Anda di halaman 1dari 2

Narasi Sukatto Japan

Kejadian berlangsung di toko pakaian tempat tokoh utama bekerja. Suatu hari tokoh
jahat memasuki toko. Sambil menyeka keringatnya, ia mengomel mengatakan “panas
kali, toko ini seharusnya mengatur suhu ruangan lebih dingin lagi”. Sejurus kemudian
dia mendekati meja tempat pakaian dipajang. Ia memilih beberapa pakaian yang ingin
dibeli, lalu memasuki fitting room untuk mencoba baju tersebut. Penjaga toko merasa
heran, karena sebenarnya di toko tersebut baju kaos tidak boleh dicoba. Pembeli
tersebut kemudian keluar sambil mengenakan baju kaos yang dicoba. Baju itu terlihat
sempit, sehingga ia mengomel sendiri, kenapa baju ini sempit sekali ?
Penjaga toko yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku pembeli tersebut mendatangi
dan mengatakan bahwa di toko tersebut baju kaos tidak boleh dicoba, sambil
memperlihatkan tulisan yang melarang baju kaos dicoba. Pembeli tentu saja merasa
tidak senang, lalu bertanya; memangnya kenapa tidak boleh ? penjaga toko mengatakan,
karena dikhawatirkan keringat lengket pada baju tersebut.
Pembeli tetap berkilah, ia mengatakan bahwa bukankah pembeli punya hak untuk
mencoba ? apakah ukurannya sesuai atau tidak ? apakah baju ini menyerap keringat atau
tidak ?
Pembeli tersebut mulai emosi, ia merasa tidak bersalah padahal terlihat jelas keringat
membasahi baju yang ia pakai. Lalu sambil mengelap keringatnya ke baju tersebut ia
mencoba membuka baju tersebut. Penjaga toko menyarankan ia, agar membukanya
dalam fitting room.
Penjaga toko mulai putus asa, ia merasa baju kaos yang sudah basah keringat tersebut
tidak layak jual. Kemungkinan harus dibuang. Tetapi pada saat itulah muncul seseorang
yang menyelamatkannya.
Seorang nenek-nenek masuk ke toko dan ingin mencoba beberapa pakaian yang akan ia
beli di fitting room. Sebelum memasuki fitting room ia memberikan komentar terkait
dialog antara penjaga toko dan pembeli tadi. Ia mengatakan bahwa, toko ini kurang
professional ya, masak ia tidak boleh mencoba baju kaos satu saja ? mendengar itu
pembeli tadi merasa mendapat pembelaan, ia pun mengatakan ; ia ini. Kurang
professional. Nenek aja mengerti katanya sambil melirik kea rah penjaga toko.
Nenek-nenek tadi terus melanujutkan komentarnya, namanya orang berkeringat, kan
ingin ganti pakaian. Menurut aku, dia ini tidak salah. Karena ia pasti akan beli.
Mendengar ucapan terakhir sang nenek, pembeli kagat. Ia menoleh kepada sang nenek,
dan mengatakan : maksudnya ?
Sang nenek terus memberikan pujian, lho ! baju ini sangat cocok lho buat ukuran badan
kamu. Coba kita tanya ke pembeli yang lain ya. Sang nenek lalu dengan suara keras
bertanya kepada pembeli lain. Bagaimana bapak-bapak ? ibu-ibu ? abang ini cocok kan
pakai baju kaos ini ? iya kan ?
Sejurus kemudian, sipembeli berkata : nek, maksud saya bukan begitu.
Nenek : lho ! kamu ga beli maksudnya ? dengan terheran-heran nenek itu kembali
menghampiri pembeli. Wah ! ga boleh donk kalua begitu. Kamu udah pakai baju sampai
basah keringat begitu, terus ga beli ? saya mau tanya kepada pembeli di sini, apakah ada
yang seperti itu di sini ? pasti ga ada kan ? pembeli lain mengangguk-angguk
menyatakan persetujuan mereka.
Sang pembeli merasa dipermalukan, dia merasa tidak ad acara lain untuk mengelak.
Akhirnya ia berkata. Ya udah. Aku akan beli. Sambil kembali masuk ke fitting room
dengan wajah terpaksa. Penjaga toko mengucapkan terima kasih.
Pembeli tersebut lalu mendatangi kasir, dan dalam keadaan mengenakan pakaian yang
akan dibeli ia berkata. Saya beli ini, sambil menunjukk baju yang sedang dikenakannya.

Anda mungkin juga menyukai