara dan
keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih dari setengah jumlah suara yang hadir.
 (3) Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidang menganggap perlu,
pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tidak langsung dan bersifat rahasia.

Bagian Kedua

Musyawarah Luar Biasa

Pasal 115

 (1) Musyawarah luar biasa diselenggarakan apabila ada hal-hal yang bersifat mendesak di luar
waktu penyelenggaraan musyawarah.
 (2) Musyawarah luar biasa diselenggarakan atas prakarsa kwartir atau atas usul dari sekurang-
kurangnya dua pertiga jumlah kwartir jajaran di bawahnya/gugus depan, yang diajukan secara
tertulis kepada kwartir yang bersangkutan dengan disertai alasan yang jelas.
 (3) Musyawarah luar biasa diselenggarakan selambat-lambatnya enam bulan setelah usul
tertulis diterima kwartir yang bersangkutan.
 (4) Musyawarah gugus depan luar biasa diselenggarakan atas prakarsa pengurus gugus depan
atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah yang berhak menghadiri
musyawarah gugus depan, yang harus diajukan secara tertulis kepada pengurus gugus depan
dengan disertai alasan yang jelas.
 (5) Selambatnya satu bulan setelah usul tertulis diterima, pengurus gugus depan wajib
mengadakan musyawarah gugus depan luar biasa.
 (6) Musyawarah luar biasa dinyatakan sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua pertiga
jumlah kwartir jajaran di bawahnya/gugus depan/yang berhak hadir.

Pasal 116

Peserta Musyawarah Luar Biasa

Peserta musyawarah luar biasa terdiri atas kwartir penyelenggara dan kwartir jajaran di
bawahnya/gugus depan yang jumlah pesertanya disepakati bersama berdasarkan kebutuhan.

Pasal 117
Acara Musyawarah Luar Biasa

Acara musyawarah luar biasa disesuaikan dengan kebutuhan mendesak yang menjadi dasar
diselenggarakannya musyawarah.

Bagian Ketiga
Rapat Kerja

Pasal 118

 (1) Rapat kerja diselenggarakan sebagai langkah pengendalian operasional.


 (2) Rapat kerja diselenggarakan setiap tahun sekali di awal tahun program.
 (3) Peserta rapat kerja kwartir sedikitnya terdiri atas:
o a. pengurus kwartir yang bersangkutan;
o b. ketua dan sekretaris kwartir di tingkat bawahnya atau pengurus gugus depan untuk
kwartir ranting;
o c. unsur dewan kerja atau unsur dewan ambalan dan dewan racana untuk kwartir
ranting.
 (4) Peserta rapat kerja gugus depan terdiri dari:
o a. pengurus gugus depan
o b. unsur anggota muda.
 (5) Rapat kerja yang diselenggarakan oleh dewan kerja disebut sidang paripurna pramuka
penegak dan pramuka pandega.
 (6) Peserta sidang paripurna pramuka penegak dan pramuka pandega terdiri atas:
o a. dewan kerja yang bersangkutan;
o b. dewan kerja pada kwartir setingkat di bawahnya atau dewan ambalan dan dewan
racana untuk tingkat ranting.
 (7) Sidang paripurna dihadiri pula oleh:
o a. andalan sebagai penasihat;
o b. dewan kerja pada kwartir setingkat di atasnya sebagai narasumber, kecuali sidang
paripurna nasional.

Bagian Keempat

Penyelesaian Hal-Hal yang Mendesak di luar Musyawarah

Pasal 119

 (1) Pengambilan keputusan dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa dan segera diputuskan
sementara penyelenggaraan musyawarah Gerakan Pramuka tidak mungkin dilakukan,
diselesaikan dengan cara meminta pendapat tertulis.
 (2) Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan di setiap tingkat kwartir.
 (3) Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan setelah
dikonsultasikan dengan majelis pembimbing.
 (4) Permintaan pendapat secara tertulis disampaikan secara jelas dan disusun sedemikian rupa
sehingga jawaban atas hal-hal yang mendesak itu cukup dengan setuju atau tidak setuju.
 (5) Batas waktu memberi jawaban ditentukan dan diberitahukan kepada yang bersangkutan.
 (6) Pendapat yang diterima adalah pendapat yang disetujui oleh lebih dari setengah jumlah
pihak yang mempunyai hak suara, yaitu jumlah kwartir atau gugus depan yang ada di
wilayahnya.
 (7) Pendapat yang diterima diumumkan oleh kwartir yang bersangkutan kepada semua jajaran
Gerakan Pramuka di wilayahnya, selambatlambatnya satu bulan setelah dilaksanakan.

Dapatkan File AD ART ini sekarang!


Download AD ART Gerakan Pramuka Pdf
Untuk Download AD ART Pramuka Secara Lengkap dalam Format Pdf, Admin sudah menyiapkan link
downloadnya disini: Download AD ART Gerakan Pramuka Terbaru Pdf

BAB VII

ATRIBUT

Pasal 120

Lambang

 (1) Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa, yang bermakna bahwa setiap anggota
Gerakan Pramuka hendaknya berguna, seperti kegunaan seluruh bagian pohon kelapa.
 (2) Lambang Gerakan Pramuka digunakan pada berbagai alat dan tanda pengenal Gerakan
Pramuka, yang warnanya disesuaikan.

Pasal 121

Bendera

 (1) Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding dua,
warna dasar putih dengan lambang Gerakan Pramuka di tengah berwarna merah, menghadap
ke arah tiang bendera.
 (2) Pada bagian atas dan bawah bendera terdapat garis merah dengan ukuran lebar 1/10 dari
lebar bendera, letaknya 1/10 dari lebar bendera sisi atas dan sisi bawah.
 (3) Pada bagian tepi tempat tali bendera, terdapar garis merah sepanjang lebar bendera dengan
ukuran 1/8 dari panjang bendera dengan tulisan nama kwartir untuk bendera kwartir dan
nomor gugus depan untuk bendera gugus depan.

Pasal 122

Panji

 (1) Gerakan Pramuka memiliki panji yang dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus
1961.
 (2) Panji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disebut Panji Gerakan Pramuka yang disimpan di
kantor Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Pasal 123

Himne dan Mars

(1) Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satyadarma Pramuka ciptaan Husein Mutahar yang syair
lagunya berbunyi:
 Kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila
 Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan
 Agar jaya Indonesia
 Indonesia tanah airku, kami jadi pandumu.

(2) Mars Gerakan Pramuka adalah lagu Jayalah Pramuka ciptaan Munatsir Amin yang syair lagunya
berbunyi:

 Gerakan Pramuka Praja Muda Karana


 Sebagai wahana kaum muda suka berkarya
 Kader pembangunan sebagai perekat bangsa
 Disiplin berani dan setia berakhlak mulia
 Bersatu padu menyongsong masa depan yang gemilang
 Satu pramuka untuk satu Indonesia
 Melangkah maju menuju masyarakat yang sentosa
 Jayalah Pramuka Jayalah Indonesia

Download dan lihat video Hymne dan Mars Pramuka disini: Lirik Lagu Hymne Pramuka dan Mars
Pramuka-Download mp3

Pasal 124

Pakaian Seragam

 (1) Pakaian seragam pramuka dimaksudkan untuk menimbulkan daya tarik, mendidik disiplin
dan kerapian, menumbuhkan persatuan dan persaudaraan serta rasa bangga anggota Gerakan
Pramuka.
 (2) Warna pakaian seragam pramuka adalah coklat muda untuk bagian atas dan coklat tua untuk
bagian bawah.
 (3) Warna coklat muda dan coklat tua dimaksudkan untuk mengingatkan kaum muda akan
warna pakaian para pahlawan pejuang bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
 (4) Jenis, model, warna, dan peruntukan diatur lebih lanjut dengan petunjuk penyelenggaraan
Gerakan Pramuka.

Baca:Tata Cara Pemakaian Seragam Pramuka Terbaru

Pasal 125

Lencana

Anggota Gerakan Pramuka selain mengenakan lencana Gerakan Pramuka, juga mengenakan lencana
World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada pakaian seragamnya.

BAB VIII
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN

Bagian Pertama

Pendapatan
Pasal 126

(1) Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari:

 a. iuran anggota;
 b. APBN dan atau APBD;
 c. bantuan majelis pembimbing;
 d. sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;
 e. sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan peraturan
 perundang- undangan maupun dengan Kode Kehormatan Pramuka;
 f. usaha dana dan badan usaha yang dimiliki Gerakan Pramuka;
 g. royalti hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki Gerakan Pramuka.

(2) Pendapatan Gerakan Pramuka berupa uang disimpan di bank atas nama kwartir Gerakan Pramuka.

Pasal 127
Iuran dan Usaha Dana

 (1) Iuran anggota diatur oleh Kwartir Nasional dan pelaksanaannya dilakukan oleh jajaran
Gerakan Pramuka.
 (2) Usaha dana dapat dilakukan dengan membentuk badan usaha atau dengan memberdayakan
fasilitas yang dimiliki kwartir atau dengan melakukan kegiatan tertentu.

Bagian Kedua

Kekayaan

Pasal 128

 (1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari:


o a. barang tak bergerak;
o b. barang bergerak;
o c. hak atas kekayaan intelektual.
 (2) Barang tak bergerak meliputi tanah dan bangunan.
 (3) Barang bergerak meliputi hasil usaha tetap, kendaraan, perlengkapan kantor, surat berharga,
dan uang tunai.
 (4) Hak atas kekayaan intelektual yaitu hak atas merek, patent, dan hak cipta Gerakan Pramuka
baik yang sudah ada maupun yang akan dimintakan di kemudian hari, antara lain :
o a. atribut Gerakan Pramuka.
o b. buku-buku terbitan Gerakan Pramuka.

Pasal 129

Pengelolaan dan Pengalihan


 (1) Pengelolaan kekayaan/aset yang tidak bergerak yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga
harus diputuskan melalui rapat pengurus kwartir dan dilaporkan kepada ketua majelis
pembimbing serta masa perjanjian sesuai dengan masa kerja kwartir.
 (2) Pengalihan kekayaan/aset Gerakan Pramuka yang berupa barang tidak bergerak, harus
diputuskan melalui rapat pleno pengurus kwartir dengan persetujuan Ketua Majelis Pembimbing
dan diinformasikan dalam rapat kerja.

BAB IX

PEMBUBARAN

Pasal 130

Apabila terjadi pembubaran Gerakan Pramuka, penyelesaian seluruh kekayaan milik Gerakan Pramuka
dilakukan oleh panitia penyelesaian harta benda yang dibentuk oleh musyawarah nasional yang
diadakan khusus untuk itu.

BAB X

LAIN-LAIN

Pasal 131

 (1) Ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka yang memerlukan
pengaturan lebih lanjut akan diatur dalam petunjuk penyelenggaraan atau panduan lain.
 (2) Petunjuk penyelenggaraan atau panduan itu tidak boleh bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
 (3) Petunjuk penyelenggaraan atau panduan lain disusun dan ditetapkan oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.

Pasal 132

Perubahan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dilakukan dan ditetapkan oleh Musyawarah
Nasional Gerakan Pramuka.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 133

Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.
Untuk membaca AD ART Gerakan Pramuka mulai dari awal, silahkan kunjungi :AD ART Gerakan Pramuka
Terbaru 2018 (Anggaran Dasar Rumah Tangga) Bagian 1

PENGUMUMAN KWARNAS

No. 01/KN/2014

TENTANG

SERTIFIKAT MEREK

Selengkapnya tentang Sertifikat Merek dapat kakak baca disini: Sertifikat Merek dan Hak Cipta Barang/
Perlengkapan Pramuka

SALINAN

MENTERI KEHAKIMAN

REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 30 Juli 1973


No : 44/SM/K/VI/73
Lamp. :
Perihal : Status Hukum Gerakan Pramuka

Kepada
Yth. Saudara Sekretaris Jendral
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Jl. Medan Merdeka Timur 6
di
JAKARTA

Berkenaan dengan surat Saudara tertanggal 23 Juni 1973 No. 543/OA/K/KN/73 Perihal tersebut dalam
pokok surat, dengan ini disampaikan bahwa :

1. Dari segi Hukum Perdata, menurut 1653 BW dst, Gerakan Pramuka dapat digolongkan dalam”zedelijk
lichaam” yang “het zij dezelve op openbaar gezag ingested” yaitu perkumpulan yang diadakan oleh
Pemerintah, sebagaimana Gerakan Pramuka diadakan dengan Surat Keputusan Presiden, yaitu Keppres
No. 238/1961.

2. Melihat Tap MPRS No. 1 dan 11, dan Tap MPR No. IV/1973 yang menetapkan a.l: Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Tehnologi dan Pembinaan Generasi Muda, pada No. 7 menyatakan : Wadah pembinaan
Pemuda dilakukan melalui lingkungan keluarga, sekolah, organisasi kepanduan, pramuka, dll. Maka
sebagai pelaksnaan Tap-Tap MPR, Pemerintah harus mengadaakan Gerakan Pramuka, sekiranya pada
saat ini belum ada Pramuka.
Pola Umum dan Sistem Pendidikan Gerakan
Pramuka
POLA UMUM
I. Pengertian
Pola umum Gerakan Pramuka adalah kerangka tatacara pelaksanaan usaha Gerakan Pramuka
untuk mencapai tujuannya. Pola ini meliputi segala bidang dalam Gerakan Pramuka, dan berlaku
untuk semua jajaran dimana saja, serta
dalam waktu kapan saja.
II. Tujuan dan Fungsi
1. Tujuan dibuatnya Pola Umum adalah untuk memantapkan pengelolaan Gerakan Pramuka dan
memperlancar pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka.
2. Pola Umum berfungsi sebagai dasar dan pola kebijaksanaan dalam penyususnan rencana kerja,
program kerja dan rencana kegiatan Kwartir dan satuan Pramuka, serta sebagai pegangan dan
tuntutan para pelaksana pengelola Gerakan Pramuka. Dengan adanya Pola Umum, maka gerak
langkah pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka, dimanapun dan bilamanapun selalu sama
atau senada.
III. Isi Pola Umum
Pola umum membuat:
1. Landasan
a. Idiil, Pancasila dan UUD 1945.
b. Konstitusional dan Struktural:
1) UUD 1945.
2) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961 jo Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 12 Tahun 1971.
3) Undang-Undang lainnya.
c. Konsepsional
1) Hakekat Gerakan Pramuka.
2) Tujuan Gerakan Pramuka.
3) Kedudukan dan peran Majelis Pembimbing.
4) Azas pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
5) Azas pembangunan nasional.
d. Operasional
1) Peraturan perundang-undangan tetang pendidikan.
2) Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka.
3) Keputusan Kwarnas.
e. Moral, Mental, Spiritual:
Satya dan Dharma Pramuka
2. Arah Pengembangan
Pengembangan Gerakan Pramuka diarahkan pada:
a. Peningkatan Ketahanan Nasional.
b. Pembinaan Daya Tahan Masyarakat, meliputi:
1) Pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila.
2) Pembangunan Nasional sesuai dengan GBHN (Garis Besar Haluan Negara).
3) Pendidikan Nasional melalui pendidikan kepramukaan sebagai pendidikan non-formal.
4) Penyelarasan pengembangan Gerakan Pramuka dengan pembinaan dan pengembangan generasi
muda.
5) Pembangunan masyarakat.
3. Strategi
a. Strategi Gerakan Pramuka adalah kebijaksanaan dan siasat (pengarahan) pimpinan Gerakan
Pramuka dalam:
1) Penyiapan metode secara berdaya guna dan tepat guna.
2) Pengelolaan sarana untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
3) Penggunaan tenaga dalam rangka meningkatkan jumlah dan mutu anggota.
b. Untuk itu digunakan “pendekatan secara manajemen”, yaitu semua usaha dilakukan dengan
mengikuti pola manajemen (menggunakan sistem Perencanaan, Pemmrograman dan Anggaran).
c. Kebijaksanaan pengembangan jumlah dan mutu anggota itu diatur dengan Sistem Pendidikan
Gerakan Pramuka.
4. Macam Pola Umum
Pengembangan Gerakan Pramuka dilakukan secara teratur, dengan:
a. Pola umum jangka panjang (minimum 10 tahun).
b. Pola umum jangka sedang (rencana kerja untuk satu masa bangkit).
c. Pola umum jangka pendek (program kerja untuk satu tahun).
IV. Pola Dasar Pendidikan
1. Dalam Pola Umum jangka panjang, terdapat:
a. Kebijaksanaan umum pimpinan, yang berisi pokok kebijaksanaan pimpinan dalam
mengembangkan Gerakan Pramuka, dengan memperhatikan tugas pokok Gerakan Pramuka dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Pola Dasar:
1) Pendidikan dalam Gerakan Pramuka.
2) Pelaksanaan kegiatan.
3) Pembinaan umum (tenaga, sarana, perlengkapan, keuangan).
4) Pembangunan secara fisik.
5) Pengembangan usaha dan koperasi.
c. Sasaran pembinaan peserta didik, yaitu:
1) Pembinaan rohani dan ketaqwaan kepada Tuhan.
2) Pembinaan jasmani.
3) Peningkatan kecerdasan, keterampilan dan ketangkasan.
4) Pembinaan jiwa kepemimpinan.
5) Pembinaan pengetahuan, kebudayaan dan patriotisme.
6) Menambah pengalaman.
7) Meningkatkan kepekaan terhadap perubahan lingkungan dan kesadaran untuk membangun.
2. Pola dasar pendidikan dalam Gerakan Pramuka berisi sistem pendidikan yang menyeluruh dan
terpadu.
a. Proses pendidikan bagi peserta didik.
1) Menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, sistem among dan saling asah,
asih dan asuh.
2) Dilakukan melalui:
a) Pendidikan yang diaur dengan SKU, SKK dan Syarat Pramuka Garuda.
b) Kegiatan dan Pertemuan, seperti Pesta Siaga, Jambore, Lomba Tingkat, Raimuna, PW, dan lain-
lain.
3) Diarahkan pada pencapaian sasaran tujuan Gerakan Pramuka.
b. Proses pedidikan bagi anggota dewasa dalam bentuk:
1) Pendidikan Kursus:
a) Umum : - Kursus Oriental.
- Kursus Pembina Pramuka Mahir.
b) Khusus : - Kursus Pelatih Pembina Pramuka.
- Kursus Andalan.
- Kursus Pengelola Kwartir.
- Kursus Pamong Saka.
- Kursus Kader Koperasi.
- Kursus Pendidikan Kependudukan.
- Kursus Instruktur.
- Kursus Keterampilan, dan lain-lain.
2) Pertemuan : - Karang Pamitran.
- Musyawarah Lokakarya, Seminar dan lain-lain.
3) Diarahkan pada peningkatan pengetahuan, kecakapan dan pengalaman agar mampu
melaksanakan tugasnya, guna menunjang usaha tercapainya sasaran dan tujuan Gerakan
Pramuka.

SISTEM PENDIDIKAN
Sistem disini dimaksudkan cara menata dan mengatur sesuatu yang berkaitan dan
berkesinambunan. Sistem pendidikan dalam Gerakan Pramuka adalah sistem yang mengatur dan
menata proses pendidikan bagi anggota Gerakan Pramuka.
Sebagai wadah pendidikan non formal, Gerakan Pramuka menggunakan prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan. Proses pendidikan kepramukaan pada hakekatnya berbentuk kegiatan
menarik yang mengandung pendidikan, bertujuan pendidikan, dilandasi nilai-nilai pendidikan,
dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di luar lingkungan pendidikan sekolah,
dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan. Pendidikan kepramukaan
sesuai dengan gagasan penciptanya Lord Baden Powell yang mula-mula dituangkan dalam buku
Scouting for Boys, pada dasarnya ditujukan pada pembinaan anak-anak dan pemuda. Jadi bukan
pendidikan untuk orang dewasa, yang akan bertindak sebaga pamong dengan sikap sesuai
dengan sistem among, membawa peserta didik ke tujuan Gerakan Pramuka. Dengan demikian
maka fungsi pendidikan kepramukaan akan berbeda, yaitu untuk anak-anak dan pemuda
berfungsi sebagai permainan atau kegiatan yang menarik, sedang bagi yang dewasa merupakan
pengabdian dari para sukarelawan.
1. Sistem Pendidikan Bagi Peserta Didik Gerakan Pramuka
Proses pendidikan bagi peserta didik ditujukan pada pencapaian tujuan Gerakan Pramuka. Proses
pendidikan ini dilakukan dalam bentuk kegiatan yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk peserta
didik dalam lingkungan alam mereka sendiri, dipilih oleh mereka sendiri, tetapi dibawah
bimbingan dan tanggung jawab orang dewasa sebagai Pembinanya.
Proses pendidikan untuk peserta didik ini diatur melalui Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan
Syarat Kecakapan Khusus (SKK), serta Pramuka Garuda. SKU adalah syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh setiap Pramuka, sedang SKK merupakan syarat pilihan yang dapat dipilih secara
bebas oleh masing-masing Pramuka.
Dengan SKU dan SKK, peserta didik secara tidak langsung dibawa bergerak, setingkat demi
setingkat menuju ke tujuan Gerakan Pramuka.
a. Untuk Pramuka Siaga (usia 7 – 10 tahun), ada tiga tingkat Syarat Kecakapan Umum, yaitu:
1) Siaga Mulia.
2) Siaga Bantu.
3) Siaga Tata.

Lencana Tingkatan Pramuka Siaga


Sejak tingkat Siaga Bantu, seorang Pramuka Siaga dapat mencapai Suarat Kecakapan Khusus
sebanyak-banyaknya, sesua dengan minat bobot dan pilihannya. SKK Siaga hanya ada satu
tingkat, terdiri atas bermacam-macam kecakapan. Seorang Siaga Tata yang memenuhi
kecakapan dan persyaratan tertentu dapat mencapai Pramuka Siaga Garuda.
b. Untuk Pramuka Penggalang (usia 11 – 15 tahun), ada tiga tingkat Syarat Kecakapan Umum,
yaitu:
1) Penggalang Ramu.
2) Penggalang Rakit.
3) Penggalang Terap.

Lencana Tingkatan Pramuka Penggalang


Sejak tingkat Penggalang Rakit, seorang Pramuka Penggalang dapat mencapai Syarat
Kecakapan Khusus sesuai dengan pilihannya. Seorang Penggalang Terap yang memenuhi
kecakapan dan persyaratan tertentu, dapat mencapai Pramuka Penggalang Garuda.
c. Untuk Pramuka Penegak (usia 16 – 20 tahun), ada dua tingkat Syarat Kecakapan Umum, yaitu:
1) Penegak Bantara.
2) Penegak Laksana.

Lencana Tingkatan Pramuka Penegak


Baik Penegak Bantara maupun Penegak Laksana, keduanya dapat mencapai Syarat Kecakapan
Khusus sesuai dengan pilihannya. Seorang Penegak Laksana yang memenuhi syarat tertentu,
dapat mencapai Pramuka Penegak Garuda.
d. Untuk Pramuka Pandega (usia 21 – 25 tahun), hanya ada satu tingkat Syarat Kecakapan Umum
saja, yaitu Pandega. Sesudah dilantik Pandega, ia dapat mencapai Syarat Kecakapan Khusus
sesuai dengan pilihannya. Pramuka Pandega yang memenuhi syarat tertentu, dapat mencapai
Pramuka Pandega Garuda.

Lencana Pramuka Pandega


Seorang anak/pemuda yang usianya sudah melampaui batas tertinggi dari suatu golongan usia,
harus pindah ke golongan usia lainnya, tanpa harus menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum
tingkat tertingginya. Misalnya, seorang Pramuka Siaga sudah berusia 11 tahun, ia harus pindah
ke Pasukan Penggalang, meskipun ia baru mencapai Syarat Kecakapan Umum Siaga Bantu. Ia
tidak perlu menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Siaga Tata lebih dahulu, sebab di Pasukan
Penggalang, dia akan diuji bahan Syarat Kecakapan Umum yang sama dengan Syarak
Kecakapan Umum Siaga Tata, bahkan diperdalam atau diperberat.
2. Sistem Pendidikan Bagi Orang Dewasa (Anggota Gerakan Pramuka)
Pendidikan bagi orang dewasa dalam Gerakan Pramuka ditujukan kepada pemberian bekal
kemampuan, agar orang itu dapat mengabdikan dirinya secara sukarela dan aktif menjalankan
kewajibannya sebagai Pembantu Pembina Pramuka, Pembina Pramuka, Pelatih, Pembantu
Andalan, Anggota Majelis Pembimbing dan Staf Kwartir.
Pendidikan formal bagi orang dewasa berbentuk kursus-kursus, baik di dalam maupun di luar
Gerakan Pramuka. Pendidikan itu diatur sesuai dengan kebutuhan orang dewasa yang
bersangkutan.
a. Kursus Orientasi diadakan untuk orangtua Pramuka, para anggota Majelis Pembimbing
Masyarakat lainnya. Kursus Orientasi sesuai dengan lamanya kursus, dibagi menjadi tiga
macam:
1) Kursus Orientasi Singkat.
2) Kursus Orientasi Sedang.
3) Kursus Orientasi Lengkap.
Kursus Orientasi lengkap, karena kurikulumnya sama dengan Kursus Pembina Mahir tingkat
Dasar, maka dihargai sama derajatnya. Bila memegang sertifikat Kursus Orientasi lengkap ini
dan langsung membina peserta didik, ia dapat langsung pula melanjutkan ke tingkat berikutnya
dari Kursus Pembina Pramuka. Selesai mengikuti Kursus Orientasi diarahkan untuk memberi
cukup gambaran tentang pendidikan kepramukaan, sehingga masyarakat mempunyai citra yang
baik tentang Gerakan Pramuka, sehingga menggugah mereka untuk memberi dukungan dan
bantuan kepada Gerakan Pramuka.
b. Kursus Pembina Pramuka Mahir
Kursus ini diperuntukan bagi mereka yang akan membina peserta didik secara langsung, yaitu
para Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka. Di samping itu, dalam rangka
pembuatan kader, maka Pramuka Penegak dan Pandegapun dapat dibenarkan, bahkan dianjurkan
untuk mengikuti Kursus Pembina Pramuka tingkat Dasar.
Kursus Pembina Pramuka Mahir dibagi menjadi dua tingkat, yaitu:
1) Kursus Pembina Mahir tingkat Dasar, disingkat Kursus Dasar, selama 90 jam pelajaran.
2) Kursus Pembina Mahir tingkat Lanjutan, disingkat Kursus Lanjutan, selama 100 jam pelajaran.
Di antara kedua tingkat kursus tersebut, ada kegiatan yang disebut Masa Pengembangan, yaitu
kesempatan bagi peserta untuk mencoba melaksanakan apa yang dterimanya dalam Kursus
Dasar dan mendapat petunjuk serta bimbingan dari para pelatihnya, lamanya masa ini minimum
6 bulan.
Keseluruhan kursus tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, meskipun pelaksanaannya
bertahap. Selesai mengikuti kursus ini, seorang pembina mendapat ijazah Pembina Mahir, pita
dan selendang Mahir. Di Indonesia tidak digunakan manik kayu seperti yang digunakan Gerakan
Kepramukaan se-dunia, karena sejarah benda tersebut tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat
dan bangsa Indonesia.
Kursus ini diarahkan agar para Pembina Pramuka dapat membina peserta didik sesuai dengan
hakekat Gerakan Pramuka dan penggunaan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
c. Kursus Pelatih Pembina Pramuka
Kursus ini diperuntukan bagi para Pembina Pramuka Mahir (lengkap) yang berbakat dan
bersedia menjadi Pelatih Pembina Pramuka. Kursus Pelatih Pembina Pramuka dibagi menjadi
dua tingkat, yatu:
1) Kursus Pelatih Dasar atau KPD (1 minggu).
2) Kursus Pelatih Lanjutan atau KPL (1 minggu).
Peserta lulusan kursus tersebut di atas akan menerima ijazah dan dapat diangkat oleh Kwartir
Cabangnya menjadi seorang Pelatih Pembina Pramuka, yang dinyatakan dengan Surat Hak Latih
(SHL). Predkat Pelatih ini digunakan selama yang bersangkutan melakukan tugasnya sebagai
Pelatih dan memegang SHL.
Syarat-syarat mengikuti KPD adalah:
1) Pembina Mahir (lengkap).
2) Pembina Pramuka yang baik dan aktif membina Pramuka di Gugus Depannya.
3) Berminat dan berbakat untuk menjadi Pelatih Pembina Pramuka.
Syarat-syarat mengikuti KPL adalah:
1) Pelatih lulusan KPD.
2) Sudah aktif melaksanakan tugas Pelatih sedkitnya selama satu tahun.
3) Pelatih aktif, berbakat, berpengetahuan dan pengalaman serta bereputasi baik.
4) Pernah mengorganisir, memimpin atau menjadi anggota Team Pelatih pada penddikan formal
dan informal bagi orang dewasa.
5) Bersedia untuk selalu membina dan mengembangkan kecakapan dan kemampuan dirinya.
Kursus Pelatih ini diarahkan untuk membentuk tenaga yang mampu dan cakap
menyelenggarakan pendidikan formal dan informal untuk orang dewasa dalam Gerakan
Pramuka.
d. Kursus-kursus untuk para “petugas” dalam Gerakan Pramuka, antara lain:
1) Kursus Pengelola Kwartir.
2) Kursus Andalan.
3) Kursus Pamong Satuan Karya.
4) Kursus Apiari (Perlebahan).
5) Kursus Instruktur.
6) Kursus Pendidikan Kependudukan.
7) Kursus Kader Koperasi.
8) Kursus Keterampilan Penyediaan Air Bersih.
9) Kursus Keterampilan Rumah Sehat.
10) Kursus Pengingkatan Mutu Makanan Rakyat, dan lain-lain.
Peserta kursus ini diharapkan sudah pernah mengikuti Kursus Dasar. Selesai mengikuti kursus,
mereka mendapat surat keterangan dan diharapkan merasa mampu melaksanakan tugasnya
masing-masing. Sumber : Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, Karya M. Amin Abbas, dkk.
Tahun 2008. Surabaya, Penerbit Halim Jaya.
SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG
DAN CARA MENGUJINYA.
I. PENDAHULUAN.
1. Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan minimal yang wajib dimiliki oleh
peserta didik untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU) setelah melewati ujian-ujian.
2. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat kecakapan pada bidang teknologi yang dimiliki
oleh peserta didik yang berminat dalam pengembangan minat dan bakatnya, untuk mendapatkan
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) setelah melalui ujian-ujian.
3. Syarat Pramuka Garuda (SPG) adalah syarat-syarat kecakapan yang harus dipenuhi oleh seorang
Pramuka untuk memperoleh Tanda Pramuka Garuda (TPG) sesuai dengan golongan usianya.
II. MATERI POKOK .
1. SKU dan TKU.
a. SKU, sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para Pramuka untuk
memperoleh kecakapan-kecakapan yang berguna baginya, untuk berusaha mencapai kemajuan,
dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka.
b. SKU disusun menurut pembagian golongan usia Pramuka yaitu golongan Siaga, golongan
Penggalang, golongan Penegak dan golongan Pandega.
c. 1) SKU untuk golongan Siaga terdiri dari 3 tingkat, yaitu :
- Tingkat Siaga Mula.
- Tingkat Siaga Bantu
- Tingkat Siaga Tata.
2) SKU untuk golongan penggalang terdiri dari 3 tingkat, yaitu :
- Tingkat Penggalang Ramu
- Tingkat Penggalang Rakit
- Tingkat Penggalang Terap.
3) SKU untuk golongan Penegak, terdiri dari 2 tingkat, yaitu :
- Tingkat Penegak Bantara.
- Tingkat Penegak Laksana.
4) SKU untuk golongan Pandega, terdiri dari 1 tingkat saja :
- ialah Tingkat Pandega.
d. TKU dimiliki Peserta Didik dengan jalan melalui bentuk ujian - ujian yang dilakukan secara
perseorangan.
2. SKK dan TKK
a. SKK adalah syarat kecakapan khusus berupa kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan,
keterampilan, dan kemampuan dibidang tertentu, yang lain dari kemampuan umum yang
ditentukan dalam SKU.
b. SKK dipilih seorang Pramuka sesuai dengan bakat dan minatnya.
c. TKK sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para Pramuka untuk
memperoleh kecakapan, dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan dan penghidupannya
sesuai dengan bakat dan keinginannya sehingga dapat mendorong semangat menjadi
wiraswastawan di masa mendatang.
d. TKK didapatkan setelah meyelesaikan ujian-ujian SKK yang bersangkutan.
e. TKK dikelompokkan menjadi 5 bidang:
1) Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak. Warna dasar TKK
KUNING.
2) Bidang Patriotisme dan Seni Budaya, warna dasar TKK MERAH.
3) Bidang Keterampilan dan Teknik Pembangunan, warna dasar TKK HIJAU.
4) Bidang Ketangkasan dan Kesehatan, warna dasar TKK PUTIH.
5) Bidang sosial, Perikemanusiaan, Gotong royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia dan
Lingkungan Hidup, warna dasar TKK BIRU.
f. TKK dibedakan atas tingkatan-tingkatan sebagai berikut :
1) SIAGA
Hanya satu tingkat, berbentuk segitiga (puncaknya dibawah) dengan panjang sisi 3 cm. dan
tinggi 2 cm.
2) Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega terdapat 3 tingkatan :
- Tingkat Purwa
berbentuk lingkaran dengan garis tengah 2,5 cm dan dikelilingi bingkai 2 mm.
- Tingkat Madya.
berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi 2,5 cm, dikelilingi bingkai 2 mm.
- Tingkat Utama
Berbentuk segi lima beraturan dengan ukuran sisi masing-masing 2 cm dikelilingi bingkai 2 mm.
3) Yang membedakan tingkatan pada TKK Penggalang, Penegak dan Pandega, ialah :
- Warna bingkai TKK Penggalang MERAH.
- Warna bingkai TKK Penegak/Pandega KUNING.
4) TKK yang dimiliki seorang Pramuka harus terjamin bahwa kecakapan yang dimilikinya dapat
dipertanggungjawabkan.
3. SPG/TPG
a. Seorang yang telah menyelesaikan SPG disebut sebagai Pramuka Garuda ialah seorang Pramuka
yang dapat menjadi teladan dan berhak menyandang Tanda Pramuka Garuda (TPG).
b. SPG/TPG disediakan sesuai dengan golongan usia.
c. Yang membedakan TPG Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega ialah warna dasar TPG.
1) TPG Siaga warna dasar HIJAU.
2) TPG Penggalang warna dasar MERAH
3) TPG Penegak warna dasar KUNING
4) TPG Pandega warna dasar COKLAT.
d. 1) SPG Siaga dapat ditempuh oleh Pramuka Siaga Tata.
2) SPG Penggalang dapat ditempuh oleh Pramuka Penggalang Terap.
3) SPG Penegak dapat ditempuh oleh Pramuka Penegak Laksana.
4) SPG Pandega dapat ditempuh oleh Pramuka Pandega.
yang memiliki syarat-syarat tertentu.
e. Pemegang TPG berkewajiban :
1) Menjaga nama baik pribadi dan meningkatkan kemampuananya agar tetap dapat menjadi
teladan, baik bagi Pramuka maupun bagi anak-anak dan pemuda lainnya.
2) Mendorong, membantu dan menggiatkan teman-teman Pramuka lainnya untuk memenuhi syarat-
syarat Pramuka Garuda.
4. Cara Menguji SKU, SKK dan SPG.
a. 1) Penguji SKU adalah Pembina Pramuka/Pembantu Pembina Pramuka yang langsung membina
Pramuka yang diuji.
2) Penguji SKK adalah TIM yang terdiri dari 2 orang yaitu :
 Pembina Pramuka/Pembantu Pembina yang langsung membina Pramuka yang diuji.
 Seorang yang dianggap ahli dalam bidang kecakapan ditempuh oleh Pramuka yang
bersangkutan. Penguji ahli dapat berasal dari dalam maupun dari luar Gerakan
Pramuka.
3) Penguji SPG ialah :
 TIM yang diangkat oleh Ketua Kwartir, yang terdiri dari Pembina Satuannya. Pembina
Gugusdepan, Andalan, orangtua dan Tokoh Masyarakat setempat.
 Khusus untuk Gugudepan di luar negeri Tim Penguji dapat diangkat oleh Ketua Majelis
Pembimbing Gugusdepan.
b. Tugas pembina Pramuka .
1) Pembina Pramuka harus membantu memberi motivasi, mendorong, agar Pramuka tidak terlalu
lama berada dalam tingkat yang diperolehnya masing-masing mereka harus segera
menyelesaikan SKU berikutnya.
2) Pembina Pramuka selalu mendorong supaya pramuka pemilik TKK selalu membina diri
sehingga kecakapannya tetap bermutu, dan memotivasi terus menerus agar mereka memiliki
TKK - TKK yang lain.
3) Pembina Pramuka berkewajiban untuk dapat memberi keterangan tertulis yang sesungguhnya
tentang diri peserta didik, utamanya bagi mereka yang dicalonkan sebagai Pramuka Garuda.
c. Cara Menguji SKU dan SKK
1) Ujian dilaksanakan secara perorangan, satu demi satu, tidak secara berkelompok. Seandainya
terdapat mata ujian yang dilakukan secara berkelompok, misalnya baris-berbaris, berkebun, dll.
penilaian tetap dijalankan perorangan.
2) Mata ujian ditentukan oleh peserta didik yang diuji (tidak harus berurutan), dan dilaksanakan
dalam bentuk praktek secara praktis.
3) Waktu ujian ditentukan sesuai dengan kesepakatan antara pembina/pembantu pembina dengan
yang diuji.
4) Penguji hendaknya berusaha agar proses ujian itu juga dirasakan oleh peserta didik sebagai
proses pendidikan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalamannya.
5) Penguji hendaknya memperhatikan batas-batas kemampuan mental, pisik dan intelegensia,
emosi dan jiwa sosial Pramuka yang diuji.
6) Penguji hendaknya memperhatikan ikhtiar, ketekunan, dan kesungguhan yang sudah dijalankan
oleh yang teruji.
7) Penguji membubuhkan paraf/tanda tangannya pada daftar mata ujian (SKU) milik Pramuka yang
diuji setelah ujian tersebut dinyatakan lulus.
d. Cara menguji SPG.
1) Penilaian atas calon Pramuka Garuda dilakukan perorangan.
2) Dalam memberikan penilaian seorang calon Pramuka Garuda, Tim penilai wajib memperhatikan
:
 Keadaan lingkungan setempat.
 Keadaan dan sifat calon Pramuka Garuda.
 Keterangan tertulis dari pihak-pihak yang mempunyai sangkut paut dengan kegiatan calon
Pramuka Garuda.
3) Penilaian dilakukan dengan cara :
 Wawancara langsung.
 Pengamatan langsung.
 Meneliti dari hasil laporan atas calon Pramuka Garuda baik yang tertulis maupun lisan.
5. Penyematan TKU, TKK maupun TPG dilakukan pada upacara resmi.
6. Ketentuan dan tempat Pemakaian TKU, TKK, TPG.
a. TKU untuk Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang ditempatkan pada lengan baju sebelah
kiri, sedang TKU untuk Pramuka Penegak dan Pandega disematkan di pundak kiri dan kanan.
b. TKK baik untuk Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak/Pandega ditempel di lengan baju sebelah
kanan, maksimal 5 buah, sedang TKK-TKK yang didapat lainnya ditempel pada tetampan
(sejenis selendang yang digunakan khusus untuk penempelan TKK).
c. TPG.
1) TPG dari logam digantungkan dimuka dada dengan pita berwarna merah putih, dipakai pada
upacara resmi.
2) Pada kegiatan sehari-hari TPG dari kain ditempelkan di dada sebelah kanan, di atas saku, di atas
bintang tahunan, tigor, tiska, dan lain-lain.
III. KESIMPULAN.
Pelaksanaan SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG dalam kepramukaan berfungsi
sebagai alat pendidikan dan sekaligus merupakan perwujudan dari penerapan metode
kepramukaan, oleh karena itu Pembina Pramuka hendaknya tidak putus-putusnya untuk
memberikan motivasi dan stimulasi kepada peserta didik untuk menyelesaikan SKU,
menyelesaikan SKK-SKK yang dapat mengembangkan minat dan bakat peserta didik,
dan menyelesaikan SPG sehingga menjadi Pramuka Garuda yang akan dapat menjadi
teladan rekan-rekannya.

IV. TKU .TKK dan TPG

Golongan Siaga

Golongan Penggalang
Golongan Penegak

Golongan Pandega

Tanda Pramuka Garuda


TKK Siaga

TKK Penggalang

TKK Penegak

Jenis - Jenis TKK


Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Kepribadian dan Watak

Bidang Patrioyisme Seni dan Budaya


Bidang Kesehatan dan Ketangkasan

Bidang Sosial,Perikamanusiaan, Gotong Royong,, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian


Dunia, dan Lingkungan Hidup

Bidang Tehnik Pembangunan


Tanda Kecakapan dalam Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian pramuka
yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha seorang
Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya. Secara singkat tanda kecakapan bisa
diartikan sebagai tanda yang menunjukkan kecakapan atau kemampuan seorang pramuka pada bidang
keterampilan tertentu.

Tanda kecakapan merupakan bagian dari sistem Tanda Pengenal Dalam Gerakan Pramuka. Sebagaimana
diketahui, sistem Tanda Kecakapan dalam Gerakan Pramuka terdiri atas 5 macam yang meliputi, Tanda
Umum, Tanda Satuan, Tanda Jabatan, Tanda Kecakapan, dan Tanda Kehormatan.

Macam dan Bentuk Tanda Kecakapan. Tanda kecakapan terdiri atas tiga macam yaitu:

1. Tanda Kecakapan Umum


2. Tanda Kecakapan Khusus
3. Tanda Pramuka Garuda

Mari kita bahas satu persatu-satu.

1. Tanda Kecakapan Umum

Tanda Kecakapan Umum (atau disingkat TKU) adalah tanda yang didapatkan setelah seorang pramuka
menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dan dilantik pada tingkatan SKU tertentu.

Macam-macam Tanda Kecakapan Umum ini tentu sesuai dengan tingkatan SKU pada masing-masing
golongan pramuka. Sehingga Tanda Kecakapan Umum ini terdiri atas:

 TKU untuk Pramuka Siaga, terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:


1. TKU Siaga Mula
2. TKU Siaga Bantu
3. TKU Siaga Tata
 TKU untuk Pramuka Penggalang terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:
1. TKU Penggalang Ramu
2. TKU Penggalang Rakit
3. TKU Penggalang Terap
 TKU untuk Pramuka Penegak terdiri atas dua tingkatan, yaitu:
1. TKU Penegak Bantara
2. TKU Penegak Laksana
 TKU untuk Pramuka Pandega terdiri atas satu tingkatan, yaitu TKU Pandega

Bentuk dan gambar Tanda Kecakapan Umum adalah sebagai berikut:


Tanda Kecakapan Umum ini dikenakan pada pakaian seragam pramuka dengan ketentuan:

1. TKU Pramuka Siaga dipasang di lengan baju sebelah kiri, di bawah tanda barung.
2. TKU Pramuka Penggalang di pasang di lengan baju sebelah kiri, di bawah tanda regu.
3. TKU Pramuka Penegak dipasang di lidah baju pada pundak kanan dan kiri.
4. TKU Pramuka pandega dipasang di lidah baju pada pundak kanan dan kiri.

Lebih lanjut tentang Tanda Kecakapan Umum, baca artikel: Tanda Kecakapan Umum Penggalang dan
Tanda Kecakapan Umum Pramuka Penegak.

2. Tanda Kecakapan Khusus

Tanda Kecakapan Khusus (disingkat TKK) adalah tanda yang diperoleh setelah seorang anggota pramuka
menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Khusus (SKK). SKK sendiri merupakan beraneka jenis kecakapan
dan keterampilan pada bidang-bidang tertentu. Berbeda dengan SKU, pencapaian SKK bersifat opsional
yang artinya seorang pramuka dapat memilih jenis-jenis SKK yang telah dikuasainya saja.

Sesuai dengan SKK-nya, TKK (Tanda Kecakapan Khusus) memiliki beberapa tingkatan pada masing-
masing golongan usia pramuka. Masing-masing tingkatan memiliki bentuk yang berbeda. Adapun
tingkatan dan bentuk TKK adalah sebagai berikut:

 Untuk Pramuka Siaga, terdiri atas satu tingkatan dengan bentuk segitiga sama kaki terbalik (sisi
alas di bagian atas) dan tidak memakai bingkai.
 Untuk Pramuka Penggalang, terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:
o Purwa, berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna merah.
o Madya, berbentuk persegi dengan bingkai berwarna merah.
o Utama, berbentuk segilima sama sisi dengan bingkai berwarna merah.
 Untuk Pramuka Penegak dan Pandega, terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:
o Purwa, berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna kuning.
o Madya, berbentuk persegi dengan bingkai berwarna kuning.
o Utama, berbentuk segilima sama sisi dengan bingkai berwarna kuning
Selain digolongkan berdasarkan tingkatan, TKK dapat digolongan berdasarkan bidangnya. Berdasarkan
bidangnya, TKK dikelompokkan dalam lima kelompok yang ditandai dengan warna dasar (background)
pada gambarnya. Penggolongan berdasarkan bidang ini meliputi:

1. Bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak; ditandai dengan warna
dasar kuning.
2. Bidang patriotisme dan seni budaya, ditandai dengan warna dasar merah.
3. Bidang kesehatan dan ketangkasan, ditandai dengan warna dasar putih
4. Bidang keterampilan dan tekhnik pembangunan, ditandai dengan warna dasar hijau
5. Bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan
lingkungan hidup, ditandai dengan warna dasar biru.

Tanda Kecakapan Khusus dipasang dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika TKK yang diperoleh berjumlah lima atau kurang, dipasang di lengan baju pramuka sebelah
kanan, di bawah lencana daerah.
2. Jika TKK yang diperoleh berjumlah lebih dari lima buah, maka yang lima buah dipasang i lengan
baju pramuka sebelah kanan, di bawah lencana daerah dan selebihnya dipasang di tetampan.
Lebih lanjut terkait Tanda Kecakapan Khusus, baca artikel : SKK dan TKK

3. Tanda Pramuka Garuda

Tanda Pramuka Garuda adalah tanda kecakapan tertinggi yang diberikan kepada peserta didik yang
telah memenuhi Syarat Pramuka Garuda. Seorang pramuka dapat menjalani Syarat Pramuka Garuda
setelah menyelesaikan SKU tertinggi pada masing-masing golongannya.

Tanda Pramuka Garuda, sesuai dengan Syarat Pramuka Garuda, terdiri atas lima golongan, yaitu:

1. Garuda Hijau, yaitu untuk golongan Pramuka Siaga


2. Garuda Merah, yaitu untuk golongan Pramuka Penggalang
3. Garuda Kuning, yaitu untuk golongan Pramuka Penegak
4. Garuda Perak, yaitu untuk golongan Pramuka Pandega
5. Garuda Emas, yaitu untuk yang telah mencapai tiga kali Pramuka Garuda dalam golongan yang
berbeda.

Bentuknya seperti gambar berikut.

Tanda Pramuka Garuda dibedakan atas dua macam. Pertama adalah tanda yang dikenakan saat upacara
resmi yaitu terbuat dari logam yang digantungkan dengan selembar pita merah putih.. Kedua adalah
tanda Pramuka Harian yaitu yang dikenakan pada kegiatan sehari-hari yang terbuat dari kain dan
diletakkan di dada sebelah kiri pada seragam pramuka, di atas tanda-tanda lainnya.

Itulah tiga macam Tanda Kecakapan dalam Gerakan Pramuka. Tanda Kecakapan ini tidak berlaku bagi
anggota dewasa semisal pembina pramuka.
Pengertian SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus) Pramuka

Home Pramuka Pengertian SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus)
Pramuka

Pengertian SKK dan TKK (Syarat


Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan
Khusus) Pramuka
SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus)

SKK adalah singkatan dari Syarat Kecakapan Khusus, sedang TKK adalah singkatan dari Tanda Kecakapan
Khusus. Keduanya saling terkait. SKK (Syarat Kecakapan Khusus) merupakan serangkaian syarat untuk
mendapatkan TKK (Tanda Kecakapan Khusus). Sedangkan TKK adalah tanda yang diberikan setelah
menyelesaikan SKK.

Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi
Syarat Kecakapan Khusus (SKK), sebagai bentuk apresiasi atas kacakapan, keterampilan,kemampuan,
ketangkasan pada bidang tertentu yang dimiliki oleh peserta didik.

TKK ini dibagi kedalam dua bagian yaitu TKK wajib yang berarti harus dikuasai oleh peserta didik dan TKK
pilihan yang berarti "opsional" tergantung dari kemauan atau pilihan peserta didik sehingga TKK ini akan
berbeda bagi setiap peserta didik. TKK untuk golongan Prmuka Penggalang memiliki tingkatan yaitu TKK
Purwa, TKK Madya, dan TKK Utama.

TKK ini dibagi lagi kedalam lima bidang pengembangan, yaitu:

1. TKK bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak. Berwarna
dasarnya adalah kuning.
2. TKK bidang patriotisme dan seni budaya. Berwarna dasar merah.
3. TKK bidang kesehatan dan ketangkasan. Berwarna dasar putih.
4. TKK bidang keterampilan dan tehnik pembangunan. Berwarna dasar hijau.
5. TKK bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban, masyarakat, perdamaian dunia,
dan lingkungan hidup. Berwarna dasar biru.

TKK diberikan setelah peserta didik mencapai tingkat Penggalang Rakit. Berikut adalah bentuk TKK
Pramuka Penggalang:

1. TKK Purwa berbentuk lingkaran dengan diameter 2,5 cm dan berbingkai 2 mm berwarna merah.
2. TKK Madya berbentuk segi empat bujur sangkar dengan diameter 2,5 cm dan bingkai 2 mm
berwarna merah.
3. TKK Utama berbentuk segi lima beraturan dengan sisi 2,5 cm dan berbingkai 2 mm berwarna
merah.

Contoh gambar tingkatan TKK Pramuka Penggalang:

Berikut adalah Syarat (SKK) 10 TKK wajib golongan Pramuka Penggalang:

1. TKK Menabung
Untuk mencapai Tingkat Purwa , seorang Pramuka harus :

1. Telah mencapai SKK Penabung untuk Siaga.


2. Seluruh atau sebagian uang yang ditabung dalam buku tabungannya adalah uang yang diperoleh
dari hasil usahanya sendiri.
3. Dapat membantu mengurus administrasi buku-buku Tabungan Pramuka di Perindukan Siaga
atau Pasukan Penggalang.

Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Penabung Tingkat Purwa.


2. Dapat menjelaskan kepada Pramuka lain cara menabung dalam bank lewat Tabanas, Buku
tabungan Pramuka atau buku Tabungan Pelajar.
3. Dapat menjelaskan kepada Pramuka lain perbedaan antara menabung di celengan dan
menabung di Bank lewat Tabanas, buku Tabungan Pramuka atau buku Tabungan Pelajar.

Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Penabung Tingkat Madya.


2. Dapat merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan suatu sandiwara kecil atau ceramah
tentang menabung untuk para Pramuka atau orang lain.
3. Mengerti istilah yang biasa digunakan dalam perbankkan, misalnya : rekening giro, rekening
deposito, sertifikat bank, cheque, traveler cheque dan lain-lain.

2. TKK Gerak Jalan


Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus :
1. Mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri, berjalan ( secara cepay/ lambat),
start waktu berlomba gerak jalan.
2. Mengerti cara mencegah dan merawat lepuh kaki, cara beristirahat selama dan sesudah gerak
jalan.
3. Pernah mengikuti gerak jalan secara kelompok atau perorangan sejauh 10 km untuk putra dan 8
km untuk putri, dilakukan sedikitnya dua kali.

Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Gerak Jalan Tingkat Purwa.


2. Mengerti cara dan telah melakukan pengaturan napas, langkah, dan pengaturan yang berlaku
bagi lomba gerak jalan umum.
3. Pernah mengikuti gerak jalan secara kelompok atau perorangan, sejauh 15 km untuk putra dan
12 km untuk putri, dan dilakukan sedikitnya dua kali.
4. Mengerti cara mencegah dan merawat peserta gerak jalan yang hilang semangat “ Collapse /
faluwte ), kejang (krampen), dan termasuk sinar matahari (zon nesteek).

Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Gerak Jalan Tingkat Madya.


2. Mengerti cara dan telah membiasakan diri untuk latihan berjalan kaki setiap hari, sekurang-
kurangnya 2 km.
3. Mengerti cara dan telah melakukan “ langkah Pramuka “ sejauh 2 km dalam waktu 14 ½ menit
sampai 15 ½ menit dan memperlihatkan nafas yang terlalu terengah-engah ( sedikitnya dua kali
).
4. Pernah mengikuti gerak jalan secara kelompok atau perorangan sejauh 25 km untuk putra dan
15 km untuk putri dan dilakukan sedikitnya dua kali.

3. TKK Berkemah
Untuk Mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus :

1. Sedikitnya 3 kali mengikuti perkemahan sehari semalam ( misalnya perkemahan sabtu minggu =
Persami ) dan satu kali perkemahan yang lebih dari dua malam.
2. Dapat memperlihatkan cara menyusun isi kantong punggung ( rugzak – ransel ) dengan baik dan
rapi.
3. Mengetahui dan dapat mendirikan tenda regu ( untuk 6 – 10 orang ), dengan rapid an benar,
termasuk pemakaian simpul dan pembuatan paritnya.
4. Mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regunya ( mengatur barang-barang dalam tenda,
isi tenda dapur, barang-barang di rak piring.
5. Mengetahui dan dapat menjaga kebersihan perkemahan regunya, termasuk tempat
pembuangan sampah basah dan sampah kering, serta membawa pulang kerumah alat-alat
dapur dan barang lainnya dalam keadaan bersih.

Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Berkemah Tingkat Purwa.


2. Tahu keperluan perlengkapan berkemah untuk perorangan dan regunya.
3. Mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regunya yaitu : 1.Dapat menempatkan letak
tenda tidur, tenda dapur, tiang jemuran, rak piring, rak sepatu, tempat sampah, dan sebagainya,
sesuai dengan keadaan tempat, arah angina dan arah sinar matahari. 2. Dapat mengatur aliran
air hujan.
4. Dapat mendirikan berbagai macam bentuk tenda, misalnya tenda tidur, tenda dapur, tenda
makan, tenda beratap ganda ( double dek ), melipat, serta memelihara tenda regu.
5. Dapat membuat pagar, tiang jemuran, rak piring, rak sepatu, dll secara sederhana.

Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Berkemah Tingkat Madya.


2. Tahu keperluan perlengkapan berkemah untuk pasukan, dan peraturan serta syarat-syarat
perkemahan yang baik.
3. Dapat mengatur letak perkemahan regu dalam pasukannya, termasuk menentukan letak
lapangan upacara dan tempat berlatih.
4. Tahu cara penentuan tempat sanitasi ( tempat mandi, cuci dan kakus ).
5. Dapat mendirikan tenda besar dari kain terpal, atau membuat tenda darurat dari bahan yang
ada disekitarnya.
6. Tahu syarat-syarat perkemahan yang baik dan : 1. Dapat mencari tempat berkemah yang
memenuhi syarat perkemahan. 2. Dapat mengusahakan air minum yang sehat di perkemahan.
3. Mengetahui usaha untuk mendapatkan izin dari orang tua, kwartir, pemerintah setempat
dan pemilik tanah serta tempat-tempat lain.

4. TKK Juru Masak


Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus :

1. Dapat membuat dapur dan tahu syarat-syaratnya.


2. Mengetahui cara dan dapat membuat api terbuka dengan kayu atau tanpa minyak.
3. Dapat menghidangkan masakan untuk orang yang terdiri dari : - Nasi, - Satu jenis lauk kering (
goreng atau bakar, tanpa kuah ), - Minuman teh atau kopi panas.
4. Mengetahui cara menyimpan makanan menurut peraturan kesehatan.
5. Pernah membantu juru masak di suatu perkemahan 24 jam.

Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Juru Masak Tingkat Purwa.


2. Tahu cara dan telah menyusun beberapa menu beserta bahan-bahan seperlunya, untuk satu
regu yang berkemah selama maksimal 3 X 24 jam dengan mengingat empat sehat lima
sempurna.
3. Tahu cara dan mengawetkan satu jenis makanan atau bahan makanan.
4. Dapat menghidangkan masakan untuk satu regu yang terdiri dari : - Nasi, - Satu jenis lauk kering
( tanpa kuah, goreng, rebus, bakar, kukus dll ). - Satu jenis lauk dengan kuah ( sayur ), - Satu jenis
hidangan pencuci mulut, - Minuman.

Untuk Mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Juru Masak Tingkat Madya.


2. Mengetahui cara dan telah menyusun menu untuk keperluan perkemahan satu regu selama 6 x
24 jam ( lengkap dengan keperluan peralatan dan bahan ) dengan mengingat empat sehat lima
sempurna.
3. Mengetahui nilai gizi beberapa jenis bahan makanan.
4. Mengetahui cara dan dapat mengawetkan paling sedikit dua jenis makanan / bahan makanan
supaya tahan selama satu minggu.

5. TKK Menjahit
Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus :

1. Dapat minisik kain yang robek memanjang, berlubang ( kena robek ). Sobek menyudut ( seperti
mulut katak ) dan menambal kain koyak.
2. Dapat menjahit pakaian anak-anak / bayi, atau dapat menjahit pakaian dalam / olahraga/renang
untuk diri sendiri.
3. 1. Mengerti bagian-bagian mesin jahit ( tangan/kaki ) dan memeliharanya, atau 2. Mengambil
ukuran badan.
4. Mengerti atau dapat membuat zoom biasa dan zoom pinggiran ( open zoom ).

Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Menjahit Tingkat Purwa.


2. Dapat menjahit hem / rok uniformnya sendiri.
3. 1. Mengerti dan dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan ringan/kecil mesin jahit ( tanga / kaki
) dan atau 2. Membuat pola dasar.
4. Mengerti dan dapat membuat jahitan sarung dan setik balik.

Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Menjahit Tingkat Madya.


2. Dapat menjahit celana panjang ( pantaloon, slack dll ) untuk sendiri.
3. Dapat membuat hiasan dikain pakaian misalnya aplikasi, lipatan hias ( smock ) dll.
4. Dapat memotong dan menjahit pakaian untuk wanita / pria / anak.

6. TKK Juru Kebun


Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus:

1. Mengenal sedikitnya 5 jenis tanaman hias, 5 jenis tanaman buah-buahan, dan 5 jenis tanaman
sayur-sayuran.
2. Dapat membuat dan menggunakan pupuk kompos.
3. Mengenal sedikitnya 3 macam hama dan penyakit tanaman dan tahu cara pencegahan dan
pemberantasannya.
4. Telah menanam dan memelihara sedikitnya 1 jenis tanaman hias, 1 jenis tanaman buah-buahan,
atau satu jenis tanaman sayur-sayuran sampai berbunga, sampai berbuah, sampai dipanen, atau
sampai sedikitnya 3 bulan.
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus:

1. Telah memenuhi SKK Juru Kebun Tingkat Purwa.


2. Mengenal bermacam obat-obatan pencegahan dan pemberantasan hama, dan dapat
menggunakannya.
3. Mengenal berbagai macam pupuk dan dapat menggunakan.
4. Dapat menyemaikan, mencangkok, dan mengokulasi tanaman.
5. Dapat memangkas tanaman supaya menghasilkan buah lebih banyak.

Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus:

1. Telah memenuhi SKK Juru Kebun Tingkat Madya.


2. Tahu arti dan pentingnya bibit unggul, dan tahu dimana mendapatkannya.
3. Tahu cara memperoleh kredit untuk produksi pertanian.
4. Menyelenggarakan sekedar, usaha perkebunan, disertai penata bukuan teknis dan komersial
seperlunya.

7. TKK Pengatur Ruang / Rumah


Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus :

1. Dapat mengatur isi dan menghias suatu ruangan secara sederhana, tetapi berseni (artistic),
dengan memperhatikan komposisi, bentuk dan warna ruangan tamu, ruang tidur, ruang belajar,
ruang makan, ruang tunggu atau ruang lainnya.
2. Dapat membuat sedikitnya dua macam hiasan sederhana dari barang-barang yang ada
disekitarnya, misalnya dengan menggunakan bunga kebun, kertas, batu, buah-buahan,
tanaman, dahan atau bahan lainnya.
3. Mengerti cara mengatur lampu penerangan dan peredaran udara (ventilasi).

Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Pengatur Rumah Tingkat Purwa.


2. Dapat mengatur dan menghias ruangan untuk : # Rapat, pertemuan atau konferensi. # Perayaan
sekolah, kampung, masjid, atau gereja dan lainnya. # Ruang istirahat, ruang rekreasi atau
operation room dan lainnya.
3. Dapat menyusun bunga untuk meja tamu, pesta, kematian, atau penghargaan pada orang lain
dan lain-lain atau Dapat membuat sedikitnya 3 macam benda hiasan, misalnya : dengan
menggunakan bamboo, tempayan, janur, tempurung, sabut atau kayu dan lainnya.
4. Telah malatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Pengatur Rumah Tingkat
Purwa.

Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Pengatur Rumah Tingkat Madya.


2. Dapat mengatur dan menghias : 1). Ruang tamu pada peralatan perkawinan atau khitanan. 2).
Ruang pengantin atau khitanan. 3). Kursi mempelai atau panggung. Dengan memperhatikan
keadaan ruang, jumlah undangan, jalan untuk tamu, dan pembawa konsumsi, tempat pidato,
tempat pertunjukkan kesenian dan lain-lain.
3. Dapat memelihara dan membersihkan perabot rumah tangga, supaya tahan lama, kelihatan
tetap baru misalnya : meja kursi, patung, barang dari logam, dari gelas atau kaca dan lain-lain.
4. Dapat mengatur dan merubah ruangan pameran (etalage) sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan saat ini, misalnya : pada peringatan 17 Agustus, pada hari ulang tahun, peringatan
Natal, hari Raya Idul Fitri, dan lain-lain.

8. TKK P3K
Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus :

1. Mengetahui cara dan dapat menolong kecelakaan : luka iris, luka garuk, luka terbakar / kena
benda panas, benjot/memar, terkilir, hidung berdarah, tersengat / tergigit binatang berbisa, dan
debu mata.
2. Mengetahui cara dan dapat mencegah dan menolong orang yang mengalami : hilang semangat (
collapse ), pingsan, mati suri ( schijndood ), dan tersengat sinar matahari ( zoonnesteek ).
3. Mengetahui cara dan dapat menggunakan dengan benar dan rapi : pembalut segitiga ( mitella
) dan pembalut panjang ( zwapchtel verband ) untuk luka jari, lengan, tangan, kepala, lutut dan
betis.
4. Mengetahui letak urat-urat nadi terpenting dan mengatahui cara penghentian pendarahan urat
nadi.
5. Dapat membuat tandu darurat dengan cepat dan rapi, dan tahu serta dapat mengangkut
penderita dengan berbagai cara, secara seorang diri, maupun bersama dengan teman.
6. Mengetahui dan dapat melakukan dengan baik dua pernafasan tiruan.
7. Mengetahui pengetahuan tentang obat-obatan / ramuan yang dapat digunakan untuk P3K.
8. Mengetahui nama alamat nomor telepon Puskesmas ( Poliklinik ), rumah sakit dan dokter
setempat.

Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK PPPK Tingkat Purwa.


2. Sebagai seorang anggota regu penolong (bukan pemimpin) yang terdiri dari 4-5 orang,
melakukan PPPK (tiruan) yang dibuat oleh tim penguji, secara terperinci, tepat, sesuai dengan
aturan PPPK (Perlu diperhatikan keterangannya, kecepatan, kerjasama dll).
3. Mengetahui cara dan dapat menyampaikan secara lisan, tertulis, atau melalui telpon ( kepada
dokter, rumah sakit, polisi, atau keluarganya ).
4. Mengetahui cara dan dapat melalukan dengan baik cara-cara pernapasan buatan.
5. Mengetahui cara dan dapat mengangkut penderita melalui rintangan-rintangan ( gang sempit,
melalaui kolong, menyeberang parit, melewati pagar/tembok, naik turun tangga dll ) dengan
atau tanpa tandu.

Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK PPPK Tingkat Madya.


2. Mengetahui cara dan dapat menolong kecelakaan berbagai macam patah tulang terbuka atau
tertutup ( fractura komplicata dan incomplicata ) juga rahang atau lutut meleset.
3. Mengetahui cara dan dapat memberikan pertolongan kepada orang yang mengalami
pendarahan dalam tubuh ( interne bloedingen ).
4. Dapat memperhatikan cara-cara bertindak apabila ada dugaan keracunan dan gegar otak.
5. Dapat dan tahu menolong orang tenggelam, terbenam/tertimbun, kena aliran listrik dan shock /
gugat.
6. Pernah memimpin satu regu penolong pada kecelakaan (sungguh-sungguh atau tiruan).

9. TKK Pengaman Kampung


Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus :

1. Dapat membuat kentogan dan menerangkan kepada masyarakat sedikitnya tentang pentingnya
kentongan sebagai tanda-tanda bahaya, berikut tanda-tandanya.
2. Membantu dan sedikitnya tiga kali melakukan ronda malam di kampung / desanya.
3. Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus :
4. Telah memenuhi SKK Pengamanan Kampung / Desa Tingkat Purwa.
5. Telah membuat laporan atau melaporkan suatu peristiwa tindak Pidana yang terjadi di kampung
/ desanya kepada yang berwajib.
6. Pernah membantu tugas keamanan dalam upacara, keramaian, pesta, atau di masjid yang
merada di kampung / desanya.
7. Mengamankan tempat atau lokasi kejadian untuk barang-barang bukti.

Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Pengaman Kampung / Desa Tingkat Madya.


2. Pernah menjalankan latihan olahraga beladiri.
3. Mengenal pokok-pokok tentang menjalankan penyelidikan dengan sidik jari.
4. Mengetahui perbedaan tugas pokok polisi, jaksa, dan hakim.
5. Pernah membuat sket tentang suatu kejadian / peristiwa tindak pidana.

10. TKK Pengamat


Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus :

1. Dapat mengingat 10 dari 15 benda yang dilihatnya dalam 1 menit ( dilakukan dua kali percobaan
dengan benda berlainan ).
2. Dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 benda-benda yang dirabanya, dicium,
dikecap dengan lidah dan suara yang didengarnya.
3. Dapat mengikuti jejak sejauh 3 km, dengan menggunakan tanda jejak sederhana dari bahan
alam sekitarnya, dan dapat mencatat sedikitnya 70% dari seluruh tanda yang dibuat tim
penguji.
4. 1. Mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup jenis binatang yang hidup di sekitarnya
atau. 2. Mengetahui nama dan mengenal 10 macam tumbuh-tumbuhan / sayur-dayuran, buah-
buahan yang biasa digunakan manusia dan tumbuh didaerahnya atau. 3. Mengetahui nama
dan mengenal beberapa macam jamur ( fungsi ) yang dapat dimakan atau yang beracun yang
tumbuh di daerahnya.

Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus :


1. Telah memenuhi SKK Tingkat Purwa.
2. Dapat mengingat sedikitnya 12 dari 18 benda yang dilihatnya dalam 1 menit, misalnya barang-
barang dagangan di warung, macam-macam tanaman di kebun, dan sebagainya. ( Dilakukan dua
kali percobaan dengan benda berlainan ).
3. Dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 9 ari 12 macam benda yang diraba, dicium, dikecap
dengan lidah dan suara yang didengarnya.
4. Mengikuti jejak sejauh 5 km, dengan menggunakan tanda jejak dan surat-surat penunjuk jalan,
serta dapat mengingat kembali tiga diantara lima tempat-tempat penting yang dilewati,
misalnya masjid, gereja, pasar, politeknik, rumah sakit, dokter, dan lain-lain.
5. Bersama seorang kawan dapat membuat laporan tertulis tentang sesuatu kejadian / peristiwa
yang dilihatnya dan berlangsung kira-kira lima menit.

Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus :

1. Telah memenuhi SKK Pengamat Tingkat Madya.


2. Dapat mengingat 15 dari 20 macam benda yang dilihatnya selama 1 menit, misalnya barang-
barang di took / pasar, makanan di meja pesta, peserta suatu rapat, Pramuka dalam latihan dsb.
3. Dapat mengikuti jejak sejauh 5 km, dengan menggunakan peta, kompas, surat-surat penunjuk
jalan, sesudah sampai di tempat terakhir dapat menunjukkan dalam peta itu letak dari (
sedikitnya 3 dari 5 tempat penting yang dilewatinya ), misalnya masjid, gereja, sekolah, rumah
sakit, dokter, pasar, bengkel dsb.
4. Telah mengamati tempat / ruang, mendengarkan suara, meraba, mencium barang-barang
dalam ruangan itu dalam waktu seluruhnya 5 menit, kemudian bersama dua orang kawan
lainnya harus membuat lapaoran “dugaan” tentang peristiwa yang terjadi di tempat itu, dan
kira-kira 60% benar.

Anda mungkin juga menyukai